Proses Pembelajaran Hasil Penelitian

67 nampak damai dan tenang. Suasana tersebut sangat mendukung pembelajaran di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Pendapat lain tentang program pendidikan humanis juga disampaikan oleh narasumber KS sebagai berikut. “Sekolah ini tentu menerapkan konsep pendidikan humanis. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus benar-benar mengetahui konsep pendidikan humanis hal ini bertujuan untuk kemajuan belajar siswa. Salah satu bentuk pendidikan humanis di kelas adalah menghargai pendapat siswa tanpa pengecualian serta memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat. Secara tertulis pendidikan humanis di sekolah ini belum diwujudkan, namunn segala program yang dibuat di sekolah ini tentu dilandasi dengan konsep pendidikan humanis”. M Program pendidikan humanis di SMA Negeri 6 Yogyakarta belum menjadi program yang nampak. Meski demikian, konsep dari pendidikan humanis telah diterapkan di dalam program-program serta proses pembelajaran di sekolah ini untuk memenuhi kebutuhan pendidikan siswa. Salah satu program sekolah yang telah terintegrasi oleh konsep pendidikan humanis di sekolah ini adalah program pelatihan riset dan ekstrakurikuler.

4. Pendidikan Humanis dalam Kurikulum SMA N 6 Yogyakarta

a. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran yang dilaksanakan SMA Negeri 6 Yogyakarta terlihat memberikan suasana menyenangkan bagi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Adapun proses pembelajaran yang dipakai dapat diketahui dari hasil wawancara berikut. “Kalau model pembelajaran di SMA N 6 kurikulum masih memakai 2006 KTSP.Model pembelajaran di kelas seperti biasa 68 guru melakukan interaksi dengan siswa, berdiskusi tentang mata pelajaran dan diutamakan siswa untuk aktif di kelas. Selain di ruang kelas pembelajaran kadang dilakukan di laboraturium atau ke ruang audiovisual jika diperlukan”.AF Menurut pendapat AF, proses pembelajaran yang diterapkan di SMA Negeri 6 Yogyakarta berjalan dengan interaksi yang baik antara guru dengan siswa dan menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Selain itu pemanfaatan ruang laboraturium dilakukan apabila dibutuhkan dalam suatu mata pelajaran. Kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 6 Yogyakarta memprioritaskan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Interaksi antara siswa dengan guru seharmonis mungkin dibangun untuk mendapatkan suasana kelas yang aktif dalam belajar. Guru tidak hanya ceramah menyampaikan pelajaran namunn setelah itu juga ditanggapi siswa melalui tanya jawab. Hal tersebut senada dengan pendapat narasumber M yang merupakan guru di SMA Negeri 6 Yogyakarta. “Model pembelajaran di sekolah ini pada umumnya terdapat interaksi antara guru dengan siswa yang baik, serta pembelajaran memanfaatkan fasilitas dan sumber yang ada di sekolah ini.Misalnya laboraturium, kelas audiovisual dan sebagainya. Proses pembelajaran di sekolah ini interaksi aktif, artinya komunikasi terjadi benar-benar dua arah antara guru dan siswa. Siswa cukup aktif dalam pembelajaran di kelas semata-mata terjadi karena interaksi yang disampaikan guru di sekolah ini dirasa oleh siswa menyenangkan dan menarik minat siswa untuk aktif dalam pembelajaran” M Kegiatan belajar mengajar adalah suasana paling strategis dalam menanamkan nilai-nilai humanis kepada siswa. Penanaman konsep pendidikan humanis antara lain adalah menghargai pendapat siswa, menghargai karakter siswa, dan tidak mendiskriminasi siswa satu 69 dengan yang lain. Senada dengan pendapat narasumber IMH dalam hasil wawancara mengenai model pemblejaran di SMA Negeri 6 Yogyakarta. “Proses pembelajaran tentunya memberi peluang seluas – luasnya bagi peserta didik, bagi warga sekolah untuk melaksanakan posisinya sebagai manusia.Kita mengajak anak – anak sesuai bakat minatnya mereka mengaktualisasikan diri tanpa ada hambatan. Terus kemudian tidak menghina anak walaupun mempunyai latar belakang yang berbeda mulai dari ras, suku, kelompok maupun dalam bidang prestasi ada yang kurang pinter atau kurang beberapa mata pelajaran ga tuntas ya memberikan atau mengajar dengan bahasa yang baik sesuai dengan etika atau norma. Mengingat kita sebagai manusia kan sama, yang membedakan manusia kan ada 2 yaitu manusia yang baik dan manusia yang jahat. Yasudah kita perlakukan sama, jangan melihat warna kulit, jangan melihat latar belakang ekonomi, jangan melihat ya latar belakang apapun”. IMH Dalam penerapan kegiatan belajar mengajar di kelas, guru menghargai prestasi siswa dan menerima dalam artian mampu menerima siswa dengan apa adanya tidak membeda-bedakan siswa satu dengan lainnya, kemudian guru juga melakukan cara penerapan asas humanistik tersebut dengan mengelola lingkungan kelas yang mendukung proses belajar mengajar yang kondusif dan nyaman sesuai yang diinginkan siswanya. Dengan demikian dalam hal ini guru pun harus mampu berlaku adil terhadap siswanya mampu menghargai dan menghormati siswa dengan sepenuhnya dengan tidak mengurangi wibawa sebagai guru dan siswa pun harus mampu menghormati gurunya. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh narasumber AR dalam hasil wawancara. “Model pembelajaran di sekolah ini untuk kelas saya sebisa mungkin mengajak siswa untuk aktif dengan begitu terjadi 70 interaksi guru dengan siswa yang baik. Semua boleh berpendapat tanpa membeda-beda kan itu siswa yang berprestasi maupun tidak berprestasi”. AR Ketika disinggung mengenai keefektifan kegiatan belajar mengajar yang humanis yang diterapkan di kelas, dalam arti pelajaran yang disampaikan oleh guru mampu dipahami oleh siswa, narasumber PS selaku guru menyampaikan bahwa suasana belajar mengajar yang humanis mampu diterima oleh siswa dengan senang hati dan berjalan efektif. “Model pembelajaran disini pada dasarnya melakukan pendekatan kepada anak secara menyenangkan, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif, sehingga para siswa pun menerima ilmu yang disampaikan guru dengan senang hati.”. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh tentang proses pembelajaran di SMA Negeri 6 Yogyakarta, sekolah berusaha untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan nyaman bagi siswa. Serta mengajak siswa ntuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran tanpa membeda-bedakan latar belakang siswa. Ketika suasana kelas nyaman dan menyenangkan maka siswa akan mudah turut berpartisipasi dalam pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

b. Evaluasi