Pemasaran Kehidupan Petani Padi Sawah Tadah Hujan di Desa Tanjung Leidong (1970-200)

ini bisa memproleh hasil mencapai 2 sampai dengan 3 ton perhektarnya. Namun dari segi kualitas beras singgang ini jauh lebih sedap rasanya dibandingkan hasil padi yang pertama, namun setelah selesai panen banyak hal yang bisa dikerjakan oleh petani yaitu, mencari ikan dilaut, mencari ikan dikolam adapun ikan yang dicari yaitu: ikan sepat, ikan gabus, ikan lele, ikan betik dan lain-lain. Adapun hasil ikan tersebut mereka jual langsung kepasar ataupun di asin untuk laut mereka sehari-hari. Sehingga masyarakat yang ada di Desa Tanjung Leidong tidak lagi membeli ikan ke pasar setiap hari, namun untuk sayur mayor mereka memilih untuk menanam sayur-mayur mereka disawah mereka atau benteng sawah yang sudah ditimbun tanah.

3.4 Pemasaran

Pemasaran Pengaruh pertanian padi bukan hanya di pola kehidupan masyarakat saja namun di pemasaran juga terjadi. Tauke atau kilang padi di desa ini bermunculan dengan pemasaran yang terorganisir. Hubungan antara petani dan tauke sangat dekat dan saling membutuhkan. Masyarakat harus tetap menjaga hubungan baik dengan Tauke karena tidak ada pilihan lain untuk menjual padi selain Tauke tersebut, mengingat transportasi yang sangat sulit untuk diitempuh karena jalan harus melalui transportasi laut. Karena hanya kapal taukelah yang ada di daerah tersebut. Pada tahun 1970 dalam pemasaran hasil daripada pertanian mereka mereka tidak langsung menjual padi mereka begitu saja, tetapi mereka terlebih dahulu mengolah padi yang sudah dipanen, lalu mereka menumbuk padi tersebut kedalam lesung dan menjual beras tersebut kepasar, dalam pemasaran juga mereka belum memiliki transpotasi dalam pengankutan beras, mereka berjalan kaki menelusuri pasar sepanjang 10 km dengan menjunjun beras tersebut. karena tauke Zuke ini baru ada pada tahun 1975 setelah berbagai rintangan yang dilalui oleh masyarakat dalam pemasaran beras, namun setelah dibukanya kilang padi Zuke ini, mereka tidak lagi menumbuk padi tersebut setelah selesai dipanen, melainkan mereka langsung menjual beras Universitas Sumatera Utara tersebut kekilang padi, dan kilang padilah yang akan mengolahnya sendiri. Dan tauke inilah yang melakukan pemasaran tersebut keberbagai daerah atau kota kota besar seperti, kota Medan, Jakarta, Malasya dll 35 35 Wawancara dengan pemilik kilang padi Tauke tanggal 02 April 2014 . Masyarakat membutuhkan tauke untuk pemasaran hasil pertanian mereka dan tauke membutuhkan hasil pertanian dari masyarakat untuk melancarkan usaha mereka. Adapun kilang padi yang mau menerima padi tidak banyak hanya satu dua atau tiga kilang padi saja, yang menjadi pemasaran terbesar di daerah Tanjung Leidong sekitarnya ialah Tauke Zuke, inilah yang menampung semua padi yang ada di daerah tersebut tanpa terkecuali karena sarana transportasi tidak ada untuk keluar masuknya barang, semua yang mengkelolah ialah Tauke Zuke. Potensi padi sawah yang dihasilkan Kecamatan Kualuh Leidong diolah dan dijadikan beras Leidong yang cukup terkenal di Sumatera Utara, bahkan beras Leidong jenis KKB kuku balam dan ramos telah dipasarkan dijakarta, di Medan, dan beberapa kota terbesar di Sumatera Utara. Dalam industry pengelolahan padi atau disebut kilang padi, Kecamatan Kualuh Leidong memiliki kilang padi terbesar di Sumatera Utara yang mengelolah padi secara modern yang menghasilkan beras yang berkualitas Pemasaran di desa ini ada satu jenis yaitu pemasaran bebas dan pemasaran yang satu Tauke Zuke, dan Tauke Zuke yang manampung hasil yang ada di Kecamatan kulauh Leidong, pemasaran besar sampai ke berbagai penjuru mulai Tanjung Balai, Medan, Jakarta, dan Malasyia. Adapun pemasaran yang dijual ialah besar, dan Tauke tidak menjual padi tetapi sudah mengolahnya menjadi beras. Pemasaran bebas yaitu masyarakat tidak ada perjanjian terhadap salah satu tauke dan pemasaran terikat yaitu petani mempunyai perjanjian dengan tauke. Universitas Sumatera Utara BAB IV PENGARUH PERTANIAN PADI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA TANJUNG LEIDONG

4.1 TINGKAT PENDAPATAN

Dokumen yang terkait

Kehidupan Petani Salak di Desa Parsalakan Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan (1970 – 200)

10 134 104

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Dengan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

14 121 99

Desa Juhar: Perkembangan dan Peranannya Sebagai Ibu kota Kecamatan Juhar, Kabupaten Karo tahun 1945-1970.”Perkembangan dan Peranannya Sebagai Ibu kota Kecamatan Juhar, Kabupaten Karo tahun 1945-1970.

5 43 117

Evaluasi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian Sl Ptt (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama Terpadu (Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 67 67

Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Bunga Di desa Tongkoh Kabupaten Karo (1970-1990)

2 80 148

Nilai Tukar Petani Padi Sawah di Sentra Produksi Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Purwabinangun, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat)

8 73 198

KAJIAN DAMPAK VARIABILITAS CURAH HUJAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN MAGELANG

0 0 9

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN SETELAH PADI

0 0 5