Posisi Umat Gereja Kristen Injili Indonesia Bengko di Tengah Mayoritas

75 terjadi di tengah masyarakat Bengko. Tapi kembali lagi melihat kenyataan di lapangan, Aparat Berwajib saja dibuat seolah-olah tidak memiliki taji untuk menangani masalah sosial di Bengko dan Kecamatan Sindang Dataran pada umumnya. Pemerintah terlihat pasif dan lambat menangani masalah sosial di Bengko dan sekitarnya. Entah apa jadinya nanti bila terjadi bencana sosial seperti yang baru-baru ini terjadi di Kecamatan Binduriang terjadi pula di Kecamatan Sindang Dataran, semua ‘kelompok’ akan saling menyalahkan dan menganggap bencana sosial seperti ini terjadi di luar tanggung jawab mereka. 19 Mungkin ‘kelompok- kelompok’ ini memanfaatkan bencana sosial sebagai ajang mencari muka dengan saling menuding satu sama lain, masyarakat yang ‘bodoh’ kembali menjadi korban. Beruntung pada awal bulan Februari 2012 mulai dibangun kantor Polsek di Kecamatan Sindang Dataran, sebab sebuah kecamatan tentu membutuhkan satu Polsek. Harapan orang tua di sini sangat besar dengan dibangunnya Polsek ini, mereka berharap dengan ini tingkat kriminalitas di Sindang Dataran dapat dikurangi sehingga lama-kelamaan Kecamatan Sindang Dataran menjadi daerah yang aman .

F. Posisi Umat Gereja Kristen Injili Indonesia Bengko di Tengah Mayoritas

Penduduk Muslim dari Tahun 1983-2008. Posisinya tidak bisa dikatakan sebagai kelompok yang menonjol dan juga tidak bisa dikatakan sebagai kelompok yang diacuhkan. Jemaat G.K.I.I. dari awal 19 Bencana Sosial di Binduriang yang dimaksud adalah bentrokan antara warga Kecamatan Binduriang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu dengan aparat kepolisian yakni Polres Rejang Lebong dan Brimobda Bengkulu, yang mengakibatkan 1 warga sipil meninggal, 4 luka- luka dan 4 dari pihak Polisi luka. Kejadian ini berlangsung pada hari Minggu, 17 Juni 2012. 76 tahun dibentuk sampai tahun 2008 tidak mempermasalahkan hal-hal yang menyangkut posisi ini. Gereja Kristen Injili Indonesia cabang Bengko belum berani mengadakan kegiatan positif yang nantinya berdampak pada masyarakat luas, misalnya bakti sosial di tengah masyarakat Bengko. Isu-isu mengenai “Kristenisasi” mudah muncul apabila Gereja mengadakan kegiatan-kegiatan sosial yang dilandasi oleh semangat Gereja Kristen Injili Indonesia. Menurut Pak Sarjono, masih ada kekhawatiran tersendiri apabila gagasan- gagasan mengenai kegiatan yang skalanya mencakup masyarakat Bengko ini diwujudkan. Jemaat G.K.I.I. masih belum berani mengambil resiko. Mereka takut nantinya hal-hal seperti ini akan menyulut perpecahan antara jemaat G.K.I.I. dengan masyarakat lain. Pada dasarnya jemaat G.K.I.I. dan masyarakat sekitar sudah dapat memisahkan mana kegiatan yang berbau agama dan mana yang tidak. Hal-hal yang berbau agama ada baiknya dilakukan hanya dalam ruang lingkupnya saja, jangan sampai keluar dari batasan-batasan. Bila batasan-batasan dilanggar maka akan muncul masalah-masalah dari perbedaan keyakinan. Batasan ini tidak termasuk dalam dialog antar agama, dan dalam sejarah Bengko memang belum pernah terjadi dialog antar agama. Perbedaan keyakinan di dalam suatu masyarakat merupakan suatu hal yang rawan pada perdebatan yang bila tidak ditangani dengan baik akan menjadi konflik yang memakai kekerasan. Pada saatnya berbaur dengan masyarakat sekitar, jemaat G.K.I.I. harus mampu menjadi sosok yang lepas dari unsur-unsur Kristiani. 20 20 Melepaskan unsur Kristiani disini bukan berarti melupakan iman mereka pada Yesus Kristus, melainkan dalam pergaulan usahakan agar pembicaraan hanya menyangkut hal-hal sehari-hari; diluar pembicaraan rohani. 77 Akan tetapi, pak Sarjono menekankan bila ada seseorang yang dalam pergaulan sehari-hari berusaha mengusik imannya pada Yesus Kristus beliau tidak segan lagi untuk memberitakan Injil pada orang itu. Beberapa jemaat G.K.I.I. memang ada yang memiliki pengaruh dalam masyarakat Bengko, akan tetapi mereka tidak mau memaksakan diri untuk mengkabarkan Injil. Mereka berpendapat dengan atau tanpa “mengumbar” isi Injil, seseorang akan percaya pada Yesus bila hati mereka terpanggil. Mereka juga tidak ingin merusak hubungan yang selama ini sudah terjalin dengan baik. 78

BAB IV DAMPAK DARI BERDIRINYA G.K.I.I DI BENGKO