l Hasil konkretnya dilaporkan. m Hasil dipamerkan kalau perlu dimasyarakatkan.
3 Tahap Akhir a Proses dari langkah persiapan hingga langkah terakhir terus
dimonitor. b Seberapa jauh keefektifan pelaksanaan, terutama dalam
penggunaan sarana prasarana, tenaga, waktu, dan biaya yang dikeluarkan.
c Hasil laporan tertulis. d Pelaksanaan diskusi musyawarah dan sebagainya.
e Berbagai kegiatan kelompok dan individual. f Adakah perubahan dari peserta didik untuk lebih
meningkat. g Kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan.
h Seberapa jauh penguasaan bahan pelajaran terhadap pelaksanaan pelajaran unit tersebut?
i Bagaimana kesan orang tua dan masyarakat terhadap pelaksanaan pelajaran unit tersebut? Engkoswara dkk
dalam Dakir, 2004: 54.
Pengintegrasian soft skills dilakukan oleh guru yang bertugas sebagai manajer, administrator, supervisor, instruktor, dan inovator.
Jika dilakukan dengan baik maka akan mendorong peserta didik untuk lebih mandiri, percaya diri, kreatif, dan punya harga diri, adanya
perkembangan pikir dan kemampuan bahasa, menghargai perbedaan individual, memiliki pengalaman yang luas dan fungsional.
d. Pengukuran Pengintegrasian Soft Skills
Suharni 2010 mengungkapkan bahwa pengukuran soft skills menggunakan bentuk skala Likert. Menurut Sugiyono 2010: 134,
skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijabarkan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dan sangat positif sampai sangat negatif. Kata
kata yang dapat digunakan misalnya selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Instrumen penelitian dengan menggunakan skala
Likert dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda dan dapat dibuat dalam bentuk checklist. Untuk analisis kuantitatif jawaban diberi skor
Sugiyono, 2010: 135. B. Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai soft skills yang dilakukan oleh Anis Nuryati S. 2009 dengan judul “Identifikasi Kompetensi Hard Skills dan Soft Skills
mahasiswa Pendidikan Teknik Boga dalam Praktek Industri Bidang Produksi dan Pelayanan Restoran”. Disebutkan dalam penelitian ini bahwa kompetensi
soft skills bidang pelayanan yang dikuasai oleh mahasiswa pada aspek interpersonal intelligence menunjukkan kategori baik dengan prosentase 80
dan cukup baik dengan prosetase 20. Aspek intrapersonal intelligence menunjukkan kategori baik dengan prosentase 20 dan cukup baik dengan
prosentase 60 dan kurang baik dengan prosentase 20 Penelitian tentang profil penguasaan soft skills siswa kelas XI jurusan
Tata Boga SMK N 4 Yogyakarta dilakukan oleh Suharni 2010 yang
membahas mengenai penguasaan soft skills pada komponen intrapersonal skill dan pada komponen interpersonal skill. Disebutkan dalam penelitian ini
bahwa penguasaan komponen intrapersonal skill pada aspek tanggung jawab termasuk kategori sedang dan aspek kreativitas pada kategori baik. Pada
komponen interpersonal skill pada aspek kemampuan sosialisasi termasuk kategori sedang, aspek kemampuan komunikasi termasuk kategori baik,
aspek problem solving termasuk kategori baik, aspek kemampuan kepemimpinanleadership termasuk dalam kategori baik.
Adapun penelitian tentang model bimbingan perkembangan untuk meningkatkan kecakapan sosial-pribadi anak berbakat akademik yang
dilakukan oleh Rochmat Wahab 2010. Hasil dari penelitian tersebut adalah program bimbingan sosial-pribadi berbasis model perkembangan secara
signifikan mampu meningkatkan kecakapan sosial-pribadi anak berbakat akademik. Untuk meningkatkan kecakapan sosial-pribadi anak berbakat
akademik yang tidak hanya didukung oleh kalitas modul atau materinya, akan tetapi juga kinerja pendidik. Program bimbingan sosial-pribadi berbasis
model perkembangan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan berbagai kecakapan sosial-pribadi anak berbakat akademik yang sangat
dibutuhkannya menuju kehidupan yang mandiri dan memasuki kehidupan bermasyarakat.
Penelitian tentang kesiapan berwirausaha mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta ditinjau dari
pengetahuan kewirausahaan, dukungan keluarga, soft skill, dan prestasi
belajar yang dilakukan oleh Marsono 2010. Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh positif pengetahuan kewirausahaan, dukungan
keluarga, soft skills, dan prestasi belajar terhadap kesiapan berwirausaha. Hasil yang diperoleh yaitu koefisien korelasi R sebesar 0,501 dan R2
sebesar 0,225 yang berarti 22,5 perubahan atau variasi pada variabel kesiapan berwirausaha dipengaruhi pengetahuan kewirausahaan, dukungan
keluarga dan prestasi belajar, sedangkan 77,5 dipengaruhi faktor lain di luar model. Hasil dari penelitian pada kesiapan berwirausaha ditinjau dari soft
skills dengan nilai korelasi parsial sebesar 0,201 yang artinya terdapat pengaruh positif soft skills terhadap kesiapan berwirausaha..
C. Kerangka Berfikir
Soft skills adalah kemampuan seseorang di luar kemampuan teknis dan akademik dalam memberdayakan diri untuk mengerti kondisi psikologi
diri sendiri, mengatur ucapan, pikiran dan sikap serta perbuatan yang sesuai dengan norma di masyarakat, berinteraksi dan berkomunikasi dengan
lingkungannya dalam menyiasati realitas sehingga mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal. Dalam menghadapi era global dengan akselerasi
yang cepat maka diperlukan tenaga kerja yang tidak hanya mempunyai kemampuan bekerja dalam bidangnya hard skills namun juga sangat penting
untuk menguasai kemampuan menghadapi perubahan serta memanfaatkan perubahan itu sendirimemiliki kemampuan soft skills.
Seseorang yang memiliki hard skills atau kecerdasan tanpa sikap mental yang berkembang soft skills mungkin saja tidak bersemangat
berkarya hanya karena menghadapi tantangan sehingga mengalami kendala dalam pekerjaan. Seorang yang tidak memiliki rasa bangga pada pekerjaannya
juga tidak akan termotivasi untuk berkarya. Jadi, sikap mental menentukan ketahanan mental dalam menghadapi tantangan.
Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia kerja adalah seseorang yang berkualitas dan memiliki soft skills yang baik. Oleh karena itu, sekolah
khususnya sekolah kejuruan memiliki kontribusi yang besar bagi dunia kerja dalam menyiapkan siswa yang akan menjadi lulusan yang sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja.