Aplikasi Soft Skills di SMK

b. Aplikasi Soft Skills di SMK

Menurut Herminarto Sofyan 2008 dalam Suharni 2010: 19 yang mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran soft skills adalah: 1 Tidak mengubah sistem yang berlaku. 2 Tidak mengubah kurikulum, namun diperlukan adanya penyiasatan kurikulum yang difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup life skill education. 3 Etika sosio-religius bangsa dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran. 4 Pembelajaran menggunakan prinsip learning to know, learning to learn, learning to be, learning to live together. 5 Paradigma learning for life and school to work dapat dijadikan dasar kegiatan pembelajaran, sehingga terjadi kesesuaian antara pembelajaran di sekolah dan kebutuhan di kehidupan nyata peserta didik. Agar siswa dapat memiliki soft skills, maka diperlukan program pendidikan yang mendidik dan mengembangkan kemampuan anak didik dari aspek internal intrapersonal dan antara personal interpersonal dalam: 1 Meningkatkan rasa percaya diri, senantiasa mengedepankan etika, serta mampu mengembangkan kecerdasan intelektual dan emosional secara seimbang 2 Komunikasi personal, keterampilan komunikasi soft skill communications, serta komunikasi persuasi, untuk itu perlu dilakukan riset komunikasi agar dapat dihasilkan karya komunikasi kreatif. 3 Kapasitas kepemimpinan, berfikir dan bertindak strategis, serta kemampuan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah. 4 Membangun jejaring networking serta mengelola kegiatan event management Djoko Hari Nugroho 2009: 122 Menanamkan pendidikan soft skills melalui pembelajaran merupakan langkah yang tidak mudah, tetapi bukan berarti hal tersebut tidak mungkin. Menurut Herminarto Sofyan 2008 yang dikutip oleh Suharni 2010: 20 yang mengungkapkan bahwa terdapat tiga model pembelajaran dari implementasi soft skills antara lain: 1 Model integratif, yaitu implementasi soft skills melekat dan terpadu dalam program kurikuler, kurikulum, mata pelajaran, proses pembelajaran. Untuk itu kepala sekolah dan guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menentukan proses pembelajaran yang tepat. Keuntungan model integratif adalah biaya relatif murah, beban sekolah tidak bertambah. 2 Model komplementatif, yaitu implementasi soft skills ditambahkan ke dalam program pendidikan kurikuler dan struktur kurikulum yang ada, bukan dalam mata pelajaran. Pelaksanaannya dapat dengan menambahkan mata pelajaran kecakapan hidup dalam struktur kurikulum atau penyelenggaraan program kecakapan hidup dalam kalender pendidikan. Model komplementatif membutuhkan waktu tersendiri atau waktu tambahan, biaya yang mahal. Selain itu, model komplementatif menambah beban tugas kepala sekolah, guru, siswa. 3 Model diskrit terpisah, yaitu implementasi pendidikan soft skills disendirikan, dipisah, dilepas dari program kurikulermata pelajaran. Pelaksanaannya dikemas dan disajikan secara khusus pada peserta didik, penyajiannya dapat berkaitan dengan program kurikuler atau ekstrakurikuler. Model diskrit membutuhkan persiapan yang matang, biaya yang relatif mahal, dan kesiapan sekolah yang memadai. Pemilihan model pembelajaran soft skills yang akan digunakan sangat tergantung dari berbagai kesiapan beberapa aspek termasuk karakteristik masing-masing sekolah. Peneliti mengadakan penelitian dengan menggunakan model integratif, tentang apakah berbagai macam soft skills diintegrasikan di SMK N 1 Sewon melalui mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan membuat busana priawanita. Untuk mengatasi perubahan-perubahan dalam bidang pendidikan diperlukan usaha yang dapat mengatasi hal tersebut. Menurut Wagiran 2007: 46 mengungkapkan beberapa usaha yang dilakukan untuk merespon perubahan tersebut antara lain: 1 Dengan pendekatan kompetensi yang pada dasarnya didorong keinginan untuk mendekatkan dunia pendidikan dengan kebutuhan users, termasuk dunia kerja. 2 Pembelajaran kearah kontekstual, work based learning, pelatihan siap pakai dan konsep link and match. Asumsinya adalah dengan lebih dulu mengidentifikasi perangkat kompetensi lulusan atau konteks aplikasi pengetahuan,atau kebutuhan dunia bisnis dan industri, isi dan proses pendidikan di sekolah atau tempat pelatihan lebih berpeluang untuk mencapai tujuan yang dirumuskan. 3 Gerakan kearah sebaliknya dengan mendesain komponen kurikulum yang membekali kemampuan dasar yang diperluas broad-based curriculum, menambah komponen kurikulum adaptif yang diharapkan dapat meningkatkan fleksibilitas lulusan, atau bahkan di beberapa negara ada kecenderungan kearah kurikulum yang terintegrasi dan mengarah kepada penyatuan kembali jalur akademik dan vokasional. 4 Konsep pendidikan sepanjang hayat yaitu dengan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan segala umur sesuai dengan tingkat pertumbuhan, bahkan untuk kebutuhan pengembangan karir mereka yang sudah bekerja. Asumsinya adalah bahwa membekali anak didik untuk dapat memasuki dunia kerja memang penting, tetapi belum cukup untuk menjamin mereka bertahan dan berkembang mengikuti dinamika dunia kerja. Pembekalan calon tenaga kerja harus diperluas sampai mereka memiliki pengetahuan, kemampuan dan motivasi untuk menjadi pembelajar yang efektif sepanjang hidup mereka. 5 Comprehensive courses yang menyajikan pendidikan umum dan kejuruan secara terpadu dalam berbagai mata pelajaran pilihan sesuai dengan minat, kemampuan, bakat dan rencana karir masa depannya. Agar sesuai dengan hal di atas, maka dalam penyampaian materi tidak hanya sebatas pemberian teori dan praktik akan tetapi ditambah dengan pengintegrasian soft skills sehingga peserta didik akan lebih mamahami apa yang menjadi tujuan materi tersebut dan penerapannya dikehidupan nyata. Salah satu usaha meningkatkan kemampuan soft skills pada siswa adalah dengan mengintegrasikan soft skills dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan membuat busana priawanita supaya lebih mendekatkan peserta didik dengan kehidupan nyata. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa soft skills yang terdiri dari berbagai indikator tersebut sangat dibutuhkan dalam dunia kerja. Hal ini yang harus dikembangkan bagi SMK sebagai penghasil tenaga kerja yang berkompeten dalam pekerjaannya dan dapat mengembangkan dirinya.

c. Pengintegrasian Soft Skills melalui Mata Pelajaran Pendidikan