23 Penelitian yang dilakukan oleh Annisa Puspita Sari Lubis 2014,
Universitas Negeri Yogyakarta berjudul “Multi Representasi Pembelajaran Kimia pada Materi Laju Reaksi Kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta”,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian soal dengan menggunakan metode multi representasi pada kelas eksperimen terhadap motivasi
belajar peserta didik dan mengetahui adanya perbedaan pada hasil prestasi belajar peserta didik antara kelas yang menggunakan model multi representasi dengan
kelas yang tidak menggunakan model representasi. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan soal bergambar. Pembuatan soal bergambar
divalidasi oleh guru SMA. Setelah itu produk diuji kepada peserta didik. Instrumen penilaian soal pilihan ganda dan angket penilaian soal bergambar.
Penilaian dilakukan oleh 33 orang peserta didik kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa soal dengan metode multi representasi bergambar ini memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar peserta
didik. Penggunaan soal bergambar membuat motivasi belajar peserta didik semakin meningkat. Adanya perbedaan hasil prestasi belajar antara kelas yang
diberi soal metode multi representasi dengan kelas yang tidak diberi soal dengan metode multi representasi yang ditunjukkan oleh kelas dengan lebih tingginya
hasil prestasi belajar peserta didik yang menggunakan metode multi representasi.
C. Kerangka Bepikir
Konsep-konsep dalam kimia sebagian besar merupakan konsep yang abstrak sehingga menyulitkan peserta didik untuk memahami materi kimia.
24 Beberapa penelitian menyebutkan bahwa dalam mempelajari materi kimia peserta
didik mengalami kesulitan. Kesulitan yang dialami peserta didik berasal dari peserta didik itu sendiri maupun dari materi kimia yang dipelajari. Materi kimia
melibatkan tiga
tingkat kemampuan
representasi yaitu
makroskopik, submikroskopik dan simbolik.
Ketiga tingkat kemampuan representasi digunakan untuk memperoleh pemahaman konsep yang utuh. Namun saat ini pembelajaran kimia yang
dilakukan di sekolah kebanyakan hanya melibatkan dua tingkat kemampuan representasi yaitu makroskopik dan simbolik sedangkan submikroskopik jarang
dilakukan sehingga peserta didik mengalami kesulitan saat materi kimia melibatkan ketiga tingkat kemampuan representasi. Diperlukan suatu penelitian
untuk mengetahui kemampuan representasi peserta didik sehingga dapat dilakukan perbaikan pada pembelajaran kimia.
Laju reaksi merupakan salah satu materi dalam kimia yang dibahas khususnya untuk peserta didik SMA kelas XI semester 1. Materi laju reaksi
memuat konsep abstrak yang melibatkan kemampuan representasi makroskopik, submikroskopik, dan simbolik. Oleh karena itu, diperlukan penelitian pada materi
laju reaksi
untuk mengetahui
kemampuan representasi
makroskopik, submikroskopik, dan simbolik peserta didik.
Salah satu cara untuk memahami konsep abstrak dalam materi laju reaksi yang melibatkan representasi adalah dengan mengamati langsung fenomena yang
terjadi melalui praktikum kemudian mengerjakan soal yang berhungan dengan praktikum yang baru saja dilakukan tetapi soal yang dikerjakan melibatkan tiga
25 tingkat kemampuan representasi yaitu makroskopik, submikroskopik, dan
simbolik. Evaluasi yang dilakukan setelah praktikum dapat menunjukkan kemampuan representasi peserta didik dan kesulitan yang dialami peserta didik
pada setiap kemampuan representasi sehingga dapat dilakukan perbaikan. Dengan menggunakan instrumen akan terlihat kemampuan representasi dan kesulitan
peserta didik terhadap materi laju reaksi. Setelah kemampuan representasi peserta didik diketahui dapat dilakukan perbaikan pada pembelajaran kimia pada materi
laju reaksi.
26
BAB III METODE PENELITIAN