Setting atau Latar Tema

ini ditandai dengan pemaparan pesan penulis yang diwakilkan melalui tokoh untuk disampaikan kepada pembaca. 3 Memperkenalkan setting cerita kepada pembaca Setting dapat diidentifikasi secara langsung maupun tidak langsung melalui dialog dalam naskah drama. Pemaparan setting melalui pengantar atau ilustrasi sebelum dialog dimulai merupakan pemaparan secara langsung, sedangkan pemaparan secara tidak langsung melalaui percakapan atau dialog antartokoh dan untuk menemukannya pembaca harus melakukan interpretasi. 4 Menjelaskan peran tokoh dalam cerita Melalui dialog yang dilakukan antartokoh dalam cerita, pembaca dapat mengidentifikasi tokoh dalam cerita bertindak sebagai tokoh sentral, utama, maupun pembantu beserta perwatakan masing-masing.

d. Setting atau Latar

Suminto 2000: 126 mengatakan bahwa latar atau setting merupakan bagian dari dari fiksi yang menunjukkan tempat dan waktu saat kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung. Menurut Nurgiyantoro 2012: 227, terdapat tiga unsur latar yaitu tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat menunjukkan suatu lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat dapat berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial, lokasi tanpa nama yang jelas, atau penyebutan jenis dan sifat umum tempat-tempat tersebut. Deskripsi latar tempat yang dipaparkan secara teliti dapat membuat pembaca seolah-olah hal yang diceritakan sungguh terjadi yaitu di tempat seperti yang diceritakan Nurgiyantoro, 2012: 227. Latar waktu menunjukkan waktu terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita Nurgiyantoro, 2012: 230. Waktu bisa berupa keadaan di pagi, siang, sore, atau malam hari. Selain itu, waktu juga bisa berarti zaman terjadinya lakon dalam naskah drama Waluyo, 2002: 23. Latar sosial adalah latar yang berhubungan dengan kondisi kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang ada dalam cerita. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta temasuk juga di dalamnya status sosial yang dimiliki oleh tokoh. Status sosial yang dimiliki tokoh ini menjadi penting apabila konflik yang terjadi merupakan konflik kesenjangan sosial tokoh-tokohnya Nurgiyantoro, 2012: 233.

e. Tema

Tema merupakan gagasan pokok atau umum yang terkandung dalam sebuah drama. Dalam naskah drama, tema akan dikembangkan memalui alur dramatik yang diperankan oleh para tokoh dengan perwatakan yang menimbulkan konflik dan diformulasika dalam bentuk dialog. Semakin kuat, lengkap dan mendalam pengalaman jiwa pengarang maka semakin kuat tema yang dikemukakan. Tema yang kuat, lengkap dan mendalam biasanya lahir karena pengarang dalam suasana jiwa yang luar biasa passion. Tema yang kuat akan membuat pembaca lebih mudah untuk menangkap dan menafsirkan tema yang dimaksud oleh pengarang Waluyo, 2002: 24. Sejalan dengan pendapat tersebut, Pratiwi dan Siswiyanti 2014: 93 mengemukakan bahwa tema merupakan ide pokok cerita yang dipilih oleh pengarang untuk mengembangkan cerita. Tema berisi pesan moral atau nilai kehidupan. Tema berhubungan dengan premise yaitu rumusan intisari cerita yang digunakan sebagai dasar pengembangan struktur cerita. Tema cerita yang sesungguhnya adalah penjabaran dari permasalahan-permasalahan umum misalnya moral, politik, sosial, lingkungan, politik, dan sebagainya yang dijadikan pengarang sebagai dasar pengembangan cerita ide, gagasan, atau pesan yang sifatnya khusus. Tema dalam naskah drama tidak dijelaskan secara langsung tetapi, menyebar dan tersamar dalam seluruh naskah drama. Terdapat beberapa media yang digunakan dalam memaparkan tema yaitu melalui dialog tokoh dialog tematis, melalui penokohan, setting atu latar, dan plot alur. Dialog tematis tidak secara langsung mengacu pada tema utama tetapi, mengacu pada subtema yang dapat disimpulkan menjadi tema utama. Tema yang dipaparkan melalui dialog dapat ditemukan dengan mencari pernyataan kunci dari dialog tematis. Pernyataan kunci harus berhubungan dengan permasalahan umum yang dipaparkan dalam dialog tematis. Pemaparan tema melalui tokoh ditunjukkan dengan perwatakan tokoh protagonis yang membawa dan membela tema cerita dan tokoh antagonis yang menentang tema cerita. Penulis naskah drama melekatkan ide dasar atau tema pada tokoh pembawa tema yang merefleksikan ide dan pandangan penulis terhadap permasalahan yang ada dalam naskah. Setting atau latar hanya digunakan sebagai media pengantar dan pendukung tema. Setting dalam drama akan disesuaika dengan temanya Pratiwi dan Siswiyanti, 2014: 96-102.

f. Amanat atau Pesan Pengarang