9
kontrol akuntansi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Sedangkan sistem kontrol akuntansi yang dimoderasi dinamika
lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, dinamika lingkungan secara signifikan mempunyai hubungan antara sistem
kontrol akuntansi dengan kinerja perusahaan.
c. Hafid Nasruddin 2008
Judul : Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Perilaku dan Personal Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Intraco Adhitama Surabaya.
Penelitian tersebut alat uji yang digunakan adalah regresi linier berganda, adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
Pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku dan pengendalian personal berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
d. Yafia Bunga Justita 2003
Judul : Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Perilaku dan Personal Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Terminal Petikemas Surabaya.
Penelitian tersebut alat uji yang digunakan adalah regersi linier berganda, adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
Pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku dan pengendalian personal berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial, dan
variabel paling dominan mempengaruhi kinerja manajerial adalah pengendalian perilaku.
Penelitian ini ditekankan bahwa hasil penelitian terdahulu hanya digunakan sebagai pembanding baik landasan teori maupun uji
10
hipotesisnya, sedangkan penelitian sekarang adalah replikasi dari penelitian Yafia Bunga Justifa 2003, tetapi obyek, tempat dan lokasi
penelitian serta waktu penelitiannya berbeda. Metode penelitian yang digunakan sekarang sama dengan metode yang digunakan oleh Yafia
Bunga Justifa 2003 yaitu analisis regresi linier berganda.
2.2. Perbedaan dan persamaan dengan Penelitan Terdahulu
Table 2. Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitan Terdahulu
No. Nama Judul
Penelitian Variabel
1. Faisal dan Indra
Wijaya kusuma 2002
Pengaruh Karakteristik Tugas terhadap
Keefektifan Bentuk Pengendalian Akuntansi,
Perilaku dan Personal dalam Peningkatan Kinerja
Manajer Riset dan Pengembangan.
Pengaruh Karakteristik Tugas
terhadap Keefektifan Bentuk
Y, Pengendalian Akuntansi X1,
Perilaku X2, Personal dalam
Peningkatan Kinerja Manajer
Riset dan Pengembangan
X3
2. Muchamad Syafruddin 2001
Pengaruh Moderasi Dinamika Lingkungan
pada Sistem Kontrol Akuntansi dan Kinerja
Perusahaan. Pengaruh Moderasi
Dinamika Lingkungan Y,
Sistem Kontrol Akuntansi X1,
Kinerja Perusahaan X2
3. Hafid Nasruddin
2008 Pengaruh Pengendalian
Akuntansi, Perilaku dan Personal Terhadap Kinerja
Manajerial Pada PT. Intraco Adhitama
Surabaya. Pengaruh
Pengendalian Akuntansi X1,
Perilaku X2, Personal X3,
Kinerja Manajerial Y
11
4. Yafia Bunga
Justita 2003 Pengaruh Pengendalian
Akuntansi, Perilaku dan Personal Terhadap Kinerja
Manajerial Pada PT. Terminal Petikemas
Surabaya. Pengaruh
Pengendalian Akuntansi X1,
Perilaku X2, Personal X3,
Kinerja Manajerial Y
5. Teguh Primantoro
2010 Pengaruh Pengendalian
Akuntansi, Pengendalian Perilaku dan Pengendalian
Personal Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Kerta
Rajasa Raya Sidoarjo. Pengaruh
Pengendalian Akuntansi X1
Pengendalian Perilaku X2
Pengendalian Personal X3,
Kinerja Manajerial Y
Sumber : Peneliti 2.3.
Kajian Teori 2.3.1.
Kinerja Manajerial
Kinerja adalah evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan lewat atasan langsung, teman, dirinya sendiri dan bawahan Suartana, 2000 dalam
Faisal dan Indra WK, 2002:167 Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi
dalam kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise, pengaturan staff, negosiasi dan representasi
Mahoney et al. 1963 dalam Laksmana dan Muslichah, 2002 : 116.
2.3.1.1. Tugas Manajer
Efektifitas kinerja merupakan suatu ukuran tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan, apabila seorang supervisor dalam sebuah perusahaan
12
manufaktur, efektifitas kinerja adalah apabila unit kerja mampu memenuhi target produksi baik dalam hal kuantitas maupun kualitas yang dihasilkan.
Efisiensi kerja adalah mengukur biaya sumber daya yang diperlukan sehubungan dengan pencapaian tujuan, dalam hal ini perbandingan antara
keluaran output riil yang dihasilkan dengan masuk input yang digunakan Schermerhorn. Jr, 2003 : 5.
Menurut T. Hani Handoko 1999: 29 tugas penting yang dilaksanakan oleh manajer adalah sebagai berikut :
1 Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain. Istilah “orang”
mencakup tidak hanya para bawahan dan atasan, tetapi juga manajer lainnya dalam organisasi. Disamping itu, “orang” juga termasuk
individu dari luar organisasi yaitu : langganan, penyedia supplier, konsumen, pengurus serikat karyawan, pejabat dan karyawan kantor
pemerintah, dan sebagainya. 2
Manajer memajukan dan menyeimbangkan tujuan yang saling bertentangan dan menetapkan prioritas.
3 Manajer bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan. Para
manajer ditugaskan untuk pengelolaan pekerjaan secara sukses. Mereka biasanya dievaluasi atas dasar seberapa baik mereka mengatur tugas
yang harus diselesaikan. 4
Manajer harus berfikir secara analitis dan konseptual. Untuk menjadi pemikir yang analitis, manajer harus mampu merinci dan memisahkan
suatu masalah menjadi komponen-komponen masalah, menganalisa
13
komponen tersebut, kemudian mencari penyelesaian yang layak flexible dengan akurat. Lebih penting bagi manajer adalah menjadi
pemikir konseptual, yang mampu memandang keseluruhan tugas dan mengkaitkan suatu tugas dengan tugas lainnya.
5 Manajer adalah seorang mediator. Organisasi terdiri dari orang-orang,
yang saling tidak setuju atau saling bertentangan. Dalam suatu unit kerja atau organisasi, maka bisa menurunkan semangat kerja dan
produktivitas, kejadian seperti ini menuntut peranan manajer sebagai mediator penengah.
6 Manajer adalah seorang politisi. Seperti apa yang dilakukan politisi
dalam mengkampanyekan program-programnya, manajer harus mengembangkan hubungan baik untuk mendapatkan dukungan atas
usulan dan keputusannya. 7
Manajer adalah seorang diplomat. Manajer harus berperan sebagai wakil representatif resmi kelompok kerjanya pada pertemuan-pertemuan
organisasional. 8
Manajer berani mengambil keputusan yang sulit. Organisasi selalu banyak menghadapi masalah misal : kesulitan finansial, masalah
personalia, dan sebagainya. Manajer adalah orang yang diharapkan dapat menemukan pemecahan masalah sulit dan mengambil berbagai
keputusan yang akurat.
14
Tugas manajer menurut Gibson, Donnely dan Ivancevich 1996 : 24 adalah : Mengelola organisasi, mengelola orang, mengelola produksi
dan operasi.
2.3.1.2. Penilaian Kinerja Manajerial
Penilaian kinerja menurut Sjafri Mangkuprawira 2004: 223 merupakan proses yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja
pekerjaan seseorang. Penilaian kinerja menurut Mulyadi 2001: 415 adalah penentuan
secara periodik dan efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kreteria yang
telah ditetapkan sebelumnya, karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka penilaian kinerja merupakan penilaian atas perilaku
manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam organisasi.
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku
yang ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan perusahaan.
2.3.1.3. Manfaat dan Tahap Penilaian Kinerja Manajerial
Menurut Sjafri Mangkuprawira 2004: 224 Penilaian kinerja karyawan memiliki manfaat ditinjau dari beragam perspektif pengembangan
perusahaan, khususnya manajemen sumber daya manusia, yaitu sebagai berikut :
15
a. Perbaikan Kinerja
Umpan balik kinerja bermanfaat bagi karyawan, manajer, dan spesialis personal dalam bentuk kegiatan yang tepat.
b. Penyesuaian Kompensasi
Penilaian kinerja membantu pengambil keputusan menentukan apa yang seharusnya menerima peningkatan pembayaran dalam bentuk kegiatan
yang tepat untuk memperbaiki kinerja. c.
Keputusan Penetapan Promosi, transfer dan penurunan jabatan biasanya didasarkan pada
kinerja masa lalu dan antisipatif, misalnya dalam bentuk penghargaan. d.
Kebutuhan Pelatihan dan Pengembangan Kinerja buruk mengindikasikan sebuah kebutuhan untuk melakukan
kebutuhan kembali. e.
Perencanaan dan Pengembangan Karier Umpan balik kinerja membantu proses pengambilan keputusan tentang
karier spesifik karyawan. f.
Definisi Proses Penempatan Staf Baik buruknya kinerja berimplikasi dalam hal kekuatan dan kelemahan
dalam proses penempatan staf di departemen SDM. g.
Ketidakakuratan Informasi Kinerja buruk dapat mengindikasikan kesalahan dalam informasi
analisis pekerjaan, rencana SDM, atau hal lain dari sistem manajemen personal.
16
h. Kesalahan Rancangan Pekerjaan
Kinerja buruk mungkin sebuah gejala dari rancangan pekerjaan yang keliru. Lewat penilaian dapat didiagnosis kesalahan-kesalahan.
i. Kesempatan Kerja yang Sama
Penilaian kerja yang akurat secara actual menghitung kaitannya dengan kinerja dapat menjamin bahwa keputusan penempatan internal bukanlah
suatu yang bersifat diskriminasi. j.
Tantangan-tantangan Eksternal Kinerja dipengaruhi oleh faktor lingkungan pekerjaan, seperti keluarga,
finansial, kesehatan dan masalah lainnya. Tahap penilaian kinerja menurut Mulyadi 2001: 420 adalah sebagai
berikut : Penilaian kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama tahap persiapan dan tahap penilaian. Tahap persiapan terdiri dari tiga tahap rinci
yaitu Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggungjawab; Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja;
Pengukuran kinerja sesungguhnya. Tahap penilaian terdiri dari tiga tahap rinci yaitu Perbandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya; Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang telah ditetapkan standar; Penegakan
perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan.
17
2.3.1.4. Tingkatan Manajerial dan Keterampilan
Tingkatan manajer menurut John. R. Schermerhorn. Jr 2003: 10 adalah sebagai berikut :
a. Top Manager
Adalah seorang manajer yang bertugas menetapkan tujuan, kebijaksanaan, dan strategi organisasi, membuat keputusan jangka
panjang. Top manajer harus mempunyai kepedulian atas apa yang terjadi di dalam lingkungan, siap menghadapi peluang dan ancaman potensial
di masa mendatang, serta mempersiapkan cara-cara untuk mengantisipasinya, sebutan khas bagi top manajer adalah direktur,
presiden, kepala devisi, wakil presiden senior, dan sebagainya. b.
Middle Manager Seorang manajer yang bertugas mengawasi beberapa unit kerja dan
menerapkan rencana sesuai tujuan dari tingkatan yang lebih tinggi. Para middle manajer harus berorientasi pada kelompok team-oriented serta
dapat bekerja sama dengan baik untuk melakukan koordinasi kegiatan- kegiatan antar unit dalam organisasi.
c. First-line Manager
Adalah seseorang yang mendapatkan laporan dari para karyawan operasional, sebutan lain untuk jabatan ini antara lain supervisor, kepala
departemen, serta yang paling umum adalah pimpinan kelompok. First- line manajer bertanggung jawab atas satu unit kerja dan diharapkan
18
mampu menyelesaikan tugas dengan tujuan jangka pendek yang sesuai dengan rencana middle dan top manajer.
Keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang manajer yang efektif menurut T. Hani Handoko 1999: 36 adalah sebagai berikut :
1 Keterampilan konseptual conceptual skills adalah kemampuan mental
untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi.
2 Keterampilan kemanusiaan human skill adalah untuk bekerja dengan,
memahami, dan memotivasi orang lain, baik sebagai individu maupun kelompok. Manajer membutuhkan keterampilan ini agar dapat
memperoleh partisipasi dan mengarahkan kelompoknya dalam pencapaian tujuan.
3 Keterampilan teknik technical skill adalah kemampuan untuk
menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-prosedur, atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi, produksi, penjualan, atau
permesinan dan sebagainya.
2.3.2. Sistem Pengendalian Manajemen
Setiap perusahaan memerlukan sistem pengendalian manajemen, karena sistem tersebut didesain untuk mengukur aktivitas anggota organisasi
melalui para pimpinan manajer orang agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan perusahaan. Proses pengendalian dilakukan melalui para
pimpinan dengan penentuan tujuan dan strategi pelaksanaan dan pengukuran serta analisis prestasi dan penghargaan.
19
Menurut Antony dan Govindarajan 2002: 5. Sistem merupakan suatu cara tertentu dan biasanya berulang untuk melaksanakan suatu atau
serangkaian aktivitas. Sistem yang digunakan oleh manajemen untuk mengendalikan aktivitas suatu aktivitas organisasi disebut sistem
pengendalian manajemen. Menurut Mahduh M. Hanafi 2003: 405. Pengendalian manajemen
adalah usaha sistematik untuk menetapkan standar prestasi tertentu dengan merencanakan mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan
prestasi yang sesungguhnya dengan standar prestasi, menentukan apakah terjadi penyimpangan dan mengukur apakah penyimpangan ini berarti
signifikan, dan melakukan perbaikan yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara yang paling
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Supriyono 2000: 27. Sistem pengendalian manajemen
adalah sistem yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi anggota organisasinya agar melaksanakan strategi dan kebijakan strategi dan
kebijakan organisasi secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
2.3.2.1. Elemen Sistem Pengendalian
Menurut Anthony dan Govindarajan 2002: 1 setiap sistem pengendalian sedikitnya memiliki empat elemen, yaitu :
a. Pelacak detector atau sensor sebuah perangkat yang mengukur apa
yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan.
20
b. Penaksir assesor adalah suatu perangkat yang menentukan signifikansi
dari peristiwa actual, dengan membandingkannya dengan beberapa standar atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi.
c. Effector adalah suatu perangkat yang sering disebut “feedback” yang
mengubah perilaku jika assesor mengindikasikan kebutuhan yang perlu dipenuhi.
d. Jaringan komunikasi adalah perangkat yang meneruskan informasi
antara detector dan assesor dan effector.
2.3.2.2. Langkah-langkah dalam Proses Pengendalian
Menurut Robert J. Mockler dalam Stoner, dkk 2003:248 langkah- langkah dalam proses pengendalian adalah sebagai berikut : Menetapkan
standar dan metode mengukur prestasi kerja; Mengukur prestasi kerja; Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar; Mengambil
tindakan korektif.
2.3.2.3. Karakteristik dan Manfaat Pengendalian Manajemen
Untuk mencapai kesuksesan organisasi harus mempunyai dan mempertahankan pengendalian manajemen yang baik Merchant, 1981:
271. Beberapa karakeristik pengendalian yang baik meliputi : Pengendalian berorientasi masa depan, pengendalian harus mampu mendorong pencapaian
tujuan organisasi, pengendalian mampu menjamin pencapaian tujuan organisasi yang lebih baik dari periode sebelumnya.
Menurut Stoner dkk, 2003: 250 manfaat pengendalian adalah, untuk menghadapi perubahan; Untuk menciptakan siklus yang lebih cepat,
21
menambah nilai, menyatukan pekerja dari berbagai latar belakang dan kultur yang berbeda, memudahkan delegasi dan kerja tim.
2.3.2.4. Jenis Pengendalian Manajemen
Menurut John R. Schermerhorn. Jr 2003: 167 jenis pengendalian manajemen adalah sebagai berikut :
a. Feedforward Control Pengendalian awal
Merupakan pelaksanaan kegiatan pengendalian sebelum aktivitas kerja dimulai, dan memastikan arah yang ditentukan sudah benar.
b. Concurrent Control
Tipe pengendalian ini memfokuskan apa yang terjadi selama kegiatan tersebut berlangsung steering control, yang memonitor kegiatan yang
sedang berlangsung sehingga dapat memastikan segala sesuatu berjalan dengan semestinya.
c. Feedback Control
Disebut sebagai pengendalian pasca tindakan postaction control, dilaksanakan setelah seluruh kegiatan selesai.
2.3.3. Pengendalian Akuntansi
Pengendalian adalah proses untuk mengarahkan seperangkat variabel misalnya, mesin-mesin, manusia, dan peralatan ke arah terciptanya sasaran
atau tujuan, dalam organisasi, pengendalian adalah proses mengarahkan kegiatan yang menggunakan berbagai sumber ekonomi agar sesuai dengan
rencana sehingga tujuan organisasi dapat tercapai Supriyono, 2000: 19.
22
Menurut Heckert dalam Faisal 2002:163 pengendalian adalah mengembangkan dan merevisi norma standar yang memuaskan sebagai
ukuran pelaksanaan dan penyediaan pedoman serta bantuan kepada para anggota manajemen yang lain dalam menjamin adanya penyesuaian hasil
pelaksanaan yang sebenarnya terhadap norma-norma. Akuntansi merupakan proses pengolahan informasi yang berkaitan
dengan kesatuan ekonomi yang bersifat kualitatif yang dapat menjadi dasar bagi pihak ekstern untuk mengambil keputusan, sehingga akuntansi disebut
sebagai bahasa bisnis karena akuntansi mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan dan lainnya kepada pembuatan keputusan. Selain itu
akuntansi disebut juga sebagai sistem informasi karena menerima informasi dan lingkungan, mengukurnya, mencatat, memproses dan mengeluarkan
laporan kembali ke lingkungan dan orang-orang mengambil tindakan berdasarkan laporan tersebut.
Manfaat pengendalian akuntansi menurut Anthony 1991:23, meliputi :
1. Alat untuk memastikan bahwa transaksi hanya dilaksanakan atas ijin
manajemen. 2.
Alat untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat untuk memungkinkan, paling sedikit, penyusunan laporan keuangan yang
layak dan untuk menjaga pertanggung jawaban sumber daya.
23
3. Alat untuk memastikan dengan pemeriksaan fisik berkala dengan
perhitungan sumber daya organisasi, bahwa laporan yang mencatat pertanggung jawaban untuk sumber daya organisasi adalah benar.
4. Cara untuk memastikan bahwa penggunaan sumber daya seperti
persediaan dan barang dagangan atau peralatan dan mesin hanya dilakukan dengan izin tertulis manajemen.
Tujuan Pengendalian Akuntansi Internal menurut Supriyono 2000: 33 antara lain :
1. Menjaga kekayaan dan mencatat organisasi.
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pengendalian Akuntansi adalah pengendalian yang menggunakan
ukuran-ukuran, keuangan, yang salah satu bentuknya yaitu anggaran. Anggaran digunakan sebagai pedoman kerja dan sebagai alat pengawasan
kerja. Dengan demikian anggaran merupakan alat bagi manajemen untuk membantu menjalankan fungsi-fungsinya.
Pengendalian akuntansi adalah pengendalian yang berdasarkan pada angka-angka akuntansi seperti anggaran, standard coting, flexible budgeting
Faisal dan Kusuma, 2002: 167
2.3.3.1. Manfaat Pengendalian Akuntansi
Pengendalian akuntansi menekankan pada tindakan-tindakan untuk mencegah kesalahan kekeliruan yang tidak disengaja dan ketidakberesan
24
tindakan-tindakan penyimpangan yang disengaja. Menurut Anthony dkk, 1992: 26 manfaat pengendalian akuntansi adalah sebagai berikut :
a. Sarana untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi hanya dilakukan
sesuai dengan ijin manajemen. b.
Sarana untuk memastikan bahwa semua transaksi tersebut dicatat untuk memungkinkan, penyusunan laporan keuangan yang semestinya dan
untuk menjaga tanggung jawab atas sumber daya. c.
Sarana untuk memastikan, melalui pemeriksaan fisik berkala dan perhitungan sumber daya organisasi, bahwa laporan akuntansi yang
mencatat pertanggung jawaban atas sumber daya organisasi. d.
Sarana untuk memastikan bahwa akses ke sumber daya, seperti bahan pembantu dan barang dagangan, serta penggunaan sumber daya, seperti
peralatan dan mesin-mesin, hanya dilakukan berdasarkan ijin tertulis manajemen.
Menurut Supriyono 2000: 33 manfaat pengendalian akuntansi internal adalah menjaga kekayaan dan catatan organisasi serta mengecek
ketelitian data akuntansi.
2.3.3.2. Tujuan Pengendalian Akuntansi
Menurut Supriyono 2000: 33 manfaat pengendalian akuntansi internal adalah sebagai berikut :
1. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi.
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
25
2.3.4. Pengendalian Perilaku
Pengendalian perilaku adalah pengendalian yang berdasarkan struktur otoritas, peraturan formal, prosedur standar pengoperasian Faisal
dan Kusuma, 2002: 163. Pengendalian perilaku meliputi aktivitas pengawasan, monitoring aktivitas yang sedang berjalan dan mengamati
anggota organisasi berperilaku sesuai dengan cara yang dikehendaki. Definisi Behavioral Accounting menurut Siegel dan Marconi 1989:
2 adalah “Behavioral Accounting is the between human behavior and the accounting system”. Berdasarkan keterangan diatas dapat dijelaskan bahwa
akuntansi perilaku merupakan cabang atau bagian dari akuntansi yang menitikberatkan pada hubungan antara perilaku manusia dengan sistem
akuntansi manajemen, jadi akuntansi perilaku mempunyai lingkup yang luas memperhatikan perilaku manusia dan hubungannya dengan rancangan
bentuk dan kegunaan sistem informasi akuntansi. Menurut L. Massie 1985: 156 macam perilaku pimpinan manajer
terdiri dari : a.
Perilaku instrumental Instrumental Behavior, bersamaan dengan Struktur Permulaan, terdiri dari : perencanaan, organisasi, control dan
koordinasi bawahan dalam tugasnya secara dekat. b.
Perilaku yang mendukung supportive Behavior, sangat mirip dengan pertimbangan, terdiri dari : menunjukka perhatian atas minat, kebutuhan,
dan kesejahteraan bawahan.
26
c. Perilaku partisipatif participative Behavior, ditandai dengan sumbang
dan saran informasi serta penekanan atas konsultasi dengan bawahan. d.
Perilaku berorientasi pada pencapaian Achievement-Oriented Behavior: mencanangkan sasaran yang menantang, mengharapkan
bawahan suatu pelaksanaan yang tinggi, dan selalu mencari perbaikan dalam prestasi.
2.3.5. Pengendalian Personal
Pengendalian personal adalah pengendalian yang berdasarkan pada pembuatan kebijakan-kebijakan yang menyangkut sumber daya manusia
Faisal dan Kusuma 2002: 163. Kebijakan-kebijakan ini menyediakan informasi personal yang vital untuk perencanaan dan pengembalian
keputusan manajemen SDM, bila kegiatan-kegiatan pengendalian personal tidak memuaskan kebutuhan-kebutuhan karyawan secara sukses. Para
karyawan mungkin terkumpul dan melakukan kegiatan kolektif, hal ini mengakibatkan kegiatan personal dihadapkan dengan situasi baru, hubungan
serikat karyawan, untuk menanggapi “tuntutan-tuntutan” kolektif para karyawan, fungsi personal perlu merundingkan dan mengadministrasikan
suatu perjanjian kerja. Pengendalian personal yang sering disebut pengendalian
professional clan control merupakan pengendalian yang didasarkan pada proses sosial dan self control. Jenis pengendalian ini diperluka oleh
organisasi yang mempekerjakan personal yang menguasai mekanisme yang memungkinkan mereka menerapkan keahlian yang dimiliki dalam kondisi
27
ketidakpastian. Mereka tidak hanya memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk melaksanakan tugas yang kompleks, tetapi mereka sudah terbiasa
bertindak secara independen tanpa pengendalian formal dan administratif, mereka dapat mencari dan mengimplementasikan solusi yang diharapkan
dari suatu permasalahan Widiatmoko, 2003: 271. Tujuan pengendalian personal adalah untuk mengawasi dan
memonitor tindakan bawahan untuk memastikan bahwa tindakan tersebut sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Faisal dan Indra WK, 2002: 164.
2.3.6. Teori Yang Melandasi Pengaruh Pengendalian Akuntansi Terhadap
Kinerja Manajerial
Teori Kendala mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh kendala-kendalanya. Kemudian, teori kendala mengembangkan
pendekatan yang spesifik untuk mengendalikan kendala, untuk mendukung tujuan, yaitu kemajuan yang terus menerus bagi suatu perusahaan. Menurut
teori kendala, jika ingin meningkatkan kinerja, suatu perusahaan harus mengidentifikasi kendala-kendalanya, mendayagunakan kendala-kendala
dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang dan menemukan cara untuk mengatasi kendala-kendala Hansen dan Mowen, 2001: 666.
Akuntan sangat berkepentingan terhadap pemahaman tentang hubungan rancangan sistem kontrol akuntansi dengan berbagai variabel
organisasi. Pengendalian akuntansi seperti anggaran dapat digunakan sebagai alat perencanaan untuk menyusun target kinerja dan mengukur hasil
dari tindakan individu tersebut Faisal, 2002: 166.
28
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu pengendalian akuntansi merupakan suatu perencanaan, sistem pelaporan dan
prosedur monitoring yang didasarkan pada sistem informasi. Sehingga pengendalian akuntansi dalam menggunakan anggarannya akan
mempengaruhi kinerja di dalam organisasi itu sendiri.
2.3.7. Teori Yang Melandasi Pengaruh Pengendalian Perilaku Terhadap
Kinerja Manajerial
Teori pembentukan perilaku operant conditioning menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan konsekuensi-konsekuensi pemuasan
cenderung diulang, sedangkan perilaku yang diikuti konsekuensi- konsekusensi hukuman cenderung tidak diulang. Teori ini menunjukkan
bahwa peningkatan kinerja manajerial apabila penilaian kinerjanya diikuti dengan konsekuensi yang memuaskan seperti dengan memberikan
penghargaan Handoko, 1992: 246. Pengendalian perilaku merupakan salah satu bentuk pengendalian
administratif. Pengendalian administratif meliputi : struktur otoritas, peraturan-peraturan formal, prosedur standar pengoperasian, standar untu
mengatur perilaku para manajer dan pekerja, anggaran, reward, dan sistem insentif Faisal, 2002: 167.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu pengendalian perilaku bertujuan untuk menjamin hasil yang ingin dicapai
meliputi aktivitas pengawasan, monitoring, dan aktivitas yang sedang berjalan. Dimana aktivitas tersebut berperilaku sesuai dengan cara yang
29
dikehendaki. Sehingga dalam suatu organisasi, pengendalian perilaku akan mempengaruhi terhadap kinerja manajerial.
2.3.8. Teori Yang Melandasi Pengaruh Pengendalian Personal Terhadap
Kinerja Manajerial Teori X dan Teori Y dari Douglas Mc. Gregor. Teori X
berpendapat bahwa orang memiliki dalam dirinya sendiri sikap tidak suka akan pekerjaan, walaupun mereka dianggap kerja itu perlu, mereka
menghindarinya bila mungkin. Teori Y, beranggapan bahwa kerja adalah sama wajarnya seperti bermain atau istirahat, bahwa sesungguhnya orang
ingin bekerja dan dalam lingkungan yang benar, mendapat sejumlah kepuasan dalam kerja. Orang memiliki kemampuan untuk menerima bahkan
mencari tanggung jawab dan menerapkan imajinasi, kepandaian, dan kreativitas pada masalah organisasi.
Menurut teori Y yang menjadi masalah adalah bahwa kehidupan industri modern tidak sepenuhnya mengerahkan kemampuan rata-rata
manusia, untuk memanfaatkan keinginan dan kemampuan kerja bawahan mereka yang merupakan bawaan sejak lahir, para manajer hendaknya
memberikan suatu iklim yang kondusif bagi perkembangan pribadi, dalam hal ini, manajemen partisipatif adalah model yang ideal Douglar Mc.
Gregor dalam Thoha, 2004 : 241. Menurut Faisal 2002: 166. Pengendalian personal merupakan salah
satu bentuk pengendalian di depan. Pengendalian di depan dalam sumber daya manusia dilaksanakan melalui proses seleksi dan pengaturan staff.
30
Pemilihan dan penempatan karyawan sesuai dengan persyaratan kerja dan keterampilan berdasarkan spesifikasi sifat dan tugas yang akan dijalankan.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian personal merupakan suatu pengendalian yang didasarkan pada
pembuatan kebijakan yang menyangkut sumber daya manusia. Sehingga dapat menyediakan informasi personal untuk perencanaan dan pengambilan
keputusan manajemen atau organisasi, dengan adanya kebijakan yang baik dalam perusahaan akan dapat menghasilkan kinerja yang diharapkan.
2.4. Kerangka Pikir
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan diatas, maka kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut :
Regresi Linier Berganda
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
Pengendalian Akuntansi X
1
Pengendalian Perilaku X
2
Pengendalian Personal X
3
Kinerja Manajerial Y
31
2.5. Hipotesis
Sesuai dengan pokok permasalahan yang dikemukakan dan landasan teori yang ada dapat ditentukan hipotesis sebagai berikut : “Bahwa
pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan pengendalian personal berpengaruh secara positif terhadap kinerja manajerial”.
32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel