TINGKAT PENDIDIKAN Kehidupan Petani Padi Sawah Tadah Hujan di Desa Tanjung Leidong (1970-200)

harinya. Melihat hal ini, tentu saja sangat terlihat perbedaan tingkat pendapatan. Tingkat pendapatan semakin meningkat ketika masyarakat melakukan pertanian padi.

4.2 TINGKAT PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan seuatu pembelajaran pengetahuan, dan kebiasaan sekolompok orang yang ditransfer dari satu generasi kegenarasi berikutnya, melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan umumnya dibagi menjadi beberapa tahap seperti prasekolah, sekolah dasar,sekolah tingkat menengah, dan sekolah tingkat atas, dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang dan adapun tujuan pendidikan tidak lain hanya untuk mencerdarkan kehidupan bangsa dan bebas dari penindasan. Pendidikan ini jadi penting bagi setiap bangsa, khususnya di Desa Tanjung Leidong seiring dibukanya lahan pertanian padi di daerah tersebut timbullah kesadaran masyarakat tangjung Leidong untuk menyekolahkan anak mereka. Namun pada tahun 1980 di Desa Tanjung Leidong sangat sulit untuk memproleh pendidikan karena hanya ada beberapa sekolah yang ada di daerah tersebut seperti sekolah dasar hanya terdiri dua sekolah negeri, dan untuk tingkat menengah hanya terdiri dari 2 sekolah swasta yaitu Swasta D,I Panjaitan dan Sekolah swasta menengahMTS atau yang sering disebut dengan Tsanawiyah dan pada tingkat SMA hanya ada satu sekolah yaitu SMA D,I panjaitan dan yang banyak bersekolah disini ialah hanya orang- orang cina saja. Meskipun demikian tidak mengurangi semangat para orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka melanjutkan pendidikan selanjutnya. Dan banyak juga anak- anak mereka banyak yang disekolahkan diluar daerah seperti Siantar, Kisaran, Medan, dan lainnya. Pada awalnya para orang tua yang ada di Desa Tanjung Leidong berpikiran bahwa setelah selesai sekolah tingkat SMA, para orang tua mengharapkan anak-anak mereka langsung Universitas Sumatera Utara bekerja diperusahaan, ataupun langsung bekerja di instansi swasta, tanpa melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi lainnya yang siap menampung anak-anak mereka bekerja, ini dipengaruhi oleh masyarakat suku jawa dan suku melayu yang ada didaerah tersebut, karena bagi suku jawa yang ada didaerah Tanjung Leidong pendidikan bukanlah yang paling utama bagi mereka karena bagi mereka pendidikan tingkat SMA itu merupakan pendidikan yang sangat tinggi, kerena setelah tamat SMA anak-anak mereka kalau tidak bekerja ada yang langsung menikah, itu merupakan suatu kebanggaan bagi suku jawa ataupun melayu yang ada di daerah Tanjung Leidong. Dari pengalaman masyarakat desa ini, banyak orang tua yang terpaksa tidak menyekolahkan anaknya karena kekurangan biaya, mengingat biaya pendidikan sangat mahal. Pada saat masyarakat Desa Tanjung Leidong melakukan berlaut atau nelayan, memang belum ada yang menyekolahkan anaknya sampai tingkat SMA. Namun setelah melakukan pertanian padi timbullah kesadaran masyarakat di Desa Tanjung Leidong Ada pun masyarakat yang berani menyekolahkan anaknya sampai tingkat perguruan tinggi itu harus rela menjual tanah mereka untuk biaya kuliah. Namun, ada juga beberapa masyarakat yang tidak rela melakukan hal tersebut, dikarenakan pemikiran serta kurangnya pemahaman tentang arti pentingnya pendidikan. Banyak masyarakat yang belum berani untuk menyekolahkan anaknya sampai tingkat SMA Sekolah Menengah Atas. Universitas Sumatera Utara Tabel Persentase Tingkat Pendidikan Pada Mata Pencaharian Padi di Desa Tanjung Leidong No Tingkat Pendidikan Mata Pencaharian 1 Nelayan Padi 2 Sekolah Dasar 10 90 3 SLTP 5 80 4 SMA - 70 5 Perguruan Tinggi - 40 Sumber : wawancara dengan, Muhamad Sabda, Parman, Marsius Tamba, Alimar Simamora, Robinson Pasaribu, Keleria Sihotang, di Desa Tanjung Leidong, April 2014 data diolah penulis Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan pada masyarakat mengalami peningkatan dalam setiap jenis mata pencaharian yang ada di Desa Tanjung Leidong. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan yang semakin tinggi juga. Dari berbagai suku yang tinggal di Desa Tanjung Leidong tersebut timbullah kesadaran bahwa pendidikan itu sangat penting mamfaatnya, dan salah seorang informan mengatakan pendidikan itu merupakan ibadah. Dari ada beberapa suku mengganggap pendidikan itu tidak penting, lambat laun pemikiran-pemikiran tersebut dihilangkan, walaupun banyak masyarakat yang mengganggap kuliah itu tidak penting hanya bisa menghabiskan uang untuk membayar uang kuliah yang sangat tinggi harganya, sebernya hingga saat ini penulis dalam penelitian ini masih banyak masyarakat yang mennggap kalau sudah tamat Sma langgung bekerja diperusahaan atau intansi swasta lainnya. Universitas Sumatera Utara Upaya untuk memenuhi kebutuhan biaya pendidikan, msyarakat beruhasa untuk membiayai sekolah anaknya dengan cara gigih bekerja keras memeres tenaga bahkan pikiran untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Mereka mulai sadar akan faedah-faedah pendidikan dari tahun 1990, namun pada tahun 2000 masyarakat berlomba-lomba untuk menyekolahkan anaknya dengan berbagai harapan agar kehidupan anak mereka tidak lagi seperti kehidupan para orang tua dan seorang informan mengatakan biarlah saya bekerja sebagai bertani paling tidak anak saya tidak lagi menjadi petani melainkan sudah menjadi sarjana pertanian. Masyarakat beranggapan bahwa dengan pendidikan yang tinggi bisa lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, serta kehidupan mereka tidak lagi sebagai petani. Masyarakat juga mengharapkan kelak anak mereka tidak lagi menahan panasnya matahari dan dinginnya air hujan. Hal inilah yang membuat masyarakat Desa Tanjung Leidong berusaha keras untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Mereka rela menguras tenaga serta pikiran supaya mereka bisa menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke perguruan tinggi

4.3 KESEHATAN

Dokumen yang terkait

Kehidupan Petani Salak di Desa Parsalakan Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan (1970 – 200)

10 134 104

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Dengan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

14 121 99

Desa Juhar: Perkembangan dan Peranannya Sebagai Ibu kota Kecamatan Juhar, Kabupaten Karo tahun 1945-1970.”Perkembangan dan Peranannya Sebagai Ibu kota Kecamatan Juhar, Kabupaten Karo tahun 1945-1970.

5 43 117

Evaluasi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian Sl Ptt (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama Terpadu (Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 67 67

Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Bunga Di desa Tongkoh Kabupaten Karo (1970-1990)

2 80 148

Nilai Tukar Petani Padi Sawah di Sentra Produksi Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Purwabinangun, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat)

8 73 198

KAJIAN DAMPAK VARIABILITAS CURAH HUJAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN MAGELANG

0 0 9

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN SETELAH PADI

0 0 5