Setelah instrumen tersusun dilakukan validitas konstruk, kemudian uji coba dan menganalisis validitas dan reliabilitasnya. Tingkat validitas
validity dan reliabilitas reliability menunjukkan mutu seluruh proses pengumpulan data dalam suatu penelitian, mulai dari penjabaran konsep-
konsep sampai pada saat data siap untuk dianalsis.
F. Uji Coba Instrumen
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian harus memenuhi 2 syarat yakni kesahihan validitas dan keandalan reliabilitas, maka sebelum
instrumen digunakan harus diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba dilakukan pada 30 responden yang bukan merupakan sampel penelitian. Instrumen yang
yang reliabel belum tentu valid, akan tetapi instrumen yang valid umumnya pasti reliabel. Uji coba juga dimaksudkan untuk menghindari pertanyaan-
pertanyaan yang kurang jelas maksudnya, mempertimbangkan kata-kata yang sulit dipahami, mempertimbangkan penambahan dan pengurangan item serta
agar dapat memberikan informasi yang akurat.
1. Validitas Instrumen
Valid berarti instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono, 2010: 173. Validitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah validitas konstruk construct validity. Secara teknis, pengujian validitas konstruk dibantu dengan mengunakan kisi-kisi
instrumen. Dalam kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir item pertanyaan atau pernyataan yang telah
dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen tersebut maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.
Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur
dengan berlandaskan
teori tertentu,
maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli judgment experts. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Dalam hal ini,
diperoleh dari ahli materi soft skills yaitu Enny Zuhni Khayati, M.Kes., Siti Hamidah, M.Pd., dan Agus Basuki, M.Pd. Sedangkan dari guru mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan yaitu Kasdilah, S.Pd. guru mata pelajaran kewirausahaan adalah Wihartadi, S.Pd., dan guru mata pelajaran
membuat busana wanitapria adalah Dra. Siti Fauziah Mardiana, M.Pd. Setelah pengujian konstruk dari ahli dan berdasarkan pengalaman
empiris di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan
dengan analisis butir item, yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Penghitungan menggunakan rumus korelasi
Product-Moment dari Karl Pearson yaitu dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: r
xy
= koefisien korelasi product-moment n
= banyaknya data atau jumlah sampel x
= skor tiap item y
= skor tiap kasus ∑x
= jumlah skor tiap item ∑y
= jumlah skor tiap kasus ∑x = jumlah kuadrat sekor tiap item
∑y = jumlah kuadrat skor tiap kasus Sugiyono, 2007: 356
Kriteria pengujian suatu butir dikatakan valid apabila koefisien hitung berharga positif atau lebih besar dari harga r tabel pada taraf
signifikasi 5. Sebaliknya jika harga hitung lebih kecil dari r tabel
maka butir tersebut dinyatakan gugur. Dalam pelaksanaannya, perhitungan untuk validasi item dalam
penelitian menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Item yang gugur tidak diganti dengan yang baru dengan pertimbangan bahwa ada
item yang masih dapat mewakili indikator yang ada. Hasil uji valisitas instrumen dengan n = 30 pada taraf signifikasi
5, butir-butir item tentang identifikasi pengintegrasian soft skills melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan, membuat
busana priawanita yang tiap mata pelajaran berjumlah 30 item, tiap mata pelajaran terdapat 1 butir yang gugur sehingga item yang sahih tiap mata
pelajaran adalah 29 butir. Untuk lebih jelasnya tentang hasil uji validitas disajikan dalam lampiran halaman 172-187.
2. Reliabilitas instrumen
Reliabilitas instrumen adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan secara berulang-ulang pada
subjek yang sama atau berbeda Sudarwan Danim, 2007: 199. Sugiyono 2010: 183-184 mengungkapkan tentang pengujian reliabilitas instrumen
dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan secara internal reliabilitas instrumen dengan
menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan
teknik tertentu. Untuk mencari derajat reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha Cronbach pada instrumen yang mempunyai lebih dari satu
alternatif jawaban yang mungkin tidak ada jawaban yang benar atau salah.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan: = koefisien reliabilitas Alpha
K = mean kuadrat antara subyek
= mean kuadrat kesalahan = varians total Sugiyono, 2007: 365.
Pedoman untuk menentukan tinggi rendahnya reliabilitasnya instrumen atau penafsiran terhadap koefisien korelasi berdasarkan pada
klasifikasi dari Sugiyono 2007: 231 sebagai berikut: Tabel 5. Pedoman untuk memberikan interpretasi
terhadap koefisien reliabilitas Alpha Chronbach Interval Koefisien
Tingkat Hubungan 0.00
– 0.199 Sangat rendah
0.20 – 0.399
Rendah 0.40
– 0.599 Sedang
0.60 – 0.799
Tinggi 0.80
– 1.00 Sangat tinggi
Dalam proses analisis reliabilitas instrument menggunakan bantuan seri program SPSS 16.0 for Windows. Berdasarkan hasil analisis keandalan
teknik Alpha Chronbach diperoleh koefisien keterandalan untuk mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan sebesar 0,909, mata pelajaran
kewirausahaan sebesar 0,913 dan mata pelajaran membuat busana priawanita sebesar 0,936. Sesuai dengan pedoman untuk memberikan
interpretasi terhadap koefisien reliabilitas Alpha Chronbach menurut Sugiyono berarti bahwa instrumen tersebut memiliki koefisien
keterandalan yang sangat tinggi.
G. Teknik Analisis Data