25
2.3.4. Pengendalian Perilaku
Pengendalian perilaku adalah pengendalian yang berdasarkan struktur otoritas, peraturan formal, prosedur standar pengoperasian Faisal
dan Kusuma, 2002: 163. Pengendalian perilaku meliputi aktivitas pengawasan, monitoring aktivitas yang sedang berjalan dan mengamati
anggota organisasi berperilaku sesuai dengan cara yang dikehendaki. Definisi Behavioral Accounting menurut Siegel dan Marconi 1989:
2 adalah “Behavioral Accounting is the between human behavior and the accounting system”. Berdasarkan keterangan diatas dapat dijelaskan bahwa
akuntansi perilaku merupakan cabang atau bagian dari akuntansi yang menitikberatkan pada hubungan antara perilaku manusia dengan sistem
akuntansi manajemen, jadi akuntansi perilaku mempunyai lingkup yang luas memperhatikan perilaku manusia dan hubungannya dengan rancangan
bentuk dan kegunaan sistem informasi akuntansi. Menurut L. Massie 1985: 156 macam perilaku pimpinan manajer
terdiri dari : a.
Perilaku instrumental Instrumental Behavior, bersamaan dengan Struktur Permulaan, terdiri dari : perencanaan, organisasi, control dan
koordinasi bawahan dalam tugasnya secara dekat. b.
Perilaku yang mendukung supportive Behavior, sangat mirip dengan pertimbangan, terdiri dari : menunjukka perhatian atas minat, kebutuhan,
dan kesejahteraan bawahan.
26
c. Perilaku partisipatif participative Behavior, ditandai dengan sumbang
dan saran informasi serta penekanan atas konsultasi dengan bawahan. d.
Perilaku berorientasi pada pencapaian Achievement-Oriented Behavior: mencanangkan sasaran yang menantang, mengharapkan
bawahan suatu pelaksanaan yang tinggi, dan selalu mencari perbaikan dalam prestasi.
2.3.5. Pengendalian Personal
Pengendalian personal adalah pengendalian yang berdasarkan pada pembuatan kebijakan-kebijakan yang menyangkut sumber daya manusia
Faisal dan Kusuma 2002: 163. Kebijakan-kebijakan ini menyediakan informasi personal yang vital untuk perencanaan dan pengembalian
keputusan manajemen SDM, bila kegiatan-kegiatan pengendalian personal tidak memuaskan kebutuhan-kebutuhan karyawan secara sukses. Para
karyawan mungkin terkumpul dan melakukan kegiatan kolektif, hal ini mengakibatkan kegiatan personal dihadapkan dengan situasi baru, hubungan
serikat karyawan, untuk menanggapi “tuntutan-tuntutan” kolektif para karyawan, fungsi personal perlu merundingkan dan mengadministrasikan
suatu perjanjian kerja. Pengendalian personal yang sering disebut pengendalian
professional clan control merupakan pengendalian yang didasarkan pada proses sosial dan self control. Jenis pengendalian ini diperluka oleh
organisasi yang mempekerjakan personal yang menguasai mekanisme yang memungkinkan mereka menerapkan keahlian yang dimiliki dalam kondisi
27
ketidakpastian. Mereka tidak hanya memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk melaksanakan tugas yang kompleks, tetapi mereka sudah terbiasa
bertindak secara independen tanpa pengendalian formal dan administratif, mereka dapat mencari dan mengimplementasikan solusi yang diharapkan
dari suatu permasalahan Widiatmoko, 2003: 271. Tujuan pengendalian personal adalah untuk mengawasi dan
memonitor tindakan bawahan untuk memastikan bahwa tindakan tersebut sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Faisal dan Indra WK, 2002: 164.
2.3.6. Teori Yang Melandasi Pengaruh Pengendalian Akuntansi Terhadap