Wayang purwa atau wayang kulit purw Kata purwa Wayang Madya adalah Wayang kulit yang diciptakan oleh Mangkunegara
a. Wayang purwa atau wayang kulit purwa. Kata purwa
pertama dipakai untuk membedakan
wayang jenis ini dengan
wayang kulit yang lainnya. Banyak jenis wayang
kulit mulai dari wayang wahyu
, wayang sadat
, wayang gedhog
, wayang kancil
, wayang
pancasila dan sebagainya. Purwa berarti awal, wayang purwa diperkirakan mempunyai
umur yang paling tua di antara wayang kulit lainnya. Kemungkinan mengenai berita adanya wayang kulit purwa dapat dilihat dari adanya
prasasti di ababd 11 pada zaman
pemerintahan Erlangga
yang menyebutkan: Hanonton ringgit manangis asekel muda hidepan, huwus wruh towin jan walulang
inukir molah angucap Ada orang melihat wayang menangis, kagum, serta sedih hatinya. Walaupun sudah mengerti bahwa yang dilihat itu hanya kulit yang di
pahat berbentuk orang dapat bergerak dan berbicara.
Petikan di atas adalah bait 59 dalam Kakawin
Arjuna Wiwaha karya
Empu Kanwa
1030, salah satu sumber tertulis tertua dan autentik tentang pertunjukan wayang kulit yang mulai dikenal di Jawa, yaitu pada masa pemerintahan
Dharmawangsa Airlangga
di Kerajaan Kediri
. Wayang purwa, biasanya menggunakan ceritera Ramayana dan Mahabarata,
sedangkan jika sudah merambah ke ceritera P anji
biasanya disajikan dengan wayang Gedhog. Wayang kulit purwa sendiri terdiri dari beberapa gaya atau
gagrak , ada gagrak
Kasunanan , Mangkunegaran, Ngayogjakarta, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu,
Cirebon, dan sebagainnya. Wayang kulit purwa terbuat dari bahan
kulit kerbau, yang ditatah, diberi warna sesuai
dengan kaidah pulasan
wayang pedalangan, diberi tangkai dari bahan tanduk
kerbau
bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama
cempurit
yang terdiri dari
tuding
dan
gapit .