2. Museum dan fasilitas budaya lainnya
Jenis obyek dan daya arik wisata ini berhubungan dengan aspek alam dan aspek kebudayaan di suatu kawasan atau daerah tertentu. M useum dapat dikembangkan
berdasar pada temmanya, antara lain museum arkeologi, sejarah, etnologi, sejarah alam, seni dan kerajinan, ilmu pengetahuan, teknologi dan industri, ataupun dengan tema
khusus lainnya. Jenis obyek dan daya tarik wisata ini biasanya dikembangkan untuk memenuhi masyarakat local dalam melakukan aktifitas rekreasinya atau mengisi waktu
luang, tapi jika suatu museum dikelola dengan baik akan dapat memberikan peluang yang cukup penting bagi peningkatan kegiatan pariwisata domestik maupun
internasional. Tujuan dari pengeembangan suatu museum tidak hanya menampilkan suatu koleksi yang ada secara baik untuk keeperluan rekreasi tetapi unsure pendidikan
jugamerupakan tujuan utama, melalui interpretasi ataupun program-program khusus. Menataan ruang dan pencahayaan museum harus dibuat sebaik mungkin, agar
informasi yang disampaikan lebih akurat dengan penataan lokasi disetiap ruangan dengan label-label khusus. Fasilitas pengunjung yang harus disediakan adalah WC
umum, tempat sampah, papan petunjuk, pussat informasi, ruang pandang dengar, perpustakaan, kios, tempat penitipan barang dan lain-lain. Pemandu wisata harus
berkualitas tidak hanya mampu menguasai beberapa bahasa tetapi juga mengerti secara rinci isi dari koleksi museum yang ada. Pusat informasi yang tersedia tidak hanya
menyediakan informasi mengenai koleksi yang ada dalam museum saja, tetapi juga informasi lain diluar museum yang masih berhubungan dengan koleksi museum.
3. Pola kehidupan
Pola kehidupan dan tradisi, termasuk adat istiadat, pakaian, upacara dan kepercayaan dari suatu suku bangsa tertentu merupakan komponen kebudayaan
yang penting, sebaagai obyek dan daya tarik wisata yang dapat memberikan tambahan pengetahuuan bagi pengunjung, selian keuntungan ekonomi bagi daerah
tersebut. Hal yang perlu dipertimmbangkan adalah daerah-daerah yang memiliki keunikan adat-istiadat yang masih tradisional pada umumnya mempunyai
masyarakat yang belum berkembang, adany interaksi dengan pengunjung dikhawatirkan menimbulkan dampak negative bagi masyarakat penerima. Oleh
karena itu, pertimbangan-pertimbangan terhadap skala pengembangan harus ditentukan secara hati-hati, khususnya dalam penentuan tujuan pengembangannya.
Pengembangan jenis obyek dan daya tarik wisata ini akan lebih efektif jika berada langsung ditempat kebudayaan suku bangsa aslinya, misalnya desa
tradisional. Tetapi jika desa-desa tradisional sulit dikembangkan atau dianggap sudah kurang baik tidak utuh, usaha-usaha rekonstruksi dapat dilakukan, perlu
adanya peragaan pembuatan barang-barang kerajinan tradisional, tari-tarian, music tradisional, dan lain-lain.
4. Desa Wisata