Pembibitan. Kehidupan Petani Padi Sawah Tadah Hujan di Desa Tanjung Leidong (1970-200)

dari satu Hektar sampai dengan dua Hektar akan dikerjakan ngerombo atau marsadapari atau dikerjakan secara bersama-sama atau gotong royong, dan mereka secara bergantian sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat jadwal, pada umumnya jumlah masyarakat yang bergotong royong 10 sampai 20 orang akan diselesaikan lahan yang mereka kerjakan.

3.3 Pembibitan.

Dalam penanaman padi benih yang harus digunakan untuk bibit harus teliti dalam pembibitan karena kualaitas bibit harus benar-benar baik. Oleh sebab itulah yang mereka peroleh untuk hasil panen satu tahun kemudian. Hal yang perlu dilakukan dalam benih sebelum disebar, benih sebaiknya direndam kedalam air selama kira-kira 12 jam, harus diperhatikan bahwa pada saat merendam, seluruh bagian benih harus terendam dengan sempurna proses perendaman ini dimaksudkan agar gabah menyerap air yang cukup untuk keperluan perkecambah, sesudah 12 jam perendaman benih diangkat dan diperam selama 24 jam. Hal ini dimaksudkan untuk member kesempatan kepada enzin 20 . Jika benih yang direndam bermutu tinggi, 24 jam sesudah pemeraman, 90 persen gabah sudah akan berkecambah dan siap untuk disebar dipesamaian. 21 Pekerjaan pembibitan padi dilakukan setelah tanah- tanah sawah sudah dicangkul dan dibersihkan dari rerumputan yang bercampur dengan tanah akibat pencangkulan. Biasanya bibit padi yang digunakan untuk pembenihan padi berasal dari padi orang lain baik dengan cara meminta ataupun membelinya 22 20 Enzim ialah untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh mahluk hidup 21 Ibid, hal.14 22 Sri Saadah,S, Masyarakat Petani dan Mata Pencaharian Sembilan dan Kesempatan Kerja,Jakarta 1989, hal.51 . Universitas Sumatera Utara Pada tahun 1970 bibit yang harus digunakan yaitu dengan cara meng Ani-ani 23 . Padi yang sudah menguning ini biasanya dengan cara memilih padi yang paling tinggi dan dan memiliki tangkai yang besar dan panjang, masyarakat sangat teliti dan berhati hati dalam pemilihan bibit tersebut yang kemudian bibit itu dipijak atau marsyarakat setempat menyebutnya dengan mardege 24 Namun pada tahun 1980 mulailah masuk bibit KKB dan Ramos, ke Desa Tanjung Leidong, bibit KKB ini memiliki keunikan tersendiri yaitu memiliki batang yang sangat panjang, dan bilur yang panjang, berbeda dengan KKB ini, Ramos tidak memiliki batang yang panjang, meskipun batang padi kkb ini memiliki keunikan tetapi banyak masyarakat Desa Tanjung Leidong menggunakannya selain rasa yang sedap, juga harus ketika dimasak, dan harga yang sangat sehingga butiran padi tersebut terpisah dari malainya secara teratur. Itulah yang mereka pergunakan untuk bibit selanjutnya, namun pada tahun 1985 masyarakat di Desa Tanjung Leidong mulai mengenal alat modern dan canggih mereka tidak lagi menggunakan ani- ani sebagai alat untuk memotong padi disawah melainkan mereka menggunakan sabit sebagai alat untuk memotong padi demikian juga untuk pengambilan bibit mereka sudah tidak lagi memijak atau membanting padi tersebut melainkan mereka sudah menggunakan alat modern seperti mesin. Tetapi dalam pemilihan bibit masyarakat Desa Tanjung Leidong hanya mau menggunakan bibit dari hasil tanaman padi mereka sendiri ataupun mereka meminta hasil panen yang mereka lihat bagus mereka tidak harus membeli bibit tersebut melainkan mereka barter atau tukaran padi dengan timbangan padi yang sama, dengan bibit Siranggong, sikodok, inilah bibit yang digunakan untuk bibit pada tahap pembukaan awal pada tahun 1970. Namun setelah masuknya bibit KKB dan ramos ini, bibit siranggong dan sikodok tidak lagi dipakai oleh masyarakat sebagai bibit mereka untuk menanam padi disawah. 23 Ani-ani ialah cara memotong padi dengan menggunakan alat tradisional. 24 Mardege merupakan menyisir padi dari gabah dari melainya sehingga gabah terlepas Universitas Sumatera Utara terjangkau dijual. Maka pada tahun 1980 sampai dengan tahun 2000 masyarakat memilih bibit kkb sebagai bibit utama meskipun mereka tetap menggunakan ramos sebagai bibit yang lainnya. Bibit padi sudah harus dipersiapkan dari hasil sawah khusus untuk pesamaian. Setelah bibit tumbuh tinggi sekitar 25-30 cm akan dipindahkan penanamannya. Pekerjaan penanaman bibit padi dilakukan oleh kaum wanita sedangkan kaum pria bekerja untuk membersihkan lahan sawah yang akan ditanami. Bibit-bibit padi tersebut ditanam pada petak-petak sawah yang telah disediakan. Setelah bibit-bibit ditanam petani kemudian dilaksanakan pekerjaan memelihara bibit-bibit tadi dari timbulnya rumput-rumputan atau tumbuhan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan bibit padi. Petak pembenihan biasanya dicangkul sedemikian rupa sehingga tanahnya lembut, cukup lumpur, dan cukup air. Setelah itu bibit padi siap untuk dicabut kemudian dibersihkan dan siap untuk ditanam. Adapun cara yang mereka lakukan untuk mendapat hasil yang maksimal, sebelum ditanam tanaman padi harus disamaikan lebih dahulu, pesamaian itu harus disiapkan dan dikerjakan dengan baik agar dalam pengambilan bibit kedepannya akan memproleh bibit yang lebih baik lagi sehingga pertumbuhan nya akan lebih baik pula. Dalam memilih tempat pesamaian masyarakat harus benar-benar memperhatikan tanah yang paling subur, banyak mengandung humus dan gembur, tanah harus tanah yang terbuka tidak terlindung dari pepohonan, sehingga sinar matahari dapat diterima oleh bibit dan dipergunakan sepenuhnya, dekat dengan sumber air dan apabila nanti pasamaian nya mengalami kekeringan akan lebih mudah dalam penyiraman bibit tersebut. Dalam membuat pesamaian tadah hujan harus dipilih tanah sawah yang bebar-benar subur. Rumput-rumput dan jerami padi yang masih tertinggal harus dibersihkan lebih dahulu dan Universitas Sumatera Utara setelah masyarakat petani selesai megerjakan pembibitan mereka kembali pengolahan tanah yang penanaman padi sudah disiapkan setelah dua bulan sebelum penanaman, pelaksanaan nya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara tradisional dengan cara modern, pada tahun 1970 sampai dengan tahun 1980 masyarakat masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan menggunakan cangkul, parang, garu dan semuanya dilakukan oleh masyarakat atau dibantu oleh binatang misalnya seperti kerbau dan sapi dll, sehingga proses kerjanya itu sangat lambat dan dibarengi dengan gotong royong, masyarakat dalam melakukuan pembibitan dan penanaman ataupun dengan cara panen mereka mengerjakan dengan cara gotong royong atau sering disebut dengan Marsiruppa 25 Sebelum tanah sawah dicangkul atau dijetor, biasanya masyarakat mengumpulkan jerami- jerami atau rumput-rumput yang ada dan dikumpulkan dalam suatu tempat atau dijadikan pupuk kompos, biasanya pupuk ini dibuat untuk tanaman cabai, sayur-mayur dan tanaman lainnya. Sebelum pembajakan sawah harus digenangi air terlebih dahulu supaya agar tanah-tanah yang akan dibajak memiliki kandungan didalam tanah bercampur dan menjadi rata. Dan setelah selesai pembajakan sawah tanah yang sudah bercampur dan tanah sudah menjadi sama dan rata maka penanaman akan menjadi lebih sempurna. itu berlaku untuk semua masyarakat yang ada di Desa Tanjung Leidong tanpa terkecuali. Namun setelah meningkat alat tekhonogi tahun 1980 masyarakat sudah mulai menggunakan alat modern sebagai mengolah lahan pertanian seperti Traktor ataupun biasa disebut dengan Jetor namun, ketika sudah mulai muncul alat modern seperti jetor atau Traktor pengolahan tanah bisa dilakukan dengan sendiri tanpa gotong royong, namun tidak semua yang memiliki alat jetor tersebut hanya beberapa orang saja. 25 Marsiruppa adalah sebuah istilah dengan bahasa setempat masyarakat yang artinya saling tolong menolong dengan cara bergantian ke ladang petani dalam setiap penanaman maupun panen. Hal ini dilakukan sendiri oleh petani yang mempunyai lahan persawahan Universitas Sumatera Utara Pekerjaan penanaman pembibitan yang dilakukan oleh petani didahului dengan pekerjaan pencabutan pembibitan. Bibit yang akan dicabut yang sudah berumur 40 hari dan memiliki daun 5-7 helai, cara yang mereka lakukan 5 atau sampai 10 batang bibit dipegang menjadi satu kemudian ditarik kearah posisi badan kita dan jangan sampai batang bibit tersebut putus. Bibit yang telah dicabut kemudian diikat dalam satu ikatan besar untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut oleh masyarakat petani harus segera ditanam agar bibit tersebut kuat dan jangan sampai bermalam, dan biasanya petani menggunakan jarak 20x20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeriharaan baik penyiangan ataupun pemupukan yang memungkinkan agar mendapat prolehan sinar matahari. Penanaman ini dilakukan dengan berjalan mundurtangan kiri memegang bibit dan tangan kanan menanam bibit, dan bibit tidak baik apabila bibit ini ditanam terlalu dangkal ataupun terlalu dalam karena ini sangat mempengaruhi pertumbuhan padi. Penanaman padi air adalah yang utama dalam penanaman padi yaitu petani akan menanam padi berdasarkan tadah hujan biasanya hujan akan turun pada bulan September, okteber dan November dibulan inilah para petani menanam padi, tidak ada yang bisa diharapkan kecuali air tadah hujan apabila tidak ada hujan maka petani akan gagal dalam memproleh hasil panen, setelah beberapa tahun dibukanya lahan pertanian di Desa Tanjung Leidong ini, pada tahun 1983 terjadi kekeringan yang sangat mengancam kehidupan masyarakat petani di Desa Tanjung Leidong, gagalnya hasil panen yang diperoleh masyarakat kewalahan dalam mencari kebutuhan hidup, mereka mencari makanan untuk kebutuhan hidup mereka yaitu mencari ubi, pisang,kebagai kebutuhan pokok ke Desa Kelapa sebatang, banyak masyarakat tidak dapat mengkomsumsi beras ataupun padi hanya mengkonsumsi ubi sebagai makanan sehari- hari.karena masyarakat Desa Tanjung Leidong hanya menyediakan stok makanan satu tahun Universitas Sumatera Utara selainnya mereka menjual padi langsung kekilang padi dengan harapan tahun depan akan memproleh hasil panen yang lebih baik, ternyata jauh dari prediksi masyarakat. Setelah penanaman, biasanya apabila tanaman padi ada yang mati harus segera diganti atau pun disulam, tetapi pada tahun 1970 an masyarakat petani tidak pernah mengganti tanaman padi yang yang mati karena mereka tidak lagi mengurus tanaman padi mereka, mereka ada yang pulang kekampung masing masing, ada yang kembali berlaut atau kembali mengerjakan rutinitasnya sebagai nelayan karena yang datang untuk menanan di Desa Tanjung Leidong ada yang dinamakan Mardua Huta 26 . Meskipun demikian hama tidak ada yang menggagu tanaman mereka meskipun mereka tidak melihat lahan mereka yang disawah mereka percaya bahwa suatu ketika mereka akan mendapat hasil yang maksimal. Namun untuk pemupukan pada tahun 1970 sampai 1987 masyarakat Desa Tanjung Leidong tidak pernah menggunakan pupuk untuk lahan pertanian mereka. Meskipun demikian hasil yang mereka proleh sangat maksimal bahkan mencapai 6-7 ton perhektarnya. Lambat laun unsure hara tanah semakin kurang dan mulailah petani menanam padi dengan menggunakan pupuk pada tahun 1988 dengan perolehan hasil yang sama 27 • Pupuk dasar dapat diberikan satu hari sebelum tanam atau pada saat tanam. Tujuan pemupukan ini adalah menyediakan unsure hara pada saat perakaran tanaman padi siap menyerap unsure hara. Pupuk yang diberikan berupa pupuk nitrogen sebanyak 13 dosis .. Adapun pupuk yang mereka gunakan sebagai menambah zat-zat dan unsure- unsure makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah, dan untuk tanaman padi pupuk yang digunakan antara lain: 26 Mardua Huta ialah Masyarakat yang tidak berdomisili di daerah itu melainkan didaerah lain mereka pendatang hanya untuk melakukan pertanian dan kembali ketika panen sudah tiba. 27 Wawancana dengan Ibu Keleria Sihotang tanggal 23 Agustus 2013, di Desa Tanjung Leidong Universitas Sumatera Utara perhektar, sedangkan pupuk fosfor da kalium biasanya diberikan seluruh dosis 300 kg UREA, 100 kg TSP, dan 100 kg KCL maka pupuk dasar yang diberikan 100 kg urea, 100 TSP, dan 100 KCL. • Unsure nitrogen diberikan sebagai pupuk dasar sebagainya dalam bentuk ammonium NO 4 + , sedangkan nitrogen yang diberikan pada pemupukan berikutnya dapat dalam bentuk ammonium atau nitrat NO 3 + . Unsure nitrogen dalam bentuk nitrat sebaliknya tidak diberikan sebagai pupuk dasar. Hal ini disebabkan nitrat mudah mengalami denitrifikasi sehingga saat nitrat siap diserap tanaman, tanaman belum siap menyerap unsure hara. Bila diberikan sebagai pupuk lanjutan, tanaman padi sudah siap menyerap pupuk sehingga kehilangan melalui denitrifikasi dapat dihindari. 28 Untuk pertanian padi ini, sebagian masyarakat ada yang membeli bibit dari daerah lain, namun ada juga yang menyisihkan hasil pertanian padi mereka untuk bibit dari tahun ketahun produksi tanaman padi yang ada didaerah ini. Dari hasil tanaman padi ini petani sudah mampu membeli kebutuhan sekunder, Bahkan sudah banyak masyarakat yang memiliki kendaraan baik roda dua, jetor maupun roda empat seperti mobil pick up untuk mengangkut padi. Akan tetapi ada juga masyarakat yang masih mengangkut padi dengan cara tradisional seperti dengan menggunakan tenaga sepeda dayung dengan mengikat padi kedalam sepeda dayung mereka mendorong sepeda tersebut sepanjang jalan.

3.3 Panen dan Pekerja

Dokumen yang terkait

Kehidupan Petani Salak di Desa Parsalakan Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan (1970 – 200)

10 134 104

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Dengan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

14 121 99

Desa Juhar: Perkembangan dan Peranannya Sebagai Ibu kota Kecamatan Juhar, Kabupaten Karo tahun 1945-1970.”Perkembangan dan Peranannya Sebagai Ibu kota Kecamatan Juhar, Kabupaten Karo tahun 1945-1970.

5 43 117

Evaluasi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian Sl Ptt (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama Terpadu (Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 67 67

Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Bunga Di desa Tongkoh Kabupaten Karo (1970-1990)

2 80 148

Nilai Tukar Petani Padi Sawah di Sentra Produksi Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Purwabinangun, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat)

8 73 198

KAJIAN DAMPAK VARIABILITAS CURAH HUJAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN MAGELANG

0 0 9

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN SETELAH PADI

0 0 5