Dialog percakapan Unsur- unsur Drama

pada akhir cerita. Akhir dari nasib tokoh antagonis bermacam-macam, misalnya kekalahannya dengan tokoh protagonis, tokoh antagonis yang sadar akan kesalahan yang dibuat dalam hidupnya, atau mempertanggungjawabkan kesalahannya kepada tokoh lain atau pihak yang berwajib. c Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu yang membantu tokoh protagonis maupun tokoh antagonis. 2 Berdasarkan peranannya dalam lakon serta fungsinya a Tokoh sentral, yaitu tokoh yang paling menentukan gerak lakon. Tokoh sentral merupakan biang keladi dalam pertikaian atau konflik. Tokoh sentral adalah tokoh protagonis dan antagonis. b Tokoh utama adalah tokoh yang mendukung atau menentang tokoh sentral. Tokoh utama sebagai medium atau perantara tokoh sentral. Tokoh tritagonis adalah tokoh yang termasuk dalam tokoh utama. c Tokoh pembantu adalah tokoh yang memegang peran sebagai pelengkap atau tambahan dalam jalan cerita. Kehadiran tokoh pembentu hanya menurut kebutuhan cerita saja. Tidak semua lakon membutuhkan kehadiran tokoh pembantu.

c. Dialog percakapan

Dialog atau percakapan adalah ciri khas dari drama yang membedakannya dengan karya sastra yang lain. Gould, dkk 1988: 3 mengatakan bahwa “dialogue is a conversation and exchange of ideas between two or more people that occurs for some reason.” Pendapat tersebut menyatakan bahwa dialog merupakan percakapan dan pertukaran ide diantara dua atau lebih orang yang terjadi untuk sebuah alasan. Percakapan yang ditulis dalam sebuah naskah drama adalah pembicaraan yang akan diucapkan dan harus pantas diucapkan oleh para tokoh di atas panggung. Drama merupakan mimetik atau tiruan kehidupan sehari-hari maka dialog yang diucapkan juga merupakan percakapan seperti pada kehidupan sehari-hari Waluyo, 2002: 20. Menurut Praiwi dan Siswiyanti 2014: 105, dialog berisi percakapan antartokoh yang di dalamnya terkadang terdapat petunjuk lakuan dan menggunakan ragam bahasa lisan yang komunikatif. Komunikasi yang digunakan adalah komunikasi dua arah. Dialog dalam naskah drama terdiri dari beberapa unsur yaitu nama tokoh, dialog atau percakapan, dan petunjuk lakuan. Waluyo 2002: 20 menyatakan bahwa ragam bahasa yang digunakan dalam dialog adalah ragam bahasa lisan, bukan ragam bahasa tulis. Dialog yang ditulis dalam naskah drama mungkin tidak lengkap dan akan dilengkapi oleh gerakan, musik, ekspresi wajah, dan sebagainya. Kesempurnaan naskah drama akan terlihat setelah dipentaskan. Selain ragam bahasa, dialog juga harus memperhatikan diksi yang sesuai. Diksi harus sesuai dengan dramatic action dari plot drama. Diksi berhubungan dengan irama lakon, artinya panjang pendeknya kata-kata atau kalimat-kalimat akan mempengaruhi konflik yang dibawakan lakon. Dialog-dialog panjang biasanya disajikan pada awal cerita tetapi, menjelang klimaks dialog-dialog panjang harus dipertimbangkan agar tidak mengurangi titik penggawatan kisah itu. Hal yang harus diperhatikan selanjutnya adalah dialog yang bersifat estetis. Dialog harus memiliki keindahan bahasa. Meskipun drama merupakan mimetik dari kehidupan nyata namun, kenyataan yang akan ditampilkan di sebuah pentas harus lebih indah dari kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehati-hari. Selain dituntut estetis, terkadang dialog dituntut filosofis dan mampu mempengaruhi keindahan. Irama juga harus dibayangkan dalam sebuah naskah drama. Irama naskah harus diciptakan, sehingga semakin meningkatnya konflik, semakin cepat timingnya. Irama awal adegan dapat dihayati dengan lemaban dan detail tetapi, untuk mencapai klimaks irama dialog harus diperhatikan dengan baik. Irama tidak secara tiba-tiba meloncat dari konflik yang rendah tetapi, berkembang secara pelan-pelan maka irama berperan penting dalam hal ini. Dialog juga harus hidup, maksudnya adalah mewakili tokoh yang dibawakan Waluyo, 2002: 21-22. Menurut Pratiwi dan Siswiyanti 2014: 109-113, dialog memiliki fungsi yaitu sebagai berikut. 1 Mengemukakan persoalan secara langsung Melalui dialog, persoalan atau masalah yang dihadapi oleh tokoh akan dikemukakan. Pembaca akan mengetahui permasalahan melalui dialog yang dipaparkan. Peristiwa-peristiwa penting akan dikembangkan melalui persoalan. 2 Memperkenalkan tema cerita kepada pembaca Dialog-dialog dalam drama ada yang disebut dengan dialog tematis. Dialog tematis adalah dialog yang memaparkan pesan dan gagasan khusus penulis naskah drama yang dapat disimpulkan menjadi tema umum. Dialog tematis ini ditandai dengan pemaparan pesan penulis yang diwakilkan melalui tokoh untuk disampaikan kepada pembaca. 3 Memperkenalkan setting cerita kepada pembaca Setting dapat diidentifikasi secara langsung maupun tidak langsung melalui dialog dalam naskah drama. Pemaparan setting melalui pengantar atau ilustrasi sebelum dialog dimulai merupakan pemaparan secara langsung, sedangkan pemaparan secara tidak langsung melalaui percakapan atau dialog antartokoh dan untuk menemukannya pembaca harus melakukan interpretasi. 4 Menjelaskan peran tokoh dalam cerita Melalui dialog yang dilakukan antartokoh dalam cerita, pembaca dapat mengidentifikasi tokoh dalam cerita bertindak sebagai tokoh sentral, utama, maupun pembantu beserta perwatakan masing-masing.

d. Setting atau Latar