44 eksperimen dan demonstrasi peserta didik maka dapat diketahui persentase untuk
setiap kemampuan representasi yang ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel  7.  Persentase  Metode  Eksperimen  dan  Demonstrasi  untuk  Setiap
Kemampuan Representasi Metode
Makroskopik Submikroskopik
Simbolik Eksperimen
64,33 67,45
80,63 Demonstrasi
76,43 58,48
79,55
B. Pembahasan
Kemampuan  representasi  praktikum  peserta  didik  diukur  menggunakan empat soal praktikum  dengan judul berbeda  yang sudah divalidasi  menggunakan
validasi  logis  berdasarkan  ahli  oleh  satu  dosen  dan  satu  pendidik  kimia  SMA. Hasil  penilaian  kualitas  instrumen  dari  dosen  dan  pendidik  kimia  berupa  huruf
diubah menjadi  nilai  kualitatif diperoleh hasil 158 kemudian diubah  berdasarkan kriteria  kategori  penilaian  yang  menyatakan  kualitas  instrumen  sangat  baik
sehingga  layak  digunakan.  Reliabilitas  instrumen  didapat  dari  perhitungan  hasil jawaban  peserta  didik,  nilai  reliabilitas  untuk  soal  praktikum  pertama  sebesar
0,858,  kedua  sebesar  0,906,  ketiga  sebesar  0,763,  dan  keempat  sebesar  0,886. Nilai  reliabilitas  pada  soal  praktikum  pertama,  kedua,  dan  keempat  mempunyai
koefisien reliabilitas sangat tinggi dan soal praktikum ketiga mempunyai koefisien reliabiltas tinggi sehingga keempat soal dapat digunakan sebagai instrumen.
Data  penelitian  diperoleh  berdasarkan  jawaban  soal  praktikum  dengan materi  laju  reaksi  yang  dibuat  dalam  bentuk  representasi  makroskopik,
submikroskopik,  dan  simbolik.  Hasil  yang  didapatkan  peserta  didik  berupa  skor berdasarkan pedoman penskoran  yang telah dibuat. Skor  yang diperoleh masing-
45 masing  peserta  didik  digunakan  untuk  mengetahui  persentase  kemampuan
representasi  secara  keseluruhan  maupun  persentase  untuk  setiap  kemampuan representasi.  Persentase  yang  didapat  diubah  dalam  bentuk  kategori  maupun
sebaran. Penelitian yang dilakukan sebanyak empat kali dengan pembagian dua kali
untuk  praktikum  menggunakan  metode  eksperimen  dan  dua  kali  untuk  metode demonstrasi.  Dilakukan  perhitungan  hasil  eksperimen  dan  demonstrasi  dengan
mengelompokkan  demonstrasi  satu  dan  dua  serta  eksperimen  tiga  dan  empat. Pengelompokkan  dilakukan  dengan  menjumlah  setiap  kemampuan  representasi
kemudian  dapat  dilihat  setiap  kemampuan  representasi  untuk  eksperimen  dan demonstrasi.
1. Persentase dan Kategori Kemampuan Representasi Praktikum Peserta Didik
Skor  yang  diperoleh  berdasarkan  jawaban  peserta  didik  sesuai  dengan pedoman  penskoran  kemudian  diubah  dalam  bentuk  persentase  dan  dirata-rata.
Hasil  rerata  persentase  kemampuan  representasi  peserta  didik  dari  praktikum pertama  sampai  keempat  dapat  dilihat  pada  Tabel  5.  Persentase  yang  diperoleh
kemudian  dikategorikan  berdasarkan  Tabel  3.  dan  hasil  kategori  kemampuan representasi praktikum peserta didik dapat dilihat pada Gambar 2. sampai dengan
Gambar 6. Setiap  soal  diidentifikasi  termasuk  dalam  kemampuan  representasi
makroskopik,  submikroskopik,  atau  simbolik  kemudian  dilakukan  perhitungan untuk  mengetahui  persentase  setiap  kemampuan  representasi  dan  dirata-rata.
Berdasarkan  persentase  yang  diperoleh  dapat  diketahui  sebaran  kemampuan
46 representasi  berdasarkan  Tabel  4.  dan  hasil  sebaran  kemampuan  representasi
praktikum  peserta  didik  dapat  dilihat  pada  Tabel  6.  Kemampuan  representasi praktikum  menggunakan  metode  eksperimen  dan  demonstrasi  dapat  dilihat
dengan  menjumlahkan  persentase  kemampuan  representasi  pada  eksperimen maupun demonstrasi. Perhitungan persentase dilakukan untuk setiap kemampuan
representasi yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 7. a.
Praktikum Pertama Praktikum  pertama  adalah  praktikum  pengaruh  suhu  terhadap  laju  reaksi.
Tujuan dari praktikum pertama ini yaitu peserta didik dapat menyelidiki pengaruh suhu  terhadap  laju  reaksi  pada  reaksi  antara  asam  klorida  dengan  natrium
tiosulfat.  Metode  yang  digunakan  pada  praktikum  pertama  yaitu  demonstrasi. Pembagian  kelompok  sudah  dilakukan  dengan  membagi  peserta  didik  dalam  8
kelompok.  Sebelum  praktikum  dimulai,  masing-masing  perwakilan  satu  peserta didik  dari  setiap  kelompok  maju  kedepan  untuk  mendemonstrasikan  praktikum
yang akan dilakukan. Delapan  peserta  didik  yang  maju  kedepan  melakukan  praktikum  sesuai
dengan  petunjuk  praktikum  yang  sudah  diberikan  pendidik.  Setiap  langkah praktikum  yang  dilakukan  diperlihatkan  kepada  peserta  didik  lain  untuk  diamati
bersama.  Pengamatan  yang  dilakukan  meliputi  warna  larutan  Na
2
S
2
O
3
dan  HCl, gelembung  gas  dan  endapan  yang  dihasilkan  saat  mereaksikan  larutan,  suhu  dan
waktu  yang  digunakan  sampai  tanda  silang  tidak  terlihat.  Pendidik  juga memberikan  pertanyaan  secara  lisan  kepada  peserta  didik  seperti  mengapa
gelembung gas pada salah satu gelas lebih banyak? Serta menuntun peserta didik
47 untuk  berpikir  proses.  Pendidik  membagikan  soal  representasi  mengenai
praktikum  yang  baru  dilakukan  untuk  dikerjakan  oleh  masing-masing  peserta didik.
Peserta  didik  mengerjakan  sebanyak  10  soal  dengan  pembagian  3  soal representasi makroskopik, 3 soal representasi submikroskopik, 3 soal representasi
simbolik, dan 1 soal kesimpulan. Persentase dan kategori kemampuan representasi praktikum  pertama  dapat  dilihat  pada  Gambar  2.  Hasil  yang  diperoleh  peserta
didik  dominan  sebesar  91  dengan  kategori  baik  sedangkan  sisanya  3  dengan kategori cukup, kurang, dan sangat kurang.
Kemampuan  representasi  peserta  didik  pada  praktikum  pertama  sudah tinggi.  Kesalahan terbanyak terdapat  pada soal  nomor 1, 4, dan 7. Soal  nomor 1
merupakan soal simbolik, soal nomor 4 merupakan soal submikroskopik, dan soal nomor 7 merupakan soal makroskopik. Soal nomor 1 dan 7 merupakan soal yang
berhubungan karena soal nomor 1, yaitu meminta peserta didik untuk menuliskan persamaan  reaksi  yang  terjadi  dan  soal  nomor  7  ditanyakan  apakah  terbentuk
gelembung gas pada kedua tabung reaksi. Semua peserta didik tidak ada yang bisa menjawab secara sempurna soal nomor 1, pasti ada yang salah dalam menuliskan
fasa  zatnya  sehingga  saat  ditanyakan  apakah  terbentuk  gelembung  gas  pada  soal nomor  7  peserta  didik  menjawab  tidak.  Peserta  didik  melakukan  pengamatan,
tetapi  pada  praktikum  pertama  ini  menggunakan  metode  demonstrasi  sehingga kemampuan mengingat peserta didik tidak lama tersimpan dalam ingatan. Hal ini
menunjukkan  bahwa  peserta  didik  masih  kurang  serius  dalam  pengamatan  dan mudah melupakan apa yang baru saja dilakukan sehingga saat menuliskan fasa zat
48 pada  persamaan  reaksi  yang  merupakan  representasi  simbolik  peserta  didik  juga
kesulitan. Soal  nomor  4  meminta  peserta  menggambarkan  reaksi  yang  terjadi  pada
gelas  kimia  kedua  setelah  pemanasan,  semua  peserta  didik  menjawab  salah. Peserta  didik  seharusnya  menjawab  reaksi  setelah  pemanasan  natrium  tiosulfat
tetapi  peserta  didik  menjawab  hasil  reaksi  antara  natrium  tiosulfat  dan  asam klorida. Hal ini menunjukkan peserta didik kurang memahami maksud soal.
b. Praktikum Kedua
Praktikum  kedua  adalah  praktikum  pengaruh  katalis  terhadap  laju  reaksi. Tujuan  dari  praktikum  kedua  ini  yaitu  peserta  didik  dapat  mengidentifikasi
pengaruh  zat  katalis  tertentu  terhadap  laju  reaksi.  Metode  yang  digunakan  pada praktikum kedua yaitu demonstrasi.
Setiap  langkah  praktikum  dilakukan  oleh  perwakilan  peserta  didik  yang melakukan  praktikum  dan  diperlihatkan  kepada  peserta  didik  lain  untuk  diamati
bersama. Pengamatan yang dilakukan meliputi warna larutan H
2
O
2
dan FeCl
3
, bau dan  gelembung  gas  yang  dihasilkan  saat  mereaksikan  larutan,  endapan  yang
dihasilkan  pada  larutan  yang  diberi  katalis  dan  tidak  diberi  katalis,  dan  waktu yang  dibutuhkan  dari  awal  reaksi  sampai  reaksi  habis.  Pendidik  juga  menuntun
peserta  didik  untuk  lebih  berpikir  proses  saat  praktikum  dilakukan.  Pendidik membagikan  soal  representasi  mengenai  praktikum  yang  baru  dilakukan  untuk
dikerjakan oleh masing-masing peserta didik. Peserta  didik  mengerjakan  sebanyak  10  soal  dengan  pembagian  4  soal
representasi  makroskopik,  3  soal  representasi  submikroskopik,  dan  3  soal
49 representasi simbolik. Persentase dan kategori kemampuan representasi praktikum
kedua  dapat  dilihat  pada  Gambar  3.  Hasil  yang  diperoleh  dominan  sebesar  69 dengan  kategori  sangat  baik  sedangkan  sisanya  22  dengan  kategori  baik,  dan
9 dengan kategori sangat kurang. Praktikum kedua terjadi kenaikan kemampuan representasi  dibandingkan  praktikum  pertama  karena  sudah  muncul  kategori
sangat baik. Kemampuan representasi praktikum peserta didik sudah sangat baik, tetapi
masih  ada  9  dengan  kategori  sangat  kurang.  Kesalahan  peserta  didik  terdapat pada  soal  nomor  2  dan  4  yang  merupakan  soal  submikroskopik.  Soal  nomor  2
peserta  didik  diminta  untuk  menggambarkan  hasil  peruraian  hidrogen  peroksida, ada  beberapa  peserta  didik  yang  salah  dalam  menggambarkan  hasilnya.  Soal
nomor 4 yang meminta peserta didik menggambarkan rumus senyawa gelembung gas yang terbentuk, ada beberapa peserta didik yang salah dalam menggambarkan
hasilnya  padahal  pada  soal  nomor  1  dengan  soal  menuliskan  persamaan  reaksi peruraian hidrogen peroksida semua peserta didik menjawab benar dan pada soal
nomor 3 dengan soal terdapat gelembung gas atau tidak, peserta didik menjawab benar yaitu terdapat gelembung gas.
Hal  ini  menunjukkan  bahwa  ada  beberapa  peserta  didik  yang  masih kesulitan dalam menafsirkan kemampuan representasi makroskopik dan simbolik
ke  dalam  representasi  submikroskopik.  Sesuai  dengan  penelitian  yang  dilakukan oleh  Li  dan  Arshad  2014,  sebenarnya  peserta  didik  dapat  menafsirkan
pengamatan yang
dilakukan makroskopik
ke tingkat
representasi submikroskopik  dan  simbolik.  Namun,  karena  ketidakmampuan  peserta  didik
50 dalam  memvisualisasikan  partikel  serta  tidak  mampu  membuat  hubungan  antara
makroskopik  dan  submikroskopik  menambah  tantangan  bagi  peserta  didik  untuk mempelajari kimia.
c. Praktikum Ketiga
Praktikum  ketiga  adalah  praktikum  pengaruh  konsentrasi  terhadap  laju reaksi.  Tujuan  dari  praktikum  ketiga  ini  yaitu  peserta  didik  dapat  menyelidiki
pengaruh  konsentrasi  terhadap  laju  reaksi.  Metode  yang  digunakan  pada praktikum ketiga yaitu eksperimen. Pembagian kelompok sudah dilakukan dengan
membagi peserta didik dalam 8 kelompok. Setiap kelompok melakukan praktikum sesuai  dengan  petunjuk  praktikum  yang  sudah  diberikan  pendidik.  Pengamatan
dilakukan  masing-masing  kelompok.  Pendidik  membagikan  soal  representasi mengenai  praktikum  yang  baru  dilakukan  untuk  dikerjakan  oleh  masing-masing
peserta didik. Peserta  didik  mengerjakan  sebanyak  10  soal  dengan  pembagian  4  soal
representasi makroskopik, 3 soal representasi submikroskopik, 2 soal representasi simbolik, dan 1 soal kesimpulan. Persentase dan kategori kemampuan representasi
praktikum  ketiga  dapat  dilihat  pada  Gambar  4.  Hasil  yang  diperoleh  dominan sebesar  53  dengan  kategori  sangat  kurang  sedangkan  sisanya  28  dengan
kategori sangat baik, 13 dengan kategori baik, dan 6 dengan kategori kurang. Praktikum  ketiga  ini  peserta  didik  sangat  kesulitan  menjawab  soal-soal  karena
pengamatan  dilakukan  masing-masing  kelompok  sehingga  peserta  didik  kurang begitu memperhatikan secara detail apa saja yang harus diamati karena tidak ada
perintah dari pendidik.
51 Kesalahan  peserta  didik  terdapat  pada  soal  nomor  2,  3,  dan  4  yang
merupakan  soal  makroskopik  dan  soal  nomor  6,  7,  dan  8  yang  merupakan  soal submikroskopik.  Soal  nomor  2  meminta  peserta  didik  untuk  menyebutkan
perubahan  warna  pita  magnesium  setelah  bereaksi  dengan  larutan  asam  klorida, masih  ada  peserta  didik  yang  salah  dalam  menjawab  karena  kurang  teliti  dalam
pengamatan.  Soal  nomor  3  meminta  peserta  didik  menyebutkan  reaksi  yang menghasilkan  gelembung  paling  banyak.  Soal  nomor  4  meminta  peserta  didik
menyebutkan  reaksi  yang  paling  cepat  menghabiskan  pita  magnesium.  Soal nomor 3 dan 4 peserta didik salah dalam menyebutkan konsentrasi larutan.
Soal nomor 6, 7, dan 8 meminta peserta didik untuk menggambarkan hasil reaksi  antara  pita  magnesium  dengan  larutan  asam  klorida  1M,  2M,  dan  3M.
Peserta  didik  masih  kesulitan  dalam  membedakan  gambar  antara  hasil  reaksi untuk  1M,  2M,  dan  3M  selain  itu  peserta  didik  juga  kesulitan  dalam
menggambarkan  bentuknya.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  peserta  didik  kurang teliti  dalam  melakukan  pengamatan  yang  merupakan  representasi  makroskopik
sehingga peserta didik juga akan kesulitan atau salah dalam menafsirkan ke dalam representasi submikroskopik.
d. Praktikum Keempat
Praktikum  keempat  adalah  praktikum  pengaruh  luas  permukaan  terhadap laju  reaksi.  Tujuan  dari  praktikum  keempat  ini  yaitu  peserta  didik  dapat
mengamati pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi. Metode yang  digunakan  pada  praktikum  keempat  yaitu  eksperimen.  Setiap  kelompok
melakukan  praktikum  sesuai  dengan  petunjuk  praktikum  yang  sudah  diberikan
52 pendidik.
Pengamatan dilakukan
masing-masing kelompok.
Pendidik membagikan  soal  representasi  mengenai  praktikum  yang  baru  dilakukan  untuk
dikerjakan oleh masing-masing peserta didik. Peserta  didik  mengerjakan  sebanyak  10  soal  dengan  pembagian  3  soal
representasi makroskopik, 4 soal representasi submikroskopik, 2 soal representasi simbolik, dan 1 soal kesimpulan. Persentase dan kategori kemampuan representasi
praktikum  keempat  dapat  dilihat  pada  Gambar  5.  Hasil  yang  diperoleh  dominan sebesar 63 dengan kategori sangat baik sedangkan sisanya 31 dengan kategori
baik, dan 6 dengan kategori sangat kurang. Praktikum keempat ini peserta didik sudah terbiasa dengan soal-soal yang diberikan dan sudah belajar dari pengalaman
sehingga saat praktikum peserta didik lebih berpikir proses. Kategori kemampuan representasi perserta didik pada praktikum keempat sudah sangat baik.
Kemampuan  representasi  pada  praktikum  keempat  sudah  berkategori sangat  baik,  tetapi  masih  ada  6  dengan  kategori  sangat  kurang.  Kesalahan
peserta  didik  terdapat  pada  soal  nomor  10  yang  merupakan  soal  kesimpulan karena peserta didik agak kesulitan dalam menyimpulkan penyebab partikel  yang
dipotong  kecil  ketika  direaksikan  dengan  zat  lain  dapat  berekasi  lebih  cepat  jika dibandingkan  dengan  partikel  yang  utuh.  Peserta  didik  sudah  menjawab  dengan
benar kemampuan representasi makroskopik, submikroskopik, dan simbolik.  Hal ini disebabkan karena pengulangan model yang digunakan sehingga peserta didik
sudah  terbiasa  dengan  soal  yang  menggunakan  representasi  makroskopik, submikroskopik, dan simbolik.
53 e.
Rerata Seluruh Praktikum Berdasarkan hasil kemampuan representasi yang diperoleh pada praktikum
pertama  sampai  praktikum  keempat  dapat  diketahui  rerata  kemampuan representasi  seluruh  praktikum    pada  Tabel  5.  yakni  sebesar  69.86  dengan
kategori baik. Persentase  kemampuan  representasi  untuk  empat  praktikum  dapat  dilihat
pada Gambar 7.
Gambar 7. Grafik Persentase Kemampuan Representasi
Berdasarkan  Gambar  7.  dapat  dilihat  bahwa  terjadi  kenaikan  persentase kemampuan  representasi  dari  praktikum  pertama  ke  praktikum  kedua  namun
terjadi penurunan pada praktikum ketiga dan terjadi kenaikan lagi pada praktikum keempat. Hal tersebut terjadi di sebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
70,21 75,48
53,22 80,53
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
1 2
3 4
P er
se n
tase
Praktikum
54 1
Perbedaan tingkat kesulitan untuk setiap soal kemampuan representasi Praktikum dengan tingkat kesulitan yang sama belum tentu menyebabkan
peserta  didik  mudah  untuk  mengerjakan  setiap  soal  kemampuan  representasi, memperoleh hasil yang sama, dan memperoleh hasil yang baik. Praktikum ketiga
yaitu  praktikum  pengaruh  konsentrasi  terhadap  laju  reaksi,  peserta  didik melakukan  pengamatan  saat  pita  magnesium  dengan  ukuran  yang  sama  di
tambahkan  larutan  HCl  dengan  konsentrasi  berbeda  maka  berapa  waktu  yang dibutuhkan  larutan  HCl  dengan  konsentrasi  berbeda-beda  agar  pita  magnesium
habis  bereaksi.  Praktikum  keempat  yaitu  praktikum  pengaruh  luas  permukaan terhadap  laju  reaksi,  peserta  didik  melakukan  pengamatan  pada  pita  magnesium
dengan  ukuran  berbeda  yang  ditambahkan  larutan  HCl  dengan  konsentrasi  sama maka berapa waktu yang dibutuhkan agar pita magnesium habis bereaksi.
Kedua  praktikum  tersebut  mempunyai  tingkat  kesulitan  yang  sama. Peserta  didik  diminta  untuk  mengerjakan  soal  representasi  tetapi  peserta  didik
kesulitan  untuk  mengerjakan  soal  representasi  pada  praktikum  ketiga  sehingga hasilnya  kurang  baik  jika  dibandingkan  dengan  hasil  yang  diperoleh  pada
praktikum  keempat.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  adanya  perbedaan  tingkat kesulitan untuk setiap soal kemampuan representasi.
2 Penguasaan materi untuk setiap praktikum
Peserta  didik  lebih  menguasai  materi  pada  praktikum  keempat,  hal  ini ditunjukkan  dengan  hasil  yang  diperoleh  peserta  didik  saat  mengerjakan  soal
55 kemampuan  representasi.  Hasil  yang  diperoleh  pada  praktikum  keempat  paling
baik dari pada praktikum pertama sampai praktikum ketiga.
3 Perbedaan metode yang digunakan
Metode  yang  digunakan  pada  praktikum  pertama  dan  kedua  yaitu demonstrasi  sedangkan  praktikum  ketiga  dan  keempat  menggunakan  metode
eksperimen. Hasil  yang  diperoleh  pada  metode demonstrasi  mempunyai  kategori baik karena saat melakukan praktikum dengan metode demonstrasi pendidik lebih
menuntun  peserta  didik  untuk  berpikir  proses  bersama.  Pada  praktikum  keempat menggunakan  metode  eksperimen,  peserta  didik  sudah  lebih  berpengalaman  dari
praktikum  ketiga  sehingga  peserta  didik  lebih  berpikir  proses  dan  penggunaan metode eksperimen juga lebih lama tersimpan dalam ingatan sehingga hasil yang
diperoleh mempunyai kategori baik.
4 Pengulangan penggunaan model soal yang sama
Keempat  soal  kemampuan  representasi  praktikum  menggunakan  tiga kemampuan  representasi  yaitu,  makroskopik,  submikroskopik,  dan  simbolik.
Pengulangan  penggunaan  model  soal  yang  sama  menyebabkan  peserta  didik terbiasa  dan  lebih  memahami  maksud  soal.  Praktikum  pertama  dan  praktikum
kedua  yang  menggunakan  metode  demonstrasi  terjadi  peningkatan.  Praktikum ketiga dan praktikum keempat yang menggunakan metode eksperimen juga terjadi
peningkatan.
56 5
Psikologis ketika melakukan praktikum Peserta  didik  yang  menginginkan  hasil  baik  maka  harus  mempunyai
perhatian terhadap praktikum yang akan dilakukan. Namun saat praktikum ketiga peserta  didik  sudah  mulai  tidak  perhatian  karena  menganggap  praktikum  yang
dilakukan  sama  dengan  praktikum  sebelumnya  tetapi  metode  yang  digunakan sudah  berbeda  sehingga  peserta  didik  kesulitan  saat  menjawab  soal  kemampuan
representasi sehingga hasil yang diperoleh mempunyai kategori kurang. 2.
Pesentase  dan  Sebaran  Setiap  Kemampuan  Representasi  Praktikum  Peserta Didik
Berdasarkan  skor  yang  diperoleh  peserta  didik  dari  soal  kemampuan representasi  diubah  menjadi  persentase  kemampuan  representasi.  Soal-soal
kemampuan  representasi  sudah  dikelompokkan  berdasarkan  kemampuan representasi  yaitu  representasi  makroskopik,  submikroskopik,  dan  simbolik.
Representasi  makroskopik  merupakan  representasi  yang  diperoleh  melalui observasi  dari  fenomena  yang  dilihat  dan  dirasakan  secara  nyata  berdasarkan
pengalaman  peserta  didik  ketika  mengamati  perubahan  warna,  endapan,  dan pembentukan  gelembung  gas.  Representasi  submikroskopik  merupakan
representasi  yang  menjelaskan  hasil  ditingkat  partikulat  atom,  molekul,  dan  ion dengan gambar atau simbol yang diperoleh berdasarkan representasi makroskopik
atau  simbolik.  Representasi  simbolik  merupakan  representasi  yang  melibatkan penggunaan  simbol  kimia,  persamaan,  dan  diagram.  Persentase  yang  diperoleh
untuk  setiap  kemampuan  representasi  pada  setiap  praktikum  dapat  dilihat  pada Gambar 8.
57 Gambar 8. Grafik Kemampuan Representasi Setiap Praktikum
a. Kemampuan Representasi Makroskopik
Praktikum  pertama  untuk  soal representasi makroskopik berjumlah 3 soal pada  nomor  2,  5,  dan  7.  Hasil  jawaban  peserta  didik  sebagian  besar  menguasai
kemampuan  representasi  makroskopik  dengan  persentase  sebesar  64,58.  Soal nomor  2  yang  menanyakan  warna  natrium  tiosulfat  seluruh  peserta  didik
menjawab  dengan  benar  yaitu  tidak  berwarna,  soal  nomor  5  yang  menanyakan apakah  terbentuk  endapan,  jika  terbentuk  apa  warna  yang  terjadi  seluruh  peserta
didik  menjawab  benar  yaitu  terbentuk  dengan  warna  endapan  putih  keruh.  Soal nomor  7  yang  menanyakan  apakah  terbentuk  gelembung  gas,  jika  terbentuk
tuliskan  rumus  senyawanya  seluruh  peserta  didik  menjawab  tidak  terbentuk gelembung  gas  padahal  seharusnya  terbentuk  gelembung  gas  dengan  rumus
senyawa  SO
2
.  Hal  ini  disebabkan  peserta  didik  kurang  memperhatikan  peserta didik yang melakukan demonstrasi di depan kelas sehingga jawaban mereka salah
1 2
3 4
Makroskopik 64,58
88,28 48,44
80,21 Submikroskopik
67,41 49,55
41,93 92,97
Simbolik 73,75
85,35 80,99
80,27 0,00
10,00 20,00
30,00 40,00
50,00 60,00
70,00 80,00
90,00 100,00
P er
se n
tase
Praktikum
58 dan  ingatan  peserta  didik  yang  menggunakan  metode  demonstrasi  juga  kurang
tersimpan lama jika dibandingkan metode eksperimen. Praktikum  kedua  untuk  soal  representasi  makroskopik  berjumlah  4  soal
pada  nomor  3,  5,  6,  dan  7.  Hasil  jawaban  peserta  didik  hampir  seluruhnya menguasai  kemampuan  representasi  makroskopik  dengan  persentase  sebesar
88,28.  Soal  nomor  3  yang  menanyakan  apakah  terbentuk  gelembung  gas  pada peruraian  hidrogen  peroksida,  jika  terbentuk  tuliskan  rumus  senyawanya  hampir
seluruh  peserta  didik  menjawab  benar  yaitu  terdapat  gelembung  gas  O
2.
Soal nomor 5 menanyakan warna larutan FeCl
3
hampir seluruh peserta didik menjawab benar yaitu kuning. Soal nomor 6 menanyakan warna yang terjadi setelah larutan
hidrogen  peroksida  ditambah  dengan  larutan  FeCl
3
seluruh  peserta  didik menjawab  benar  yaitu  cokelat.  Soal  nomor  7  menanyakan  apakah  terbentuk
gelembung gas setelah larutan hidrogen peroksida ditambah dengan larutan FeCl
3
seluruh peserta didik menjawab benar yaitu terbentuk gelembung gas. Praktikum  ketiga  untuk  soal  representasi  makroskopik  berjumlah  4  soal
pada  nomor  2,  3,  4,  dan  5.  Hasil  jawaban  peserta  didik  hampir  separuhnya menguasai  kemampuan  representasi  makroskopik  dengan  persentase  sebesar
48,44.  Soal  nomor  2  menanyakan  perubahan  warna  pita  magnesium  setelah bereaksi  dengan  larutan  asam  klorida  hampir  separuh  peserta  didik  menjawab
benar yaitu terjadi perubahan warna menjadi putih. Soal nomor 3 meminta peserta didik  menyebutkan  reaksi  yang  menghasilkan  gelembung  paling  banyak  hampir
separuh peserta didik menjawab benar yaitu reaksi antara pita magnesium dengan larutan  asam  klorida  3M.  Soal  nomor  4  meminta  peserta  didik  menyebutkan
59 reaksi  yang  paling  cepat  menghabiskan  pita  magnesium  hampir  separuh  peserta
didik  menjawab  benar  yaitu  reaksi  antara  pita  magnesium  dengan  larutan  asam klorida 3M. Soal nomor 5 menanyakan apakah terbentuk gelembung gas saat pita
magnesium  bercampur  dengan  asam  klorida  hampir  seluruh  peserta  didik menjawab benar yaitu terbentuk gelembung gas H
2
. Praktikum keempat untuk soal representasi makroskopik berjumlah 3 soal
pada nomor 3, 4, dan 5. Hasil jawaban peserta didik hampir seluruhnya menguasai kemampuan  representasi  makroskopik  dengan  persentase  sebesar  80,21.  Soal
nomor  3  menanyakan  apakah  terbentuk  endapan  pada  kedua  tabung,  jika terbentuk  apa  warna  endapan  tersebut  hampir  seluruh  peserta  didik  menjawab
benar  yaitu  tidak  terbentuk  endapan.  Soal  nomor  4  menanyakan  apakah  pada kedua  tabung  terjadi  perubahan  warna  larutan  dan  perubahan  warna  pita
magnesium jika masih tersisa hampir seluruh peserta didik menjawab benar yaitu tidak  terjadi  perubahan  warna  larutan  dan  pita  magnesium  jika  masih  tersisa
berwarna putih. Soal nomor 5 menanyakan apakah terbentuk gelembung gas saat asam  sulfat  bercampur  dengan  pita  magnesium  hampir  seluruh  peserta  didik
menjawab benar yaitu terbentuk gelembung gas H
2
.
b. Kemampuan Representasi Submikroskopik
Praktikum  pertama  untuk  soal  representasi  submikroskopik  berjumlah  3 soal pada nomor 4, 8, dan 9.  Beberapa kesalahan peserta didik dalam menjawab
soal  representasi  submikroskopik  pada  praktikum  pertama  dapat  dilihat  pada Tabel 8.
60 Tabel 8. Kesalahan Representasi Submikroskopik pada Praktikum Pertama
Nomor Soal
Jawaban Peserta Didik Kesalahan
4 Peserta
didik salah
dalam memahami
soal seharusnya
menggambarkan  reaksi  setelah natrium tiosulfat dipanaskan tetapi
peserta didik
menggambarkan hasil
reaksi antara
natrium tiosulfat dengan asam klorida.
8 dan
9 Untuk kedua soal tersebut peserta
didik tidak
tepat dalam
menggambarkan  H
2
O  seharusnya ,
namun peserta
didik menggambar H
2
S seperti
Hasil  jawaban  peserta  didik  pada  praktikum  pertama  sebagian  besar menguasai  kemampuan  representasi  submikroskopik  dengan  persentase  sebesar
67,41. Soal nomor 4 meminta peserta didik untuk menggambarkan reaksi yang terjadi pada gelas kimia kedua setelah dipanaskan seluruh peserta didik menjawab
salah,  peserta  didik  menggambarkan  hasil  yang  terbentuk  setelah  Na
2
S
2
O
3
0,1M pada  gelas  kimia  kedua  yang  dipanaskan  sampai  suhu  40°C  dengan  KCl  0,1M
padahal  seharusnya  peserta  didik  hanya  menggambarkan  hasil  pemanasan Na
2
S
2
O
3
. Soal nomor 8 dan 9 meminta peserta didik untuk menggambarkan hasil
61 reaksi  antara  larutan  natrium  tiosulfat  dengan  larutan  asam  klorida  pada  gelas
kimia pertama dan kedua, hampir seluruh peserta didik menjawab benar. Praktikum kedua untuk soal representasi submikroskopik berjumlah 3 soal
pada nomor 2, 4 dan 10. Beberapa kesalahan peserta didik dalam menjawab soal representasi submikroskopik pada praktikum kedua dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Kesalahan Representasi Submikroskopik pada Praktikum Kedua Nomor
Soal Jawaban Peserta Didik
Kesalahan
2 Peserta
didik salah
dalam menggambar H
2
O seharusnya tetapi
peserta didik
menggambarkan
4 Peserta  didik  kurang  memahami
maksud soal
seharusnya menggambarkan gas O
2
seperti tetapi
ada beberapa
peserta didik
yang menggambarkan  seluruh  hasil
reaksi
10 Peserta didik seharusnya
menggambarkan              tetapi peserta didik menggambarkan
Peserta didik
kelebihan dalam
menggambarkan Cl,  seharusnya Cl berjumlah 3
62 Hasil  jawaban  peserta  didik  hampir  separuhnya  menguasai  kemampuan
representasi  submikroskopik  dengan  persentase  sebesar  49,55.  Soal  nomor  2 meminta  peserta  didik  untuk  menggambarkan  hasil  reaksi  peruraian  hidrogen
peroksida  sebagian  besar  peserta  didik  menjawab  benar.  Soal  nomor  4  meminta peserta  didik  menggambarkan  senyawa  gelembung  gas  yang  terbentuk  hampir
separuh  peserta  didik  menjawab  benar.  Soal  nomor  10  meminta  peserta  didik menggambarkan  senyawa  yang  merupakan  katalis  pada  peruraian  hidrogen
peroksida hampir seluruh peserta didik menjawab benar. Praktikum ketiga untuk soal representasi submikroskopik berjumlah 3 soal
pada nomor 6, 7, dan 8. Hasil jawaban peserta didik pada praktikum ketiga hampir separuhnya  menguasai  kemampuan  representasi  submikroskopik  dengan
persentase sebesar 41,93. Soal nomor 6 meminta peserta didik menggambarkan hasil  reaksi  antara  pita  magnesium  dengan  larutan  asam  klorida  1M  hampir
separuh  peserta  didik  menjawab  benar.  Soal  nomor  7  meminta  peserta  didik menggambarkan hasil reaksi  antara pita magnesium  dengan larutan asam klorida
2M hampir separuh peserta didik menjawab benar. Soal nomor 8 meminta peserta didik  menggambarkan  hasil  reaksi  antara  pita  magnesium  dengan  larutan  asam
klorida 3M hampir separuh peserta didik menjawab benar Beberapa  kesalahan  peserta  didik  dalam  menjawab  soal  representasi
submikroskopik pada praktikum ketiga dapat dilihat pada Tabel 10.
63 Tabel 10. Kesalahan Representasi Submikroskopik pada Praktikum Ketiga
Nomor Soal
Jawaban Peserta Didik Kesalahan
6 Peserta
didik tidak
dapat menggambarkan
hasil yang
sudah dituliskan
persamaan reaksinya  pada  jawaban  soal
nomor 1
yang merupakan
representasi simbolik
untuk diubah
kedalam representasi
submikroskopik
7 Peserta
didik tidak
dapat menggambarkan  keadaan  yang
terjadi  secara  submikroskopik. Seharusnya
Mg yang
digambarkan            ,  berada diantara  Cl  yang  digambarkan
dengan
8 Peserta  didik  tidak  tepat  dalam
menggambarkan  H
2
sebanyak  5 pasang
yang dilambangkan
dengan          tetapi  peserta  didik hanya
menggambarkan H
2
sebanyak  5  yang  dilambangkan dengan     .
Praktikum  keempat  untuk  soal  representasi  submikroskopik  berjumlah  4 soal  pada  nomor  6,  7,  8,  dan  9.  Hasil  jawaban  peserta  didik  pada  praktikum
keempat  hampir  seluruhnya  menguasai  kemampuan  representasi  submikroskopik
64 dengan  persentase  sebesar  92,97.  Soal  nomor  6  meminta  peserta  didik  untuk
menunjukkan  keadaan  dalam  botol  larutan  asam  sulfat  seluruh  peserta  didik menjawab benar. Soal nomor 7 meminta peserta didik menunjukkan keadaan hasil
di  dalam  tabung  pertama  seluruh  peserta  didik  menjawab  benar.  Soal  nomor  8 meminta peserta didik menunjukkan keadaan hasil di dalam tabung kedua hampir
seluruh  peserta  didik  menjawab  benar.  Soal  nomor  9  meminta  peserta  didik menunjukkan  manakah  tabung  yang  lebih  cepat  bereaksi  seluruh  peserta  didik
menjawab benar. Beberapa  kesalahan  peserta  didik  dalam  menjawab  soal  representasi
submikroskopik pada praktikum keempat dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Kesalahan Representasi Submikroskopik pada Praktikum Keempat
Nomor Soal
Jawaban Peserta Didik Kesalahan
8 Peserta  didik  memilih  jawaban
dengan option
C yang
menunjukkan  bahwa  hasil  terdiri dari  SO
4,
Mg,  dan  H
2
seharusnya jawaban  yang  benar  ditunjukkan
oleh  option  A  yang  terdiri  dari MgSO
4
dan  H
2
.  Ini  menunjukkan peserta
didik tidak
mampu menerjemahkan
representasi simbolik  kedalam  representasi
submikroskopik.
65 c.
Kemampuan Representasi Simbolik Praktikum pertama untuk soal representasi simbolik berjumlah 3 soal pada
nomor  1,  3,  dan  6.  Kesalahan  salah  satu  peserta  didik  dalam  menjawab  soal representasi simbolik pada praktikum pertama dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Kesalahan Representasi Simbolik pada Praktikum Pertama Nomor
Soal Jawaban Peserta Didik
1
Kesalahan Peserta  didik  salah  dalam  penulisan  fasa  SO
2
aq  seharusnya SO
2
g dan fasa H
2
Oaq seharusnya H
2
Ol
1
Kesalahan Peserta  didik  salah  dalam  penulisan  rumus  senyawa  Na
2
Cl seharusnya 2NaCl, penulisan fasa H
2
Oaq seharusnya H
2
Ol, dan jumlah koefisien HCl seharusnya 2HCl
Hasil  jawaban  peserta  didik  pada  praktikum  pertama  sebagian  besar menguasai kemampuan representasi simbolik dengan persentase sebesar 73,75.
Soal  nomor  1  meminta  peserta  didik  menuliskan  persamaan  reaksi  dan  fasa  zat yang  terjadi  antara  natrium  tiosulfat  dengan  asam  klorida  sebagian  besar
menjawab  benar.  Soal  nomor  3  meminta  peserta  ddik  menuliskan  rumus  kimia natrium  tiosulfat  seluruh  peserta  didik  menjawab  benar.  Soal  nomor  6  meminta
66
FeCl
3
peserta  didik  meminta  peserta  didik  menuliskan  rumus  kimia  dari  endapan  yang dihasilkan hampir seluruh peserta didik menjawab benar.
Praktikum  kedua  untuk  soal  representasi  simbolik  berjumlah  3  soal  pada nomor  1,  8,  dan  9.  Kesalahan  salah  satu  peserta  didik  dalam  menjawab  soal
representasi simbolik pada praktikum kedua dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Kesalahan Representasi Simbolik pada Praktikum Kedua
Nomor Soal
Jawaban Peserta Didik
8
Kesalahan Peserta didik tidak menuliskan fasa H
2
O yaitu l dan fasa O
2
yaitu g
9
Kesalahan Peserta  didik  tidak  menuliskan  katalis  yang  digunakan  dalam
reaksi  yaitu  FeCl
3
seharusnya  peserta  didik  menulis  persamaan: H
2
O
2
aq    →    H
2
Ol + 12O
2
g
Hasil  jawaban  peserta  didik  hampir  seluruhnya  menguasai  kemampuan representasi simbolik  dengan persentase sebesar  85,35. Soal  nomor 1  meminta
peserta  didik  menuliskan  persamaan  reaksi  peruraian  hidrogen  peroksida  beserta fasa zatnya seluruh peserta didik menjawab benar. Soal nomor 8 meminta peserta
didik menuliskan zat yang dihasilkan dari reaksi antara larutan hidrogen peroksida ditambah  dengan  larutan  FeCl
3
hampir  seluruh  peserta  didik  menjawab  benar.
67 Soal  nomor  9  meminta  peserta  didik  menuliskan  persamaan  reaksi  yang  terjadi
pada  gelas kimia kedua  setelah diberi  larutan  FeCl
3
hampir seluruh peserta didik menjawab benar.
Praktikum  ketiga  untuk  soal  representasi  simbolik  berjumlah  2  soal  pada nomor  1  dan  9.  Kesalahan  salah  satu  peserta  didik  dalam  menjawab  soal
representasi simbolik pada praktikum ketiga dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Kesalahan Representasi Simbolik pada Praktikum Ketiga
Nomor Soal
Jawaban Peserta Didik
1
Kesalahan Peserta  didik  salah  dalam  jumlah  koefisien  HCl  seharusnya  2HCl
dan senyawa MgCl seharusnya MgCl
2
9
Kesalahan Peserta  didik  salah  dalam  memilih  kurva  hubungan  waktu  dengan
konsentrasi  seharusnya  jawaban  benar  dengan  option  C  yang menunjukkan  bahwa  semakin  besar  konsentrasi  maka  waktu  yang
dibutuhkan  untuk  menghabiskan  pita  magnesium  juga  semakin cepat,  tetapi  peserta  didik  menjawab  option  A  yang  jawabannya
berbanding terbalik dengan option C.
68 Hasil  jawaban  peserta  didik  hampir  seluruhnya  menguasai  kemampuan
representasi simbolik  dengan persentase sebesar  80,99. Soal  nomor 1  meminta peserta  didik  meluliskan  persamaan  reaksi  dan  fasa  zat  yang  terjadi  antara  pita
magnesium  dengan  larutan  asam  klorida  hampir  seluruh  peserta  didik  menjawab benar.  Soal  nomor  9  meminta  peserta  didik  memilih  kurva  yang  menunjukkan
hubungan  antara  konsentrasi  asam  klorida  dengan  waktu  yang  diperoleh  hampir seluruh peserta didik menjawab benar.
Praktikum keempat untuk soal representasi simbolik berjumlah 2 soal pada nomor  1  dan  2.  Kesalahan  salah  satu  peserta  didik  dalam  menjawab  soal
representasi simbolik pada praktikum keempat dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15.Kesalahan Representasi Simbolik pada Praktikum Keempat
Nomor Soal
Jawaban Peserta Didik
1 dan
2
Kesalahan Peserta  didik  salah  dalam  menuliskan  fasa  seharusnya  Mgs  +
H
2
SO
4
aq → MgSO
4
aq + H
2
g Hasil  jawaban  peserta  didik  hampir  seluruhnya  menguasai  kemampuan
representasi  simbolik  dengan  persentase  sebesar  80,27.  Soal  nomor  1  dan  2 meminta peserta didik menuliskan persamaan reaksi disertai fasa zat  yang terjadi
pada  tabung  reaksi  pertama  dan  kedua  hampir  seluruh  peserta  didik  menjawab benar.
69 Kesalahan  peserta  didik  dari  praktikum  pertama  sampai  praktikum
keempat terletak pada penulisan fasa, jumlah koefisien, penulisan rumus senyawa, dan  penulisan  persamaan  reaksi  apabila  menggunakan  katalis.  Hal  ini
menunjukkan  bahwa  peserta  didik  kesulitan  dalam  menuliskan  apa  yang  mereka lihat  pada  representasi  makroskopik  ke  dalam  representasi  simbolik.  Dalam
beberapa  kasus  kemampuan  representasi  simbolik  digunakan  oleh  pendidik sebagai  mediator  antara  makroskopik  dan  submikroskopik,  namun  peserta  didik
masih  mengalami  kesulitan.  Meskipun  simbol  dapat  digunakan  oleh  pendidik dalam  membuat  pergeseran  dari  pengamatan  kerja  laboratorium  ke  kemampuan
representasi makroskopik Ramnarain  Joseph, 2012.
d. Rata-rata setiap kemampuan representasi
Rata-rata  setiap  kemampuan  representasi  untuk  empat  praktikum    dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Grafik Rata-rata Setiap Kemampuan Representasi Praktikum 70,38
62,97 80,09
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
Makroskopik Submikroskopik
Simbolik
P er
se n
tase
Representasi
70 Rata-rata  kemampuan  representasi  makroskopik  sebagain  besar  peserta
didik  sudah  menguasai  dengan  persentase  sebesar  70,38.  Berdasarkan  hasil tersebut  diketahui  bahwa  didapatkan  persentase  tertinggi  pada  praktikum  kedua
dan  penurunan  pada  praktikum  ketiga  yang  disebabkan  oleh  pergantian penggunaan metode dari metode demonstrasi ke metode eksperimen. Penggunaan
metode  demonstrasi  membuat  peserta  didik  diajak  berpikir  proses  sehingga pengamatan  warna,  gas,  endapan  dilakukan  bersama  peserta  didik  satu  kelas
sedangkan penggunaan  metode eksperimen peserta didik melakukan pengamatan bersama  peserta  didik  satu  kelompok  sehingga  terkadang  mereka  melakukan
pengamatan kurang mendalam karena tidak dituntun untuk berpikir proses. Kemampuan  representasi  submikroskopik  sebagian  besar  peserta  didik
sudah  menguasai  dengan  persentase  sebesar  62,97.  Berdasarkan  hasil  yang diperoleh terjadi penurunan pada praktikum kedua dan ketiga, hal ini disebabkan
tingkat  kesulitan  soal  tinggi  yang  ditunjukkan  dengan  banyaknya  peserta  didik yang  salah  dalam  menjawab.  Kemampuan  representasi  simbolik  hampir  seluruh
peserta  didik  sudah  menguasai  dengan  persentase  sebesar  80,09.  Berdasarkan hasil  yang  diperoleh,  persentase  terendah  terjadi  pada  praktikum  pertama  hal  ini
terjadi  karena  peserta  didik  cukup  kesulitan  dalam  menuliskan  persamaan  reaksi dan menetukan fasa pada hasil reaksi.
Berdasarkan  ketiga  kemampuan  representasi,  hasil  terendah  diperoleh kemampuan  representasi  submikroskopik  yang  tingkat  kesulitan  soalnya  lebih
tinggi  jika  dibandingkan  kemampuan  representasi  makroskopik  dan  simbolik. Pada  kemampuan  representasi  submikroskopik  peserta  didik  dituntut  untuk  bisa
71 menggambarkan  reaksi  yang  terjadi  dan  itu  cukup  membuat  peserta  didik
kesulitan,  terlebih  jika  peserta  didik  juga  kesulitan  dalam  menuliskan  persamaan reaksi  yang  merupakan  kemampuan  representasi  simbolik  dan  kurang  cermat
dalam  melakukan  pengamatan  yang  merupakan  kemampuan  representasi makroskopik.
3. Persentase  Kemampuan  Representasi  Praktikum    Menggunakan  Metode
Eksperimen Dan Demonstrasi Peserta Didik Praktikum  pertama  dan  kedua  menggunakan  metode  demonstrasi
sedangkan  praktikum    ketiga  dan  keempat  menggunakan  metode  eksperimen. Skor  yang  diperoleh  peserta  didik  diubah  kedalam  bentuk  persentase,  setiap
kemampuan representasi yang menggunakan metode eksperimen dijumlah dengan metode  eksperimen  demikian  juga  untuk  metode  demonstrasi.  Persentase  yang
diperoleh  untuk  setiap  kemampuan  representasi  yang  menggunakan  metode eksperimen dan demonstrasi dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Grafik Kemampuan Representasi Praktikum Menggunakan Metode Eksperimen dan Demonstrasi
Makroskopik Submikroskopik
Simbolik Eksperimen
64,33 67,45
80,63 Demonstrasi
76,43 58,48
79,55
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
P er
se n
tase
Representasi
72 Praktikum dengan metode demonstrasi berjudul “Pengaruh Suhu terhadap
Laju  Reaksi”  untuk  praktikum  pertama  dan  “Pengaruh  Katalis  terhadap  Laju Reaksi” untuk praktikum kedua. Persentase kemampuan representasi makroskopik
untuk  praktikum  pertama  sebesar  64,58  dan  praktikum  kedua  sebesar  88,28 sehingga  diperoleh  rata-rata  sebesar  76,43,  dapat  disimpulkan  bahwa  sebagian
besar  peserta  didik  sudah  menguasai  kemampuan  representasi  makroskopik. Persentase  kemampuan  representasi  submikroskopik  praktikum  pertama  sebesar
67,41 dan praktikum kedua sebesar 49,55 sehingga diperoleh rata-rata sebesar 58,48, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik sudah menguasai
kemampuan  representasi  submikroskopik.  Persentase  kemampuan  representasi simbolik praktikum pertama sebesar 73,75 dan praktikum kedua sebesar 85,35
sehingga  diperoleh  rata-rata  sebesar  79,55,  dapat  disimpulkan  bahwa  hampir seluruh peserta didik sudah menguasai kemampuan representasi simbolik.
Berdasarkan hasil yang diperoleh terjadi kenaikan persentase kemampuan representasi  makroskopik  dan  simbolik  sedangkan  untuk  submikroskopik  terjadi
penurunan.  Hal  ini  disebabkan  peserta  didik  pada  praktikum  kedua  kesulitan untuk  menafsirkan  kemampuan  makroskopik  dan  simbolik  ke  dalam  bentuk
submikroskopik. Praktikum  dengan  metode  eksperimen  berjudul  “Pengaruh  Konsentrasi
terhadap  Laju  Reaksi”  untuk  praktikum  ketiga  dan  “Pengaruh  Luas  Permukaan terhadap  Laju  Reaksi”  untuk  praktikum  keempat.  Persentase  kemampuan
representasi  makroskopik  praktikum  ketiga  sebesar  48,44  dan  praktikum keempat 80,21 sehingga diperoleh rata-rata sebesar 64,33, dapat disimpulkan
73 sebagian  besar  peserta  didik  menguasai  kemampuan  representasi  makroskopik.
Persentase  kemampuan  representasi  submikroskopik  praktikum  ketiga  sebesar 41,93  dan  praktikum  keempat  sebesar  92,97  sehingga  diperoleh  rata-rata
sebesar 67,45, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik menguasai kemampuan  representasi  submikroskopik.  Persentase  kemampuan  representasi
simbolik  praktikum  ketiga  sebesar  80,99  dan  praktikum  keempat  sebesar 80,27  sehingga  diperoleh  rata-rata  sebesar  80,63,  dapat  disimpulkan  hampir
seluruh peserta didik menguasai kemampuan representasi simbolik. Berdasarkan  hasil  yang  diperoleh  kemampuan  representasi  makroskopik
dan  submikroskopik  mengalami  kenaikan  dari  praktikum  ketiga  ke  praktikum empat  tetapi  untuk  kemampuan  representasi  simbolik  terjadi  sedikit  penurunan.
Jumlah  soal  representasi  simbolik  praktikum  ketiga  dan  keempat  sama  yaitu sebanyak  2  soal.    Representasi  simbolik  pada  praktikum  ketiga  peserta  didik
menuliskan  persamaan  reaksi  dan  memilih  jawaban  sehingga  tingkat  kesukaran soal  lebih  rendah  dibanding  praktikum  keempat  yang  kedua  soalnya  meminta
menuliskan  persamaan  reaksi  sehingga  kemampuan  representasi  simbolik  pada praktikum ketiga lebih tinggi dibandingkan praktikum keempat.
74
BAB V SIMPULAN DAN SARAN