Pola Asuh Tinjauan Parenting

32 kemauan orangtua untuk selalu berkembang menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada pola pengasuhan orangtua serta keberhasilan orangtua dalam membesarkan anak-anak mereka.

2. Pola Asuh

Orang dewasa khusunya orangtua, memiliki cara yang berbeda dalam mengasuh anak-anaknya. Pola asuh yang kurang tepat dapat mengakibatkan perkembangan anak menjadi kurang optimal dari segi afektif, kognitif dan psikomotoriknya. Pola asuh orangtua merupakan pola perilaku yang digunakan untuk beriteraksi dengan anak-anaknya. Menurut Sugihartono, dkk 2007:31 memaparkan ada tiga jenis dari pola asuh orangtua, yaitu: a Pola Asuh Otoriter adalah pola asuh yang menekankan pada pengawasan langsung orangtua terhadap apapun yang dilakukan oleh anak mereka. Pola asuh jenis ini biasanya digunakan oleh orangtua yang sering mengekang anak untuk menjadi sesuai dengan yang diharapkan orangtua tersebut. Biasanya, anak dengan pola asuh seperti ini akan menghasilkan karakter anak yang cenderung kurang inisiatif, selalu ragu dalam mengambil keputusan juga mudah gugup. b Pola Asuh Permisif merupakan pola asuh dengan membebaskan anak untuk melakukan apapun yang diinginkan oleh anak tanpa memberikan batasan tertentu. Pola seperti ini akan membentuk anak menjadi pribadi yang kurang mampu dalam memikul 33 tanggung jawab. Sedangkan menurut Baumrid dalam santrock 2002 membagi pola asuh permisif menjadi 2 yaitu : Pola asuh permissive-indulgent dan permissive-indifferent. Pola asuh permissive-indulgent adalah orang tua telibat dalam kehidupan anak sehari-hari dengan membiasakan anak untuk malakukan hal- hal yang dikehendaki anak tanpa peraturan khusus dari orang tua. Sikap orangtua seperti ini mengakibatkan anak tidak mampu mengendalikan perilaku dengan baik dan anak cendrung menuntut orangtua agar mengabulkan seluruh permintaannya. Sedangkan, pola asuh permissive-indifferent ialah pola asuh yang tidak melibatkan peran orangtua secara langsung. Orangtua dengan pola asuh seperti ini, biasanya lebih mementingkan pekerjaannya. Anak dibiarkan melakukan apapun tanpa pengarahan atau campur tangan orang tua, sehingga anak tumbuh menjadi pribadi yang kurang mandiri dan memiliki kendali diri yang cukup buruk. Anak dengan pola asuh ini, cenderung pada tipe anak yang kurang kasih sayang orangtua. c Pola Asuh Autoritatif, pola ini merupakan pola yang paling baik diantara pola yang lain. Pola autoritatif membelajarkan anak dengan tanggung jawab sesuai dengan keinginannya, dengan kata lain, anak dibiarkan mengembangkan apapun yang diinginkan akan tetapi orangtua selalu mendampingi, mengarahkan, dan membimbing agar anak mampu bertanggungjawab pilihannya. 34 Hal ini membuat emosi anak terjaga dengan stabil serta mampu membentuk anak yang kreatif, percaya diri, dan bertanggungjawab. Lukmanul Hakim dalam Thalib,2007 membagi pola asuh menjadi 3, yaitu: 1 menerima, orangtua menerima bahwa anak adalah titipan tuhan yang perlu bimbingan untuk menjalani kehidupan. Orangtua wajib memberikan arahan dan nasihat kepada anaknya untuk selalu dan senantiasa mengingat tuhan, 2 melindungi, orangtua sebagai orangtua wajib melindungi anaknya dari berbagai hal. Orangtua harus melindungi anaknya semenjak dalam kandungan hingga anak lahir dan tumbuh dan 3 menuntut, orangtua menuntut dan memerintahkan anak untuk selalu berada dijalan tuhan dengan selalu mendirikan ibadah dan bersikap positif. Pola asuh menurut Al- Qura’an adalah orangtua mendidik dan mengajarkan anak agar menjaga hubungan vertikal dengan Allah SWT sebagai tuhan yang menciptakan manusiaa dan memperbaiki serta menjaga hubungan horisontal, yaitu dengan orangtua dan sesama manusia. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, pola asuh merupakan hal yang utama dalam menentukan perkembangan anak dan pola asuh yang tepat adalah pola asuh autoratif. Pola asuh tersebut memungkinkan anak akan berkembang optimal. Apabila orangtua 35 kurang tepat dalam mengasuh anak, perkembangan anak menjadi kurang optimal dari segi afektif, kognitif, maupun psikomotornya. Pola asuh memiliki beberpa aspek yeng perlu diperhatikn, menurut Baumrind dalam Damon Lerner, 2006 , yaitu: a. Kehangatan, Orang tua menunjukkan kasih sayang kepada anak, adanya keterlibatan emosi antara orang tua dan anak serta menyediakan waktu bersama anak. Orang tua membantu anak untuk mengidentifikasi dan membedakan situasi ketika memberikan atau mengajarkan perilaku yang tepat b. Kontrol, Orang tua mengarahkan anak untuk disiplin, memberikan beberapa tuntutan atau aturan serta mengontrol aktifitas anak, menyediakan beberapa standar yang dijalankan atau dilakukan secara konsisten, berkomunikasi satu arah dan percaya bahwa perilaku anak dipengaruhi oleh kedisiplinan. c. Komunikasi, Orang tua menjelaskan kepada anak mengenai standar atau aturan serta pemberian reward atau punish yang dilakukan kepada anak. Orang tua juga mendorong anak untuk bertanya jika anak tidak memahami atau setuju dengan standar atau aturan tersebut

3. Karakteristik Orang Dewasa