Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

M2 Ruang pameran tetap minirama II Bangunan perumahan perwira sebelah utara II M3 Ruang pameran tetap minirama I Bangunan perumahan perwira sebelah selatan I M4 Ruang kantor kepala Museum dan Tata Usaha Bangunan perumahan perwira sebelah selatan II M5 Kamar mandi Bangunan kamar mandi dan dapurbagi penghuni M4 dan kamar mandi umum selatan N1 Ruang perawatan, Fumigasi Gudang senjata ringan dan barak prajurit N2 Laboratorium Konservasi Gudang senjata berat meriam O1 Anjungan barat laut Anjungan pertahanan sebelah barat laut. O2 Anjungan barat daya Anjungan pertahanan sebelah barat daya O3 Anjungan tenggara Anjungan pertahanan sebelah tenggara P Tanah lapangopen space depan gerbang timur Bangunan utamaVIP Guest House Q Bengkel preparasi Bangunan garasi R Tempat parkir karyawan Bangunan istal kandang kuda, dapur S Sumur Bangunan kamar mandi dan tempat sepeda. Sumber : Arsip Museum Benteng Vredeburg

E. Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Museum Benteng Vredeburg menyajikan banyak koleksi yang berhubungan dengan sejarah perjuangan bangsa. koleksi – koleksi tersebut antara lain : 1. Koleksi Realia Koleksi realia adalah koleksi yang berupa benda material yang benar-benar nyata bukan tiruan dan berperan langsung dalam suatu proses terjadinya peristiwa sejarah yang punya arti penting dalam pembinaan dan atau pengembangan sejarah. Koleksi realia ini diperoleh antara lain dari hibah dari masyarakat yang mempunyai koleksi realia. Akan tetapi keasliannya perlu diuji terlebih dahulu. Koleksi realia 48 antara lain berupa peralatan rumah tangga, senjata, peralatan dapur, naskah, pakaian, dan lain-lain wawancara Suseno, 14 Juni 2010 . Berikut beberapa koleksi realia Museum Benteng Vredeburg : a. Mesin Jahit Engkel Koleksi mesin jahit ini dipergunakan untuk memperbaiki pakaian para prajurit anak buah Kolonel TB Simatupang yang bermarkas di rumah Kariyo Utomo yang beralamat di Banaran, Kulon Progo tahun 1948-1959 b. Topi Baja Topi baja milik Sdr. Ansor yang dipergunakan dalam perjuangan dalam masa revolusi fisik tahun 1945-1949. Sdr Ansor adalah seorang pejuang yang aktif dalam Laskar Hisbullah, BKR, TKR Batalyon 33, resimen 22 devisi III Diponegoro, TRI Batalyon VI, TNI Batalyon 74 brigade X Garuda Mataram devisi III Diponegoro. c. Pedang Pertempuran Kota Baru Pedang tersebut milik bpk Siswo Pawiro warga dusun Tirtosari Kretek Bantul yang diperoleh sewaktu perjuangan melucuti senjata Jepang di Yogyakarta tahun 1945-1948. d. Peralatan Kesehatan Rumah Sakit Santo Yusuf Peralatan kesehatan ini berasal dari Rumah Sakit Santo Yusuf yang terletak di dusun Banjar Sari Kulon Progo. Peralatan ini dipergunakan untuk membantu warga sipil maupun militer korban perang pada masa Agresi Militer Belanda II e. Meja Tamu TB Simatupang 49 Meja tersebut menjadi saksi sejarah perjuangan Kolonel TB Simatupang dalam memimpin perang gerilya. f. Kendil Dhalung Kendil tersebut milik ibu Martopawiro alias mbah Sajuk yang bertempat tinggal di Gunung Kidul. Kendil tersebut digunakan untuk merebus tiga butir telur ayam kampong untuk Pangsar Soedirman yang beristirahat di rumahnya pada tanggal 27 Desember 1948 sejak pukul 16.00-23.00 WIB dalam perjalanan gerilya menghadapi agresi militer Belanda II g. Tempat menyarungkan pedang dan sepatu Tempat menyalurkan pedang dan sepatu tersebut milik bapak Hadiharsono yang beralamat di Grogol, Parangtritis, Kretek, Bantul. Beliau telah menjabat sebagai Komandan Batalyon I Bantul sejak sebelum agresi militer Belanda II. Tempat menyartungkan pedang dan sepatu dipakai oleh Hadiharsono dalam mempertahankan kemerdekaan tahun 1948-1949 di Bantul. 2. Koleksi Replika Koleksi replika yaitu koleksi berupa tiruan dari benda koleksi yang baik bahan maupun ukurannya sama dengan aslinya. Hal ini disebabkan untuk mendapatkan benda yang asli mengalami kesulitan. Tetapi mengingat besar arti dan peranannya dalam pengembangan sejarah maka perlu dilestarikan yaitu dengan jalan membuat replikanya. wawancara Suseno, 14 Juni 2010 . Benda-benda replika tersebut antara lain : a. Granat Gombyok 50 Dipakai pada masa revolusi fisik 1945-1949 di Yogyakarta. Pada saat itu rakyat Indonesia masih berjuang melawan tentara Belanda yang masih ingin menjajah Indonesia lagi melalui aksi Polisionilnya. Untuk memenuhi kebutuhan sernjata maka pabrik senjata Demak Ijo Yogyakarta membuat berbagai macam senjata yang masih sangat sederhana sebagai alat perjuangan. Salah satunya adalah Granat Gembyok. b. Senjata Lantakan Senjata lantakan biasa dipergunakan oleh tentara VOC awal abad XIX. Karena ada keterbatasan jumlah senjata untuk memenuhi kebutuhan senjata dalam usaha mempertahankan kemerdekaan, maka senjata lantakan yang masih sangat sederhana tetap masih dpergunakan oleh para pejuang pada revolusi fisik. c. Kunci Montir dan Batu Koleksi tersebut merupakan replika yang menjadi buktisejarah tentang kekejaman G 30 S PKI tahun 1965 di Yogyakarta. Benda tersebut digunakan oleh PKI untuk membunuh dua pahlawan revolusi yaitu brigadier Jenderal Anumerta Katamso dan Kolonberl Anumerta Sugiyono. d. Pakaian Kol. Katamso dan Letkol Sugiyono Pakaian tersebut adalah pakaian yang digunakan oleh kedua perwira tinggi Angkatan Darat yang meninggal dibunuh oleh PKI dalam tragedi G 30 S PKI tanggal 2 oktober 1965. 3. Koleksi Foto dan Lukisan 51 Koleksi lain dari Museum Benteng Vredeburg adalah koleksi dalam bentuk foto maupun lukisan yang bermilai sejarah baik dalam merintis, mencapai, mempertahankan, maupun mengisi kemerdekaan. Semua ini merupakan bukti materiil data sejarah. lain wawancara Suseno, 14 Juni 2010 . 4. Koleksi adegan peristiwa sejarah dalam bentuk minirama Minirama merupakan sebuah penggambaran suatu peristiwa dengan sistem tiga dimensi. Sampai saat ini Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta telah berhasil menyajikan adegan peristiwa-peristiwa sejarah dalam bentuk minirama sebanyak 55 buah yang ditempatkan dalam empat ruang ruang minirama I,II,III,dan IV Ruang minirama I secara selintas menggambarkan sebagian peristiwa sejarah yang terjadi dalam kurun waktu sejak Perang Diponegoro sampai dengan masa Pendudukan Jepang di Yogyakarta. Sebanyak 11 buah minirama. Ruang minirama II secara selintas menggambarkan peristiwa-peristiwa sejarah sejak Proklamasi sampai dengan Agresi Militer I, sebanyak 9 buah. Ruang minirama III, mengambarkan secara selintas peristiwa sejarah sejak adanya Perjanjian Renville sampai dengan Pengakuan Kedaulatan RIS, sebanyak 18 buah. Dan yang terakhir adalah ruang minirama IV, menggambarkan secara selintas peristiwa sejarah sejak tahun 1951 sampai dengan tahun 1974, sebanyak 7 buah. lain wawancara Suseno, 14 Juni 2010 .

F. Cara Perawatan Benda-Benda Koleksi Museum Benteng Vredeburg