Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Teknik Analisis Data

akhir ini penulis mengambil judul : Program Kerja Museum Benteng Vredeburg dalam Meningkatkan Wisatawan

B. Perumusan Masalah

Berdasar dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis menyusun rumusan masalah sebagai pemberi arah yang jelas bagi kegiatan-kegiatan pengumpulan data. Adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah potensi Museum Benteng Vredeburg bagi wisata budaya di Yogyakarta ? 2. Bagaimanakah usaha pengembangan program-program kerja di Museum Benteng Vredeburg dalam meningkatkan wisatawan ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang diadakan ini adalah untuk mengetahui dan mendalami lebih jauh mengenai : 1. Potensi Museum Benteng Vredeburg bagi wisata budaya di Yogyakarta. 2. Pengembangan program-program kerja di Museum Benteng Vredeburg dalam meningkatkan wisatawan

D. Manfaat Penelitian

4 Berdasarkan penulisan laporan tugas akhir ini, diharapkan nantinya dapat bermanfaat bagi setiap pembaca sekaligus penulis sendiri, baik manfaat akademis maupun manfaat praktis. a. Manfaat Akademis : 1. Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dan pembanding dalam melakukan penelitian yang sama. 2. Dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang memerlukan tambahan materi sebagai bahan pengembangan dari penelitiannya. b. Manfaat Praktis 1. Untuk menambah pengetahuan baik bagi penulis maupun pembaca. 2. Memberi informasi bagi semua khalayak tentang objek wisata di Yogyakarta khususnya tentang Museum Benteng Vredeburg.

E. Kajian Pustaka

1. Pengertian Pariwisata

Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari “ Pari ” dan wisata. Pari yang berarti berulang-ulang dan Wisata adalah perjalanan atau berpergian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wisata merupakan kegiatan bepergian bersama-sama yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang atupun untuk sekedar bertamasya atau piknik KBBI,1991 : 1130. Menurut World Association of Travel Agents WATA wisata adalah perlawatan keliling yang memakan waktu lebih dari tiga hari, yang diselenggarakan 5 oleh agen perjalanan disuatu kota dengan acara antara lain mengunjungi beberapa tempat atau beberapa kota di dalam negeri maupun di luar negeri. Tourism Society in Britain mendefnisikan Pariwisata sebagai kepergian orang- orang untuk sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat di luar tempat tinggal dan lingkungan kerja sehari-hari serta kegiatan mereka selama berada di tempat tujuan tersebut. Kepergian orang-orang tersebut dapat dilukiskan dengan banyak orang yang meninggalkan tempat kediaman atau rumah mereka untuk sementara waktu ke tempat lain dengan tujuan benar-benar sebagai konsumen dan bukan untuk mencari nafkah Nyoman S. Pendit, 2002 : 33 Menurut E. Guyer - Fleuler yang dikutip oleh Nyoman S. Pendit merumuska Pariwisata sebagai berikut “ Pariwisata dalam arti modern adalah merupakan gejala zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan atas kesehatan dan pergantian haw, penilaian yang sadar dan menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenikmatan alam semesta, dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas dalam masyarakat manusia sebagai hasil perkembangan perniagaan, industry dan perdagangan serta penyempurnaan alat-alat pengangkutan” Nyoman S. Pendit, 2002 : 34 . Robert Mc Intost dan Shashikant Supta, mencoba mengungkapkan bahwa Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan ini serta para pengunjung lainnya Nyoman S. Pendit, 2002 : 34 Wisata adalah perjalanan dan persinggahan yang dilakukan oleh manusia di luar tempat tinggalnya untuk berbagai maksud dan tujuan, tetapi bukan untuk tinggal menetap di tempat yang dikunjungi atau disinggahi atau untuk melakukan pekerjaan dengan mendapatkan upah,menurut H. Kodhyat yang dikutip oleh M.A. Desky M.A. Desky, 1999 : 6 . Dari beberapa pendapat yang terurai di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pariwisata adalah rangkaian kegiatan perjalanan, bersifat sementara yang bertujuan untuk menikmati objek dan daya tarik wisata serta produk-produk wisata yang ada di tempat tujuan wisata.

2. Pengertian Budaya

Budaya berasal dari bahasa Sansekerta Buddhayah yang berarti hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Dalam pengertian bahasa Inggris budaya adalah culture, yang berasal dari bahasa Latin Colere yang berarti mengolah atau mengubah atau mengolah alam. Budaya juga dapat diartikan sebagai pemikiran, akal budi atau sesuatu yang sudah berkembang dan menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk diubah. Kebudayaan menurut Koentjaraningrat adalah sistem ide yang dimiliki oleh masyarakat pendukung yang meliputi kepercayaan, pengetahuan, keseluruhan nilai mengenai apa yang dianggap baik untuk dilakukan, diusahakan dan ditaatinya norma berbagai jenis hubungan antara individu dalam masyarakat di keseluruhan cara mengungkap perasaan dengan bahasa lisan, bahasa tulisan, nyanyian, tari tarian, musik, lukisan dan penggunaan lambang. Wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat meliputi 3 hal, yaitu : a. Wujud kebudayaan sebagai satu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma- norma dan peraturan. Kebudayaan ideal disebut juga tata kelakuan sistem budaya b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat sistem sosial yang menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dan manusia itu sendiri. c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda peninggalan manusia Koentjaraningrat, 1990 : 186 Sedangkan kebudayaan menurut ilmu Antropologi adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar Koentjaraningrat, 1990 : 180

3. Pengertian Wisata Budaya

Wisata budaya secara umum merupakan perjalanan yang bertujuan untuk mengenal adat istiadat, kesenian, dan hasil-hasil sejarah baik yang berupa bangunan candi, keraton, benteng, maupun makam atau petilasan para leluhur. Objek wisata budaya adalah objek wisata yang bentuk dan wujudnya berupa monumentasi hasil peradaban manusia di masa lampau maupun atraksi atau kegiatan budaya manusia. Wisata Budaya adalah gerak atau kegiatan wisata yang dirangsang oleh adanya objek-objek wisata berwujud hasil-hasil seni budaya setempat, misalnya : adat istiadat; upacara-upacara agama; tata hidup masyarakat setempat; peninggalan-peninggalan sejarah; hasil-hasil seni dan kerajinan rakyat dan lain sebagainya R.S. Damardjati 2001 : 31 8 Menurut Oka A. Yoeti wisata budaya yaitu jenis wisata di mana motivasi orang- orang untuk melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari seni budaya suatu tempat atau daerah. Jadi objek kunjungan adalah warisan nenek moyang dan benda-benda kuno Oka A. Yoeti 1996 : 123 Wisata Budaya dalam industri pariwisata merupakan salah satu unsur utama dan memegang peranan penting. Banyak wisatawan yang berkunjung ke suatu tempat hanya untuk mengamati adat istiadat suatu kelompok masyarakat dan cara hidup mereka, kesenian, sejarah bangunan, candi, benteng, maupun benda- benda peninggalan sejarah lainnya.

4. Pengertian Museum

Museum berasal dari bahasa Yunani Museion. Museion merupakan sebuah bangunan tempat suci untuk memuja Sembilan Dewi Seni dan llmu Pengetahuan. Salah satu dari sembilan Dewi tersebut ialah mouse, yang lahir dari maha Dewa Zous dengan isterinya Mnemosyne . Dewa dan Dewi tersebut bersemayam di Pegunungan Olympus. Museion selain tempat suci, pada waktu itu juga untuk berkumpul para cendekiawan yang mempelajari serta menyelidiki berbagai ilmu pengetahuan, juga sebagai tempat pemujaan Dewa Dewi. Menurut ICOM International Council of Museeum Organisasi Permuseuman Internasional dibawah Unesco dalam musyawarah umum ke IX di Copenhagen pada tanggal 14 Juni 1974, bahwa yang dimaksud dengan museum adalah suatu lembaga yang permanen yang melayami kepentingan masyarakat dan kemajuannya terbuka untuk umum, tidak bertujuan mencari keuntungan, yang mengumpulkan, memelihara, 9 meneliti, memamerkan dan mengkomunikasikan benda-benda pembuktian material manusia dan lingkungannya untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan rekreasi Barahmus DIY, 2001 : 5 Adapun Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum, mendefinisikan museum sebagai lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Museum merupakan tempat untuk menyimpan, merawat, dan memamerkan benda-benda yang mempunyai nilai-nilai tertentu seperti nilai sejarah, budaya dan lain sebagainya. Sehingga museum juga dapat digunakan sebagai tempat tujuan wisata khususnya bagi kalangan pelajar dan mahasiswa untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

5. Macam-macam Pariwisata

Menyinggung tentang kepariwisataan tentunya tidak luput dari macam-macam pariwisata . Adapun macam-macam pariwisata menurut Nyoman S. Pendit dalam bukunya yang berjudul “ Ilmu Pengetahuan Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana” tahun 2002 adalah sebagai berikut : a. Wisata Budaya Seseorang melakukan perjalanan wisata atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat 10 mereka, budaya dan seni mereka. Sering perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan-kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan budaya. b. Wisata Kesehatan Hal ini dimaksud dengan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat tinggalnya, sehingga mengobati kelelahan- kelelahan jasmani dan rohani dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mandi di sumber air panas untuk penyembuhan. Tempat yang beriklim udara menyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya. c. Wisata Olahraga Ini dimaksudkan untuk wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mangambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau Negara, seperti Olimpiade, Thomas Cup, Uber Cup, dan lain-lain. d. Wisata Komersil Jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersil seperti pameran industry, pameran dagang dan sebagainya. Tidak jarang pameran atau pekan raya ini dimeriahkan dengan berbagai macam atraksi dan pertunjukan kesenian. e. Wisata Industri Wisata industri adalah perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa atau orang-orang ke suatu komplek atau daerah perindustrian di man pabrik- 11 pabrik atau bengkel-bengkel besar dengan tujuan mengadakan peninjauan atau penelitian. f. Wisata Politik Wisata politik adalah perjalanan yang dilakukan untuk atau mengambil bagian aktif dalam pariwisata kegiatan politik, misalnya perayaan 17 Agustus di Jakarta, Perayaan 10 Oktober di Moskow dan sebagainya. Biasanya fasilitas akomodas, sarana transportasi, dan atraksi yang beraneka ragam diadakan secara meriah bagi pengunjung di dalam maupun luar negeri. Saat ini, peristiwa politik seperti tersebut di atas selalu disertai dengan kegiatan dunia pariwisata. g. Wisata Konvensi Berbagai negara saat ini membangun wisata konvensi dengan menyediakan fasilitas bangunan yang dilengkapi dengan ruangan-ruangan sidang bagi peserta suatu konferensi, musyawarah, konvensi, atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. h. Wisata Sosial Wisata sosial adalah pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan misalnya buruh, petani, pelajar atau mahasiswa dan sebagainya. i. Wisata Pertanian Seperti halnya wisat industry, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan proyek-proyek pertanian, perkebunan, lading pembibitan, 12 dan sebagainya di mana wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi. j. Wisata Maritim atau Bahari Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga air seperti di danau, sungai, pantai atau memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, berkeliling melihat taman laut dengan pemandangan yang indah dari permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan di daerah-daerah atau Negara-negara maritim di lautan Karibia, Hawai, Tahiti, dan Fiji. k. Wisata Cagar Alam Jenis wisata ini banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan wisata dengan jalan wisata ke tempat cagar alam atau hutan lindung. l. Wisata Buru Kegiatan wisata ini dikaitkan dengan hobi berburu. Lokasi ini tentunya telah dibenarkan oleh pemerintah sebagai daerah perburuan. Jenis wisata ini banyak dilakukan di negara –negara yang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang bibenarkan oleh pemerintah. m. Wisata Pilgirim. Wisata ini banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, kepercayaan ataupun adat istisdat masyarakat setempat. Wisata pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan maupun rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang besar dan sebagainya. 13 n. Wisata Bulan Madu Suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas khusus dan tersendiri. o. Wisata Petualangan Wisata petualangan adalah jenis wisat yang melakukan kegiatan wisata seperti masuk hutan belantara yang tadinya belum pernah dijelajahi, mendaki tebing terjal, terjun ke dalam sungai yang curam, arum jeram dan menyusuri gua.

6. Pengertian Objek Wisata

Dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi atau lazim disebut dengan objek wisata. Menurut PP No 24 tahun 1979 menyatakan bahwa objek wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia,tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. Pengertian lain menjelaskan bahwa objek wisata adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu Oka A. Yoeti, 1996 : 172 . Peran alam dan kebudayaan sebagai sumber daya kepariwisataan sangatlah besar dan penting bagi keberadaan industri kepariwisataan itu sendiri. Hal in dapat terlihat dari klasifikasi jenis objek dan daya tarik wisata dan wisata alam menempati prosentase yang tertinggi. Banyak sekali macam dari objek wisata ini, misalnya objek wisata alam, objek wisata budaya, dan masih banyak yang lain. 14

7. Pengertian Wisatawan

Orang yang melakukan kegiatan wisata disebut dengan istilah wisatawan. Wisatawan biasa disebut dengan pelancong maupun turis KBBI, 1991 : 1130 . Para wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata pada umumnya mempercayakan kepada salah satu usaha jasa pariwisata yang ada , meskipun tidak jarang juga wisatawan yang bepergian sendiri dan semua urusan ditangani sendiri. Menurut A.J. Norwal yang dikutip oleh Nyoman S. Pendit , wisatawan adalah seseorang yang memasuki wilayah Negara asing dengan maksud dan tujuan apapun asalkan untuk tidak tinggal permanen atau untuk usaha-usaha yang teratur melintasi perbatasan, dan yang mengeluarkan uangnya di Negara yang dikunjungi, dan uang yang diperolehnya bukan dari Negara tersebut melainkan dari Negara lain Nyoman S. Pendit 2002 : 35 Menurut M.A.Desky dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Perjalanan Wisata” menyatakan bahwa pada umumnya wisatawan terdorong untuk melakukan perjalanan karena berbagai faktor seperti : 1. Adanya bencana alam 2. Terjadinya peperangan 3. Keinginan mencari nafkah 4. Rasa ingin tahu 5. Untuk tujuan beribadah 6. Untuk tujuan pendidikan 7. Dalam rangka rekreasi 8. Ingin mencari kepuasan 15 9. Dalam rangka berpetualang

8. Pengertian Konsep 4A

Di dalam pengembangan dan pengelolaan suatu objek wisata diperlukan suatu metode agar dalam pelaksanaan program yang telah direncanakan dapat berjalan dengan lancar. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengembangan objek wisata menurut James Spillane dalam buku Pariwisata Indonesia, Siasat Ekonomi dan Rekaysa Kebudayaan tahun 1994 : 63 yaitu dengan analisis 4A Atraksi, Aksesbilitas, Amenitas, Aktifitas a. Atraksi Atraksi yang juga disebut dengan objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu tujuan wisata. Daya tarik wisata dapat digolongkan menjadi: 1 Daya tarik alam, merupakan suatu obyek wisata yang didalamnya terdapat unsur alam, fisik, fauna dan floranya. 2 Daya tarik budaya, kebudayaan yang dimaksud tidak hanya meliputi kebudayaan tinggi seperti kesenian atau peri kehidupan keraton dan sebagainya akan tetapi juga meliputi adat istiadat dan segala kebiasaa yang hidup ditengah-tengah suatu masyarakat seperti pakaiannya, cara berbiacara, kegiatannya, dan sebagainya. 3 Daya tarik buatan manusia, bahwa manusia bisa menjadi atraksi wisata di dalam suatu obyek wisata dan menarik kedatangan wisatawan untuk berkunjung ke obyek tersebut b. Aksesbilitas 16 Aksesbilitas adalah sarana yang memberi kemudahan bergerak untuk mencapai daerah tujuan wisata. Aksesbilitas tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan : Kondisi jalan jaringan rute sejalan dengan angkutan transportasi seperti jalan, rel kereta api, jalur udara ; sistem transportasi seperti bus, kereta api, pesawat ; papan petunjuk menuju daerah tujuan wisata. c. Amenitas Amenitas adalah fasilitas pendukung yang memberikan kemudahan bagi para wisatawan dalam menikmati kegiatan wisata yang dilakukan di daerah tujuan wisata, seperti akomodasi, restoran TIC, dan lain-lain. Amenitas merupakan salah satu faktor penting dalam menganalisis objek wisata karena faktor ini dinilai mempunyai kaitan yang erat dengan fasilitas-fasilitas yan ada di objek, sehingga akan mempengaruhi kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. d. Aktifitas Aktifitas adalah kegiatan wisata yang dapat dilakukan oleh wisatawan maupun penduduk setempat di daerah tujuan wisata.

F. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

17 Penulis mengambil lokasi di Objek Wisata Museum Benteng Vredeburg yang terletak di Jalan Jenderal A. Yani No. 6 Yogyakarta 55122.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur- unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan maka kejadian yang dilihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Afifuddin, 2009 : 134 . Observasi ke Museum Benteng Vredeburg dilakukan pada bulan 29 Mei samapi 14 Juni 2010 sebanyak 5 kali untuk mengamati lokasi objek, meneliti benda-benda koleksi, mengambil gambar serta wawancara dengan pihak pengelola dan karyawan Museum Benteng Vredeburg. b. Wawancara Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan atau responden. Caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka Afifuddin, 2009 : 131 Penulis mencari data yang dibutuhkan melalui wawancara dan tanya jawab langsung dengan pihak yang berkompetensi dengan masalah yang dikaji. Dalam hal ini penulis mewawancarai pihak yang terkait yaitu Suseno, M. Rosyd Ridlo Staff Tourist 18 Information Museum Benteng Vredeburg dan Dra. Amin Sukrilah Ketua Kelompok Kerja Pengkajian dan Pemeliharaan c. Studi Dokumentasi Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode dokumenter ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari sumber nonmanusia. Dokumen-dokumen yang dikumpulkan akan membantu peneliti dalam memahami fenomena yang terjadi di lokasi penelitian dan membantu interpretasi data. Selain itu, dokumen dan data-data literer dapat membantu dalam menyusun analisis dan melakukan validitas data. Afifuddin, 2009 : 141 . Dalam penyusunan tugas akhir ini memanfaatkan arsip yang berupa data jumlah pengunjung tahun 2006 - 2009, struktur organisasi tahun 2010 dan benda koleksi museum, sedangkan dokumentasi berupa foto-foto bangunan objek, foto-foto benda koleksi museum sehingga akan memperjelas para pembaca tentang gambaran umum Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

G. Teknik Analisis Data

Setelah penulis mengumpulkan dan melihat data-data yang terkumpul selanjutnya penulis mencoba menganalisis data dengan metode analisis deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah difahami dan disimpulkan. Analisis deskripsi ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang 19 tertentu dan kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan pada data yang diperoleh Saifuddin Azwar, 2010 : 7

H. Sistematika Penulisan