ROI Return On Investment

dengan standar pengukuran menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1171MenkesPerVII2011 antara lain yaitu : Tabel 30. Tabel Pengukuran Mutu Pelayanan INDIKATOR TAHUN Rata -Rata Standar DEPKES 2013 2014 BOR 75,59 75,64 75,62 60-85 LOS 3 hari 2,99 hari 2,99 hari 6-9 hari TOI 0,99 hari 0,99 hari 0,99 hari 1-3 hari GDR 46,91 ‰ 52,54 ‰ 49,73 ‰ 45 ‰ NDR 20,47 ‰ 22,48 ‰ 21,47 ‰ 25 ‰ 1 BOR Bed Occupancy Rate Berdasarkan data yang disajikan di atas menunjukkan kinerja perspektif bisnis internal dapat dikatakan “ baik “ jika dilihat dari indikator BOR dengan nilai rata-rata 75,62 , dimana nilai BOR masih dalam rentang standar yang ditetapkan Depkes. Selain itu dari tahun 2013 ke tahun 2014 BOR mengalami peningkatan 0,05 dimana BOR yang dihasilkan pada tahun 2013 sebesar 75,64 dan meningkat menjadi 75,59 pada tahun 2014, hal ini menunjukkan bahwa kinerja bisnis internal dilihat dari Bed Occupancy Rate BOR dapat dikatakan “baik” . 2 ALOS Average Length of Stay Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 30. halaman 104, menunjukkan kinerja perspektif bisnis internal mengalami penurunan dimana pada tahun 2013 nilai ALOS yaitu 3 hari menjadi 2,99 hari pada tahun 2014, dimana nilai rasio ALOS tersebut berada dibawah standar ideal. Standar ideal indikator ALOS yaitu 6-9 hari. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perspektif bisnis internal dilihat dari ALOS dapat dikatakan “kurang baik”. 3 TOI Turn Over Internal=Tenggang perputaran Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 30. halaman 104, menunjukkan bahwa kinerja perspektif bisnis internal dilihat dari indikator TOI dapat dikatakan “ kurang”, jika dilihat dari indikator TOI dengan nilai rata-rata 0,99 hari, dimana nilai rasio TOI dinilai baik jika memenuhi standar Depkes. TOI yang dihasilkan untuk tahun 2013 dan tahun 2014 berada di bawah standar sehingga kinerja bisnis internal dilihat dari indikator TOI dapat dikatakan “kurang” 4 GDR Gross Death Rate Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 30. halaman 104, menunjukkan kinerja perspektif bisnis internal dapat dikatakan “Kurang baik “ karena jika dilihat dari indikator GDR yang dihasilkan jauh di atas standar yang ditetapkan Depkes yaitu 45‰. Nilai GDR pada tahun 2013 yaitu 46,91 ‰ dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 52,54‰,

Dokumen yang terkait

ANALISA METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA Analisa Metode Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta).

0 3 18

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada RSUD Pandan Arang Boyolali).

0 2 20

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada RSUD Pandan Arang Boyolali).

0 4 14

NASKAH PUBLIKASI Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta Menggunakan Elemen-Elemen Balanced Scorecard Tahun 2010-2013.

0 2 19

PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA MENGGUNAKAN ELEMEN-ELEMEN Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta Menggunakan Elemen-Elemen Balanced Scorecard Tahun 2010-2013.

0 3 16

PENDAHULUAN Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta Menggunakan Elemen-Elemen Balanced Scorecard Tahun 2010-2013.

0 3 7

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE Pengukuran Kinerja Dengan Metode Balanced Scorecard (Studi Empiris Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten).

0 2 16

PENDAHULUAN Pengukuran Kinerja Dengan Metode Balanced Scorecard (Studi Empiris Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten).

0 1 6

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE Pengukuran Kinerja Dengan Metode Balanced Scorecard (Studi Empiris Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten).

0 1 16

PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 0 8