56 Sejalan  dengan  pendapat  di  atas,  Lumpkin  2004:  82  mengatakan  bahwa
mengembangkan  rasa  percaya  diri  dapat  dilakukan  dengan  berlatih  menghadapi situasi  yang  berada  di  luar  diri  dan  mengambil  risiko.  Menghadapi  situasi  yang
berada  di  luar  sama  halnya  dengan  melakukan  penyesuaian  diri  dengan lingkungan.  Penyesuaian  diri  dengan  lingkungan  merupakan  kemampuan
interpersonal  seseorang.  Sedangkan  mengambil  risiko  merupakan  bagian  dari sikap  tanggung  jawab.  Maka  dari  itu,  tanggung  jawab  dan  kemampuan
interpersonal berpengaruh terhadap rasa percaya diri. Hal  serupa  juga  disampaikan  oleh  Andayani  dan  Afiatin  1996:  24  yang
menegaskan kembali bahwa orang yang percaya diri mempunyai hubungan sosial yang  baik,  mempunyai  aspirasi  yang  sehat,  mampu  bekerja  dengan  efektif  dan
bertanggung  jawab,  serta  sehat  secara  emosional.  Hubungan  sosial  dalam penelitian  ini  dapat  diungkapkan  sebagai  kemampuan  interpersonal  atau
kemampuan  untuk  menjalin  hubungan  dengan  orang  lain.  Maka  dari  itu, berdasarkan penegasan tersebut diketahui bahwa tanggung jawab dan kemampuan
interpersonal berpengaruh terhadap rasa percaya diri. Berdasarkan  pendapat  yang  telah  diuraikan  di  atas,  dapat  disimpulkan
bahwa  tanggung  jawab  dan  kemampan  interpersonal  yang  dimiliki  siswa berpengaruh terhadap rasa percaya diri siswa.
G. Kajian Penelitian yang Relevan
Pritama  2015  dalam  penelitiannya  menemukan  beberapa  upaya  guru dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa sekolah dasar. Salah satu upaya yang
57 dilakukan adalah dengan memberikan tanggung jawab khusus kepada siswa yang
memiliki  rasa  percaya  diri  rendah.  Penelitian  dari  Pritama  relevan  dengan penelitian  ini  karena  dalam  penelitian  tersebut  ditemukan  upaya  guru  untuk
meningkatkan kepercayaan diri siswa melalui pemberian tanggung jawab kepada siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah. Selain itu, subyek yang digunakan
dalam penelitiannya juga memiliki kesamaan dengan subyek di tempat penelitian peneliti yaitu sekolah dasar sehingga penelitian ini dikatakan relevan.
Selanjutnya  dalam  penelitian  Rohayati  2011  ditemukan  bahwa  teknik permainan  kelompok  yang  mendukung  dalam  pelaksanaan  bimbingan  teman
sebaya  dapat  meningkatkan  rasa  percaya  diri  siswa.  Hasil  penelitian  Rohayati menunjukkan  bahwa  rasa  percaya  diri  dipengaruhi  aspek  interaksi  sosial  sebesar
14.  Program  bimbingan  teman  sebaya  terbukti  efektif  meningkatkan  rasa percaya diri siswa. Penelitian Rohayati relevan dengan penelitian yang dilakukan
oleh  peneliti  karena  dalam  penelitian  tersebut  diteliti  pengaruh  interaksi  sosial terhadap  rasa  percaya  diri  siswa.  Interaksi  sosial  dalam  penelitian  ini  disebut
kemampuan interpersonal. Hal  yang  serupa  juga  disampaikan  oleh  Triningtyas  2013  dalam
penelitiannya.  Ia  menemukan  bahwa  penyebab  kurang  rasa  percaya  diri  pada subyek  penelitiannya  adalah  hubungan  sosial  dengan  lingkungan.  Dibuktikan
dengan  sikap  subyek  penelitian  ketika  bersosialisasi.  Dalam  penelitian  tersebut dikatakan  bahwa  subyek  penelitian  sulit  bersosialisasi  terhadap  guru  dan  teman-
temannya.  Hal  tersebut  disebabkan  karena  subyek  penelitian  menganggap  tidak ada  pihak  yang  memahami  dirinya.  Penelitian  Triningtyas  relevan  dengan
58 penelitian  peneliti  karena  dalam  penelitian  tersebut  diteliti  penyebab  kurangnya
rasa  percaya  diri  siswa,  salah  satu  penyebabnya  yaitu  hubungan  sosial  siswa dengan lingkungan di sekitarnya.
H. Kerangka Pikir