Alasan Jemaat yang Dulu Non-Kristen Memilih Menjadi Bagian dari

83

C. Alasan Jemaat yang Dulu Non-Kristen Memilih Menjadi Bagian dari

Gereja. Agama Kristen Protestan masuk ke Indonesia di bawa oleh para pendeta yang ikut dalam misi perdagangan maupun ekspansi wilayah kekuasaan oleh kerajaan Belanda. Pada mulanya pendeta-pendeta ini ditugaskan untuk mengurus iman semua kru kapal laut milik Belanda. Seperti yang sudah diketahui, pelayaran pada masa lalu merupakan hal yang sulit, orang bisa menjadi gila berada di atas kapal berbulan-bulan lamanya dan hal-hal yang menggoda iman kru kapal sangatlah banyak, baik itu saat di atas kapal maupun di tempat mereka mendarat. Tugas para pendeta adalah menyadarkan mereka yang imannya mulai goyah. 4 Dengan seiringnya waktu para pendeta ini tidak hanya mengurusi iman bangsa Belanda saja, mereka mulai keluar benteng pertahanan dan menemui penduduk pribumi untuk mengabarkan Injil. Penduduk pribumi pada umumnya memanfaatkan situasi ini. Mereka mau dibaptis menjadi Kristen karena dengan begitu akan mendapat banyak keuntungan. Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda pada beberapa dekade sempat melarang penyebaran agama Krsiten ini, karena mereka takut akan menimbulkan masalah baru. Pemerintah kolonial memiliki kekhawatiran tersendiri apabila penyebaran agama Kristen terus dilakukan maka akan memunculkan reaksi keras dari kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda lebih memfokuskan pada eksploitasi sumber 4 Pada masa-masa ini, pelayaran masih menggunakan angin sebagai tenaga penggerak kapal. Orang-orang Belanda di Nusantara pada masa itu dekat denga kebiasaan-kebiasaan buruk seperti minum minuman keras, berjudi, dan main perempuan. Tugas para pendeta adalah membimbing iman mereka agar tidak hancur oleh kebiasaan buruk tadi. 84 daya alam dan manusia daripada mengurusi misi-misi perkabaran Injil. Dengan ini semboyan 3 G Gold, Glory, Gospel yang dibawa oleh VOC mulai ditinggalkan. Ketertarikan penduduk pribumi pada agama Kristen pada awalnya memang memiliki banyak motif, di antaranya untuk memperoleh pendidikan, keuntungan ekonomi, kesehatan dan hal-hal lain yang menyertai masuknya agama Kristen dalam kehidupan mereka. Akan tetapi lambat laun mereka juga menjadi benar- benar percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Rupa-rupanya ketertarikan mereka pada hal-hal menguntungkan saat memeluk agama Kristen itu yang membuka jalan bagi masuknya agama Kristen dalam kehidupannya. Agama Kristen Protestan dan Katolik sampai dewasa ini masih dipandang oleh sebagian mayarakat Indonesia sebagai agama para penjajah. Dengan adanya pandangan ini, mereka berasumsi agama Kristen merupakan agama yang tidak pantas dianut karena dibawa oleh “kaum kafir”. Hampir di segala aspek-aspek yang berbau agama Kristen pendidikan dan kesehatan sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya di Sumatra, sangat anti pada agama Kristen. Mereka yang berpandangan seperti di atas tidak akan mau untuk menyekolahkan anaknya pada sekolah yang dinaungi oleh yayasan Kristen atau Katolik. Akhir-akhir ini nampaknya jumlah masyarakat yang anti pada hal-hal yang berbau Kristen mulai berkurang. Mereka pada umumnya sudah mendapat pengetahuan bahwa dengan bersekolah di sekolah Kristen tidak serta merta akan menjadi Kristen atau kurang lebih tertarik pada agama Kristen. Mereka tetap menjadi penganut agama yang telah mereka yakini sebelum mereka masuk ke sekolah Kristen dan tidak ada Kristenisasi di sekolah-sekolah tersebut. Ditambah 85 lagi sebagian besar lembaga pendidikan yang berada di bawah yayasan Kristen maupun Katolik memiliki prestasi yang baik, sehingga menarik para siswa non- Kristen untuk bersekolah di sekolah milik yayasan KristenKatolik. Sebagian besar jemaat Gereja Kristen Injili Indonesia cabang Bengko yang semula non-Kristen kemudian memilih menjadi Kristen bukan dikarenakan adanya faktor-faktor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Pada awalnya mereka yang semula non-Kristen hanya ikut-ikut dalam kegiatan doa yang diadakan oleh Pdt. Ishak Wasimin maupun para penginjil G.K.I.I. lainnya. Melalui kegiatan doa ini mereka mendengarkan kesaksian-kesaksian tentang Yesus Kristus dari Injil yang dibacakan oleh para penginjil. Kisah hidup Yesus rupanya menarik hati mereka untuk menjadikan Yesus sebagai juru selamat. Sebenarnya ada beberapa alasan jemaat yang semula non-Kristen memilih menjadi bagian dari Gereja, akan tetapi semuanya lepas dari unsur ekonomi. Kita dapat mengambil contoh dari kesaksian Pak Sarjono, beliau mengatakan bahwa memilih agama Kristen karena agama Kristen mudah dimengerti dan dihayati. Beliau mengatakan di agama yang dipeluknya sebelum masuk Kristen, bahasa di kitab sucinya sulit dimengerti. Rupa-rupanya faktor bahasa ikut menentukan dalam hal kepercayaan. 5 Berbeda dengan kesaksian dari Pak Sarjono di atas, Pak Sumaryono memilih agama Kristen karena dia menemukan kedamaian setelah mengenal Yesus. Pada tahun 1984, Pak Sumar mendapat info dari saudaranya untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh G.K.I.I. di Bengko. Pada tahun-tahun awal 5 Hasil wawancara dengan Pak Sarjono, pukul 19.00 WIB, Bengko, 23 Juni 2012 yang di lingkungan G.K.I.I. cabang Bengko dikenal sebagai tokoh penting dan dihormati baik oleh jemaat maupun masyarakat sekitar. 86 perintisan G.K.I.I. di Bengko, persekutuan-persekutuan doa yang diselenggarakan G.K.I.I. disebut oleh masyarakat sebagai “kegiatan”. Melalui kegiatan doa ini Pak Sumar menemukan nas dari Injil Yohanes 3:16 yang berbunyi “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengkaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. Setelah mendengar Injil Yohanes ayat 3:16 tadi, Pak Sumar mempercayai bahwa tidak ada jalan lain di bumi ini yang menuju keselamatan selain melalui Yesus Kristus, dan sejak saat itu Pak Sumar memutuskan untuk menjadi Kristen. Beliau percaya Yesus sudah memilihnya, bukan ia yang memilih Yesus. 6 Saat ini beliau menjadi salah satu anggota Dewan Sinode Gereja Kristen Injili Indonesia cabang Bengko. 7 Menjadi percaya pada Tuhan Yesus memang unik, kita tidak perlu dipaksa atau terpaksa menjadi Kristen. Kebanyakan orang memutuskan menjadi pengikut Kristus disebabkan oleh adanya panggilan jiwa. Panggilan-panggilan ini dapat berwujud apapun, misalnya pertolongan kesehatan dan pendidikan dari tangan- tangan Tuhan. Tidak sedikit pula mereka yang terpanggil untuk percaya pada Yesus setelah mendengar lagu rohani Kristen yang diputar oleh tetangganya. Pada dasarnya kita tidak perlu mengkristenkan seseorang dengan cara-cara yang memaksa, cukup dengan mengisahkan mengenai Yesus Kristus saja bila ia terpanggil maka ia akan percaya bahwa Yesus sebagai juru selamat. 6 Hampir semua responden yang peneliti minta bersaksi tentang alasan menjadi Kristen menyatakan bahwa mereka menjadi pengikut Yesus karena mereka dipilih sendiri oleh Tuhan. Mereka tidak memilih Yesus, melainkan Yesus yang memilih mereka, dengan anggapan ini peneliti dapat melihat bahwa mereka merasa istimewa setelah menjadi Kristen. 7 Hasil wawancara dengan Pak Sumaryono pukul 19.30 WIB, Bengko: 22 Juni 2012. 87

Bab V Penutup