63
B. Pertumbuhan Gereja Kristen Injili Indonesia Bengko 1983-2008.
Melayani dengan iman, kasih, dan pengabdian guna menjangkau suku terasing suku Anak Dalam, Rejang, dan Lembak merupakan motto kerja para
penginjil G.K.I.I. di Sumatra. Pada perkembangannya G.K.I.I. di Sumatra, khususnya di Bengkulu, Jambi dan Sumatera Selatan, hanya berhasil membaptis
suku Anak Dalam dan suku Rejang. Untuk suku Lembak G.K.I.I. belum berhasil menjangkaunya.
Bengko didiami oleh suku asli Bengkulu yaitu suku Lembak dan suku Rejang, selain itu di kota ini berdomisili pula suku Jawa, Batak, Bengkulu
Selatan, dan Padang. Suku Rejang dan Lembak di Bengko belum ada yang mengenal Kristus. Hal ini bukan berarti para hamba Tuhan di Bengko tidak
melaksanakan motto yang dipakai penginjil G.K.I.I. melainkan karena suku-suku ini sudah memiliki latar belakang agama Islam kuat. Selain itu alasan berdirinya
Gereja Kristen Injili Indonesia di Bengko bukan bertujuan untuk meng-Kristenkan masyarakat di sana, melainkan untuk menyelamatkan iman keluarga Kristen yang
telah ada di Bengko sebelum G.K.I.I. datang. Seperti sudah diterangkan pada bab II, pertemuan Pak Pais dan Pak Sarto
telah membuka jalan perintisan G.K.I.I. di Bengko. Gereja Kristen Injili Indonesia di Bengko dimulai hanya dengan tiga keluarga Kristen, yaitu keluarga Sartono,
keluarga Warno, dan keluarga Tambang. Pada tahun 1981-1983, pelayanan iman jemaat dilakukan dengan kegiatan yang dinamakan Persekutuan Doa. Persekutuan
doa ini dilakukan rutin satu minggu sekali di rumah Bapak Sarto Sartono di Desa IV Suku Menanti.
64
Seiring berjalannya waktu, di Bengko dibentuklah pos PI tempat Perkabaran Injil, dengan seorang penginjil yang bernama Ev. Charles Hamid.
Pada tahun 1984 jemaat Gereja Kristen Injili Indonesia Bengko bertambah dengan bertobatnya empat keluarga yang semula beragama non-Kristen.
4
Keluarga yang dimaksud adalah keluarga Sarjono, keluarga Sumaryono, keluarga Laseri, dan
keluarga Mulyono. Melihat perkembangan yang cukup baik ini, dibangunlah bangunan semi
permanen yang berukuran 5 x 10 m . Tujuan adalah agar pelayanan umat dan
ibadat dapat dilaksanakan dengan nyaman di bangunan tersebut. Sebelum bangunan ini dibuat, pelayanan dan ibadat dilakukan dari rumah ke rumah umat
secara bergantian door to door. Pada tahun 1984 sampai tahun 1985, jemaat G.K.I.I. Bengko bertambah
dengan datangnya transmigran dari Jawa Timur. Para transmigran ini sudah memiliki latar belakang Kristen Protestan, keluarga yang dimaksud adalah
keluarga Wakino, keluarga Kawiono, keluarga Jamin, keluarga Tambang, keluarga Misdi, keluarga Tholib, keluarga Karsidi, dan keluarga Nurdin.
Pendirian gereja semi permanen ini mengalami masalah pada perizinan tanah sertifikat tanah. Adanya permasalahan dalam pengurusan sertifikat tanah
gereja ini menyebabkan sebagian jemaat pindah ke Kasio Kasubun, Kecamatan Padang Ulak Tanding antara tahun 1986-1987.
5
Penyebab sulitnya pengurusan
4
Istilah bertobat disini memiliki makna yaitu mau dan mampu menerima Yesus Kristus sebagai juru selamat dan bergabung menjadi anggota Gereja.
5
Selain itu perpindahan mereka ke Kasio Kasubun juga disebabkan karena di daerah itu mereka akan mendapatkan jatah tanah dari pemerintah yang diperuntukkan bagi warga transmigran
keluarga yang pindah adalaha keluarga Wakino, keluarga Kawiono, dan keluarga Karsidi. Di
65
sertifikat tanah ini dikarenakan gereja semi permanen didirikan di tanah kawasan HGU PT. Kepahiang Indah.
PT. Kepahiang Indah adalah perseroan terbatas yang mengusahakan perkebunan teh di kawasan Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang,
Talang Blitar sampai batas desa Bengko, Kecamatan Sindang Dataran. Perseroan Terbatas Kepahiang Indah mengklaim tanah yang ditempati gereja semi permanen
milik G.K.I.I. adalah tanah perusahaan. Dikarenakan G.K.I.I. tidak memiliki bukti yang sah, pihak Gereja mengalah dengan memindah bangunan lebih ke bawah
sekitar 2 kilo meter dari tempat awal, tepatnya di Jln. Raya Pasar Bengko, Desa Bengko, Kecamatan Sindang Dataran, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.
Pada bulan Juli 1992, bangunan gereja dipindahkan ke lokasi yang tidak termasuk ke dalam kawasan HGU PT. Kepahyang Indah.
6
Setelah dipindah, gereja dibuat permanen sampai saat ini. Melalui perjuangan panjang, G.K.I.I. cabang Bengko
memperolah IMB dengan no: r35IMB-GrjKec. Sdg.Dtrn2009 Keputusan Bupati Rejang Lebong nomor: 620134Sub.5. Tanah yang dipermasalahkan oleh
PT. Kepahiang Indah itu sekarang menjadi tanah kosong dengan tanaman gulma di atasnya. Kemungkinan masalah ini dulunya dibuat-buat beberapa pihak yang
kurang menghendaki agama Kristen berkembang di Bengko.
Kasio Kasubun, jemaat-jemaat ini mendirikan gereja cabang G.K.I.I. yang pada saat ini disebut dengan nama gereja Talang Nanjung.
6
Pada tanggal 2 Juni 2012, diresmikan bangunan gereja baru yang lebih baik. Wakil Bupati Rejang Lebong, Slamet Diono, yang mengesahkan bangunan ini. Saat awal pengurusan IMB
gereja, umat mengalami kendala, beruntung tangan Tuhan ikut bekerja disini. Saat itu ikut juga seorang tokoh masyarakat Rejang Lebong, Iqbal Basyari untuk memberikan dukungan. Pak Iqbal
mantan Wakil Bupati RL sempat mengatakan ke bagian Depag, dan mengatakan bahwa dengan pembangunan gereja Bengko tingkat kriminalitas di daerah Kecamatan Sindang Dataran bisa
ditekan. Jadi, Depag diminta untuk tidak mempersulit IMB pembangunan gereja. Beliau tidak hanya menolong umat sampai disini saja, beliau jugalah yang meletakkan batu pertama
pembangunan gereja, terlihat sekali bahwa beliau sangat menghargai usaha umat G.K.I.I..
66
Dari tahun 1986-1987 jemaat bertambah dengan bertobatnya keluarga Mul Ngatemun, keluarga transmigran dari Malang. Jemaat G.K.I.I. bertambah lagi
dengan masuknya keluarga Joko ke dalam Gereja, keluarga ini semula beragama Islam. Keluarga Dodok ikut menambah jumlah pengikut Kristus di Bengko, beliau
berasal dari Bandung dan sudah beragama Kristen Protestan. Pada perkembangannya, pertumbuhan jemaat G.K.I.I. di Bengko berasal
dari pernikahan membentuk keluarga Kristen baru. Baru pada tahun 2008 jemaat bertambah dengan pindahnya keluarga Kasman yang pada awalnya beragama
Islam. Sampai tahun 2008, umat G.K.I.I. cabang Bengko berjumlah 80 jiwa. Berikut ini adalah tabel untuk menerangkan para penginjil yang pernah
melayani umat Gereja Kristen Injili Indonesia Bengko dari tahun 1983-2008.
Tabel 3.1 Para Penginjil Gereja Kristen Injili Indonesia Cabang Bengko
tahun 1983-2008 No. Tahun
Nama Penginjil
1. 1985 Ev.
Charles Hamid
2. 1986
Ev. Salomon Bangun 3.
1987 Ev. Natanael Watitelo
4. 1988
Ev. Natanael Sunarno 5.
1988-1992 Ev. Sugeng Sihono
6. 1992-1995 Ev.
Kristin Dohude
7. 1995 Ev.
Sarjono
67
8. 1996
Ev. Usada Leno, S. Th. 9.
1997-2001 Pdt. David Susilo Pranoto, M. Th.
10. 2002
Vic. Sanyoto, S. Th. 11.
2003-2006 Pdt. Ponidianto, S. Th.
12. 2006 Ev.
Rudy Sinaga
13. 2006-2010
Pdt. Pontas Pardede, S. Th.
C. Hubungan Antara Umat Gereja Kristen Injili Indonesia Cabang Bengko