44 eksperimen dan demonstrasi peserta didik maka dapat diketahui persentase untuk
setiap kemampuan representasi yang ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7. Persentase Metode Eksperimen dan Demonstrasi untuk Setiap
Kemampuan Representasi Metode
Makroskopik Submikroskopik
Simbolik Eksperimen
64,33 67,45
80,63 Demonstrasi
76,43 58,48
79,55
B. Pembahasan
Kemampuan representasi praktikum peserta didik diukur menggunakan empat soal praktikum dengan judul berbeda yang sudah divalidasi menggunakan
validasi logis berdasarkan ahli oleh satu dosen dan satu pendidik kimia SMA. Hasil penilaian kualitas instrumen dari dosen dan pendidik kimia berupa huruf
diubah menjadi nilai kualitatif diperoleh hasil 158 kemudian diubah berdasarkan kriteria kategori penilaian yang menyatakan kualitas instrumen sangat baik
sehingga layak digunakan. Reliabilitas instrumen didapat dari perhitungan hasil jawaban peserta didik, nilai reliabilitas untuk soal praktikum pertama sebesar
0,858, kedua sebesar 0,906, ketiga sebesar 0,763, dan keempat sebesar 0,886. Nilai reliabilitas pada soal praktikum pertama, kedua, dan keempat mempunyai
koefisien reliabilitas sangat tinggi dan soal praktikum ketiga mempunyai koefisien reliabiltas tinggi sehingga keempat soal dapat digunakan sebagai instrumen.
Data penelitian diperoleh berdasarkan jawaban soal praktikum dengan materi laju reaksi yang dibuat dalam bentuk representasi makroskopik,
submikroskopik, dan simbolik. Hasil yang didapatkan peserta didik berupa skor berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat. Skor yang diperoleh masing-
45 masing peserta didik digunakan untuk mengetahui persentase kemampuan
representasi secara keseluruhan maupun persentase untuk setiap kemampuan representasi. Persentase yang didapat diubah dalam bentuk kategori maupun
sebaran. Penelitian yang dilakukan sebanyak empat kali dengan pembagian dua kali
untuk praktikum menggunakan metode eksperimen dan dua kali untuk metode demonstrasi. Dilakukan perhitungan hasil eksperimen dan demonstrasi dengan
mengelompokkan demonstrasi satu dan dua serta eksperimen tiga dan empat. Pengelompokkan dilakukan dengan menjumlah setiap kemampuan representasi
kemudian dapat dilihat setiap kemampuan representasi untuk eksperimen dan demonstrasi.
1. Persentase dan Kategori Kemampuan Representasi Praktikum Peserta Didik
Skor yang diperoleh berdasarkan jawaban peserta didik sesuai dengan pedoman penskoran kemudian diubah dalam bentuk persentase dan dirata-rata.
Hasil rerata persentase kemampuan representasi peserta didik dari praktikum pertama sampai keempat dapat dilihat pada Tabel 5. Persentase yang diperoleh
kemudian dikategorikan berdasarkan Tabel 3. dan hasil kategori kemampuan representasi praktikum peserta didik dapat dilihat pada Gambar 2. sampai dengan
Gambar 6. Setiap soal diidentifikasi termasuk dalam kemampuan representasi
makroskopik, submikroskopik, atau simbolik kemudian dilakukan perhitungan untuk mengetahui persentase setiap kemampuan representasi dan dirata-rata.
Berdasarkan persentase yang diperoleh dapat diketahui sebaran kemampuan
46 representasi berdasarkan Tabel 4. dan hasil sebaran kemampuan representasi
praktikum peserta didik dapat dilihat pada Tabel 6. Kemampuan representasi praktikum menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi dapat dilihat
dengan menjumlahkan persentase kemampuan representasi pada eksperimen maupun demonstrasi. Perhitungan persentase dilakukan untuk setiap kemampuan
representasi yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 7. a.
Praktikum Pertama Praktikum pertama adalah praktikum pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
Tujuan dari praktikum pertama ini yaitu peserta didik dapat menyelidiki pengaruh suhu terhadap laju reaksi pada reaksi antara asam klorida dengan natrium
tiosulfat. Metode yang digunakan pada praktikum pertama yaitu demonstrasi. Pembagian kelompok sudah dilakukan dengan membagi peserta didik dalam 8
kelompok. Sebelum praktikum dimulai, masing-masing perwakilan satu peserta didik dari setiap kelompok maju kedepan untuk mendemonstrasikan praktikum
yang akan dilakukan. Delapan peserta didik yang maju kedepan melakukan praktikum sesuai
dengan petunjuk praktikum yang sudah diberikan pendidik. Setiap langkah praktikum yang dilakukan diperlihatkan kepada peserta didik lain untuk diamati
bersama. Pengamatan yang dilakukan meliputi warna larutan Na
2
S
2
O
3
dan HCl, gelembung gas dan endapan yang dihasilkan saat mereaksikan larutan, suhu dan
waktu yang digunakan sampai tanda silang tidak terlihat. Pendidik juga memberikan pertanyaan secara lisan kepada peserta didik seperti mengapa
gelembung gas pada salah satu gelas lebih banyak? Serta menuntun peserta didik
47 untuk berpikir proses. Pendidik membagikan soal representasi mengenai
praktikum yang baru dilakukan untuk dikerjakan oleh masing-masing peserta didik.
Peserta didik mengerjakan sebanyak 10 soal dengan pembagian 3 soal representasi makroskopik, 3 soal representasi submikroskopik, 3 soal representasi
simbolik, dan 1 soal kesimpulan. Persentase dan kategori kemampuan representasi praktikum pertama dapat dilihat pada Gambar 2. Hasil yang diperoleh peserta
didik dominan sebesar 91 dengan kategori baik sedangkan sisanya 3 dengan kategori cukup, kurang, dan sangat kurang.
Kemampuan representasi peserta didik pada praktikum pertama sudah tinggi. Kesalahan terbanyak terdapat pada soal nomor 1, 4, dan 7. Soal nomor 1
merupakan soal simbolik, soal nomor 4 merupakan soal submikroskopik, dan soal nomor 7 merupakan soal makroskopik. Soal nomor 1 dan 7 merupakan soal yang
berhubungan karena soal nomor 1, yaitu meminta peserta didik untuk menuliskan persamaan reaksi yang terjadi dan soal nomor 7 ditanyakan apakah terbentuk
gelembung gas pada kedua tabung reaksi. Semua peserta didik tidak ada yang bisa menjawab secara sempurna soal nomor 1, pasti ada yang salah dalam menuliskan
fasa zatnya sehingga saat ditanyakan apakah terbentuk gelembung gas pada soal nomor 7 peserta didik menjawab tidak. Peserta didik melakukan pengamatan,
tetapi pada praktikum pertama ini menggunakan metode demonstrasi sehingga kemampuan mengingat peserta didik tidak lama tersimpan dalam ingatan. Hal ini
menunjukkan bahwa peserta didik masih kurang serius dalam pengamatan dan mudah melupakan apa yang baru saja dilakukan sehingga saat menuliskan fasa zat
48 pada persamaan reaksi yang merupakan representasi simbolik peserta didik juga
kesulitan. Soal nomor 4 meminta peserta menggambarkan reaksi yang terjadi pada
gelas kimia kedua setelah pemanasan, semua peserta didik menjawab salah. Peserta didik seharusnya menjawab reaksi setelah pemanasan natrium tiosulfat
tetapi peserta didik menjawab hasil reaksi antara natrium tiosulfat dan asam klorida. Hal ini menunjukkan peserta didik kurang memahami maksud soal.
b. Praktikum Kedua
Praktikum kedua adalah praktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi. Tujuan dari praktikum kedua ini yaitu peserta didik dapat mengidentifikasi
pengaruh zat katalis tertentu terhadap laju reaksi. Metode yang digunakan pada praktikum kedua yaitu demonstrasi.
Setiap langkah praktikum dilakukan oleh perwakilan peserta didik yang melakukan praktikum dan diperlihatkan kepada peserta didik lain untuk diamati
bersama. Pengamatan yang dilakukan meliputi warna larutan H
2
O
2
dan FeCl
3
, bau dan gelembung gas yang dihasilkan saat mereaksikan larutan, endapan yang
dihasilkan pada larutan yang diberi katalis dan tidak diberi katalis, dan waktu yang dibutuhkan dari awal reaksi sampai reaksi habis. Pendidik juga menuntun
peserta didik untuk lebih berpikir proses saat praktikum dilakukan. Pendidik membagikan soal representasi mengenai praktikum yang baru dilakukan untuk
dikerjakan oleh masing-masing peserta didik. Peserta didik mengerjakan sebanyak 10 soal dengan pembagian 4 soal
representasi makroskopik, 3 soal representasi submikroskopik, dan 3 soal
49 representasi simbolik. Persentase dan kategori kemampuan representasi praktikum
kedua dapat dilihat pada Gambar 3. Hasil yang diperoleh dominan sebesar 69 dengan kategori sangat baik sedangkan sisanya 22 dengan kategori baik, dan
9 dengan kategori sangat kurang. Praktikum kedua terjadi kenaikan kemampuan representasi dibandingkan praktikum pertama karena sudah muncul kategori
sangat baik. Kemampuan representasi praktikum peserta didik sudah sangat baik, tetapi
masih ada 9 dengan kategori sangat kurang. Kesalahan peserta didik terdapat pada soal nomor 2 dan 4 yang merupakan soal submikroskopik. Soal nomor 2
peserta didik diminta untuk menggambarkan hasil peruraian hidrogen peroksida, ada beberapa peserta didik yang salah dalam menggambarkan hasilnya. Soal
nomor 4 yang meminta peserta didik menggambarkan rumus senyawa gelembung gas yang terbentuk, ada beberapa peserta didik yang salah dalam menggambarkan
hasilnya padahal pada soal nomor 1 dengan soal menuliskan persamaan reaksi peruraian hidrogen peroksida semua peserta didik menjawab benar dan pada soal
nomor 3 dengan soal terdapat gelembung gas atau tidak, peserta didik menjawab benar yaitu terdapat gelembung gas.
Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa peserta didik yang masih kesulitan dalam menafsirkan kemampuan representasi makroskopik dan simbolik
ke dalam representasi submikroskopik. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Li dan Arshad 2014, sebenarnya peserta didik dapat menafsirkan
pengamatan yang
dilakukan makroskopik
ke tingkat
representasi submikroskopik dan simbolik. Namun, karena ketidakmampuan peserta didik
50 dalam memvisualisasikan partikel serta tidak mampu membuat hubungan antara
makroskopik dan submikroskopik menambah tantangan bagi peserta didik untuk mempelajari kimia.
c. Praktikum Ketiga
Praktikum ketiga adalah praktikum pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Tujuan dari praktikum ketiga ini yaitu peserta didik dapat menyelidiki
pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Metode yang digunakan pada praktikum ketiga yaitu eksperimen. Pembagian kelompok sudah dilakukan dengan
membagi peserta didik dalam 8 kelompok. Setiap kelompok melakukan praktikum sesuai dengan petunjuk praktikum yang sudah diberikan pendidik. Pengamatan
dilakukan masing-masing kelompok. Pendidik membagikan soal representasi mengenai praktikum yang baru dilakukan untuk dikerjakan oleh masing-masing
peserta didik. Peserta didik mengerjakan sebanyak 10 soal dengan pembagian 4 soal
representasi makroskopik, 3 soal representasi submikroskopik, 2 soal representasi simbolik, dan 1 soal kesimpulan. Persentase dan kategori kemampuan representasi
praktikum ketiga dapat dilihat pada Gambar 4. Hasil yang diperoleh dominan sebesar 53 dengan kategori sangat kurang sedangkan sisanya 28 dengan
kategori sangat baik, 13 dengan kategori baik, dan 6 dengan kategori kurang. Praktikum ketiga ini peserta didik sangat kesulitan menjawab soal-soal karena
pengamatan dilakukan masing-masing kelompok sehingga peserta didik kurang begitu memperhatikan secara detail apa saja yang harus diamati karena tidak ada
perintah dari pendidik.
51 Kesalahan peserta didik terdapat pada soal nomor 2, 3, dan 4 yang
merupakan soal makroskopik dan soal nomor 6, 7, dan 8 yang merupakan soal submikroskopik. Soal nomor 2 meminta peserta didik untuk menyebutkan
perubahan warna pita magnesium setelah bereaksi dengan larutan asam klorida, masih ada peserta didik yang salah dalam menjawab karena kurang teliti dalam
pengamatan. Soal nomor 3 meminta peserta didik menyebutkan reaksi yang menghasilkan gelembung paling banyak. Soal nomor 4 meminta peserta didik
menyebutkan reaksi yang paling cepat menghabiskan pita magnesium. Soal nomor 3 dan 4 peserta didik salah dalam menyebutkan konsentrasi larutan.
Soal nomor 6, 7, dan 8 meminta peserta didik untuk menggambarkan hasil reaksi antara pita magnesium dengan larutan asam klorida 1M, 2M, dan 3M.
Peserta didik masih kesulitan dalam membedakan gambar antara hasil reaksi untuk 1M, 2M, dan 3M selain itu peserta didik juga kesulitan dalam
menggambarkan bentuknya. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik kurang teliti dalam melakukan pengamatan yang merupakan representasi makroskopik
sehingga peserta didik juga akan kesulitan atau salah dalam menafsirkan ke dalam representasi submikroskopik.
d. Praktikum Keempat
Praktikum keempat adalah praktikum pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi. Tujuan dari praktikum keempat ini yaitu peserta didik dapat
mengamati pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi. Metode yang digunakan pada praktikum keempat yaitu eksperimen. Setiap kelompok
melakukan praktikum sesuai dengan petunjuk praktikum yang sudah diberikan
52 pendidik.
Pengamatan dilakukan
masing-masing kelompok.
Pendidik membagikan soal representasi mengenai praktikum yang baru dilakukan untuk
dikerjakan oleh masing-masing peserta didik. Peserta didik mengerjakan sebanyak 10 soal dengan pembagian 3 soal
representasi makroskopik, 4 soal representasi submikroskopik, 2 soal representasi simbolik, dan 1 soal kesimpulan. Persentase dan kategori kemampuan representasi
praktikum keempat dapat dilihat pada Gambar 5. Hasil yang diperoleh dominan sebesar 63 dengan kategori sangat baik sedangkan sisanya 31 dengan kategori
baik, dan 6 dengan kategori sangat kurang. Praktikum keempat ini peserta didik sudah terbiasa dengan soal-soal yang diberikan dan sudah belajar dari pengalaman
sehingga saat praktikum peserta didik lebih berpikir proses. Kategori kemampuan representasi perserta didik pada praktikum keempat sudah sangat baik.
Kemampuan representasi pada praktikum keempat sudah berkategori sangat baik, tetapi masih ada 6 dengan kategori sangat kurang. Kesalahan
peserta didik terdapat pada soal nomor 10 yang merupakan soal kesimpulan karena peserta didik agak kesulitan dalam menyimpulkan penyebab partikel yang
dipotong kecil ketika direaksikan dengan zat lain dapat berekasi lebih cepat jika dibandingkan dengan partikel yang utuh. Peserta didik sudah menjawab dengan
benar kemampuan representasi makroskopik, submikroskopik, dan simbolik. Hal ini disebabkan karena pengulangan model yang digunakan sehingga peserta didik
sudah terbiasa dengan soal yang menggunakan representasi makroskopik, submikroskopik, dan simbolik.
53 e.
Rerata Seluruh Praktikum Berdasarkan hasil kemampuan representasi yang diperoleh pada praktikum
pertama sampai praktikum keempat dapat diketahui rerata kemampuan representasi seluruh praktikum pada Tabel 5. yakni sebesar 69.86 dengan
kategori baik. Persentase kemampuan representasi untuk empat praktikum dapat dilihat
pada Gambar 7.
Gambar 7. Grafik Persentase Kemampuan Representasi
Berdasarkan Gambar 7. dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan persentase kemampuan representasi dari praktikum pertama ke praktikum kedua namun
terjadi penurunan pada praktikum ketiga dan terjadi kenaikan lagi pada praktikum keempat. Hal tersebut terjadi di sebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
70,21 75,48
53,22 80,53
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
1 2
3 4
P er
se n
tase
Praktikum
54 1
Perbedaan tingkat kesulitan untuk setiap soal kemampuan representasi Praktikum dengan tingkat kesulitan yang sama belum tentu menyebabkan
peserta didik mudah untuk mengerjakan setiap soal kemampuan representasi, memperoleh hasil yang sama, dan memperoleh hasil yang baik. Praktikum ketiga
yaitu praktikum pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi, peserta didik melakukan pengamatan saat pita magnesium dengan ukuran yang sama di
tambahkan larutan HCl dengan konsentrasi berbeda maka berapa waktu yang dibutuhkan larutan HCl dengan konsentrasi berbeda-beda agar pita magnesium
habis bereaksi. Praktikum keempat yaitu praktikum pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi, peserta didik melakukan pengamatan pada pita magnesium
dengan ukuran berbeda yang ditambahkan larutan HCl dengan konsentrasi sama maka berapa waktu yang dibutuhkan agar pita magnesium habis bereaksi.
Kedua praktikum tersebut mempunyai tingkat kesulitan yang sama. Peserta didik diminta untuk mengerjakan soal representasi tetapi peserta didik
kesulitan untuk mengerjakan soal representasi pada praktikum ketiga sehingga hasilnya kurang baik jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada
praktikum keempat. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan tingkat kesulitan untuk setiap soal kemampuan representasi.
2 Penguasaan materi untuk setiap praktikum
Peserta didik lebih menguasai materi pada praktikum keempat, hal ini ditunjukkan dengan hasil yang diperoleh peserta didik saat mengerjakan soal
55 kemampuan representasi. Hasil yang diperoleh pada praktikum keempat paling
baik dari pada praktikum pertama sampai praktikum ketiga.
3 Perbedaan metode yang digunakan
Metode yang digunakan pada praktikum pertama dan kedua yaitu demonstrasi sedangkan praktikum ketiga dan keempat menggunakan metode
eksperimen. Hasil yang diperoleh pada metode demonstrasi mempunyai kategori baik karena saat melakukan praktikum dengan metode demonstrasi pendidik lebih
menuntun peserta didik untuk berpikir proses bersama. Pada praktikum keempat menggunakan metode eksperimen, peserta didik sudah lebih berpengalaman dari
praktikum ketiga sehingga peserta didik lebih berpikir proses dan penggunaan metode eksperimen juga lebih lama tersimpan dalam ingatan sehingga hasil yang
diperoleh mempunyai kategori baik.
4 Pengulangan penggunaan model soal yang sama
Keempat soal kemampuan representasi praktikum menggunakan tiga kemampuan representasi yaitu, makroskopik, submikroskopik, dan simbolik.
Pengulangan penggunaan model soal yang sama menyebabkan peserta didik terbiasa dan lebih memahami maksud soal. Praktikum pertama dan praktikum
kedua yang menggunakan metode demonstrasi terjadi peningkatan. Praktikum ketiga dan praktikum keempat yang menggunakan metode eksperimen juga terjadi
peningkatan.
56 5
Psikologis ketika melakukan praktikum Peserta didik yang menginginkan hasil baik maka harus mempunyai
perhatian terhadap praktikum yang akan dilakukan. Namun saat praktikum ketiga peserta didik sudah mulai tidak perhatian karena menganggap praktikum yang
dilakukan sama dengan praktikum sebelumnya tetapi metode yang digunakan sudah berbeda sehingga peserta didik kesulitan saat menjawab soal kemampuan
representasi sehingga hasil yang diperoleh mempunyai kategori kurang. 2.
Pesentase dan Sebaran Setiap Kemampuan Representasi Praktikum Peserta Didik
Berdasarkan skor yang diperoleh peserta didik dari soal kemampuan representasi diubah menjadi persentase kemampuan representasi. Soal-soal
kemampuan representasi sudah dikelompokkan berdasarkan kemampuan representasi yaitu representasi makroskopik, submikroskopik, dan simbolik.
Representasi makroskopik merupakan representasi yang diperoleh melalui observasi dari fenomena yang dilihat dan dirasakan secara nyata berdasarkan
pengalaman peserta didik ketika mengamati perubahan warna, endapan, dan pembentukan gelembung gas. Representasi submikroskopik merupakan
representasi yang menjelaskan hasil ditingkat partikulat atom, molekul, dan ion dengan gambar atau simbol yang diperoleh berdasarkan representasi makroskopik
atau simbolik. Representasi simbolik merupakan representasi yang melibatkan penggunaan simbol kimia, persamaan, dan diagram. Persentase yang diperoleh
untuk setiap kemampuan representasi pada setiap praktikum dapat dilihat pada Gambar 8.
57 Gambar 8. Grafik Kemampuan Representasi Setiap Praktikum
a. Kemampuan Representasi Makroskopik
Praktikum pertama untuk soal representasi makroskopik berjumlah 3 soal pada nomor 2, 5, dan 7. Hasil jawaban peserta didik sebagian besar menguasai
kemampuan representasi makroskopik dengan persentase sebesar 64,58. Soal nomor 2 yang menanyakan warna natrium tiosulfat seluruh peserta didik
menjawab dengan benar yaitu tidak berwarna, soal nomor 5 yang menanyakan apakah terbentuk endapan, jika terbentuk apa warna yang terjadi seluruh peserta
didik menjawab benar yaitu terbentuk dengan warna endapan putih keruh. Soal nomor 7 yang menanyakan apakah terbentuk gelembung gas, jika terbentuk
tuliskan rumus senyawanya seluruh peserta didik menjawab tidak terbentuk gelembung gas padahal seharusnya terbentuk gelembung gas dengan rumus
senyawa SO
2
. Hal ini disebabkan peserta didik kurang memperhatikan peserta didik yang melakukan demonstrasi di depan kelas sehingga jawaban mereka salah
1 2
3 4
Makroskopik 64,58
88,28 48,44
80,21 Submikroskopik
67,41 49,55
41,93 92,97
Simbolik 73,75
85,35 80,99
80,27 0,00
10,00 20,00
30,00 40,00
50,00 60,00
70,00 80,00
90,00 100,00
P er
se n
tase
Praktikum
58 dan ingatan peserta didik yang menggunakan metode demonstrasi juga kurang
tersimpan lama jika dibandingkan metode eksperimen. Praktikum kedua untuk soal representasi makroskopik berjumlah 4 soal
pada nomor 3, 5, 6, dan 7. Hasil jawaban peserta didik hampir seluruhnya menguasai kemampuan representasi makroskopik dengan persentase sebesar
88,28. Soal nomor 3 yang menanyakan apakah terbentuk gelembung gas pada peruraian hidrogen peroksida, jika terbentuk tuliskan rumus senyawanya hampir
seluruh peserta didik menjawab benar yaitu terdapat gelembung gas O
2.
Soal nomor 5 menanyakan warna larutan FeCl
3
hampir seluruh peserta didik menjawab benar yaitu kuning. Soal nomor 6 menanyakan warna yang terjadi setelah larutan
hidrogen peroksida ditambah dengan larutan FeCl
3
seluruh peserta didik menjawab benar yaitu cokelat. Soal nomor 7 menanyakan apakah terbentuk
gelembung gas setelah larutan hidrogen peroksida ditambah dengan larutan FeCl
3
seluruh peserta didik menjawab benar yaitu terbentuk gelembung gas. Praktikum ketiga untuk soal representasi makroskopik berjumlah 4 soal
pada nomor 2, 3, 4, dan 5. Hasil jawaban peserta didik hampir separuhnya menguasai kemampuan representasi makroskopik dengan persentase sebesar
48,44. Soal nomor 2 menanyakan perubahan warna pita magnesium setelah bereaksi dengan larutan asam klorida hampir separuh peserta didik menjawab
benar yaitu terjadi perubahan warna menjadi putih. Soal nomor 3 meminta peserta didik menyebutkan reaksi yang menghasilkan gelembung paling banyak hampir
separuh peserta didik menjawab benar yaitu reaksi antara pita magnesium dengan larutan asam klorida 3M. Soal nomor 4 meminta peserta didik menyebutkan
59 reaksi yang paling cepat menghabiskan pita magnesium hampir separuh peserta
didik menjawab benar yaitu reaksi antara pita magnesium dengan larutan asam klorida 3M. Soal nomor 5 menanyakan apakah terbentuk gelembung gas saat pita
magnesium bercampur dengan asam klorida hampir seluruh peserta didik menjawab benar yaitu terbentuk gelembung gas H
2
. Praktikum keempat untuk soal representasi makroskopik berjumlah 3 soal
pada nomor 3, 4, dan 5. Hasil jawaban peserta didik hampir seluruhnya menguasai kemampuan representasi makroskopik dengan persentase sebesar 80,21. Soal
nomor 3 menanyakan apakah terbentuk endapan pada kedua tabung, jika terbentuk apa warna endapan tersebut hampir seluruh peserta didik menjawab
benar yaitu tidak terbentuk endapan. Soal nomor 4 menanyakan apakah pada kedua tabung terjadi perubahan warna larutan dan perubahan warna pita
magnesium jika masih tersisa hampir seluruh peserta didik menjawab benar yaitu tidak terjadi perubahan warna larutan dan pita magnesium jika masih tersisa
berwarna putih. Soal nomor 5 menanyakan apakah terbentuk gelembung gas saat asam sulfat bercampur dengan pita magnesium hampir seluruh peserta didik
menjawab benar yaitu terbentuk gelembung gas H
2
.
b. Kemampuan Representasi Submikroskopik
Praktikum pertama untuk soal representasi submikroskopik berjumlah 3 soal pada nomor 4, 8, dan 9. Beberapa kesalahan peserta didik dalam menjawab
soal representasi submikroskopik pada praktikum pertama dapat dilihat pada Tabel 8.
60 Tabel 8. Kesalahan Representasi Submikroskopik pada Praktikum Pertama
Nomor Soal
Jawaban Peserta Didik Kesalahan
4 Peserta
didik salah
dalam memahami
soal seharusnya
menggambarkan reaksi setelah natrium tiosulfat dipanaskan tetapi
peserta didik
menggambarkan hasil
reaksi antara
natrium tiosulfat dengan asam klorida.
8 dan
9 Untuk kedua soal tersebut peserta
didik tidak
tepat dalam
menggambarkan H
2
O seharusnya ,
namun peserta
didik menggambar H
2
S seperti
Hasil jawaban peserta didik pada praktikum pertama sebagian besar menguasai kemampuan representasi submikroskopik dengan persentase sebesar
67,41. Soal nomor 4 meminta peserta didik untuk menggambarkan reaksi yang terjadi pada gelas kimia kedua setelah dipanaskan seluruh peserta didik menjawab
salah, peserta didik menggambarkan hasil yang terbentuk setelah Na
2
S
2
O
3
0,1M pada gelas kimia kedua yang dipanaskan sampai suhu 40°C dengan KCl 0,1M
padahal seharusnya peserta didik hanya menggambarkan hasil pemanasan Na
2
S
2
O
3
. Soal nomor 8 dan 9 meminta peserta didik untuk menggambarkan hasil
61 reaksi antara larutan natrium tiosulfat dengan larutan asam klorida pada gelas
kimia pertama dan kedua, hampir seluruh peserta didik menjawab benar. Praktikum kedua untuk soal representasi submikroskopik berjumlah 3 soal
pada nomor 2, 4 dan 10. Beberapa kesalahan peserta didik dalam menjawab soal representasi submikroskopik pada praktikum kedua dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Kesalahan Representasi Submikroskopik pada Praktikum Kedua Nomor
Soal Jawaban Peserta Didik
Kesalahan
2 Peserta
didik salah
dalam menggambar H
2
O seharusnya tetapi
peserta didik
menggambarkan
4 Peserta didik kurang memahami
maksud soal
seharusnya menggambarkan gas O
2
seperti tetapi
ada beberapa
peserta didik
yang menggambarkan seluruh hasil
reaksi
10 Peserta didik seharusnya
menggambarkan tetapi peserta didik menggambarkan
Peserta didik
kelebihan dalam
menggambarkan Cl, seharusnya Cl berjumlah 3
62 Hasil jawaban peserta didik hampir separuhnya menguasai kemampuan
representasi submikroskopik dengan persentase sebesar 49,55. Soal nomor 2 meminta peserta didik untuk menggambarkan hasil reaksi peruraian hidrogen
peroksida sebagian besar peserta didik menjawab benar. Soal nomor 4 meminta peserta didik menggambarkan senyawa gelembung gas yang terbentuk hampir
separuh peserta didik menjawab benar. Soal nomor 10 meminta peserta didik menggambarkan senyawa yang merupakan katalis pada peruraian hidrogen
peroksida hampir seluruh peserta didik menjawab benar. Praktikum ketiga untuk soal representasi submikroskopik berjumlah 3 soal
pada nomor 6, 7, dan 8. Hasil jawaban peserta didik pada praktikum ketiga hampir separuhnya menguasai kemampuan representasi submikroskopik dengan
persentase sebesar 41,93. Soal nomor 6 meminta peserta didik menggambarkan hasil reaksi antara pita magnesium dengan larutan asam klorida 1M hampir
separuh peserta didik menjawab benar. Soal nomor 7 meminta peserta didik menggambarkan hasil reaksi antara pita magnesium dengan larutan asam klorida
2M hampir separuh peserta didik menjawab benar. Soal nomor 8 meminta peserta didik menggambarkan hasil reaksi antara pita magnesium dengan larutan asam
klorida 3M hampir separuh peserta didik menjawab benar Beberapa kesalahan peserta didik dalam menjawab soal representasi
submikroskopik pada praktikum ketiga dapat dilihat pada Tabel 10.
63 Tabel 10. Kesalahan Representasi Submikroskopik pada Praktikum Ketiga
Nomor Soal
Jawaban Peserta Didik Kesalahan
6 Peserta
didik tidak
dapat menggambarkan
hasil yang
sudah dituliskan
persamaan reaksinya pada jawaban soal
nomor 1
yang merupakan
representasi simbolik
untuk diubah
kedalam representasi
submikroskopik
7 Peserta
didik tidak
dapat menggambarkan keadaan yang
terjadi secara submikroskopik. Seharusnya
Mg yang
digambarkan , berada diantara Cl yang digambarkan
dengan
8 Peserta didik tidak tepat dalam
menggambarkan H
2
sebanyak 5 pasang
yang dilambangkan
dengan tetapi peserta didik hanya
menggambarkan H
2
sebanyak 5 yang dilambangkan dengan .
Praktikum keempat untuk soal representasi submikroskopik berjumlah 4 soal pada nomor 6, 7, 8, dan 9. Hasil jawaban peserta didik pada praktikum
keempat hampir seluruhnya menguasai kemampuan representasi submikroskopik
64 dengan persentase sebesar 92,97. Soal nomor 6 meminta peserta didik untuk
menunjukkan keadaan dalam botol larutan asam sulfat seluruh peserta didik menjawab benar. Soal nomor 7 meminta peserta didik menunjukkan keadaan hasil
di dalam tabung pertama seluruh peserta didik menjawab benar. Soal nomor 8 meminta peserta didik menunjukkan keadaan hasil di dalam tabung kedua hampir
seluruh peserta didik menjawab benar. Soal nomor 9 meminta peserta didik menunjukkan manakah tabung yang lebih cepat bereaksi seluruh peserta didik
menjawab benar. Beberapa kesalahan peserta didik dalam menjawab soal representasi
submikroskopik pada praktikum keempat dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Kesalahan Representasi Submikroskopik pada Praktikum Keempat
Nomor Soal
Jawaban Peserta Didik Kesalahan
8 Peserta didik memilih jawaban
dengan option
C yang
menunjukkan bahwa hasil terdiri dari SO
4,
Mg, dan H
2
seharusnya jawaban yang benar ditunjukkan
oleh option A yang terdiri dari MgSO
4
dan H
2
. Ini menunjukkan peserta
didik tidak
mampu menerjemahkan
representasi simbolik kedalam representasi
submikroskopik.
65 c.
Kemampuan Representasi Simbolik Praktikum pertama untuk soal representasi simbolik berjumlah 3 soal pada
nomor 1, 3, dan 6. Kesalahan salah satu peserta didik dalam menjawab soal representasi simbolik pada praktikum pertama dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Kesalahan Representasi Simbolik pada Praktikum Pertama Nomor
Soal Jawaban Peserta Didik
1
Kesalahan Peserta didik salah dalam penulisan fasa SO
2
aq seharusnya SO
2
g dan fasa H
2
Oaq seharusnya H
2
Ol
1
Kesalahan Peserta didik salah dalam penulisan rumus senyawa Na
2
Cl seharusnya 2NaCl, penulisan fasa H
2
Oaq seharusnya H
2
Ol, dan jumlah koefisien HCl seharusnya 2HCl
Hasil jawaban peserta didik pada praktikum pertama sebagian besar menguasai kemampuan representasi simbolik dengan persentase sebesar 73,75.
Soal nomor 1 meminta peserta didik menuliskan persamaan reaksi dan fasa zat yang terjadi antara natrium tiosulfat dengan asam klorida sebagian besar
menjawab benar. Soal nomor 3 meminta peserta ddik menuliskan rumus kimia natrium tiosulfat seluruh peserta didik menjawab benar. Soal nomor 6 meminta
66
FeCl
3
peserta didik meminta peserta didik menuliskan rumus kimia dari endapan yang dihasilkan hampir seluruh peserta didik menjawab benar.
Praktikum kedua untuk soal representasi simbolik berjumlah 3 soal pada nomor 1, 8, dan 9. Kesalahan salah satu peserta didik dalam menjawab soal
representasi simbolik pada praktikum kedua dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Kesalahan Representasi Simbolik pada Praktikum Kedua
Nomor Soal
Jawaban Peserta Didik
8
Kesalahan Peserta didik tidak menuliskan fasa H
2
O yaitu l dan fasa O
2
yaitu g
9
Kesalahan Peserta didik tidak menuliskan katalis yang digunakan dalam
reaksi yaitu FeCl
3
seharusnya peserta didik menulis persamaan: H
2
O
2
aq → H
2
Ol + 12O
2
g
Hasil jawaban peserta didik hampir seluruhnya menguasai kemampuan representasi simbolik dengan persentase sebesar 85,35. Soal nomor 1 meminta
peserta didik menuliskan persamaan reaksi peruraian hidrogen peroksida beserta fasa zatnya seluruh peserta didik menjawab benar. Soal nomor 8 meminta peserta
didik menuliskan zat yang dihasilkan dari reaksi antara larutan hidrogen peroksida ditambah dengan larutan FeCl
3
hampir seluruh peserta didik menjawab benar.
67 Soal nomor 9 meminta peserta didik menuliskan persamaan reaksi yang terjadi
pada gelas kimia kedua setelah diberi larutan FeCl
3
hampir seluruh peserta didik menjawab benar.
Praktikum ketiga untuk soal representasi simbolik berjumlah 2 soal pada nomor 1 dan 9. Kesalahan salah satu peserta didik dalam menjawab soal
representasi simbolik pada praktikum ketiga dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Kesalahan Representasi Simbolik pada Praktikum Ketiga
Nomor Soal
Jawaban Peserta Didik
1
Kesalahan Peserta didik salah dalam jumlah koefisien HCl seharusnya 2HCl
dan senyawa MgCl seharusnya MgCl
2
9
Kesalahan Peserta didik salah dalam memilih kurva hubungan waktu dengan
konsentrasi seharusnya jawaban benar dengan option C yang menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi maka waktu yang
dibutuhkan untuk menghabiskan pita magnesium juga semakin cepat, tetapi peserta didik menjawab option A yang jawabannya
berbanding terbalik dengan option C.
68 Hasil jawaban peserta didik hampir seluruhnya menguasai kemampuan
representasi simbolik dengan persentase sebesar 80,99. Soal nomor 1 meminta peserta didik meluliskan persamaan reaksi dan fasa zat yang terjadi antara pita
magnesium dengan larutan asam klorida hampir seluruh peserta didik menjawab benar. Soal nomor 9 meminta peserta didik memilih kurva yang menunjukkan
hubungan antara konsentrasi asam klorida dengan waktu yang diperoleh hampir seluruh peserta didik menjawab benar.
Praktikum keempat untuk soal representasi simbolik berjumlah 2 soal pada nomor 1 dan 2. Kesalahan salah satu peserta didik dalam menjawab soal
representasi simbolik pada praktikum keempat dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15.Kesalahan Representasi Simbolik pada Praktikum Keempat
Nomor Soal
Jawaban Peserta Didik
1 dan
2
Kesalahan Peserta didik salah dalam menuliskan fasa seharusnya Mgs +
H
2
SO
4
aq → MgSO
4
aq + H
2
g Hasil jawaban peserta didik hampir seluruhnya menguasai kemampuan
representasi simbolik dengan persentase sebesar 80,27. Soal nomor 1 dan 2 meminta peserta didik menuliskan persamaan reaksi disertai fasa zat yang terjadi
pada tabung reaksi pertama dan kedua hampir seluruh peserta didik menjawab benar.
69 Kesalahan peserta didik dari praktikum pertama sampai praktikum
keempat terletak pada penulisan fasa, jumlah koefisien, penulisan rumus senyawa, dan penulisan persamaan reaksi apabila menggunakan katalis. Hal ini
menunjukkan bahwa peserta didik kesulitan dalam menuliskan apa yang mereka lihat pada representasi makroskopik ke dalam representasi simbolik. Dalam
beberapa kasus kemampuan representasi simbolik digunakan oleh pendidik sebagai mediator antara makroskopik dan submikroskopik, namun peserta didik
masih mengalami kesulitan. Meskipun simbol dapat digunakan oleh pendidik dalam membuat pergeseran dari pengamatan kerja laboratorium ke kemampuan
representasi makroskopik Ramnarain Joseph, 2012.
d. Rata-rata setiap kemampuan representasi
Rata-rata setiap kemampuan representasi untuk empat praktikum dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Grafik Rata-rata Setiap Kemampuan Representasi Praktikum 70,38
62,97 80,09
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
Makroskopik Submikroskopik
Simbolik
P er
se n
tase
Representasi
70 Rata-rata kemampuan representasi makroskopik sebagain besar peserta
didik sudah menguasai dengan persentase sebesar 70,38. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa didapatkan persentase tertinggi pada praktikum kedua
dan penurunan pada praktikum ketiga yang disebabkan oleh pergantian penggunaan metode dari metode demonstrasi ke metode eksperimen. Penggunaan
metode demonstrasi membuat peserta didik diajak berpikir proses sehingga pengamatan warna, gas, endapan dilakukan bersama peserta didik satu kelas
sedangkan penggunaan metode eksperimen peserta didik melakukan pengamatan bersama peserta didik satu kelompok sehingga terkadang mereka melakukan
pengamatan kurang mendalam karena tidak dituntun untuk berpikir proses. Kemampuan representasi submikroskopik sebagian besar peserta didik
sudah menguasai dengan persentase sebesar 62,97. Berdasarkan hasil yang diperoleh terjadi penurunan pada praktikum kedua dan ketiga, hal ini disebabkan
tingkat kesulitan soal tinggi yang ditunjukkan dengan banyaknya peserta didik yang salah dalam menjawab. Kemampuan representasi simbolik hampir seluruh
peserta didik sudah menguasai dengan persentase sebesar 80,09. Berdasarkan hasil yang diperoleh, persentase terendah terjadi pada praktikum pertama hal ini
terjadi karena peserta didik cukup kesulitan dalam menuliskan persamaan reaksi dan menetukan fasa pada hasil reaksi.
Berdasarkan ketiga kemampuan representasi, hasil terendah diperoleh kemampuan representasi submikroskopik yang tingkat kesulitan soalnya lebih
tinggi jika dibandingkan kemampuan representasi makroskopik dan simbolik. Pada kemampuan representasi submikroskopik peserta didik dituntut untuk bisa
71 menggambarkan reaksi yang terjadi dan itu cukup membuat peserta didik
kesulitan, terlebih jika peserta didik juga kesulitan dalam menuliskan persamaan reaksi yang merupakan kemampuan representasi simbolik dan kurang cermat
dalam melakukan pengamatan yang merupakan kemampuan representasi makroskopik.
3. Persentase Kemampuan Representasi Praktikum Menggunakan Metode
Eksperimen Dan Demonstrasi Peserta Didik Praktikum pertama dan kedua menggunakan metode demonstrasi
sedangkan praktikum ketiga dan keempat menggunakan metode eksperimen. Skor yang diperoleh peserta didik diubah kedalam bentuk persentase, setiap
kemampuan representasi yang menggunakan metode eksperimen dijumlah dengan metode eksperimen demikian juga untuk metode demonstrasi. Persentase yang
diperoleh untuk setiap kemampuan representasi yang menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Grafik Kemampuan Representasi Praktikum Menggunakan Metode Eksperimen dan Demonstrasi
Makroskopik Submikroskopik
Simbolik Eksperimen
64,33 67,45
80,63 Demonstrasi
76,43 58,48
79,55
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
P er
se n
tase
Representasi
72 Praktikum dengan metode demonstrasi berjudul “Pengaruh Suhu terhadap
Laju Reaksi” untuk praktikum pertama dan “Pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi” untuk praktikum kedua. Persentase kemampuan representasi makroskopik
untuk praktikum pertama sebesar 64,58 dan praktikum kedua sebesar 88,28 sehingga diperoleh rata-rata sebesar 76,43, dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar peserta didik sudah menguasai kemampuan representasi makroskopik. Persentase kemampuan representasi submikroskopik praktikum pertama sebesar
67,41 dan praktikum kedua sebesar 49,55 sehingga diperoleh rata-rata sebesar 58,48, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik sudah menguasai
kemampuan representasi submikroskopik. Persentase kemampuan representasi simbolik praktikum pertama sebesar 73,75 dan praktikum kedua sebesar 85,35
sehingga diperoleh rata-rata sebesar 79,55, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh peserta didik sudah menguasai kemampuan representasi simbolik.
Berdasarkan hasil yang diperoleh terjadi kenaikan persentase kemampuan representasi makroskopik dan simbolik sedangkan untuk submikroskopik terjadi
penurunan. Hal ini disebabkan peserta didik pada praktikum kedua kesulitan untuk menafsirkan kemampuan makroskopik dan simbolik ke dalam bentuk
submikroskopik. Praktikum dengan metode eksperimen berjudul “Pengaruh Konsentrasi
terhadap Laju Reaksi” untuk praktikum ketiga dan “Pengaruh Luas Permukaan terhadap Laju Reaksi” untuk praktikum keempat. Persentase kemampuan
representasi makroskopik praktikum ketiga sebesar 48,44 dan praktikum keempat 80,21 sehingga diperoleh rata-rata sebesar 64,33, dapat disimpulkan
73 sebagian besar peserta didik menguasai kemampuan representasi makroskopik.
Persentase kemampuan representasi submikroskopik praktikum ketiga sebesar 41,93 dan praktikum keempat sebesar 92,97 sehingga diperoleh rata-rata
sebesar 67,45, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik menguasai kemampuan representasi submikroskopik. Persentase kemampuan representasi
simbolik praktikum ketiga sebesar 80,99 dan praktikum keempat sebesar 80,27 sehingga diperoleh rata-rata sebesar 80,63, dapat disimpulkan hampir
seluruh peserta didik menguasai kemampuan representasi simbolik. Berdasarkan hasil yang diperoleh kemampuan representasi makroskopik
dan submikroskopik mengalami kenaikan dari praktikum ketiga ke praktikum empat tetapi untuk kemampuan representasi simbolik terjadi sedikit penurunan.
Jumlah soal representasi simbolik praktikum ketiga dan keempat sama yaitu sebanyak 2 soal. Representasi simbolik pada praktikum ketiga peserta didik
menuliskan persamaan reaksi dan memilih jawaban sehingga tingkat kesukaran soal lebih rendah dibanding praktikum keempat yang kedua soalnya meminta
menuliskan persamaan reaksi sehingga kemampuan representasi simbolik pada praktikum ketiga lebih tinggi dibandingkan praktikum keempat.
74
BAB V SIMPULAN DAN SARAN