ketika dalam membangun isi dari ceritera bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai kekinian.
Dalang adalah seorang sutradara, penulis lakon, seorang narator, seorang pemain karakter, penyusun iringan, seorang
penyanyi
, penata pentas, penari dan lain sebagainya. Kesimpulannya dalang adalah seseorang yang mempunyai kemampuan
ganda,dan juga seorang manager, paling tidak seorang pemimpin dalam pertunjukan bagi para anggotanya pesinden dan pengrawit. wikipedia
5. Gamelan
Gamelan Jawa terbagi menjadi dua laras atau tuning yang berbeda yakni laras Slendro dan laras Pelog.
Laras adalah susunan nada-nada dalam satu gembyangan oktaf yang sudah tertentu tinggi rendah dan tata intervalnya. Laras Slendro terdiri dari 5 nada, sedangkan Laras
Pelog dibagi menjadi 7 deret nada. Gamelan disajikan sebagai iringan wayang atau sebagai sajian karawitan bebas atau
klenengan atau konser gamelan. Para penabuh gamelan disebut Niyogo, beberapa penyanyi wanita yang disebut Pesinden dan beberapa penyanyi pria yang disebut Wira
Swara juga merupakan bagian dari suatu sajian gamelan untuk mengiiringi wayang atau klenengan.
Dalam sajian karawitan tradisi, ricikan kendang berfungsi sebagai pengatur atau pengendali pamurba irama lagugending. Cepat lambatnya perjalanan dan perubahan
ritme gending-gending tergantung pada pemain kendang yang disebut pengendang.
Nama Instrumen Gamelan dan Fungsinya
1 Rebab adalah instrumen ricikan gamelan yang bahan bakunya terdiri dari kayu,
kawat string, semacam kulit yang tipis untuk menutup lubang pada badan rebab babat, bagian rebab atau badan rebab yang berfungsi sebagai resonator
bathokan, rambut ekornya kuda yang berfungsi sebagai alat gesek kosok namun untuk saat ini lazim menggunakan senar plastik, dan kain yang dibordir
sebagai penutup bathokan. Cara membunyikan rebab dengan cara digesek dengan alat yang disebut kosok. Dalam sajian karawitan rebab berfungsi sebagai
Pamurba Yatmoko atau jiwa lagu, rebab juga sebagai pamurba lagu melalui garap melodi lagu dalam gending-gending, melaksanakan buka atau introduksi
gending, senggrengan, dan Pathetan agar terbentuk suasana Pathet yang akan dibawakan. Rebab juga berfungsi untuk mengiringi vokal yang dibawakan oleh
ki dalang. Utamanya pada lagu jenis Pathetan dan Sendhon. 2
Kendang adalah instrumen gamelan yang bahan bakunya terbuat dari kayu dan kulit. Cara membunyikan kendang dengan cara dipukul dengan tangan di-kebuk
atau di-tepak. Ukuran kendang Jawatimuran yang dipakai dalam pedalangan terdiri dari 3 tiga jenis kendang. Yakni kendang Gedhe, kendang Penanggulan
tradisi Jawa Tengah dinamakan ketipung, dan kendang Gedhugan tradisi Jawa Tengah dinamakan kendang ciblon atau sejenis. Dalam sajian karawitan tradisi,
ricikan kendang berfungsi sebagai pengatur atau pengendali pamurba irama lagugending. Cepat lambatnya perjalanan dan perubahan ritme gending-gending
tergantung pada pemain kendang yang disebut pengendang. Hidup atau berkarakter dan tidaknya sebuah lagu atau gending itu tidak terlepas dari
keterampilan serta kepiawaian seorang pengendang dalam memainkan ukel atau
wiled kendangannya dalam mengatur laya atau tempo. Mengingat begitu pentingnya peranan ricikan kendang dalam tata iringan karawitan, biasanya
seorang dalang membawa pengendang sendiri dalam setiap pementasannya. Dengan membawa pengendang sendiri seorang dalang akan lebih mantap dalam
menggelar pakelirannya. Para dalang menganggap kendang adalah bagian dari belahan jiwanya ketika ki dalang menggelar pakelirannya. Seorang pengendang
bawaan dalang gawan biasanya sudah memahami dengan baik selera atau keinginan ki dalang. Ibarat pengemudi ia memahami betul bagaimana selera
tuannya. 3
Gender merupakan bagian dari perangkat ricikan gamelan yang bahan bakunya terbuat dari logam perunggu, kuningan danatau besi. Sedangkan bahan yang
paling bagus adalah yang terbuat dari perunggu. Gender dari bahan perunggu selain tampilannya menarik, bunyinya juga lebih bagus karena bahan tersebut
mampu menghasilkan suara yang nyaring dan jernih bila perbandingan campuran logamnya seimbang, yakni antara tembaga dengan timah putih.
Gender terdiri dari rangkaian bilah-bilah yang di sambung oleh tali yang disebut pluntur dan di topang oleh sanggan yang terbuat dari bahan logam, bambu, dan
atau tanduk binatang sungu yang telah dibentuk sedemikian rupa sehingga terkesan serasi dan bagus. Untuk menghasilkan bunyi atau suara yang bagus dan
tampilan indah, rangkaian bilah-bilah gender diletakkan di atas rancakan yang ditengah-tengah bagian bawahnya diberi bumbung bahan dari bambu dan atau
logam seng yang berfungsi sebagai resonator. Bentuk dan ukurannya diwujudkan sedemikian rupa berdasarkan besar kecilnya bilah dan ditambah
dengan asesoris serta ukir-ukiran pada rancaknya. Jumlah ricikan gender yang ada dalam seperangkat gamelan ageng terdiri dari 2 dua set, yakni Gender
Barung Babok dan Gender Penerus Lanang. Adapun larasnya terdiri dari gender laras Pelog yaitu Pelog barang dan Pelog nem dua rancak dan gender
laras Slendro satu rancak. Fungsi gender khususnya dalam tata iringan karawitan pakeliran gaya Jawatimuran adalah sebagai panuntuning laras agar ki
dalang tidak kehilangan ngeng suasana larasnada dalam Pathet. Dan juga berfungsi sebagai pengiring sulukan dalang ketika sedang membawakan
Sendhon, Pathetan, Bendhengan, maupun tembang. Di samping itu juga mempunyai peranan untuk membangun suasana kelir adegan wayang yang
sedang berlangsung, ketika mengiringi janturan atau pocapan melalui gadhingan yang di minta oleh dalang. Dalam tata iringan pakeliran gaya
Jawatimuran peranan ricikan gender lanang atau gender penerus sangat penting, karena berfungsi sebagai penuntun atau membimbing laras dalang dalam
membawakan sulukan dan melakukan buka atau introduksi pada sajian gadhingan yang dikehendaki oleh dalang melalui sasmita tertentu, biasanya
dengan dhodhogan mbanyu tumetes. 4
Bonang merupakan bagian perangkat ricikan gamelan yang berbentuk pencon yang ukurannya lebih kecil dari kenong. Bahan bakunya bisa perunggu,
kuningan, dan besi. Dalam pengelompokanricikan gamelan, bonang termasuk dalam ricikan garap ngajeng, selain ricikan gender, rebab, dan kendang. Ricikan
Bonang pada sajian karawitan utamanya untuk menyajikan gending-gending Bonangan atau Soran, dalam tabuhan tradisi karawitan Jawatimuran adalah
penyajian gending-gending Giro dan Gagahan, serta juga berfungsi sebagai instrumen pembuka atau introduksi gending. Di dalam seperangkat gamelan
jumlah boning ada 2 set yakni satu set bonang berlaras Slendro terdiri dari boning barung babok dan bonang penerus dengan jumlah pencon kurang lebih
12 bilah. Sedangkan laras Pelog dalam satu set terdiri dari boning barung dan bonang penerus, dengan jumlah 14 bilah pencon. Adapun teknik memainkan
atau menabuh bonang dengan cara dipukul dengan alat pemukul khusus bonang. Teknik tabuhan terdiri dari a Gembyang yaitu cara memukul dua nada bonang
yang sama secara bersama dengan jarak satu gembyang oktaf. Contoh nada 6 atas dengan 6 bawah ditabuh secara bersama-sama. b Mipil yaitu teknik
memukul nada bonang dengan cara satu persatu secara bergantian. Contoh 1 2 1 2 3 2 3 2 ditabuh secara bergantian antara tangan kiri dengan kanan. c
Kempyung yaitu teknik memukul dua nada bonang yang berbeda dengan jarak 2 nada secara bersama. Contoh nada 5 dengan 1, nada 6 dengan 2 ditabuh secara
bersama-sama. d Pancer yaitu teknik memukul satu nada boning lebih dari sekali secara terus menerus. Contoh 1 1 1 - 3 3 3 – dan seterusnya.
5 Slentem adalah bagian ricikan gamelan yang berbentuk bilah seperti gender,
namun ukurannya lebih besar yaitu panjang dan lebarnya. Jumlah slentem dalam satu perangkat gamelan ada 2 rancak yakni slentem laras Slendro dan slentem
laras Pelog. Teknik tabuhan ricikan slentem dalam tata iringan karawitan terdiri dari mbalung, gemakan, paparan, dan pinjalan. Khusus teknik tabuhan slentem
yang dinamakan gemakan dan paparan adalah yang ada pada sajian karawitan
gaya Jawatimuran. Dalam tata sajian karawitan slentem berfungsi sebagai pamangku lagu.
6 Demung merupakan bagian ricikan gamelan berbentuk bilah seperti saron tetapi
ukurannya lebih besar, berfungsi sebagai pamangku lagu dalam sajian karawitan dan juga untuk tabuhan balungan gending. Dalam satu set gamelan jumlah
demung minimal ada 2 rancak yakni demung laras Slendro dan demung laras Pelog. Dewasa ini dalam satu perangkat gamelan ageng jumlah instrument
demung sering lebih dari satu set. Penambahan jumlah perangkat ini bertujuan ganda yaitu untuk membuat suasana tabuhan lebih ramai atau regeng, sehingga
tujuan yang ingin di capai dalam penataan iringan bisa terwujud. Pada sisi yang lain, penambahan jumlah instrumen juga untuk menampilkan kesan kolosal atau
semarak, sehingga semakin menarik penonton. 7
Saron merupakan bagian ricikan gamelan berbentuk bilah dengan ukuran lebih kecil dari pada demung. Untuk iringan pakeliran wayang kulit Jawatimuran,
minimal terdiri dari 2 set saron Slendro dan 2 set saron Pelog. Jumlah bilah saron Slendro untuk wayangan Jawatimuran ada 9 bilah, dengan urutan bilah
nada di mulai dari nada 6 nem rendah atau ageng sampai dengan nada 3 lu tinggi atau alit. Dalam pedalangan Jawatimuran peranan saron sangat dominan,
karena saron sebagai pembuat lagu atau melodi, terutama untuk bentuk gending- gending Ayak, Gedog Rancak, Krucilan, dan GemblakAlap-alapan. Posisi
keberadaan saron di lihat dari aspek fungsinya dalam iringan pedalangan Jawatimuran bisa dikategorikan dalam kelompok ricikan garap, karena ricikan
saron memiliki berbagai macam cengkok sekaran atau kembangan sesuai dengan
Pathetnya. Dan sebagai tanda tengara bahwa tabuhan akan berganti Pathet, misalnya di dalam wayangan semalam suntuk ketika suasana Pathet Wolu akan
berubah ke Pathet Sanga, maka kembangan atau cengkok saronan gending ayak Wolu menggunakan pancer 3 lu. Adapun teknik tabuhannya meliputi teknik
tabuhan mbalung, imbal, dan kinthilan yaitu khusus teknik tabuhan gaya Jawatimuran.
8 Saron penerus atau peking merupakan bagian ricikan gamelan berbentuk bilah
yang ukurannya lebih kecil dari pada ricikan saron. Dalam sajian karawitan bebas atau klenengan atau iringan pakeliran khususnya gaya Jawatimuran saron
penerus atau peking berfungsi sebagai timbangan, artinya mengimbangi bonang penerus dalam membuat melodi lagu, sehingga pengrawit menyebut teknik
tabuhan saron penerus dengan sebutan teknik tabuhan timbangan. 9
Ketuk dan kenong merupakan bagian ricikan gamelan berbentuk pencon. Dalam sajian karawitan bebas atau klenengan maupun karawitan iringan, kenong dan
ketuk berfungsi sebagai ricikan pamangku irama. Teknik memainkan ketuk dan kenong dengan cara dipukul dengan alat pemukul yang disebut tabuh. Adapun
teknik tabuhannya meliputi teknik tabuhan nitir, yaitu teknik tabuhan kenong yang dalam satu sabetan balungan terdapat dua pukulan thuthukan atau
pukulan dua kali, misalnya tabuhan kenong pada gending sampak, teknik tabuhan ngedhongi, plesetan, dan teknik kenong goyang.
10 Kempul dan Gong, Gong merupakan bagian ricikan gamelan berbentuk pencon.
Rangkain instrumen gong terdiri dari kempul, gong suwukan, gong berlaras Barang, dan gong besar ageng yang ditata pada gayor yaitu tempat untuk
menggantung kempul dan gong. Dalam sajian karawitan bebas dan iringan, gong berfungsi sebagai pamangku irama selain instrumen ketuk dan kenong.
Sedangkan dalam iringan pedalangan gaya Jawatimuran berfungsi sebagai pemberi aksen yaitu tekanan berat dalam tabuhan khususnya adegan perang,
terutama pada gending-gending Ayak, Krucilan, Alap-alapan atau Gemblak, dan Gedog Rancak.
11 Gambang merupakan bagian ricikan gamelan yang terbuat dari bahan kayu
berbentuk rangkaian atau deretan bilah-bilah nada yang berjumlah dua puluh bilah. Cara membunyikan gambang adalah dipukul dengan tabuh khusus
gambang. Fungsi gambang dalam sajian karawitan sebagai pangrengga lagu. Dalam satu perangkat gamelan biasanya terdiri dari dua set gambang dalam laras
Pelog dan Slendro. 12
Siter merupakan bagian ricikan gamelan yang sumber bunyinya adalah string kawat yang teknik menabuhnya dengan cara di petik. Jenis instrumen ini di
lihat dari bentuk dan warna bunyinya ada tiga macam, yaitu siter, siter penerus ukurannya lebih kecil dari pada siter, dan clempung ukurannya lebih besar
dari pada siter. Dalam sajian karawitan klenengan atau konser dan iringan wayang fungsi siter sebagai pangrengga lagu.
13 suling. Instrumen ini terbuat dari bambu wuluh atau paralon yang diberi lubang
sebagai penentu nada atau laras. Pada salah satu ujungnya yaitu bagian yang di tiup yang melekat di bibir diberi lapisan tutup dinamakan jamangan yang
berfungsi untuk mengalirkan udara sehingga menimbulkan getaran udara yang menimbulkan bunyi atau suara Adapun teknik membunyikannya dengan cara di
tiup. Di dalam tradisi karawitan, suling ada dua jenis, yaitu bentuk suling yang berlaras Slendro memiliki lubang empat yang hampir sama jaraknya, sedangkan
yang berlaras Pelog dengan lubang lima dengan jarak yang berbeda. Ada pula suling dengan lubang berjumlah enam yang bisa digunakan untuk laras Pelog
dan Slendro. Untuk suling laras Slendro dalam karawitan Jawatimuran apabila empat lubang di tutup semua dan di tiup dengan tekanan sedang nada yang
dihasilkan adalah laras lu 3, sedangkan pada karawitan Jawatengahan lazim dengan laras rodua.
www.yogyes.com
6. Jadwal Pertunjukkan Seni Wayang Kulit di Surakarta. Sumber:Dodik,
komunitas pecinta wayang
No Hari
Tempat Ket.
1 Senin, minggu terakhir setiap
bulan. Pendopo Isieven tertentu bisa
berubah Gratis
2 Malam Jum’at Kliwon
TBS Taman Budaya Surakarta Gratis
3 Selasa Legi
nDalem Pak Anom Suroto Gratis
4 Rabu Legi
nDalem Pak Mantep Sudarsono Gratis
5 Malam bulan Suro, Terakhir
nDalem Pak Purbo Asmoro Gratis
6 Malam Sabtu Legi
Bale Agung Gratis
BAB III ANALISIS OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA DALAM PENYUSUNAN
PAKET WISATA MINAT KHUSUS SENI WAYANG KULIT DENGAN 4A
Di dalam pengusunan maupun pengembangan suatu objek atau daya tarik wisata diperlukan suatu metode agar dalam pelaksanaan program yang telah direncanakan
dapat berjalan dengan lancar. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode menganalisis sautu objek dan daya tarik wisata menurut James Spillane yaitu dengan
analisis 4A Atraksi, Aksesbilitas, Amenitas, Aktifitas A.
Atraksi
Atraksi yang juga disebut dengan objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu tujuan wisata. Daya tarik wisata dapat
digolongkan menjadi: 1
Daya tarik alam, merupakan suatu obyek wisata yang didalamnya terdapat unsur alam, fisik, fauna dan floranya.
2 Daya tarik budaya, kebudayaan yang dimaksud tidak hanya meliputi
kebudayaan tinggi seperti kesenian atau peri kehidupan keraton dan sebagainya akan tetapi juga meliputi adat istiadat dan segala kebiasaa
yang hidup ditengah-tengah suatu masyarakat seperti pakaiannya, cara berbiacara, kegiatannya, dan sebagainya.
3 Daya tarik buatan manusia, bahwa manusia bisa menjadi atraksi wisata
di dalam suatu obyek wisata dan menarik kedatangan wisatawan untuk berkunjung ke obyek tersebut.