Pola kehidupan dan tradisi, termasuk adat istiadat, pakaian, upacara dan kepercayaan dari suatu suku bangsa tertentu merupakan komponen kebudayaan
yang penting, sebaagai obyek dan daya tarik wisata yang dapat memberikan tambahan pengetahuuan bagi pengunjung, selian keuntungan ekonomi bagi daerah
tersebut. Hal yang perlu dipertimmbangkan adalah daerah-daerah yang memiliki keunikan adat-istiadat yang masih tradisional pada umumnya mempunyai
masyarakat yang belum berkembang, adany interaksi dengan pengunjung dikhawatirkan menimbulkan dampak negative bagi masyarakat penerima. Oleh
karena itu, pertimbangan-pertimbangan terhadap skala pengembangan harus ditentukan secara hati-hati, khususnya dalam penentuan tujuan pengembangannya.
Pengembangan jenis obyek dan daya tarik wisata ini akan lebih efektif jika berada langsung ditempat kebudayaan suku bangsa aslinya, misalnya desa
tradisional. Tetapi jika desa-desa tradisional sulit dikembangkan atau dianggap sudah kurang baik tidak utuh, usaha-usaha rekonstruksi dapat dilakukan, perlu
adanya peragaan pembuatan barang-barang kerajinan tradisional, tari-tarian, music tradisional, dan lain-lain.
4. Desa Wisata
Pengembangan desa wisata sebagai obyek dan daya tarik wisata akan berhubungan dengan wisatawan atau pengunjung yang tinggal disuatu desa
tradisional,atau hanya untuk kunjungan singgah dimana desa wisata ini biasanyaterletak didaerah terpencil. Wisatawan atau pengunjung tidak hanya
menyaksikan kebudayaan tradisional, tetapi biasanya ikut langsung berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat setempat. Pendekatan perencanaan pengembangan yang
biasa dilakukan adalah
community approach
atau
community based development
. Dalam hal ini masyarakat lokal akan membangun, memiliki, dan mengelola
langsung fasilitas wisata serta pelayanannya, sehingga dengan demikian masyarakat diharapkan dapat menerima secara langsung keuntungan secara ekonomi serta
mencegah terjadinya urbanisasi. Penekanan pada kehidupan tradisional merupakan hal penting yang harus
dipertimbangkan, mempersiapkan interaksi spontan antara masyarakat dan wisatawan atau pengunjung untuk dapat memberikan pengertian dan pengetahuan
pengunjung tentang lingkungan dan kebudayaan setempat selain memberiakn rasa bangga masyarat lokal terhadap kebudayaannya. Pembangunan penginapan
tradisional yang sederhana menggunakan bahan lokal ntuk tradisional diharapkan dapat membarikan kesan tersendiri bagi pengunjung, termasuk masakan tradisional.
Perlu pertimbangan jumlah penginapan, jenis transportasi tradisional, dan lain- lain. Penataan zonasi dan penataan lingkungan alam sekitar desa perlu dilakukan
selain penyedian fasilitas wisatawan atau pengunjung. Dalam penentuan zona untukn desa wisata perlu dipertimbangkan
front stage
dan
back stage
atau daerah depan dan daerah belakang. Yang dimaksud dengan daerah depan adalah temp at
pengalaman, artificial atau buatan, tetapi masih berkaitan dengan tema dari adat- istiadat dan budaya setempat. Di sini wisatawan tidak langsung mendapatkan
pengalaman budaya asli. Daerah ini dimaksudkan untuk menarik wisatawan ataupun memberikan kesan
awal bagi wisatawan atau pengunjung. Fasilitas dan pelayanan wisatawan dikelompokkan didaerah depan ini antara lain akomodasi,toko cinderamata, warung,
dan sebagainya. Daerah belakang adalah daya tarik utamanya, yaitu pemukiman penduduk asli dengan seluruh aktifitas budayanya. Di sini wisatawan atau
pengunjung diharapkan dapat memperoleh pengalamn budaya asli yang ontentik.
5. Wisata keagamaan, Etnis dan Nostalgia