Gereja Kristen Injili Indonesia dalam Usahanya Menghadapi Masalah

72 Gereja Kristen Injili Indonesia Bengko juga mengadakan kebaktian keluarga pada hari Kamis sore yang dilakukan dari satu rumah ke rumah lain serta PDS Persekutuan Doa Sapaat yang dilaksanakan setiap Sabtu malam. Jemaat G.K.I.I. cabang Bengko juga mengikuti acara-acara yang diselenggarakan G.K.I.I. pusat, tujuannya selain untuk berbagi pengalaman mengenai kehidupan iman mereka juga untuk memperkuat tali persaudaraan antar anggota Gereja Kristen Injili Indonesia.

E. Gereja Kristen Injili Indonesia dalam Usahanya Menghadapi Masalah

Sosial di Desa Bengko. Desa Bengko dan Kecamatan Sindang Dataran pada umumnya terkenal sebagai daerah rawan tindak kejahatan. Selain itu daerah ini terkenal sebagai daerah tempatnya para begundal. 15 Tukang todong atau orang-orang yang berprofesi sebagai pencuri kendaraan bermotor yang disertai dengan kekerasan, pengedar ganja sampai pemadatnya penghisap ganja, bandar judi tradisional bola glinding, otok, kartu remi dan gaple hidup di masyarakat ini. Moralitas masyarakat dapat dikatakan berada di posisi yang buruk. Pernikahan di usia muda yang disebabkan hamil di luar nikah kerap terjadi. Sangat memprihatinkan lagi di 15 Orang dalam masyarakat yang tinggal di daerah Kec. Sindang Dataran, seperti Bengko, Airlang memiliki guyonan yang bila digambarkan pada keadaan senyatanya memang benar adanya. Kami sering menamakan daerah yang kami tinggali sebagai Texas Chicken, seperti Texas- nya Amerika Serikat. Daerah ini bebas dari campur tangan aparat keamanan, polisi hanya terkadang menegakkan hukum di daerah ini. Perjudian, seperti sabung ayam, dadu, kartu, togel, bola glinding, bilyard, hampir setiap malam dapat ditemukan di setiap sudut desa. Pencurian kedaraan bermotor disertai kekerasan curas sering terjadi, anehnya bila kejadian ini dilaporkan pada pihak kepolisian, motor yang hilang jangan harap bisa kembali. Akan tetapi kalau kita memilih menghubungi pihak-pihak yang dianggap “tahu” keberadaan kendaraan kita tersebut dan menyiapkan uang sebagai tebusan, dalam waktu satu hari kendaraan kita yang dirampas akan kembali lagi. Begitu juga dengan peredaran ganja, barang haram ini seperti hal yang tidak asing lagi dalam kehidupan masyarakat Bengko, terutama kaum mudanya. 73 saat-saat seperti ini aparatur negara seolah-olah tidak memiliki inisiatif atau usaha untuk memperbaiki kualitas kehidupan sosial masyarakat Sindang Dataran. 16 Pendidikan dianggap tidak penting, menurut masyarakat menyekolahkan anak sampai ke jenjang setingkat SMA sampai perguruan tinggi merupakan tindakan yang sia-sia. Mereka berpandangan nantinya dengan sekolah atau tidak, anak-anak mereka akan jadi petani juga. Bisa membaca, berhitung, dan menulis saja sudah cukup untuk hidup. Mereka berpikir lebih baik uang yang ada digunakan untuk membeli ternak atau dijadikan modal tani daripada digunakan untuk sekolah yang belum jelas masa depannya. 17 Akan tetapi masih ada beberapa keluarga yang berpandangan bahwa pendidikan juga penting bagi masa depan, buktinya beberapa pemuda-pemudi dari daerah ini sekolah sampai ke perguruan tinggi. Apabila dipersentasekan dari jumlah penduduk Kecamatan Sindang Dataran pada tahun 2008 11.799 jiwa, maka dapat digambarkan melalui diagram berikut ini: 16 Penulis pada tanggal 24 Juni 2012 menonton acara di TVRI. Dalam acara Minggu Malam Bersama Slamet Raharjo di bahas mengenai Bencana Sosial. Dari sini penulis mengetahui bahwa Kementerian Sosial memiliki lembaga-lembaga yang tugasnya menangani gejala-gejala sosial, gejala sosial yang berpotensi menjadi bencana sosial. Penulis sangat berharap pada lembaga- lembaga yang bernaung dibawah kementerian sosial dapat mengjangkau daerah-daerah di Kec. Sindang Dataran, mengingat jumlah anggota organisasi bentukan kementerian sosial tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. 17 Penulis teringat dengan lagu salah satu grup band Indonesia, Slank, disalah satu lagunya terdapat lirik yang berbunyi “Generasi masa depan, gak berpendidikan, penyakitan”. Kemungkinan besar bila pendidikan tetap dipandang tidak penting oleh sebagian besar penduduk Kec. Sindang Dataran maka generasi masa depan di daerah ini hanya akan mengalami perubahan yang bersifat spiral. Bergerak maju, akan tetapi sangat lambat dan cenderung berputar-putar ditempat terlebih dahulu, menunggu ‘penyakit’ pada tahap kronis barulah ada kemauan untuk maju. m I g j k m P b k p t d m G 1 b w Gamba Kondi mengenai m Indonesia. P gembong pe juru selamat kebaktian ya memberikan Pada pertem beliau berse karena pak N Setelah penyelesaian tersendiri d depannya, masyarakat G.K.I.I. tida 18 Pada masa it belum tahu ka wawancara den ar 3.I : Diag si seperti i masalah so Pada tahun erampok ber t. Pada awal ang saat itu n kuliah Inji muan-pertemu edia dibaptis Nurdin tak la h kejadian n masalah-m di daerah in G.K.I.I. te Bengko bai ak tahan bil tu, masyarakat lau kegiatan y ngan pak Sarjo gram tingkat ini sudah t sial dan h 1983, pada rnama pak N lnya pak Nu diadakan d il pada masy muan selanjut s. Akan teta ama setelah ini, G.K.I masalah sosia ni, budaya entu ingin ik dalam bid a harus berp t sekitar menam yang dimaksud ono dan Pak Su pendidikan terjadi dari hubungannya masa pelaya Nurdin berto urdin hanya di rumah Wa yarakat yang tnya, pak Nu api, ada kej bertobat dite .I. belum b al yang ada. negatif ya memiliki dang sosial pura-pura ti makan kebaktia adalah kebakt umaryono. penduduk ta dahulu. A a dengan anan Ev. Ch obat dan me sekedar ing agiman, 18 la g datang da urdin datang adian yang embak mati berani ikut Kriminalita ang sulit di sumbangsih maupun ek dak melihat an sebagai “ke tian. keteranga ahun 2008. Ada kejadian Gereja Krs harles Hami enerima Yes gin tahu dan alu Ev. Char an pak Nurd g dan pada t menyedihka oleh rekan-r terlibat leb as sudah sepe ihilangkan. h dalam m konomi. Pad t apa yang s giatan”. Masya an ini penulis d PT SMA SMP SD Tidak Sekolah 74 n menarik siten Injili id, seorang sus sebagai mengikuti rles Hamid din tertarik. tahun 1984 an G.K.I.I. rekannya. bih dalam erti budaya Untuk ke membangun a dasarnya sebenarnya arakat sekitar dapatkan dari h 75 terjadi di tengah masyarakat Bengko. Tapi kembali lagi melihat kenyataan di lapangan, Aparat Berwajib saja dibuat seolah-olah tidak memiliki taji untuk menangani masalah sosial di Bengko dan Kecamatan Sindang Dataran pada umumnya. Pemerintah terlihat pasif dan lambat menangani masalah sosial di Bengko dan sekitarnya. Entah apa jadinya nanti bila terjadi bencana sosial seperti yang baru-baru ini terjadi di Kecamatan Binduriang terjadi pula di Kecamatan Sindang Dataran, semua ‘kelompok’ akan saling menyalahkan dan menganggap bencana sosial seperti ini terjadi di luar tanggung jawab mereka. 19 Mungkin ‘kelompok- kelompok’ ini memanfaatkan bencana sosial sebagai ajang mencari muka dengan saling menuding satu sama lain, masyarakat yang ‘bodoh’ kembali menjadi korban. Beruntung pada awal bulan Februari 2012 mulai dibangun kantor Polsek di Kecamatan Sindang Dataran, sebab sebuah kecamatan tentu membutuhkan satu Polsek. Harapan orang tua di sini sangat besar dengan dibangunnya Polsek ini, mereka berharap dengan ini tingkat kriminalitas di Sindang Dataran dapat dikurangi sehingga lama-kelamaan Kecamatan Sindang Dataran menjadi daerah yang aman .

F. Posisi Umat Gereja Kristen Injili Indonesia Bengko di Tengah Mayoritas