26
BAB III PERKEMBANGAN PERTANIAN NANAS DI DESA SABUNGAN NIHUTA 1
TAHUN 1980-2000
3.1 Awal Mula Pertanian Nanas Di Desa Sabungan Nihuta 1
Seperti yang telah dijelaskan mayoritas masyarakat Desa Sabungan Nihuta 1 hidup sebagai petani, dan kegiatan pertanian ini sudah berlangsung sejak lama. Dalam mengolah
lahan pertaniannya dilakukan dengan cara sederhana yang masih bersifat tradisional. Alat- alat yang digunakan biasanya belum menggunakan alat-alat yang terbuat dari mesin tetapi
masih menggunakan alat-alat tradisional seperti cangkul, babat, dan sabit disamping mengandalikan tenaga fisik manusia. Hasil pertanian masyarakat Desa Sabungan Nihuta 1
pada awalnya masih bersifat untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pokok keluarga, baru selebihnya dijual untuk kebutuhan lainnya. Pola pemikiran yang seperti itu menyebabkan
masyarakat Desa Sabungan Nihuta 1 pada awalnya hanya menanam tanaman palawija tanaman yang berumur pendek. Ada beberapa jenis tanaman yang biasanya ditanam oleh
masyarakat Desa Sabungan Nihuta 1 pada saat itu seperti sayur-sayuran, padi, ubi, jagung, cabe, buncis, kentang, kopi, kacang-kacangan.
Pada tahun 1980 terjadi perubahan pada sistem pertanian masyarakat Desa Sabungan Nihuta 1. Perubahan pertanian terjadi dari pertanian palawija tanaman berumur pendek
kepada pertanian holtikultura tanaman keras. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya perubahan sistem pertanian di Desa Sabungan Nihuta 1 seperti alasan ekonomis
harga, kepraktisan dalam mengelola dan masalah kesuburan tanah. Pada awal memulai pertanian holtikultura, masyarakat Desa Sabungan Nihuta 1
27
menanam buah yakni Nanas.
15
Hal ini menyebabkan masyarakat Desa Sabungan Nihuta terkenal dengan petani nanas. Jenis nanas yang mereka budidayakan adalah . Nanas Cayenne
merupakan salah satu jenis nanas yang dibudidayakan di Indonesia. Nanas memiliki nama Latin yaitu Ananas comosus L.Merr.
16
Nanas termasuk dalam jenis buah-buahan yang nilai gizinya cukup tinggi dan memberi penghasilan yang tidak sedikit, artinya bila diusahakan secara sungguhsungguh
dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Di samping itu nanas merupakan salah satu bahan makanan tambahan yang mengandung zat-zat pengatur proses dalam tubuh manusia yang
setiap hari mutlak dibutuhkan dan makin digemari masyarakat. Budidaya pertanian nanas
di Desa Sabungan Nihuta 1 ini pada awalnya dilakukan oleh salah seorang masyarakat desa.
17
15
Nanas merupakan jenis buah-buahan yang berserat dan memiliki kulit buah yang bersisik. Ada dua jenis tanaman nanas yaitu :Pertama, nanas cayenne adalah jenis nanas yang biasanya digunakan untuk
pengalengan dan pembuatan selai nanas, buahnya berwarna kuning pucat dan rasanya agak masam. Kedua, nanas queen adalah jenis nanas yang biasanya untuk dikonsumsi atau dimakan langsung, buahnya berwarna
kuning kemerahan dan rasanya manis.
16
Sumeru Ashari, Hortikultura Aspek Budidaya, Jakarta: UI Press, 1995, hal.364.
17
Wawancara dengan Tiurma Sipahutar, di Desa Sabungan Nihuta 1 Kecamatan Sipahutar, pada tanggal 23 Juli 2012.
Budidaya pertanian nanas dimulai pada tahun 1980. Awalnya budidaya tanaman nanas ini dengan menanam 600 buah. Ketertarikan masyarakat untuk menanam nanas ini
setelah melihat keberhasilan petani-petani nanas di berbagai daerah yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara. Percobaan dalam menggeluti usaha bertani nanas ternyata membuahkan hasil
yang cukup memuaskan. Hal ini kemudian membangkitkan minat masyarakat Desa Sabungan Nihuta1 untuk menanam nanas. Tanaman ini dianggap sebagai tanaman komersil
oleh masyarakat Desa Sabungan Nihuta 1 yang dapat meningkatkan taraf hidupnya.
28
Pertanian Nanas tentunya membutuhkan lahan yang dapat digunakan dalam jangka panjang karena tanaman ini termasuk jenis tanaman yang berumur panjang. Namun hal
tersebut tidak menjadi masalah karena masyarakat Desa Sabungan Nihuta 1 pada umumnya memiliki lahan sendiri, oleh karena itu memungkinkan untuk menanam nanas.
Ananas comosus L. Merr atau nanas ini awalnya berasal dari Amerika Selatan, yakni Brazil, Argentina, dan Peru.
18
Nanas dapat ditanam di daerah antara 30° LU dan 30° LS. Tanaman nanas jenis Cayenne dapat tumbuh dari ketinggian 100 hingga 1.100 m di atas permukaan laut. Tanaman
ini tahan kekeringan, karena mempunyai sel penyimpan air yang efektif. Di daerah beriklim Di Indonesia sejarah tanaman nanas ini tidak begitu
dikenal. Tanaman nanas yang ada sekarang adalah merupakan peninggalan dari zaman penjajahan Belanda. Pada saat ini, nanas telah tersebar ke seluruh dunia terutama di
Indonesia. Tanaman nanas sangat populer dan banyak ditanam di Indonesia.
Nanas adalah tanaman tahunan, tingginya antara 90-100 cm; sebaran daun seluas 130- 150 cm. Batang nanas pendek 20-25 cm. Daun nanas berurat sejajar dari pangkal sampai
ujung dan berserabut, tebal, panjangnya antara 38-80 cm dan pada pinggir daun tumbuh duri tajam ke arah ujung daun. Nanas menghasilkan buah setelah berumur 15 bulan sampai 24
bulan. Produksi optimal terjadi di daerah dengan curah hujan 500-2.000 mmtahun tetapi masih tergantung dengan iklim, jenis tanaman, jarak tanam, dan perawatan nanas tersebut
Kualitas dan kuantitas nanas juga ditentukan oleh ketinggian lahan, suhu udara, curah hujan, radiasi matahari, kecepatan angin, serta tipe dan kualitas tanah.
18
Hendro Sunarjono, Prospek Berkebun Buah, Jakarta: Penebar Swadaya, 2000, hal. 109.
29
kering tanaman nanas masih mampu berbuah, asalkan kedalaman air tanah antara 50-150 cm, tanaman nanas dapat tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi, tanaman nanas tidak tahan
terhadap genangan air, buahnya peka terhadap sinar matahari terik karena mudah terbakar. Tanaman nanas ditanam pada jarak antara 75-90 cm, 2 baris setiap bedengan dengan
kepadatan tanaman berkisar antara 4.0000-5.0000 tanaman per ha, setelah 4 minggu sesudah tanam. Tanaman nanas diberi pupuk dan diulangi lagi setelah 8 minggu sesudah tanam.
Pemeliharaan selanjutnya membersihkan rumput atau gulma terutama alang-alang, adanya gulma dan alang-alang pada tanaman nanas dapat menurunkan hasil buah antara 20-40.
Selain gulma dan alang-alang, hama dan penyakit juga menyerang tanaman nanas, serangga yang mengisap tanaman dan mengeluarkan cairan beracun sehingga menyebabkan tanaman
nanas layu.
Ananas comosusL. Merr atau Nanas dapat tumbuh subur di daerah dengan curah hujan 1.000-1.500 mmtahun dengan Ph tanah antara 5 - 6,5. Pada ketinggian 1400 di atas
permukaan laut. Tanaman nanas dapat tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi. Ketinggian tempat yang tidak memenuhi syarat sering menimbulkan kendala sendiri. Jika hal
ini tidak diperhatikan, maka akan berpengaruh terhadap kualitas buah. Misalnya, rasa buah yang tadinya manis berubah menjadi masam ataupun pahit.
Tanaman nanas memerlukan sinar matahari yang penuh agar proses pertumbuhan dan produksi nanas dapat berkembang dengan baik. Ini berarti sinar matahari mempunyai
peranan yang sangat penting pada tanaman nanas. Dengan semakin bertambahnya ketinggian suatu tempat, maka semakin bertambah pula intensitas sinar. Oleh karena itu tanaman nanas
yang ditanam di daerah dataran tinggi seperti Desa Sabungan Nihuta 1 akan memiliki
30
kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada ketinggian lebih rendah.
Curah hujan yang cocok untuk tanaman nanas ini adalah antara 1.000 mm sampai 2.000 mm per tahun. Curah hujan yang lebih rendah dari 1.000 mm per tahun mengakibatkan
perkembangan bunga dan buah terganggu. Sedangkan jika curah hujan lebih tinggi dari 2.000 mm tidak hanya menyebabkan perkembangan bunga dan buah yang terganggu tetapi juga
menimbulkan banyaknya cendawaan. Tanaman nanas ini bisa tumbuh dengan baik di Desa Sabungan Nihuta 1 karena
daerah ini memiliki tanah yang subur dan ph tanahnya cocok untuk pembudidayaan tanaman nanas. Tanaman nanas dapat ditanam di berbagai jenis tanah mulai dari tanah pasir kasar
hingga tanah liat berat, dan tanah pun tidak boleh tergenang air. Tanah yang baik untuk tanaman nanas yaitu bila berasal dari tanah endapan yang subur, cukup dalam dan tidak
bergaram. Sejak pembudidayaan tanaman nanas di Desa Sabungan Nihuta 1 yang menghasilkan
keuntungan yang cukup maksimal menimbulkan ketertarikan masyarakat di sekitar untuk mengikuti jejaknya. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah petani nanas di
Desa Sabungan Nihuta 1 sejak tahun 2000 tentunya berpengaruh pada bertambahnya jumlah petani nanas sekaligus lahan pertanian yang digunakan.
31
Peningkatan ini dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 6 Perkembangan Jumlah Petani, dan Luas Lahan Yang Digunakan
No Tahun
Jumlah Petani Nanas
Luas Lahan
1 1980
1 kk 2 ha
2 1985
25 kk 57ha
3 1990
38 kk 112ha
4 1995
67 kk 224 ha
5 2000
78 kk 289 ha
Sumber: Arsip Pemerintahan Desa Sabungan Nihuta 1 Tahun 2000
Dari tabel di atas tampak bahwa hingga tahun 2000 masih terjadi perluasan penanaman nanas di Desa Sabungan Nihuta 1. Hal ini menunjukkan bahwa ketertarikan
masyarakat Desa Sabungan Nihuta 1 tersebut untuk menanam nanas semakin bertambah. Terdapat beberapa alasan mengapa penanaman nanas mengalami perkembangan yang
cukup pesat di Desa Sabungan Nihuta 1 sejak tahun 1980 hingga tahun 2000. Pertama, sifat tanaman nanas yang cocok dengan kondisi lahan, ketinggian dan iklim di Desa Sabungan
Nihuta 1. Kedua, penanaman dan perawatannya yang relatif mudah. Ketiga, proses penanaman nanas di Desa Sabungan Nihuta 1 tidak merubah pola pertanian penduduk,
karena dapat dilakukan bersama-sama dengan tanaman-tanaman palawija lainnya. Keempat,
32
proses produksi dan pemasarannya yang relatif lebih mudah. Para pedagang besar ataupun kecil siap membeli langsung dari tangan petani. Kelima, bibit nanas sangat mudah diperoleh.
Pada awalnya bibit nanas diperoleh di pasar-pasar tradisional terdekat ataupun dari sanak saudara yang tinggal di kampung-kampung yang ada di Desa Sabungan Nihuta 1. Setelah
masyarakat membudidayakan nanas dan menghasilkan sendiri bibit, maka pembelian bibit tidak perlu lagi
keluar dari Desa Sabungan Nihuta 1.
3.2 Proses Pertanian Nanas Tahun 1980-2000