26
yang dibaca atau didengar. Hal ini sesuai dengan kejiwaan siswa, fantasi siswa dapat menerima hal-hal yang tidak masuk akal Nurgiyantoro, 1988 : 26. Siswa
lebih tertarik pada karya sastra dengan latar belakang yang erat hubungannya dalam kehidupan mereka, terutama tokoh yang berasal dari lingkungan mereka.
2.2.3.2 Standar Kompetensi
Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia memiliki standar kompetensi berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi. Standar kompetensi tersebut adalah
program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Standar kompetensi ini disiapkan dengan
mempertimbangkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara serta sastra Indonesia sebagai hasil cipta intelektual
produk budaya, yang berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Kurikulum berbasis kompetensi ini merupakan kerangka tentang standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang harus diketahui,
dilakukan, dan dimahirkan oleh siswa pada setiap tingkatan. Kerangka ini disajikan dalam tiga komponen utama yaitu 1 standar kompetensi, 2 komponen
dasar, 3 indikator, dan 4 materi pokok. Standar kompetensi mencakupi aspek kemampuan berbahasa dan
kemampuan bersastra. Aspek-aspek tersebut perlu mendapat porsi yang seimbang dan dilaksanakan secara terpadu.
Kemampuan dasar atau kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok yang dicantumkan dalam standar kompetensi merupakan bahan minimal yang
27
harus dikuasai siswa. Oleh karena itu, daerah sekolah atau guru dapat mengembangkan, menggabung atau menyesuaikan bahan yang disajikan
mengikuti situasi dan kondisi setempat Depdiknas, 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK yang disempurnakan menjadi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP merupakan penyempurnaan kurikulum 1994 dengan pendekatan berbasis kompetensi. Kurikulum ini telah
disempurnakan dan disiapkan dengan mempertimbangkan kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara serta sastra Indonesia sebagai hasil cipta
intetektual produk budaya, yang berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai 1 sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa,
2 sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, 3 sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan
untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, 4 sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai
keperluan menyangkut berbagai masalah, 5 saran pengembangan penalaran, dan 6 sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khasanah kesusastraan
Indonesia. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, tujuan diberlakukannya KTSP
adalah sebagai berikut. 1
Siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap
hasil karya dan hasil intelektual bangsa sendiri;
28
2 Guru dapat memusatkan perhatian pada pengembangan kompetensi bahasa
siswa dengan menyediakan beraneka ragam kegiatan berbahasa dan sumber belajar;
3 Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar sesuai dengan
kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya; 4
Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program di sekolah;
5 Sekolah dapat menyusun program pendidikan sesuai dengan keadaan siswa
dan sumber belajar yang tersedia; dan 6
Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah.
Secara umum tujuan pengajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
1 Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan nasional dan bahasa negara; 2
Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan,
keperluan, dan keadaan; 3
Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan
kematangan sosial; 4
Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa berbicara dan menulis;
29
5 Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan berbahasa; dan
6 Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, KTSP dirancang berbeda dengan
kurikulum sebelumnya yaitu dengan menggunakan pendekatan kompetensi. Berdasarkan KTSP yang merupakan penyempurnaan dari KBK Depdiknas 2004,
pengajaran bahasa Indonesia meliputi a kemampuan berbahasa mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca; dan b kemampuan bersastra mendengarkan
sastra, berbicara sastra, membaca sastra, dan menulis sastra.
2.2.3.3 Silabus Pengajaran sastra juga merupakan suatu rencana pengajaran, bahan, dan