BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA DAN SENI WAYANG KULIT
A. Sejarah Singkat Kota Surakarta
Kota Surakarta berdiri tahun 1745 namun memiliki peran sejarah yang besar. Kota ini pernah menjadi pusat pemerintahan pada masa akhir Kesultanan Mataram, Surakarta
menjadi pusat pemerintahan Kasunanan dan Praja Mangkunegaran. Jika ditarik lebih jauh, kedua fiodalisme Jawa ini memiliki keterkaitan dengan Majapahit. karena dinasti
Mataram merupakan keturunan dari raja-raja kesultanan Demak, yang juga merupakan penerus suksesi dinasti Wijaya, sang pendiri Majapahit. Pada tanggal 17 tahun 1745
Paku Buwono II boyongan ke desa Sala untuk menenpati istananya yang baru. Dan mulai saat itu desa Sala berkembang pesat sebagai pusat pemerintahan kerajaan
Mataram Islam. Untuk mengenang peristiwa boyongan Keraton yang menjadi tonggak penting bagi tonggak sejarah Kota Surakarta maka tanggal 17 Februari dijadikan
sebagai hari jadi kota Surakarta. Namun sebagai imbalan jasa dari dari bantuan tersebut maka tahun 1755 dibuatlah perjanjian Giyanti yang membuat kerajaan Mataram Islam
pecah menjadi kerajaan Surakarta dengan raja Paku Buwono II dan kerajaan Yogyakarta dengan pangeran Mangkubumi sebagi raja dengan gelar Hamengku
Buwono. Dalam perkembangannya kota Surakarta menjadi kota dagang penting di Surakarta berdiri Syarikat Dagang Islam pada tahun 1905 kota wisata, dijuluki “kota
plesir” dengan konotasi agak negatif, dan kota budaya. Bangunan bersejarah, produk kesenian, makanan khas, serta hiburan
www.Kota Solo.com
B. Keadaan Geografis
Kota Surakartan terletak di jantungnya Jawa Tengah, tepatnya diwilayah kerja karisidenan atau terletak pada 110-01’- 51” BT sampai dengan 110-26’-58” dan 70-19’-
13” LS sampai dengan 70-42’-16” LS. Kota Surakarta merupakan salah satu dari 35 kabupaten atau kota di propinsi Jawa
Tengah dengan batas-batas administrasi sebagai berikut : Sebelah Utara
: Kabupaten Sragen Sebelah Timur
: Kabupaten Karanganyar Sebelah Selatan
: Kabupaten Sukoharjo Sebelah Barat
:Kabupaten Sukoharjo Luas kota Solo adalah 1.085,73 km² yang terbagi atas lima kecamatan yakni :
kecamatan Serengan, kecamatan Jebres, Kecamatan Lawean, kecamatan Pasar Kliwon, dan kecamatan Banjarsari. Luas kota Surakarta tersebut terbagi atas penggunaan lahan
yang sesuai dengan kepentingannya yang mencangkup penggunaan tanah untuk bangunan milih pemerintah kota, fasililitas umum, jalan raya, dan bangunan
perkantoran lainnya. Puspasari 2003:11 C.
Keadaan Demografis
1. Jumlah penduduk kota Surakarta
Kota Surakarta yang memiliki lima kecamatan ini memiliki kepadatan penduduk yang
cukup besar.
Jumlah penduduk
secara keseluruhan
menurut
www.primaironline.com
pada sensus 2010 ini di perkirakan mencapai 520.000 jiwa.
2. Tingkat pendidikan di kota Surakarta
Penduduk kota Surakarta yang tersebar di lima kecamatan memiliki tingkat pendidikan yang bervariasi, mulai dari yang tidak bersekolah sampai dengan tamat
perguruan tinggi. Pada dasarnya tingkat pendidikan disuatau daerah memiliki arti penting dalam rangka meningkatkan potensi sumberdaya manusia untuk kemajuan
daerah tersebut. Khususnya untuk daerah tujuan wisata DTW seperti kota Surakarta ini.
SDM memiliki
peranan penting
dalam mengembangkan
industri pariwisata.Puspasari 2003:11-12
D. Sosial Ekonomi