73
Perwatakan bengis dan kejam Sang Malaikat ditunjukkan dalam kalimat ”Dia menemukan kepuasan dari penyiksaan-penyiksaan di ranjang,”
4.3 Amanat
Sebagai pengarang realistis, cerpen-cerpen karya S. Prasetyo Utomo dimuat yang dimuat di berbagai media selalu mengandung pesan-pesan moral dan
nilai-nilai sosial berdasarkan peristiwa-peristiwa yang dekat dengan kehidupan keseharian di sekitar kita. Seperti halnya cerpen-cerpen yang dibukukan dalam
kumpulan cerpen Bidadari Miniti Pelangi ini. Cerpen ”Perusuh”, dengan tokoh Kang Karli yang kahilangan mata
pengaharian setelah tanah warisannya terampas oleh penguasa dan pemilik modal akhirnya menjadi pencuri bahan material bangunan di kompleks perumahan yang
dibangun di atas tanah miliknya. Pesan yang ingin disampaikan pengarang dalam cerpen ini adalah kesemena-menaan para penguasa dan pemilik modal kepada
masyarakat kecil yang tidak berdaya melawan. Dalam cerpen ”Istriku dan Kelambit”, pengarang ingin menyampaikan
pesan moral kepada pembaca, betapa cinta seorang ibu kepada anak mengalahkan harga diri dan martabat. Tokoh istri dalam cerpen ini rela mencari dan mengajak
pulang suaminya yang tidak pernah pulang karena demi anaknya. Ia rela berujuk dengan suami yang telah meninggalkan rumah dan mulai berselingkuh dengan
perempuan lain semata-mata demi anak. ”Hukuman bagi Sarkum” adalah cerpen S. Prasetyo Utomo yang berisi
cerita tokoh Sarkum yang nekat menjadi perampok untuk memperbaiki nasibnya
74
dan akhirnya ia mati di penjara yang dicurigai karena disiksa. Dalam cerpen ini pengarang ingin menyampaikan pesan moral tentang masih banyakya praktik
perampasan hak-hak hidup masyarakat kecil dan praktik dehumanisasi terhadap pesakitan di lembaga pemasyarakatan.
Cerpen ”Dua Ekor Cicak Merayap” mengandug dua pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Yang pertama pesan tentang
kesetiaan istri kepada suaminya. Tokoh Setyawati yang hampir saja selingkuh dengan temannya di sebuah kamar hotel, tiba-tiba teringat dengan suaminya yang
telah dua puluh tahun bersama meski banyak ketidakcocokan. Pesan yang kedua tentang masih berlakunya prktik-praktik pembunuhan misterius di negeri ini,
seperti peristiwa ditemukannya dua mayat yang terbantai di tengah sawah. Dalam cerpen ”Bidadari Meniti Pelangi”, amanat yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca adalah mari kita meyambut dunia anak-anak kita utuk berkembang secara normal. Jangan kita mengorbankan masa kanak-kanak anak-
anak kita karena pertengkaran dan ego kedua orang tua. Dalam cerpen ”Anjing Penjaga Bayi”, ada dua pesan moral yang ingin
disampaikan pengarang. Yang pertama adalah marilah kita bertanggung jawab dan setia menjalankan tugas yang diamanatkan kepada kita. Pesan yang kedua,
kita hendaknya tidak gegabah ketika mengambil keputusan dan menjatuhkan hukuman kepada orang lain.
Cerpen ”Tercium Harum Tubuh” berisi cerita tokoh Sukro yang cacat penglihatan tetapi tidak mau mengakui kekurangannya. Ialah bahkan menerima
jabatan direktur di sebuah perusahaan dengan berpura-pura masih mampu melihat
75
dengan aksesoris kaca matanya. Dengan keterbatasan dan kekurangan penglihatannya itu, ia sering melakukan kesalahan-kesalahan pengelolaan
perusahaan sehingga merugikan perusahaan tempat ia bekerja. Pada akhir cerita, Sukro diketahui menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi dan
keluarga. Karena kecacatan penglihatannya itu, ia tidak bisa membedakan antara uang pribadi dan uang perusahaan, bahkan antara istri dan adik ipar. Sukro harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya, dipecat dari perusahaan dan harta bendanya disita. Sukro kembali ke desa sebagai orang miskin. Cerpen ini berisi
pesan moral kepad pembaca hendaknya kita tidak seserakah ketika diberi amanah jabatan dan kekuasaan.
Cerpen ”Lecutan Cambuk Mendera” berisi cerita hehidupan Bondas yang terampas masa kanak-kanaknya oleh Pak Gendut yang kejam dan mmempunyai
penyimpangan seksual. Pada akhir cerita, Bondas membalas kedendamannya kepada Pak Gendut di luar kesadarannya karena kesurupan dalam permainan kuda
kepang. Pak Gendut yang sering menyiksa ibu dan kakak perempuan Bondas di tengah malam menggelepar-gelepar karena cambuk Bondas yang mendera
tubuhnya di tengah permainan kuda kepang Bondas di hadapan para penonton. Cerpen ini memberi pesan moral hendaknya kita tidak merampas masa kanak-
kanak anak kita karena kenakalannya. Dalam cerpen ”Lelaki Pembawa Senapan” pegarang menyampaikan dua
amanat kepada kita. Yang pertama hendaknya kita tidak boleh berlaku keji, kejam, dan sombong ketika kita masih dalam keadaan kuat karena suatu saat kita
76
juga akan lemah. Amanat yang kedua, hendaknya kita tidak boleh meremehkan dan menistakan orang yang secara fisik tampak lemah.
Ada dua amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam cerpen ”Sang Malaikat”. Amanat yang pertama, kita hendaknya melakukan tindakan
harus sesuai hati nurani. Kita harus berani menolak perintah atasan melakukan suatu tindakan yang tidak sesuai dengan hati nurani. Pada hakikatnya, tindakan
kita yang bertentangan dengan hati nurani itu secara psikologi membantu kita sendiri. Yang kedua, bahwa kita harus selalu berhati-hati berbuat karena suatu saat
kita akan menuai semua perbutan kita. Cerpen ”Pemakaman Sunyi”, menyampaikan pesan amanat kepada kita
bahwa kita hendaknya bertanggugjawab dan tidak serakah ketika diberi amanah jabatan. Baik buruknya semua perbuatan yang kita lakukan ketika diberi tanggung
jawab dan amanah di akhir tugas kita akan terlihat dan diketahui semua orang.
77
BAB V IMPLEMENTASI SEBELAS CERPEN DALAM KUMPULAN CERPEN