Hambatan-hambatan Dalam Usaha Pendirian Gereja di Bengko

52 kenyataan, karena di tahun-tahun berikutnya ada beberapa keluarga yang mau bertobat dan menerima Yesus sebagai juru selamat. Beliau percaya bahwa dengan merintis penginjilan di Bengko, Yesus akan membukakan jalan dan hal itu memang terjadi. Dengan usaha yang disertai doa dan harapan Gereja Kristen Injili Indonesia akhirnya dapat membuka cabang di Bengko pada tahun 1983 Pada saat itu masih berupa Pos Pewartaan Injil.

C. Hambatan-hambatan Dalam Usaha Pendirian Gereja di Bengko

Hambatan-hambatan yang dialami dalam pendirian Gereja Kristen Injili Indonesia di Bengko tidaklah banyak, tapi cukup berarti. Maksudnya, hambatan ini tidaklah datang dari penolakan penduduk setempat, melainkan dari lembaga negara yang berwenang di daerah ini. Usaha G.K.I.I. untuk merintis pembentukan Gereja baru di Bengko mendapat sambutan positif dari penduduk setempat. Waktu itu kepala desa Bengko, Bapak Mahyudin bersedia menjadi tamu dan memberi kata sambutan saat keluarga Kristen di Bengko pertama kali merayakan Natal. Natal pertama G.K.I.I. cabang Bengko dirayakan di rumah Pak Sarto. Di rumah ini, Pak Sarto, Pdt. Ishak Wasimin, dan keluarga Kristen lainnya membuat tarup dari bambu. Dengan begitu keluarga Kristen di Bengko dapat mengundang warga sekitar untuk ikut merayakan Natal. 22 Melihat adanya sambutan positif dari warga setempat, G.K.I.I. pusat di Curup atas usulan Pak Pais dan Pdt. Ishak Wasimin menyampaikan pada Wakil Bupati Rejang Lebong saat itu bahwa G.K.I.I. ingin mendirikan gereja permanen 22 Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Sarjono, pukul 19.00 WIB Bengko: 23 Juni 2012 dan diperkuat oleh Ishak Wasimin, pukul 15.30 Karang Jaya: 25 Juni 2012. 53 di Bengko. Lahan yang akan digunakan sebagai lokasi pembangunan gereja merupakan sumbangan Pak Pais. 23 Keluarga Kristen di Bengko menyambut dengan semangat rencana G.K.I.I. pusat ini. Mereka bersama Pak Pais segera membangun pondasi dan menyiapkan kayu-kayu, akan tetapi pemerintah daerah Kabupaten Rejang Lebong belum mengeluarkan ijin pembangunan gereja. Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong menekankan bahwa urusan pembangunan gereja harus melalui Kecamatan, pada saat itu Bengko masih berada di bawah Kecamatan Padang Ulak Tanding.Pada tahun 1979, G.K.I.I. meminta ijin ke Kecamatan Padang Ulak Tanding. Akan tetapi otoritas yang mengurusi perijinan pembangunan menyatakan bahwa tanah yang akan menjadi tempat didirikannya gereja merupakan kawasan hutan lindung. 24 Pemerintah Kecamatan Padang Ulak Tanding tidak mengutus pegawainya ke tanah yang dipermasalahkan, Dewan Sinode G.K.I.I. bertanya-tanya “Bagaimana mereka bisa mengatakan tanah ini masuk hutan lindung bila mereka tidak melihat lokasinya secara langsung” 25 . Hal di atas menjadi sangat ganjil tentunya, melihat ini Dewan Sinode G.K.I.I. terus mendesak dan berusaha meyakinkan pemerintah Kecamatan Padang Ulak Tanding bahwa tanah tersebut di luar kawasan hutan lindung. Namun usaha G.K.I.I. ini tidak membuahkan hasil dan keluarga Kristen di Bengko harus menahan keinginannya untuk memiliki rumah ibadat. 26 Kesulitan 23 Sampai saat ini tanah yang disumbangkan oleh Pak Pais tidak jelas berpindah ke tangan siapa, pastinya di atas tanah tersebut saat ini sudah berdiri bangunan permanen. Penulis mengalami kesulitan saat akan menulusuri masalah ini dan G.K.I.I. tidak mempermasalahkan tanah ini. 24 Pada kenyataannya tanah tersebut tidak masuk kawasan hutan lindung. Saat ini tanah yang dimaksud dan daerah disekitarnya menjadi satu perkampungan baru. 25 Wawancara dengan pensiunan penginjil G.K.I.I., Ishak Wasimin, pukul 15.30 Karang Jaya: 25 Juni 2012. 26 Menurut isu yang berkembang di akhir tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an, desa Bengko akan dijadikan daerah peristirahatan para pejabat. Hal ini menjadi masuk akal, melihat kondisi 54 pengurusan sertifikat tanah untuk pendirian gereja ini terjadi lagi di tahun 1986, saat itu G.K.I.I. berhadapan dengan PT. Kepahiang Indah. Kondisi geografis Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 1970-an masih didominasi oleh hutan lebat. Desa Bengko bila ditilik dari keadaan geografis terletak di sisi selatan gunung Kaba. 27 Pada masa itu sarana transportasi untuk masuk ke dalam desa Bengko sangat minim, sehingga komunikasi dengan G.K.I.I. pusat terkendala. Penginjil dari G.K.I.I. Curup yang siap melayani keluarga Kristen di Bengko harus siap berjalan kaki dari Beringin Tiga. Bila perjalanan dari Beringin Tiga sampai Bengko ditempuh dengan berjalan kaki akan memakan waktu sekitar 6-8 jam perjalanan. Menurut penuturan Pak Wasimin, saat ia berjalan kaki, jiwanya tidak pernah terancam oleh tindak kejahatan. Berbeda situasinya dengan sekarang, menurut beberapa sumber semenjak pemerintahan Orde Baru menggalakkan Operasi Penembakan Misterius Petrus, daerah Bengko mulai menjadi tempat para preman bersembunyi. Meskipun harus berjalan kaki, Penginjil dari G.K.I.I. tetap melayani umat di Bengko. Semangat untuk memberitakan Injil dan keinginan untuk melayani umat di Bengkolah yang mendorong penginjil-penginjil ini melakukan pelayanan. Hanya satu truk yang pasti melewati jalan yang menghubungkan Bengko dengan dunia luar, kendaraaan ini hanya beroperasi saat akan menyetor kopi atau rotan ke geografis Bengko yang terletak di kaki Bukit Kaba dengan iklim yang sejuk. Selain itu dengan didirikanya perkebunan teh oleh PT Kepahyang Indah di Bengko, Bengko akan mempunyai stasiun kereta api dan akan dilalui rel kereta api dari Lubuk Linggau. Jemaat GKII menduga hal- hal inilah sebenarnya yang menghambat pendirian gereja, bukan alasan pelanggaran hutan lindung seperti yang diutarakan pemerintah Kecmatan Padang Ulak Tanding. 26 Gunung Kaba merupakan gunung berapi yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Lokasi di sekitar Gunung Kaba merupakan salah satu cagar alam untuk perlindungan bunga Rafflesia. Gunung ini memiliki tiga kawah, dua di antaranya sudah tidak aktif kawah mati. 55 Curup. Jadi, keberangkatannya hanya dapat dipastikan dari Bengko dan belum tentu beroperasi sebulan sekali. Jalan kaki merupakan cara satu-satunya bila truk yang dimaksud tidak beroperasi. Hambatan-hambatan di atas cukup membuat jemaat dan penginjil yang melayani di Bengko putus asa. Akan tetapi dengan campur tangan kuasa Yesus Kristus dan pertolongan Roh Kudus, Gereja Kristen Injili Indonesia Bengko berhasil mendirikan gereja permanen.

D. Tokoh-tokoh yang Berjasa dalam Pendirian G.K.I.I. Cabang Bengko