BAB IV
PENGARUH PERTANIAN PADI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA TANJUNG LEIDONG
4.1 TINGKAT PENDAPATAN
Pendapatan adalah suatu hasil yang didapatkan oleh seseorang setelah melakukan pekerjaan meskipun hasil yang diperoleh tersebut dari tingkat yang terendah sampai dengan tingkat yang
tertinggi yang nantinya akan digunakan untuk mencapai kebutuhan untuk mengkonsumsi suatu barang dan jasa.
Tingkat pendapatan masih menjadi indicator pada tingkat kesejahteraan masyrakat Pada tingkat ekonomi dan sosialnya. hakikatnya manusia mempunyai kecenderungan untuk tetap
hidup dan mengembangkan harkat kehidupan sosialnya. Mereka didorong oleh hasrat untuk hidup lebih baik sesuai dengan harkat manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Upaya
manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya cenderung untuk mencari dari berbagai sumber yang ada, terutama berkaitan dengan potensi di sekeliling mereka hidup dan
bertempat tinggal. Dari pertanian padi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tanjung Leidong banyak sekali membawa perubahan. Perubahan yang dialami berbeda-beda. Ada yang
mengalami perubahan yang sangat mencolok dan ada juga yang mengalami perubahan secara
lambat.
Mengenai perolehan hasil produksi panen padi sangatlah bervariasi. Mulai dari kuku balam. Ramos, pasaman, dll Besar kecilnya hasil panen padi tersebut tergantung pada luas
lahan padi yang dimiliki petani. Lahan yang luas tentu saja mendapat hasil panen yang banyak,
Universitas Sumatera Utara
begitu juga dengan lahan yang sempit akan mendapat hasil panen padi yang lebih sedikit. Pada setiap akhir panen petani akan menghitung berapa biaya yang dikeluarkan untuk merawat dan
penanaman padi tersebut kemudian akan dikurangi dari hasil panen yang sudah didapat. Setelah biaya tersebut dikurangkan maka petani bisa melihat berapa hasil dan keuntungan yang petani
dapatkan dari pertanian padi tersebut. Karena untuk menanam padi tidak lah menggunakan modal yang besar pada saat itu hanya menggunakan modal tenaga untuk memproduksi hasil
yang maksimum.
Dari pertanian padi ini, pendapatan masyarakat semakin meningkat. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat terjadi perubahan di dalam kehidupan petani padi. Ini bisa kita lihat dari
pola hidup dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Pemenuhan kebutuhan dirumah tangga bukan hanya kebutuhan pangan saja melainkan masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi
baik jasmani maupun rohani, hal ini akan dapat dipenuhi dengan adanya aktivitas. Masyarakat Desa Tanjung Leidong yang mempunyai mata pencaharian utama mengharapkan segala
kebutuhan mereka dapat dipenuhi dari hasil pertanian padi. Untuk pemenuhan pangan mereka biasanya secara subsistensial. Beras yang mereka dapatkan berasal dari pertanian padi yang
mereka usahakan. Mereka tidak menjual hasil pertanian padi yang mereka tanam, melainkan hanya untuk kebutuhan mereka dalam setahun. Untuk selainnya mereka menjual untuk
memenuhi kebutuhan anak-anak mereka untuk bersekolah. Adapun sayuran dan buah mereka tidak perlu mengeluarkan biaya karena mereka juga menanam sayuran di sawh mereka sendiri,
hanya untuk konsumsi keluarga saja. Begitu juga untuk lauknya mereka kadang-kadang bisa mendapatkannya dari para nelayan yang datang menjual kerumah-rumah. Selain itu mereka
juga memelihara hewan ternak seperti ayam, bebek dan lain sebagainya. Hanya pada acara tertentu saja mereka mau menyembelih hewan peliharaan mereka. Secara umum, untuk
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan pangan mereka tidak banyak mengeluarkan biaya sehingga pendapatan yang mereka terima tetap bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang lain.
Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat dari pertanian padi, sangat banyak perubahan yang terjadi dalam masyarakat Desa Tanjung Leidong. Ini terlihat dari bentuk rumah yang
mereka miliki. Sebelum pertanian padi ada di desa ini,bentuk rumah-rumah penduduk bisa dikatakan sangat sederhana dan bahkan ada yang tidak layak huni. Masyarakat masih menghuni
rumah-rumah panggung. Dan tidak ada masyarakat yang tinggal dirumah bagus, semuanya hanya memililiki rumah sederhana yang terbuat dari rumbia. Pada awalnya tidak ada
Masyarakat yang sudah mempunyai rumah bagus pada saat itu, masyarakatnya semua bersama- sama datang ke desa Tanjung Leidong untuk merubah nasib di mulai dari titik nol. Pendapatan
meningkat masyarakat mulai memperbaiki rumah mereka, ada yang mempunyai rumah semi permanen dan ada juga yang sudah permanen. Rumah-rumah panggung sudah jarang ditemui di
desa ini. Sekalipun ada beberapa rumah panggung dijumpai di Desa tidak banyak lagi hanya sebagian kecil saja. Perubahan bentuk rumah ini lebih memudahkan masyarakat menyimpan padi
mereka untuk kebutuhan mereka satu tahun kedepan, dan kendaraan mereka untuk mudah masuk ke rumah kedalam rumah. Perubahan bentuk rumah ini juga seiring dengan
perkembangan zaman serta perkembangan teknologi. Masyarakat bisa melihat bentuk rumah seperti permanen, semi permanen melalui sarana komunikasi seperti televisi.
Bukan hanya dalam bentuk rumah yang mengalami perubahan, masyarakat juga tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan primer namun mereka sudah bisa memenuhi kebutuhan
sekunder bahkan kebutuhan tersier. Bisa kita lihat contoh yaitu barang-barang yang ada di rumah penduduk. Dahulu televisi adalah sebuah barang mewah untuk masyarakat desa ini. Menurut
pengakuan seorang informan “...,, dulu hanya ada satu bioskop di Desa Tanjung Leidong ini,
Universitas Sumatera Utara
semua dari berbagai penjuru datang untuk menonton bioskop itu, bahkan dalam satu malam itu ada 4 season dalam dalam satu film akan menempuh jarak 5km dengan berjalan untuk
menempuh bioskop tersebut”
36
Masyarakat petani padi pendapatannya meningkat sudah bisa membeli alat transportasi. Masyarakat sudah mulai sadar akan pentingnya sarana transportasi. Komunikasi lalu lintas
sangat penting bagi kehidupan manusia dan merupakan sarana yang sangat penting dalam kelancaran roda perekonomian. Sebelum tahun 1985, masyarakat Desa Tanjung Leidong
menggunakan sepeda dayung sebagai sarana trnsportasi mereka. Mereka harus berjalan sambil menggiring sepeda untuk membawa hasil panen padi dari sawah dan berjalan sejauh 8 km.
Pengangkutan hasil pertanian dengan menggunakan sepeda dayung seperti tidak bisa maksimal dan masyarakat lebih memilih praktis sehingga lebih memilih kendaraan Jetor. Kita ketahui
. Masyarakat yang mempunyai televisi hanyalah beberapa orang saja. Namun, munculnya
pertanian padi di masyarakat desa ini membuat barang mewah tersebut bisa di beli oleh mereka dan hampir seluruh masyarakat desa sudah mempunyai televisi pada tahun 2000. Bukan hanya
televisi saja, namun masih banyak barang lainnya yang dianggap mewah oleh masyarakat pada saat itu yang bisa dibeli masyarakat, seperti radio, tape, telepon genggam dan mesin ketik. Dalam
pola hidup juga masyarakat Desa Tanjung Leidong mengalami perubahan. Ada pemikiran masyarakat untuk lebih maju dan tidak mau kalah dengan masyarakat lainnya. Hal inilah yang
mengakibatkan adanya persaingan di desa tersebut. Persaingan yang terjadi yaitu ketika salah satu petani sudah bisa menyekolahkan anaknya ke perguran tinggi maka masyarakat lainnya juga
akan mengikut dan tidak mau kalah. Hal ini tentu saja berdampak positif bagi masyarakat sehingga masyarakat lebih giat lagi untuk bekerja.
36
Wawancara dengan Keleria Sihotang, Tanggal 03 Maret 2014 di Desa Tanjung Leidong
Universitas Sumatera Utara
sepeda dayung hanya bisa mengangkut 3 goni padi, hasil pertanian dan harus diiringi oleh masyarakat dengan jalan kaki. Hal ini juga yang membuat masyarakat lebih memilih kendaraan
jetor yang lebih praktis dan efisien. Seiring dengan perkembangan teknologi dan juga diakibatkan pendapatan masyarakat
semakin tinggi, sarana transportasi di Tanjung Leidong juga mulai berubah. Lambat laun, masyarakat tidak menggunakan trasnfortasi sepeda dayung lagi untuk mengangkut barang
mereka, dan mulai menggunakan kendaraan jetor. Meskipun demikian akses jalan masih sangat sulit untuk dilewati Masyarakat menggunakan kendaraan seperti jetor karena akses jalan ke desa
ini sangat sulit dan apabila hujan turun kendaraan jetor tersebut susah melewati jalan. Hanya bisa dilalui pada jalan kering saja. Sekitar tahun 1990 seiring bertumbuhnya perekonomian di Desa
Tanjung Leidong sudah ada kesadaran masyarakat untuk memperbaiki jalan. Mereka mengadakan gotong royong bersama untuk untuk memperbaiki jalan dengan cara menimbun
jalan agar semua jalan tersebut rata dan apabila hujan turun masyarakat lebih mudah untuk melewati jalan tersebut. Ini diberitahukan oleh kepling atau kepada desa kepada masyarakat
untuk kesedian waktu dan tenaga masyarakat itu sendiri. Perbaikan jalan ini hanya untuk akses untuk lebih memudahkan masyarakat mengangkut hasil pertanian mereka.
Masyarakat di Tanjung Leidong sudah memiliki kendaraan pribadi dan sudah ada peran pemerintah dalam hal perbaikan jalan. Angkutan umum di desa ini belum memadai, hanya ada
beberapa angkutan umum saja sehingga masyarakat lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi. Masyarakat yang mempunyai mobil seperti mobil pick up hanyalah digunakan untuk
mengangkut hasil pertanian padi. Sarana transportasi yang ada di desa ini bukan hanya untuk akses penduduk ke desa lain namun juga untuk kelancaran distribusi pertanian padi. Ketika padi
sudah siap dipasarkan tentu saja dibutuhkan sarana transportasi untuk dapat mengangkut padi
Universitas Sumatera Utara
kepelabuhan atau keluar dari desa tersebut. Sarana transportasi yang ada bukan hanya untuk mengangkut hasil pertanian yang didapatkan oleh penduduk dari ladang maupun untuk
memasarkan namun juga untuk mengangkut alat-alat yang dipakai untuk perawatan padi tersebut seperti mengangkut pupuk, bibit,dll.
Masyarakat membeli kendaraan pribadi dilakukan secara cash tunai, karena di Desa Tanjung Leidong ini tidak mengenal yang namanya kreditmencicil. Biasanya masyarakat
membeli jetor ataupun sepeda motor untuk keperluan mengangkut padi dari sawah maupun untuk proses pemasaran ke tauke . Peningkatan perekonomian yang ditandai dengan tingkat
pendapatan yang semakin tinggi ini bisa dilihat dari table dibawah ini. Perbedaan tingkat pendapatan masyarakat pada pertanian di Desa Tanjung
Leidong dalam setahun dengan luas lahan satu hektar
No Jenis mata
pencaharian Intensitas Panen
Hasil yang didapat dalam
sekali panen kiloton
Hargakg
1 Nelayan
1 x per minggu 400kg
Tidak dijual
2 Petani padi
1 x per tahun 5000kg
Rp 2.500 Sumber : wawancara dengan Kasdin Simarmata, Jamal, Robinson, Buang April 2014 data
diolah penulis Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendapatan dalam masyarakat sangat jauh
berbeda setiap jenis pertanian yang ada di Desa Tanjung Leidong. Tingkat pendapatan dipengaruhi juga oleh intensitas masyarakat bisa memanen hasil pertanian mereka. Padi dipanen
hanya satu kali dalam setahun, nelayan bisa dipanen tiga kali dalam seminggu atau setiap
Universitas Sumatera Utara
harinya. Melihat hal ini, tentu saja sangat terlihat perbedaan tingkat pendapatan. Tingkat pendapatan semakin meningkat ketika masyarakat melakukan pertanian padi.
4.2 TINGKAT PENDIDIKAN