Aspek Psikologi Siswa Sebelas Cerpen dalam Kumpulan Cerpen Bidadari Meniti Pelangi Aspek Latar Belakang Budaya Siswa Sebelas Cerpen dalam Kumpulan Cerpen Bidadari Meniti Pelangi

81 Kata-kata seperti amben, edan, sampean, Kang, dan Simbok sudah akrab bagi siswa SMA. Kata-kata tersebut sudah sering digunakan oleh para siswa ketika berbahasa lisan maupun berbahasa tulis.

5.1.2 Aspek Psikologi Siswa Sebelas Cerpen dalam Kumpulan Cerpen Bidadari Meniti Pelangi

Usia siswa SMA berkisar antara 15 - 18 tahun. Pada usia ini kematangan jiwanya berada pada tahap antara realistik dan generalisasi. Pada tahap ini, mereka mulai berminat pada realitas. Mereka sudah pada taraf kemampuan dan kesiapan untuk berusaha mengetahui, mengikuti, dan memahami masalah-masalah dalam kehidupan yang nyata dengan meneliti fakta-fakta. Pada taraf ini, siswa sudah berminat untuk menemukan dan merumuskan penyebab utama fenomena yang kadang-kadang mengarah pada pemikiran filsafat untuk kemudian menentukan keputusan-keputusan moral Rahmanto, 1988 : 3. Disamping memahami kejadian atau kenyataan-kenyataan di sekitarnya, dengan mempelajari sebelas cerpen dalam kumpulan cerpen Bidadari Meniti Pelangi siswa akan menemukan konsep-konsep abstrak yang berkaitan dengan kehidupan sosial secara khusus seperti pergulatan nasib hidup, keserakahan, penindasan, kekuasaan, kesetiaan, dan lain-lain. Siswa dapat juga menganalisis fenomena-fenomena yang terdapat dalam sebelas cerpen dalam kumpulan cerpen Bidadari Meniti Pelangi sehingga siswa dapat menemukan penyebab kejadian dari fenomena-fenomena tersebut dan sekaligus membuat pemikiran-pemikiran filsafat yang mengarah pada pembuatan keputusan- keputusan moral. Hal ini dapat dilihat dari perwatakan para tokoh dan amanat 82 dalam sebelas cerpen yang dibukukan dalam kumpulan cerpen Bidadari Meniti Pelangi karya S. Prasetyo Utomo. Ditinjau dari kematangan jiwa siswa sebelas cerpen dalam kumpulan cerpen Bidadari Meniti Pelangi cocok dijadikan sebagai bahan pengajaran sastra di SMA, karena fenomena-fenomena yang terkandung di dalamnya dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan jiwa siswa. Dalam tahap perkembangannya, sebelas cerpen dalam kumpulan cerpen ini sesuai jika diajarkan untuk siswa SMA kelas XI semester 2.

5.1.3 Aspek Latar Belakang Budaya Siswa Sebelas Cerpen dalam Kumpulan Cerpen Bidadari Meniti Pelangi

Siswa akan lebih mudah tertarik pada karya sastra yang mempunyai hubungan erat dengan latar belakang hidupnya, terutama bila menghadirkan tokoh-tokoh yang berasal dari lingkungannya dan mempunyai kesamaan dengan mereka atau orang-orang di sekitar mereka. Karya sastra hendaknya menghadirkan sesuatu yang berhubungan erat dengan kehidupan siswa dan siswa hendaknya terlebih dahulu memahami budayanya sebelum mencoba untuk mengetahui budaya lain. Namun, sastra juga merupakan salah satu bidang yang menawarkan kemungkinan-kemungkinan cara terbaik bagi setiap orang yang ada di satu bagian dunia untuk mengenal bagian dunia lain. Perbedaan latar belakang budaya hanyalah merupakan unsur-unsur “kulit luar” Moody dalam Rahmanto, 1988 : 31 - 33. 83 Sebelas cerpen dalam kumpulan cerpen Bidadari Meniti Pelangi dari keseluruhan cerita sudah menunjukkan bahwa pengarang menampilkan masalah- masalah sosial yang terjadi di sekitar kita yang dilihat atau mungkin dirasakan dan dialami oleh sebagian siswa. Latar belakang budaya dapat ditafsirkan melalui tempat dimana peristiwa itu terjadi. Hal ini sebelas cerpen dalam kumpulan cerpen Bidadari Meniti Pelangi menampilkan budaya masyarakat desa dan budaya masyarakat kota. Dari uraian itu menunjukkan bahwa latar belakang budaya dalam sebelas cerpen dalam kumpulan cerpen Bidadari Meniti Pelangi adalah latar belakang budaya desa dan budaya masyarakat kota. Disamping budaya desa kumpulan cerpen ini juga mengambil budaya kota yang menampilkan beberapa sisi kehidupan orang-orang kota. Berdasarkan ketiga aspek itu, kumpulan cerpen Bidadari Meniti Pelangi cocok untuk digunakan pada siswa kelas XI semester 2. Standar kompetensinya adalah mendengarkan dan memahami berbagai ragam wacana lisan sastra melalui menonton dan menanggapi pementasan drama serta mendiskusikan pembacaan cerpen atau penggalan novel. Kompetensi dasar yaitu 1 mendengarkan pembacaan penggalan cerpen, dan 2 mendiskusikan isi pembacaan penggalan cerpen. Dari standar kompetensi dan kompetensi dasar tesebut dapat disusun indikator yaitu 1 mengungkapkan gaya bahasa, perwatakan tokoh, dan amanat sebelas cerpen dalam kumpulan cerpen Bidadari Meniti Pelangi, 2 mengidentifikasi penokohan dan mengungkapkan konflik dalam cerpen yang dibaca, dan 3 memberikan komentar terhadap isi sebelas cerpen dalam kumpulan cerpen Bidadari Meniti Pelangi berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari segi isinya. 84

5. 2 Penerapan Metode dan Teknik Mutakhir Pengajaran Sastra

Dalam subbab ini dikemukakan penerapan metode dan teknik mutakhir pengajaran sastra. 5.2.1 Metode Kooperatif Metode kooperatif dimaknai sebagai serangkaian aktivitas pengajaran yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pengajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi terstruktur antar siswa dalam group yang bersifat sosial dan masing-masing siswa bertanggung jawab penuh atas pengajaran yang mereka jalani Widharyanto, 2003 : 20. Ada beberapa teknik dalam metode kooperatif. Adapun teknik yang dapat dipakai dalam pengajaran sastra di SMA adalah sebagai berikut 1 mencari pasangan atau kelompok, 2 bertukar pasangan, 3 jigsaw, 4 paired storytelling. Berikut langkah-langkah pengajaran cerpen dari salah satu teknik dalam metode kooperatif, yaitu teknik jigsaw. 1. Guru menyiapkan sinopsis cerpen yang akan dibagikan kepada siswa. 2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Tiap-tiap kelompok terdiri atas empat siswa. 3. Guru membagi teks sinopsis cerpen kepada empat kelompok dan setiap siswa menerima satu bagian bahan yang antara anggota kelompok berbeda. 4. Siswa mengerjakan bagian mereka dengan menuliskan ringkasan isi sinopsis cerpen. 5. Setelah selesai, siswa berbagi hasil kerja dengan teman satu kelompok. 85 6. Siswa kemudian merangkaikan urutan peristiwa dari keempat penggalan sinopsis mereka. 7. Siswa berdiskusi tentang isi sinopsis cerpen yang meliputi tokoh dan penokohan, alur, latar, tema, amanat, dan gaya bahasa. 8. Siswa membuat sinopsis cerpen sendiri secara utuh berdasarkan informasi yang tertera dalam teks kelompok mereka. 9. Tiap-tiap kelompok membacakan atau menyajikan hasil diskusinya kepada kelompok lain. 10. Siswa menemukan unsur intrinsik karya sastra dan memberikan komentar terhadap isi karya sastra tersebut.

5.2.2 Metode SAVI Somatis, Auditori, Visual, Intelektual

Dokumen yang terkait

TOKOH DALAM KUMPULAN CERPEN BIDADARI YANG MENGEMBARA KARYA A. S. LAKSANA DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMA

9 103 57

KETIDAKADILAN GENDER DALAM KUMPULAN CERPEN SAIA KARYA DJENAR MAESA AYU: TINJAUAN SASTRA FEMINIS DAN Ketidakadilan Gender Dalam Kumpulan Cerpen Saia Karya Djenar Maesa Ayu: Tinjauan Sastra Feminis Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA.

0 5 12

CITRAAN DAN BAHASA FIGURATIF DALAM KUMPULAN CERPEN Citraan Dan Bahasa Figuratif Dalam Kumpulan Cerpen Juragan Haji Karya Helvy Tiana Rosa: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di Sma.

0 5 23

CITRAAN DAN BAHASA FIGURATIF DALAM KUMPULAN CERPEN Citraan Dan Bahasa Figuratif Dalam Kumpulan Cerpen Juragan Haji Karya Helvy Tiana Rosa: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di Sma.

0 2 14

KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN IBLIS NGAMBEK KARYA INDRA TRANGGONO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Kritik Sosial Dalam Kumpulan Cerpen Iblis Ngambek Karya Indra Tranggono: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Pada Mata Pelajaran Bahasa Indones

0 9 12

KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN IBLIS NGAMBEK KARYA INDRA TRANGGONO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Kritik Sosial Dalam Kumpulan Cerpen Iblis Ngambek Karya Indra Tranggono: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Pada Mata Pelajaran Bahasa Indon

0 2 18

DIKSI DAN CITRAAN DALAM KUMPULAN CERPEN Diksi Dan Citraan Dalam Kumpulan Cerpen Manusia Setengah Salmon Karya Raditya Dika: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Pelajaran Bahasa Indonesia Di SMA.

1 5 15

DIKSI DAN CITRAAN DALAM KUMPULAN CERPEN Diksi Dan Citraan Dalam Kumpulan Cerpen Manusia Setengah Salmon Karya Raditya Dika: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Pelajaran Bahasa Indonesia Di SMA.

0 2 15

GAYA BAHASA DALAM CERPEN KARYA SISWA

0 0 16

CITRAAN PEREMPUAN DALAM KUMPULAN CERPEN BUKAN PERMAISURI KARYA NI KOMANG ARIANI DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENGAJARAN SASTRA DI SMA

0 1 11