17
Bagian struktur alur setelah klimaks meliputi leraian yang menunjukkan perkembangan peristiwa ke arah selesaikan. Selesaikan yang dimaksud di sini
bukanlah penyelesaian masalah yang dihadapi tokoh cerita, tetapi bagian akhir atau penutup cerita Sudjiman, 1988 : 36.
2.2.2.3 Latar
Sebuah cerita dibangun oleh unsur latar karena adanya pelukisan latar, dan karena pelukisan latar dapat membantu pembaca dalam memahami jalan
cerita dan keberadaan tokoh sebuah novel. Latar dan setting disebut landas tumpu yang menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan Nurgiantoro, 1995 : 216. Latar dalam sebuah novel dapat di bagi menjadi tiga bagian yakni latar
tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang digunakan
mungkin beberapa tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, lokasi tertentu, tanpa nama jelas. Latar waktu berhubungan dengan masalah terjadinya peristiwa-peristiwa
yang diceritakan dalam sebuah karya sastra fiksi. Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang
diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakupi beberapa masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan,
adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan sikap. Latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya
rendah, menengah, atau atas. Jadi perbedaan jelas seorang tokoh dengan tokoh yang
18
lain membentuk latar tersendiri yang akhirnya mendukung keberadaannya dalam sebuah novel Nurgiantoro, 1995 : 227 - 235.
2.2.2.4 Tema dan Amanat
Tema adalah gagasan, ide, pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra Sudjiman, 1988 : 50. Tema merupakan pandangan hidup pengarang
mengenai kehidupan atau rangkaian nilai-nilai tertentu yang menjadi landasan dasar atau gagasan utama dari suatu karya sastra Tarigan berdasar pendapat
Brooks dan Warren, 1991 : 125. Tema memiliki fungsi utama yaitu sebagai penyatu terakhir untuk
keseluruhan cerita. Artinya pengarang menciptakan dan membentuk plot, menciptakan tokoh, baik secara sadar dan tidak sadar, eksplisit dan implisit yang pada
dasarnya merupakan perilaku responsifnya terhadap tema yang dipilih dan menggerakkannya Sayuti, 1988 : 101. Tema cerita harus dirasakan dan disimpulkan
oleh pembaca setelah selesai membaca Tarigan, 1985 : 128. Contohnya cerpen Anak Panah Merajam Dada karya S. Prasetyo Utomo yang dimuat di Media
Indonesia tanggal 24 September 2000 yang berisi cerita kesetiaan Bagaspati kepada kerajaan mengandung tema tentang nasionalisme seorang warga negara kepada tanah
airnya. Novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy yang berisi cerita tentang nasib kaum perempuan atas perlakuan suami dan masyatrakat
mengandung tema tentang persamaan gender. Kemudian novel yang sangat terkenal Siti Nurbaya karya Marah Rusli yang berisi cerita kehidupan Siti Nurbaya sejak
remaja sampai akhir hayatnya bertema kawin paksa yang berlaku pada zaman itu.
19
Amanat menurut Sudjiman 1990 : 5 merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Amanat dalam karya
sastra modern biasanya tersirat, sedangkan dalam karya sastra lama amanat pada umumnya tersurat. Amanat sebuah puisi dapat bersifat interpretative, artinya
setiap orang mempunyai penafsiran makna yang berbeda dengan yang lain Waluyo, 1987 : 131. Contohnya cerpen Lembah Bayang-bayang karya S.
Prasetyo Utomo yang dimuat Republika bulan Desember 2000 mempunyai pesan kepada pembaca untuk selalu mematuhi nasihat-nasihat orang tua agar tidak
menyesal pada akhir hayatnya. Cerpen Permainan Boneka karya S. Prasetyo Utomo yang dimuat Nova 2001 memberi amanat kepada pembaca untuk saling
mencintai antarsesama tidak membedakan suku, agama, ras, dan mata pencaharian.
2.2.2.5 Gaya Bahasa