perhektar, sedangkan pupuk fosfor da kalium biasanya diberikan seluruh dosis 300 kg UREA, 100 kg TSP, dan 100 kg KCL maka pupuk dasar yang diberikan 100 kg urea, 100
TSP, dan 100 KCL. • Unsure nitrogen diberikan sebagai pupuk dasar sebagainya dalam bentuk ammonium
NO
4 +
, sedangkan nitrogen yang diberikan pada pemupukan berikutnya dapat dalam bentuk ammonium atau nitrat NO
3 +
. Unsure nitrogen dalam bentuk nitrat sebaliknya tidak diberikan sebagai pupuk dasar. Hal ini disebabkan nitrat mudah mengalami denitrifikasi
sehingga saat nitrat siap diserap tanaman, tanaman belum siap menyerap unsure hara. Bila diberikan sebagai pupuk lanjutan, tanaman padi sudah siap menyerap pupuk sehingga
kehilangan melalui denitrifikasi dapat dihindari.
28
Untuk pertanian padi ini, sebagian masyarakat ada yang membeli bibit dari daerah lain, namun ada juga yang menyisihkan hasil pertanian padi mereka untuk bibit dari tahun ketahun
produksi tanaman padi yang ada didaerah ini. Dari hasil tanaman padi ini petani sudah mampu membeli kebutuhan sekunder, Bahkan sudah banyak masyarakat yang memiliki kendaraan baik
roda dua, jetor maupun roda empat seperti mobil pick up untuk mengangkut padi. Akan tetapi ada juga masyarakat yang masih mengangkut padi dengan cara tradisional seperti dengan
menggunakan tenaga sepeda dayung dengan mengikat padi kedalam sepeda dayung mereka mendorong sepeda tersebut sepanjang jalan.
3.3 Panen dan Pekerja
Keadaan fisik dan daerah tertentu menyebabkan penduduknya harus mengalami fluktuasi- fluktuasi yang demikian besarnya dengan hasil panen mereka, sehingga tanpa pemungutan-
28
Suparyono dan Agus Setyono, Mengatasi Permasalahan Budi Daya Padi, Jakarta 1997, hal.22
Universitas Sumatera Utara
pemungutan dari kaum elit sekalipun kelangsungan hidup mereka sudah rawan. Apabila disamping itu, penghasilan mereka pada umumnya rendah, maka setiap pendapatan tidak dapat
ditawar-tawar lagi oleh kaum elit setelah satu serentetan panen yang gagal besar kemungkinannya akan mempunyai efek yang gawat terhadap kehidupan petani. Oleh kerena itu
tidak mengherankan bahwa daerah-daerah sedemikian seringkali terkenal dengan sejarahnya yang ditandai dengan pembrontakan dan perlawanan terhadap kekuasaan negara
29
Panen dilaksanakan berdasarkan umur tanaman sesuai dengan deskripsi variates sekitar 150 - 160 hari setelah tanam, cara ini paling mudah diingat dan paling banyak dilakukan petani. Cara
ini dilakukan dengan melihat warna bulir padi yang sudah menguning dan daun bendera yang masih hijau atau mulai menguning, sedangkan daun bendera masih tampak hijau atau mulai
menguning.
30
29
James C.Scott, Moral Ekonomi Petani, Jakarta, 1981. Hal.304
30
Ibid, hal.80
Ketika padi sudah mulai menguning para petani mulai sibuk mengurus panennya seperti mencari tenaga kerja, untuk menghindari kebanjiran dan kekurangan tenaga kerja untuk
memanen padi walaupun padi belum matang secara optimal. Adapaun yang datang untuk memanen di Desa Tanjung Leidong ini datang datang berbagai penjuru yaitu dari air joman,
kisaran, siborong-borong, samosir dan lain lain, karena masyarakat yang bereda di daerah tersebut tidak mampu menyelesaikan hasil pertanian meresa sendiri, baik melalui gotong royong
ataupun dikerjakan sendiri. Ketika panen pada tahun 1970 yang datang memanen padi tersebut ialah semua kaum wanita karena mereka yang datang memenen hanya menggunakan ani-ani
untuk memanen padi disawah tanpa terkecuali, dalam menyelesaikan satu Hektar padi panen dengan menggunakan ani-ani yang pekerjanya 10 orang membutuhkan waktu 12 hari dan
menghabiskan waktu yang sangat lama. meskipun demikian tidak mengurangi semangat para wanita yang bekerja. Karena mengingat belum ditemukan alat yang modern dan cepat untuk
Universitas Sumatera Utara
beroperasi dalam bekerja.ini berlangsung selama kurang lima tahun. Setelah siap diani-ani para pekerja mereka akan memukul padi tersebut atau mimijak padi tersebut supaya bilur-bilur padi
akan lepas itu dilakukan dengan kayu ataupun dengan pelepah kelapa, ini dikerjakan pada malam hari.
Pada tahun 1975 muncul sabit sebagai alat untuk memanen padi disawah, dan yang datang bekerja sebagai pekerja bukan hanya wanita saja melainkan pria juga sudah ikut serta dalam
memanen padi di desa ini. Mulailah masyarakat Desa Tanjung Leidong menggunakan sabit sebagai alat untuk memanen padi disawah, dan sabit ini lebih cepat cara kerjanya kalau yang
menggunakan ani-ani membutuhkan waktu 12hari dengan mengunkan sabit hanya membutuhkana waktu enam hari dalam menyelesaikan satu hektar padi meskipun demikian tidak
untuk meningkatkan hasil pertanian tetapi hanya untuk mempercepat sarana atau cara kerja petani dalam menyelesaikan panen padi. Pada waktu yang kurang lebih bersamaan, mesin
pemanen dan perontok gabah mulai muncul diarena percaturan setempat. Kemunculan alat-alat ini sebagian besar dimungkinkan oleh kekuatan-kekuatan ekonomi yang sebelumnya juga telah
memperbaiki pendapatan buruh tani dikampung
31
o Dengan menggunakan kedua kaki, padi di injak dengan cara diputar-putar
. Adapun beberapa cara untuk merontontokkan padi dari bulirnya yaitu :
o Kemudian cara digedig, tumpukan padi dipukul-pukul dengan menggunakan daun
pelapah atau daun kelapa o
Perontokan padi dengan fedal thresher yang digerakkan dengan mesin.
32
31
James C. Scott, Senjatanya Orang-Orang Yang KalahBentuk-Bentuk Perlawanan sehari-hari Kaum Tani, Jakarta, 2000, Hal. 146
32
Ibid, hal.91
Universitas Sumatera Utara
Namun pada tahun 1980 muncullah alat modern yang bisa menyelesaikan panen secara cepat dan praktis yang biasa disebut dengan nama Theresher
33
Bisa diperkirakan lebih banyak masyarakat yang datang untuk memanen padi daripada penduduk yang berdomisili diderah tersebut. Hampir setiap rumah yang para pekerjanya ada
sebanyak 15 orang datang untuk berpanen. Namun demikian mereka adalah tenaga kerja musiman dengan sendirinya datang ataupun datang karena sudah beritahu bahwa setiap bulan
maret masyarakat Desa Tanjung Leidong akan penen padi. Mereka datang pada saat panen saja karena pada saat panen ketakutan-ketakutan masyarakat sangatlah banyak. Adapun yang menjadi
ketakutan masyarakat ialah ketika padi sudah tua, maka padi-padi itu akan lengket dan tumbang karena padi semakin tua semakin merunduk, ketika hujan datang maka dalam memproleh hasil
panen dari sawah sangatlah sulit selain tanah sudah tergenang air, pengangkutan dari sawah ke tempat yang kering sangatlah sulit, bahkan mereka menggunakan sampan plastic untuk menarik
padi tersebut dari lahan persawahan sampai kepinggir jalan ataupun untuk tiba dirumah pemilik .ini juga membawa dampak
terhadap pemanen yang datang ke Desa Tanjung Leidong, selain masyarakat datang untuk memanen bertambah semakin dan semakin cepet proses kerjanya. Namun ketika mesin perontok
padi ini sudah muncul di Desa Tanjung Leidong masyarakat tidak mau langsung menerima alat mesin tersebut karena dalam pemikiran mereka jikalau menggunkana alat tersebut maka akan
banyak bilur-bilur padi tersebut akan terbuang secara Cuma-Cuma. Namun yang membawa pertama kali mesin perontok padi ini berasal dari Aceh dan sekaligus datang sebagai petani
musiman di daerah tersebut, setelah masyarakat mengerti alat modern masyarakat menerima alat mesin perontok padi tersebut sebagai sarana untuk mempermudah cara kerja petani yang hendak
memanen padi tersebut.
33
Thresher ialah alat yang digunakan untuk merontokkan padi dari bulir dengan menggunakan mesin
.
Universitas Sumatera Utara
padi. Ketika air hujan datang Maka bulir-bulir padipun akan basah dan tidak bisa langsung dijual ke kilang padi kerena mereka harus terlebih dahulu menjemur padi tersebut supaya padi tersebut
bisa dijual kekilang padi. Sebenarnya banyak yang menjadi ketakutan masyarakat yang ada di Desa Tanjung Leidong ini, mereka yang datang untuk bekerja terutama orang-orang jawa, batak,
sedangkan orang-orang jawa berasal dari kisaran sedangkan orang-orang batak berasal dari siborong-borong, samosir dan sidikalang mereka tinggal dirumah pemilik sawah yang
menggunakan jasanya makan, minum, dan tidurnya ditanggung oleh petani pemilik sawah sampai bertahun-tahun demikian lah yang datang untuk memanen hasil pertanian di Desa
Tanjung Leidong. Setelah selesai panen petani mereka kembali petani yang datang bekerja sebagai pekerja musiman kembali kedaerahnya masing-masing. Namun ketika sudah selesai
masyarakat petani di Desa Tanjung Leidong mengerjakan hasil pertanian mereka, ada yang menjual hasil pertanian mereka semua ke tauke dan ada yang menyisihkan hasil penennya untuk
kebutuhan hidup satu tahun kedepannya supaya tidak lagi membeli beras untuk bulan berikutnya, namun ada juga yang menjual sekaligus hasil pertanian mereka ketauke dan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya mereka menunggu hasil panen padi singgang yang kedua, kerena setelah selesai panen padi bisa dikatakan masyarakat memproleh hasil panen dua kali dalam setahun tapi
dengan sekali penanaman yang dinamakan singgang padi
34
34
Singgang padi merupakan hasil padi yang kedua kalinya setelah padi sudah selesai dipanen, maka akan tumbuh kembali padi kecil pada bagian batang padi yang sudah selesai di arit dari batang padi, hasil padi singgang
ini tidak lama proses panennya hanya menunggu waktu selama 30 hari setelah selesai panen.
. Dalam menunggu singgang padi ini, tidak menunggu waktu terlalu lama, hanya menunggu waktu selama 30 hari setelah padi
tersebut dipanen, setelah selesai diarit batang padi, maka akan tumbuh kembali padi pada bagian padang padi tersebut, bisa dikatakan bahwa dalam sekali penanaman bibit padi mampu
menghasilkan panen dua kali dalam setahun, singgang padi ini tidak jauh beda dengan padi yang pertama, jikalau hasil padi pertama bisa memproleh 4-5 ton per hektarnya maka padi singgang
Universitas Sumatera Utara
ini bisa memproleh hasil mencapai 2 sampai dengan 3 ton perhektarnya. Namun dari segi kualitas beras singgang ini jauh lebih sedap rasanya dibandingkan hasil padi yang pertama,
namun setelah selesai panen banyak hal yang bisa dikerjakan oleh petani yaitu, mencari ikan dilaut, mencari ikan dikolam adapun ikan yang dicari yaitu: ikan sepat, ikan gabus, ikan lele,
ikan betik dan lain-lain. Adapun hasil ikan tersebut mereka jual langsung kepasar ataupun di asin untuk laut mereka sehari-hari. Sehingga masyarakat yang ada di Desa Tanjung Leidong tidak
lagi membeli ikan ke pasar setiap hari, namun untuk sayur mayor mereka memilih untuk menanam sayur-mayur mereka disawah mereka atau benteng sawah yang sudah ditimbun tanah.
3.4 Pemasaran