70
ada, begitu juga sebaliknya masyarakat juga menjaga hubungan ini agar sayurannya diambil dan dibeli dengan harga yang sesuai.
Dari sini kita sudah dapat menyimpulkan bahwasanya hubungan sosial antara jemaat G.K.I.I. dengan masyarakat Bengko sudah terjalin baik dari sejak
G.K.I.I. berdiri di Bengko sampai dengan hari ini. Bahkan dalam artian tertentu hubungan ini dapat melebihi hubungan sosial biasa. Mereka dapat hidup
berdampingan dan menganggap satu sama lain sebagai saudara, saudara yang saling menjaga satu sama lain. Tata tertib, hubungan antar masyarakat, rasa saling
menghormati, kerjasama gotong royong yang ada dalam masyarakat Bengko perlu dijaga agar tatanan hidup bersama ikut terjaga.
D. Hal-hal yang Menguatkan Iman Umat Gereja Kristen Injili Indonesia di
Bengko.
Iman merupakan hal utama yang perlu dijaga oleh jemaat Gereja Kristen Injili Indonesia. Sebagai kelompok minoritas, godaan-godaan yang dapat
mengoyahkan iman jemaat sangatlah banyak. Dari masa G.K.I.I. berdiri sampai saat ini jemaat tetap percaya pada Yesus Kristus. Sebenarnya faktor-faktor yang
mempengaruhi iman mereka bukan datang dari perasaan sebagai kelompok minoritas, melainkan dari permasalahan ekonomi.
13
13
Keterangan ini penulis dapat dari wawancara dengan Pak Sumaryono di Bengko, tertanggal 22 Juni 2012, pukul 19.30. Menurut ibu Suti istri Pak Sumaryono, menambahkan; imannya goyah
saat kesulitan ekonomi melanda keluarganya. Contohnya saat anak-anaknya perlu uang sekolah dan panenan buruk sehingga warungnya kosong. Beliau menjadi galau, berseru pada Tuhan, uang
tidak akan jatuh dari langit. Akhirnya beliau seperti “menggadaikan” imannya pada Tuhan, sambil berusaha dan berdoa, dan pada akhirnya Tuhan mencopot masalah keuangan itu darinya. dengan
kejadian-kejadian seperti ini, iman beliau bertambah kuat.
71
“Kemacetan iman” yang dialami jemaat tidaklah sampai pada kondisi kronis. Jemaat percaya pada tangan Tuhan, dan tangan Tuhan inilah yang
menyentuh iman-iman jemaat yang mengalami kemacetan. Artinya jemaat G.K.I.I. menyerahkan segala macam persoalan ke dalam Tangan Tuhan, termasuk
pada masalah keimanan ini. Jemaat percaya bahwa Tuhan kito ndak’kan tidok tidak akan tidur, Tuhan akan selalu menolong umatnya yang menyerahkan
segenap hidupnya dan Tuhan akan selalu menjaga keutuhan Gereja. Tuhan menolong dengan jalan menggerakkan hati orang lain untuk mendekati dan
membantu umat yang sedang dilanda krisis iman. Setiap kemungkinan yang ada di sekitar umat yang sedang berkesusahan
pasti muncul. Seperti contohnya kejadian pada salah satu keluarga jemaat G.K.I.I. yang berdomisili di Airlang.
14
Keluarga ini meninggalkan G.K.I.I. terhitung sejak tahun 1997 sampai tahun 2000-an, pada akhirnya keluarga ini terpanggil untuk
kembali menjadi anggota Gereja Bengko. Iman jemaat G.K.I.I. Bengko dari awal memilih bergabung menjadi anggota
Gereja adalah tetap, yaitu percaya kepada Yesus Kristus sebagai juru selamat. Beberapa remaja yang semula menunjukkan indikasi kemacetan iman sudah
berhasil kembali ke dalam tubuh Kristus. Para penginjil pendeta yang bertugas di Bengko dengan sabar mendatangi jemaat yang mulai menunjukkan indikasi
kemacetan iman. Selain itu, untuk mengatasi kemacetan iman, G.K.I.I. Bengko selalu melakukan kegiatan rutin seperti ibadat setiap hari Minggu.
14
Airlang merupakan desa tetangga Bengko. Keluarga ini mengalami kejadian yang mengecewakan, dan kekecewaan ini tertuju pada Sinode G.K.I.I. Bengko, sehingga untuk
meredam rasa kecewa mereka memilih untuk berhenti dulu beribadat di G.K.I.I. Bengko.
72
Gereja Kristen Injili Indonesia Bengko juga mengadakan kebaktian keluarga pada hari Kamis sore yang dilakukan dari satu rumah ke rumah lain serta PDS
Persekutuan Doa Sapaat yang dilaksanakan setiap Sabtu malam. Jemaat G.K.I.I. cabang Bengko juga mengikuti acara-acara yang diselenggarakan G.K.I.I. pusat,
tujuannya selain untuk berbagi pengalaman mengenai kehidupan iman mereka juga untuk memperkuat tali persaudaraan antar anggota Gereja Kristen Injili
Indonesia.
E. Gereja Kristen Injili Indonesia dalam Usahanya Menghadapi Masalah