Deskripsi Setting Penelitian Deskripsi Subjek Penelitian

50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya kota Yogyakarta. Hal ini karena ketiga subjek pelaku sek bebas pada saat ini tinggal di Yogyakarta. Ketiga subjek adalah mahasiswa yang masih aktif menimba ilmu di Yogyakarta, dua diantaranya adalah perantau yang datang dari luar Jawa. Salah satunya adalah mahasiswa datang dari Propinsi DIY yang berbeda kabupaten. Penelitian ini dilakukan pada subjek yang duduk di bangku kuliah dan masih aktif sebagai mahasiswa. Setting penelitian dilakukan di kos mahasiswa yang menjadi subjek penelitian.

2. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini ditentukan oleh peneliti dengan kriteria yaitu, mahasiswa atau mahasiswi pada salah satu universitas di Yogyakarta, masih menjalani perilaku seks bebas dan berkenan memberikan informasi terhadap penelitian yang sedang di lakukan peneliti. Subjek masih menjalani perilaku seks bebas. Subjek pada penelitian ini berjumlah 3 orang, yaitu masing-masing subjek memiliki key informan berjumlah 3 orang. Berikut profil singkat ketiga subjek pada tabel 5. 51 Tabel 1. Profil Singkat Subjek Pelaku Free Sex No. Keterangan Subjek I Subjek II Subjek III 1. Nama Rd Ta Sa 2. Jenis Kelamin perempuan perempuan perempuan 3. Umur 21 21 19 4. Semester 6 8 4 5. Agama Islam Islam Katholik Tabel 2. Key Informan 1 No. Keterangan key informan 1 Subjek 1. Nama Ya Rd 2. Jenis Kelamin perempuan Perempuan 3. Umur 20 21 4. Semester Enam 6 5. Agama Islam Islam 7 Hubungan dengan subjek teman dekat sampai sekarang, pernah tinggal satu kos dengan subjek Tabel 3. Key Informan 2 No. Keterangan key informan 2 Subjek 1. Nama AR Ta 2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 3. Umur 22 21 4. Semester Sepuluh 8 5. Agama Islam Islam 7 Hubungan dengan subjek teman dekat, kos di depan kos subjek Tabel 4. Key Informan 3 No. Keterangan key informan 3 Subjek 1. Nama Rr. Ag Sa 2. Jenis Kelamin laki-laki Perempuan 3. Umur 20 tahun 19 4. Semester delapan 4 5. Agama Islam Katholik 7 Hubungan dengan subjek satu kos dengan pacar Sa, kamar bersebelahan dengan Ss pacar Sa. 52 Berikut ini adalah deskripsi subjek berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti:

a. Subjek Rd

Subjek pertama adalah Rd. Rd merupakan seorang mahasiswa perguruan tinggi yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Rd adalah mahasiswa duduk di semester 6 mengambil jurusan manajemen. Melihat Usianya dengan semester yang saat ini dihadapi ia termasuk tertinggal dibanding dengan seusianya. Rd adalah pendatang yang berasal dari Kabupaten Tenggarong , salah satu propinsi dari luar Jawa yang kos di kawasan sekitar kampus.Rd merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Adiknya seorang perempuan masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, dan laki-laki yang sudah kuliah di kota Yogya juga. Kedua orang tua Rd bekerja di Kalimantan Timur, ibunya Pegawai Negeri Sipil dan ayahnya wiraswasta. Rd merupakan mahasiswa yang berasal dari Kalimantan Timur yang dari sisi ekonomi tergolong sangat mampu, karena ayahnya adalah pengusaha trasnportasi khususnya dalam jasa pengiriman barang. Papa Rd memiliki lima truk fuso berkapasitas 60 ton yang disewa oleh perusahaan batubara, di samping itu juga bisnis mobil mewah bekas. Kalimantan Timur merupakan salah satu propinsi yang kaya dengan perbedaan harga yang relativ cukup jauh dibanding dengan kota Yogya. 53 Hal ini juga ditunjukkan dengan gaya hidup Rd selama di Yogya, walaupun jarak yang cukup jauh namun Rd sangat sering pulang dengan tiket pesawat yang terbilang mahal. Baginya pulang ke Tenggarong bila ada keperluan dan kangen orang tua, tiket pun ia selalu difasilitasi orangtuanya. Ia mengaku bahwa pacaran baginya adalah sebuah pengorbanan dan salah satunya adalah memberikan segalanya bagi pacar. Pacaran sudah dilakukannya semenjak SMP di kota asalnya. Di bangku SMP ia sudah berganti-ganti pacar dan sudah cukup banyak dikenal teman sebagai cewek yang suka ganti pacar. Pengakuan yang ia katakan sebenarnya sangat sederhana, yakni masa puber dinikmati saja kalau pacar masih cocok yang lanjut kalau udah tidak cocok ya ganti. Ia selalu mencari teman di kalangan ekonomi yang high untuk mendukung persahabatan dan gaya hidup dari keluarganya yang kaya. Menjalani perilaku seks bebas semenjak dengan pacarnya di SMA, ia pertama kali melakukan hubungan seksual dan merasa mendapatkan kasih sayang dari pacarnya di SMA. Ia dimanja sekali oleh pacarnya bahkan merasa seperti mendapatkan segalanya seperti yang ia rasakan kektika di rumah. Di SMA memanfatkan hotel yang ada di kotanya dengan sewa shortime, ketika pulang sekolah atau ketika hari libur. Orang tuanya tidak pernah mengetahui sama sekali sebab ketika terlambat pulang sekolah ia selalu berdalih ada 54 tambahan materi atau les ini itu dan itu selalu dipercaya oleh orang tuanya. Sementar ketika bermain libur ia selalu dijemput oleh teman- temannya, setelah itu ia dengan pacarnya memisahkan diri untuk mencari tempat pacaran.sekarang ia mendapatkan pacar baru di Yogyakarta. Permasalahan yang ia hadapi justru datang dari lingkungan kos yang memandang rendah dirinya yang sering pulang malam, sehingga ia berpindah-pindah kos. Ia lebih senang memilih kos bulanan dengan memilih kos eksekutive walau tidak selalu yang ber- AC tetapi selalu mencari kamar mandi di dalam. Pindah-pindah kos di Yogya ini baginya tidak masalah sebab merasa kos di kota ini relative masih murah harganya dan sangat terjangkau. Pindah kos juga tidak pernah dipermasalahkan oleh orang tuanya selama kontak Hp-nya masih jalan sehingga bila orang tua menghubunginya selalu terjalin komunikasi. Orang tuanya sering juga datang di kota ini tetapi selalu memilih tidur di hotel dan Rd lah yang menemui dan terkadang ikut tidur bersama orang tuanya. Dari hasil wawancara, orang tua Rd sangat memberi memperhatikan pada anak-anaknya bahkan mungkin malah berlebihan. Orang tuanya tidak pernah membedakan dengan adik- adiknya baik dari sisi keuangan ataupun perhatian dalam hal kasing sayang. Bahkan Rd bilang orang tuanya selalu memanjakan, pernah ia ditawari untuk membawa mobil di kota Jogja ini disamping untuk 55 keperluan kuliah juga bila sewaktu-waktu bila orang tuanya datang. Rd menolak tawaran mobil tersebut karena mengaku kawatir jika kemudian cowok akan minder bila mendekatinya. Orang tua Rd selalu berkomunikasi dengan Rd tidak hanya jika ada perlunya saja. Ayah Rd mendidik Rd dari sejak kecil dengan menggunakan materi yaitu dengan memberikan segalanya bila meminta sesuatu. Tak pernah ditunda ataupun ditolaknya sedangkan ibu Rd mendidik Rd dari sejak kecil dengan hal yang sama seperti ayahnya. Inilah yang membuat Rd sebagai anak mama dan papa yang sangat manja dengan kasih sayang dan materi. Dari berbagai tempat kos yang pernah dihuninya inilah justru ia merasakan problem-problem yang muncul. Ia merasa sebagai wanita yang wajar-wajar saja karena kebiasaan dia adalah ke kafe, diskotik, atau menghabiskan malam dengan jalan-jalan dengan kekasihnya. Baginya ke kafe dan diskotik adalah kebutuhan dan sudah biasa ia jalani juga ketika berada di kota asalnya. Pemandangan yang tidak nyaman ia rasakan dari orang-orang di sekitar kos. Sering ia merasa orang bisik-bisik ketika ia baru beli sesuatu kebutuhan di sekitar kosnya. Bahkan juga ia merasakan pandangan yang tajam dari pemuda-pemudanya. Hal itu ternyata terbukti ketika salah satu teman kosnya ada yang terbuka mengatakan bahwa Rd dikira wanita yang bisa di pakai dibawa. Benturan-benturan semacam itu yang kemudian ia memutuskan 56 pindah kos dan ternyata hamper beberapa tempat ia merasakan hal yang sama. Akhirnya ia memutuskan untuk cuek walau ia merasa risih dan tidak nyaman. Kedua orang tuanya juga golongan borjuis yang selalu berkaraoke berdua di tempat-tempat eksekutive di daerah asalnya. Tidak sebatas itu, orang tuanya adalah pemilik sekaligus tokoh salah satu klub mobil mewah yang cukup ternama. Sering pergi mengadiri acara-acara otomotif dengan penuh glamor. Kegemaran orang tua yang demikian ini sesungguhnya hanya sebuah acara hura-hura layaknya anak muda saja dan hanya sekedar pamer kemewahan. Orang tua Rd beralasan bahwa kegiatan yang dilakukannya semata untuk menunjang keperluan bisnis dan forum komunikasi antar teman. Pada acara-acara tertentu anak-anaknya diajak, sehingga ketiga anaknya melihat secara langsung bahwa orang tuanya berada pada lingkungan orang-orang yang kaya, tetapi tidak semua kegiatan orangtuanya melibatkan anak-anaknya. Ketiga anaknya sudah terbiasa dengan kehidupan demikian. Orang tua pulang larut malam dan dengan dandan yang mewah adalah hal yang biasa. Hampir setiap ada acara hiburan di kotanya, kedua orang tuanya tidak pernah absen. Konser music adalah salah satu favorit yang tidak pernah dilewatkan, entah yang live di stadion atau yang digelar di hotel. Rd mempunyai riwayat pendidikan sejak sekolah di SD sampai SMA cukup lancar. Rd tidak pernah tinggal kelas dari SD 57 hingga SMA, sekolah yang ia jalani adalah sekolah suasta yang cukup bergensi. Rd merupakan anak yang dimanja semenjak duduk di bangku sekolah dasa hingga kini kuliah di Jogja, dengan difasiliasi keperluan sekolahnya yang sangat lengkap. Kelengkapan dan kondisi yang demikian tidak diimbangi dengan prestasi pendidikan yang baik. Pacarnya yang sekarang berinisial AK juga seperti itu, tidak ada yang berbeda yaitu Rd dan AK menjalin pacaran dengan penuh kebebasan. Lebuh-lebih bahwa di Jogja ini Rd merasa tidak ada yang mengawasinya. Kehidupan dijalaninya hampir seperti sepasang suami isteri yang sudah menikah. Kuliah Rd lebih banyak diantar ketimbang naik kendaraannya sendiri, selepas itu Rd dan AK berada dalam satu kehidupan rumah tangganya anak kos. Aktivitas keperluannya seperti makan dilakukanya berdua, untuk makan lebih sering keluar di rumah makan kadang-kadang saja di kos. Kalau tidak di kos Rd ya di kosnya AK.Kebiasaan yang semacam ini adalah kehidupan yang dijalani Rd dan AK. Keduanya merasa bahwa standar hidup di Jogja sangat murah dan uang bulanan hanya separohnya saja untuk keperluan harian, sisanya cukup banyak terakumulasi di tabungan. AK juga anak kos yang berasal dari luar Jawa dengan kehidupan yang cukup mapan juga. Gayung bersambut keduanya pacaran dengan penuh kebebasan, walau AK bukanlah pacar pertama di Jogja. Kehidupan dengan AK dijalani dengan 58 kehidupan yang serba lebih, keduanya juga mengaku sering rental mobil di sebuah tempat langgannya Gs rental untuk jalan-jalan ke luar kota. Ia selalu menyewa Honda Jazz RS terbaru yang sebenarnya lebih hanya untuk gaya hidup ketimbang kebutuhannya. Terkadang dipakai jemput Rd atau ketika ada acara di kampus. Sebelumnya Rd sudah menjalin pacaran dengan beberapa cowok yang bertahan tidak lama. Rd merasa ada kecocokan dengan AK yang mempunyai hobi yang sama. Mereka terjerumus pada hubungan seksual ini lebih dikarenakan Rd yang agresif mengawalinya. Awal mula pertemuan Rd dan AK yaitu Rd yang hendak mau pulang dari acara sebuah consermusic di Candi Prambanan. Keduanya dikenalkan lewat teman kuliah, walaupun Rd pada waktu itu masih menjalin hubungan pacaran dengan teman cowoknya. Perkenalan Rd dengan AK bersambut lebih jauh kemudian menjalin komunikasi. Rd back street dengan cowoknya, sementara AK tidak mempunyai pacar. Ketika itu AK sedang tidak mempunyai pacar merasa nyaman dekat dengan Rd dan keduanya menjalinkan hubungan hubungan walau statusnya Rd suduah punya pacar. Lama kelamaan Rd putus dengan pacarnya dan semakin merapat dengan AK yang akhirnya berdua menyatakan resmi berpacaran. S pacar Rd mengetahui hubungan tersebut tetapi tidak pernah mempermasalahkan, S lebih banyak menyerang dengan omongan- 59 omongan negative tentang Rd sebagai cewek yang sudah tidak virgin, S lebih mengumbar omongan pada teman-temannya bahwa dirinya sudah free sex cukup lama dengan Rd. S mengatakan bahwa putus hubungan dengan Rd tidak rugi, dan suatu saat akan membongkar hubungannya dengan Rd dulu pada dunia maya. S merasa ada banyak yang direkam tentang hubungannya dengan Rd mantan kekasihnya itu.

1 Aspek Perilaku

a Perilaku terhadap keluarga Rd merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Adiknya seorang perempuan masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, dan yang laki-laki sudah kuliah di kota Yogya juga. Hubungan Rd dengan adik laki-lakinya cukup dekat dan bahkan adiknya pun tahu bagaimana pacaran yang dilakukan kakaknya, pacara Rd pun cukup dekat dengan adik Rd yang juga kuliah tersebut. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan Rd : “ndak masalah dengan adikku toh dia juga udah punya pacar. Beberapa kali dia juga mergoki aku masih acak-acakan dengan pacarku ketika ia datang ke kos, dia hanya senyum-senyum aja dan ndak pernah cerita ke mama kok.” Wawancara ke-1 Senin,20 Juni 2016 Rd sendiri juga sering ke kos adiknya, bahkan sesekali tidur di kos adiknya dengan sepengetahuan ibu kosnya. Ibu kos 60 adiknya udah paham betul bahwa Rd adalah kakak kandungnya sehingga diijinkan menginap. Menginap di kos adiknya dilakukan manakala pacar Rd baru pulang kampung, biasanya pacar Rd yang kemudian menjemput Rd di kos adiknya itu. Dari kondisi semacam ini tentunya menggambarkan bahwa hubungan mereka cukup dekat. Rd menuturkan : “ kalau kita emang udah didik orangtua sejak kecil, jadi kalau sekarang kita di Yogya ya sama seperti kita di Tenggarong. Saya sama adik sangat dekat dan ndak jarang aku yang kos adikku atau sebaliknya. Dan bahkan ndak apa loh kalau aku yang tidur di kos adikku atau adikku yang tidur di kosku . “Wawancara ke-1 Senin,20 Juni 2016 Sesaat kemudian Rd menambahkan : “kadang malah sama adikku kalau karaoke, dia juga sama pacarnya jadi kita berempat, “wawancara ke-2 Rabu, 27 Juli 2016 Kebiasaan keluar malam berkaraoke dengan adiknya memang sudah biasa juga ketika mereka berada di Kalimantan. Rd menjelaskan : “dia udah biasanya juga sih, sejak di Tenggarong kita emang biasa juga dulu pas kita masih kecil mamah sama papah juga seirng banget keluar malam katanya karaoke. Makanya kita-kita juga sekarang sama kalau jenuh malam kelaur karaoke kalau nggak ya di discotik enak banget ngedance sama pacar. Pokoknya ngabisin malam di Yogya itu emang paling asyik, banyak tempat-tempat tuk kongkow- 61 kongkow ndak ada habisnya sampe pagi, “wawancara ke-2 Rabu, 27 Juli 2016 Kebiasaan Rd yang suka pulang malam dan berhura-hura di tempat hiburan diperkuat dan diungkapkan oleh Ya key informan : “ya dia kan pelanggan pulang malam dan hampir tiap hari, syarate buka pintu ya pakai rokok. Rd tuh gila emang kayak ndak punya beban sama sekali loh, hampir lah tiap malem ada acara ndak tahu lah kemana, kita-kita aja yang kadang-kadang aja di ajak kalau pas dia mau. Gila benar kok dia itu kayak punya mesin ATM sendiri, tapi ya kalau dia cerita tuh di kota dia papa-mamanya juga gitu kok, malah bilang juga hampir dech tiap malam katanya ortunya juga pergi .”wawancara dengan key informan Rd, Jumat 19 Agustus 2016 Sesekali mereka pergi bersama, biasanya adiknya juga dengan pacarnya yang di Yogya mereka kadang rental mobil kemudian pergi ke tempat-tempat obyek wisata. Rd menjelaskan : “kalau bermainnya di Yogya aku sama adik sih sama, kalau masalah hubungannya dengan pacar kayaknya ya selama ini dia gak langsung bicara masalah sex cumin bilang ndak mungkin ninggalin pacarnya karena dah dekat gitu katanya. Oya kalau adikku nggak bisa sebebas seperti di kosku, dia ngekos tahunan dengan teman-teman SMAnya dulu dan lagian ada ibu kosnya. Di tempat pacarnya juga ada ibu kosnya, malah lebih ketat aturannya. “wawancara ke-2 Rabu, 27 Juli 2016 Tidak jarang bahwa mereka juga menginap di hotel-hotel yang ada di obyek wisata, adiknya juga dengan sewa kamar 62 sendiri. Hanya saja pacar adiknya sangat terbatas datang ke kos adiknya karena aturan kos yang cukup ketat. Rd menuturkan : “aku biasa mas, kalau pas ada libur panjang pergi jalan-jalan sama pacarku dan adikku juga ikut dengan pacarnya. Biasanya kita menginap semalam terus sore harinya kita putar-putar dan pulang. Adikku juga ngamar sendiri kok sama pacarnya, katanya sih kalau di kos nggak mungkin, jangankan ngamar kelamaan datang aja udah kena marah sama ibu kos. Gitu loh adikku betah banget kos di sana “Wawancara ke-1 Senin,20 Juni 2016 Rd juga menambahkan kalau pulang ke Kalimantan sering dengan adiknya. Mereka pulang sekalian karena tiket pesawat mamahnya yang sering membelikan, sehingga Rd dengan adiknya tinggal cek in di bandara dengan menunjukkan kode boking saja. Sesekali ketika dadakan adiknya atau Rd pulang sendirian. Bagi mereka toh tidak ada masalah karena di bandara mereka sudah dijemput oleh orang tuanya. Kalau di bandara di Yogya pacar merekalah yang mengantar. Rd mengatakan : “Yah, bahkan kalau pulang ke Kalimantan juga kami sering bersama, habis tiket udah dibelikan mamah, paling-paling di WA saja ke aku kode bookingnya. Terus ke bandara yang nggak bareng kita dianter pacarnya sendiri-sendiri ketemu aja di bandara dan sampe di kota kita baru di jemput kadang mamah kadang papah kalau nggak bisa kita yang sewa taxi .“Wawancara ke-1 Senin, 20 Juni 2016 63 Ketika libur panjang mereka di rumah di Tenggarong, komunikasi dengan pacar tetap inten dengan handphone. Rd dengan adiknya tidak pernah ngadu permasalahan apapun yang hubungannya dengan pacar ke orang tua. Orang tua Rd yang sudah tahu bahwa mereka berdua di Yogya sudah punya pacar. Libur panjang di Tenggarong mereka biasanya kembali akrab dengan teman-teman SMAnya dulu, ya jalan bareng, nonton atau kadang teman-teman SMAnya yang datang ke rumah Rd. Rumah Rd sejak SMA sudah terkenal sebagai tempat mangkal yang familiar. Bahkan kadang- kadang sampai dikatakan sebagai tempat home basenya anak-anak remaja. Orang tua Rd sangat terbuka, bahkan teman- temannya ikut memanggil dengan sebutan “mama” seperti panggilan Rd pada orang tuanya. Pada papanya Rd kebanyakan memanggil dengan sebutan “om”, sangat jarang yang memanggil dengan sebutan “bapak”. orang tua Rd sangat memberi memperhatikan pada anak-anaknya bahkan mungkin malah berlebihan. Orang tuanya tidak pernah membedakan dengan adik-adiknya baik dari sisi keuangan ataupun perhatian dalam hal kasing sayang. Rd menjelaskan dalam hal keungan mereka, dan mengatakan : “dalam keuangan sih aku sampe ndak pernah berfikir dalam hal kiriman sih, kayaknya sih sama transfer bulanan Rp. 3 Juta untuk jatah kebutuhan sehari-hari, entar kalau ada kebutuhan lain ya sama 64 dong kontak mamah tergantung dengan kebutuhan. Kayaknya adikku malah sering minta tambah soalnya dia kuliah di jurusan teknik sipil jadi tugasnya banyak banget. Gitu tuh aku gak pernah mempermasalahkan ortu nggak beda-bedain kami, apalagi kami di perantauan mamah dah bilang jangan ngutang sama siapapun yaah .“ Wawancara ke-1 Senin,20 Juni 2016 Bahkan Rd bilang orang tuanya selalu memanjakan, pernah ia ditawari untuk membawa mobil di kota Jogja ini disamping untuk keperluan kuliah juga bila sewaktu-waktu bila orang tuanya datang. Rd mengatakan : “oya mas sebenarnya ortu mau kirim kita mobil, biar bisa dipakai keperluan untuk kami yang di Yogya, lagian tuh mamah kan sering nengok kita biar bisa dipakai jalan kalau pas pada ngumpul di Yogya ini. Mamah tuh kadang dadakan sama adikku yang bungsu, katanya baru bête di sana, akhhirnya meluncur ke Yogya. Bahkan mamah bilang nich Yogya kota kedua kita loh .“Wawancara ke-1 Senin,20 Juni 2016 Rd menolak tawaran mobil tersebut karena mengaku kawatir jika kemudian cowok akan minder bila mendekatinya. Orang tua Rd selalu berkomunikasi dengan Rd tidak hanya jika ada perlunya saja. Rd mengatakan : “Kedua orang tuaku selalu memonitor, terutama mamah hampir tidak pernah putus komunikasi terutama memalaui sms. Kadang-kadang pagi ngingetin makan, nanyain dah mandi tau belum. Tapi yang paling sering nanyain kesehatan. Mamah 65 udah bilang gak masalah mau pindah kos yang penting merasa nyaman dan selalu minta yang bulanan walaupun kenanya jadi mahal karena rata- rata di Yogya kos itu tahunan atau semesteran 6 bulan. Kalau mau ambil kos tahunan takut kalau nggak betah, aku mudah bête mas, dan aturannya ketat mana ada piket, iuran listrik tambah bayar sampah wahhh males lah “Wawancara ke-1 Senin,20 Juni 2016 b Perilaku terhadap teman yang mengetahui perilaku subjek Ia mengaku bahwa pacaran baginya adalah sebuah pengorbanan dan salah satunya adalah memberikan segalanya bagi pacar. Rd menuturkan bahwa dirinya mulai akrab dengan cowok sejak di SMP, seperti yang ia katakan : “pastinya sih aku lupa ya tertawa kecil, karena aku merasa dekat dengan cowok itu enjoy dan cukup banyak teman cowok dibanding cewek. Yah kira- kira ya semenjak duduk di SMP. ” wawancara ke-1 Senin, 20 Juni 2016 Pacaran sudah dilakukannya semenjak SMP di kota asalnya. Ia mengatakan : “kelas 2 SMP aku mulai pacaran..tapi aku tetap dekat sama teman- teman yang lain .” wawancara ke-1Senin, 20 Juni 2016 Bahkan di SMP sudah pacaran layaknya orang dewasa, seperti yang dikatakan Rd : “wah,,,,, kadang-kadang kalau orang ngilat sekilas gak beda ya, tapi sama cowokku aku emang deket banget kalau baru naik motor, bahkan kadang- 66 kadang cowokku narik tanganku tuk pegang-pegang di sekitar kemaluan kadang digesek-gesekkan sama dia.”wawancara ke 1Senin, 20 Juni 2016 Di bangku SMP ia sudah berganti-ganti pacar dan sudah cukup banyak dikenal teman sebagai cewek yang suka ganti pacar. Sikap Rd cuek terhadap anggapan teman. Dia merasa ya seperti inilah dirinya. Bahkan dulu Rd sempat jadi bahan ejekan teman, namun sikap Rd mengatakan : “pacar gak marah sih, dia udah tahu siapa saya, cuman gak enaknya justru teman-teman sekolah yang bilang aku kayak tropi bergilir siapa yang menang boleh bawa.”wawancara ke 1Senin, 20 Juni 2016 Rd menuturkan jika ia memang sangat bebas bermain sejak SMP seperti yang ia katakan : “pastinya sih aku lupa ya tertawa kecil, karena aku merasa dekat dengan cowok itu enjoy dan cukup banyak teman cowok dibanding cewek. Yah kira- kira ya semenjak duduk di SMP” wawancara ke 1Senin, 20 Juni 2016 Pengakuan yang ia katakan sebenarnya sangat sederhana, yakni masa puber dinikmati saja kalau pacar masih cocok yang lanjut kalau udah gak cocok ya ganti. Ia selalu mencari teman di kalangan ekonomi yang highuntuk mendukung persahabatan dan gaya hidup dari keluarganya yang kaya. Rd mengatakan juga : “aku sebenarnya gak pilih-pilih teman semenjak SMP cumin rata-rata kok ya deketnya itu sesama 67 anak-anak yang juga dari mereka yang punya. Padahal yang biasa juga aku deketin, kadang-kadang aja mereka berbaur dengan kita-kita lama-kelamaan menjauh. Mungkin karena kita semenjak SMP biasanya keluar keluyuran baren-bareng entah nonton music, jalan ke Mall, atau makan bareng- bareng “ wawancara ke-2 Rabu, 27 Juli 2016 Menjalani perilaku seks bebas semenjak dengan pacarnya di SMA, ia pertama kali melakukan hubungan seksual dan merasa mendapatkan kasih sayang dari pacarnya di SMA. Ia dimanja sekali oleh pacarnya bahkan merasa seperti mendapatkan segalanya seperti yang ia rasakan ketika di rumah. Di SMA memanfatkan hotel yang ada di kotanya dengan sewa shortime, ketika pulang sekolah atau ketika hari libur. Orang tuanya tidak pernah mengetahui sama sekali sebab ketika terlambat pulang sekolah ia selalu berdalih ada tambahan materi atau les ini itu dan itu selalu dipercaya oleh orang tuanya Rd menuturkan : ”aku sih biasa mas, kalau emang kita jenuh di kos aku biasa sich sewa kamar keluar ya kayak di Kaliurang gitu loh biar gak bête lah, jenuh juga sich kadang kalau hanya di kamar sendiri melu gitu-gitu aja. Beda kalau kita keluar apalagi di Kaliurang tuh suasananya enak, dingin, nggak rame-rame amat lagian sewa kamar hotel di Yogya murah juga sih .” juju raja mas kalau masalah hotel sih aku justru yang ndak merasa canggung, kalau cowokku malah kadang-kadang malu, aku biasa sejak SMA dulu sekedar shortime aja ama pacarku dulu .” wawancara ke-2 Rabu, 27 Juli 2016 68 Rd menjelaskan kalau memang dia dengan teman- temannya hobi banget jalan-jalan lebih-lebih kalau ada event apa saja bisa jadi ajang untuk ketemuan. Sementara ketika bermain libur ia selalu dijemput oleh teman-temannya, setelah itu ia dengan pacarnya memisahkan diri untuk mencari tempat pacaran. Sekarang ia mendapatkan pacar baru di Yogyakarta. Rd merasakan bahwa Yogya menyediakan segalanya, di kota ini menurutnya kota yang sangat lengkap mau jalan ke Mall ada, mau nongkrong banyak, mau ke karaoke, mau ke kafe, mau ke diskotik atau sekedar menikmati malan di titik nol pun bisa. Pacar Rd juga nampak sangat tertarik dengan kehidupan semacam ini ibarat “gayung bersambut,” makanya Rd dan pacarnya hampir tiap malam selalu ada acara jalan. Rd menuturkan : “wah emang istimewa mas, Yogya kaya akan event apa aja ada, makanya tuh mamahku hobi banget di Yogya, ketimbang ke saaudara-saudara yang di Jakarta mending pergi ke sini. Emang segalanya mas Yogya ini, kata mamah sih malah kepikir mau pensiun di Yogya aja kalau papa juga mau ?”wawancara ke 1Senin, 20 Juni 2016 Keduanya juga tidak canggung untuk bermalam di hotel- hotel yang ada di Yogyakarta ini. Hampir setiap hotel yang ada di Yogya ini bisa disewa tanpa harus ditanya ini, itu. 69 Bahkan kadang KTP saja gak ditanyain, yang penting chek in masuk kamar paginya kita keluar. “Ya hitung-hitung kita refresing juga sih. Habis kalau kita ada di melulu juga bosan. Nggak nyaman juga kalau ndak ada acara-acara keluar. Ya kali-kali gitu keluar. Asyik mas jadi malah rasanya pingin bikin acara gitu-gituan keluar .” wawancara ke-2 Rabu, 27 Juli 2016 Menurut penuturan Rd, hotel di jalan Kaliurang paling ia sukai. Ia menuturkan kalau di jalan kaliurang mulai dari Km 10 naik sampai di obyek kaliurang semua hotel bisa disewa bahkan boleh dengan short time dengan harga yang relativ murah. Rd mengatakan : “kalau bête aja mas kita keluar cari hotel, emang jadi dapet suasana yang beda lebih-lebih kalau mau naik ke kaliurang enak banget malamnya. Hawanya dingin, nggak rame banget, dan banyak tuh pasangan muda-mudi yang hilir mudik memanfaatkan suasana malam berduaan. Aku yakin kok mereka juga sama dengan kita, cari kamar masuk dan paginya pulang. Hampir tiap kita pulang pagi dari kaliurang tuh banyak yang berpasangan baru turun “wawancara ke-2 Rabu, 27 Juli 2016 Menurut Rd ia biasanya melakukan hubungan sex itu di kamar, cuman kadang bosan aja di kamar. Ia pun mengatakan kalau sex juga dilakukan di hotel untuk menghilangkan kejenuhan, seperti yang ia katakana : “Ya hitung-hitung kita refresing juga sih. Habis kalau kita ada di kos melulu juga bosan. Nggak nyaman juga kalau ndak ada acara-acara keluar. Ya kali-kali gitu keluar. Asyik mas jadi malah rasanya 70 pingin bikin acara gitu- gituan keluar. ” wawancara ke-2 Rabu, 27 Juli 2016 Di samping itu kalau keseringan pacar masuk kamar sungkan juga dengan yang lain, walaupun ndak masalah bagi mereka sebenarnya. Rd juga sudah merasa tidak peduli bagi mereka yang mengetahui kehidupannya, dengan teman dekatnya ia juga pernah bercerita tentang dirinya, namun ia mengatakan kalau temannya dulu yang cerita. Rd menuturkan : “Nggak semua, ada emang teman yang emang sudah sangat dekat sama saya, dianya yang duluan cerita kalau udah sampe ke hubungan sex dengan pacarnya . dari derita itu dia nodong saya untuk cerita juga tentang hubuganku dengan pacar. Akhirnya ya aku jujur cerita kalau aku juga udah sampe ke hubungan sex dengan pacar. Dari situ juga aku jadi cerita cukup jauh sampe-sampe malah kita jadi on, walaupun awalnya sempat resah sendiri jangan- jangan entar ceritanya nyebar atau diketahaui teman- teman jadi bahan berita tapi akhirnya cuek-cuek saja toh mereka udah kenal kita lama.” wawancara ke-2 Rabu, 27 Juli 2016 Menurut penuturan Ya key informan, Rd memang pelaku pelaku Sex bebas, seperti yang dia ungkapkan : “yah kayaknya aku berani dech bilang gitu, habis cowoknya sering banget datang masuk kamar dan ndak keluar lagi kadang malem baru keluar, cari makan entar datang lagi malem banget terus dia ngacir pulang dan pamit kita-kita temen kosnya wawancara dengan key informan Rd, Jumat 19 Agustus 2016 71 Ya menambahkan bagaimana kelakuan Rd dalam bergaul dengan pacarnya dengan mengatakan : “parah mas, tapi aku gak pernah ngintip lohhhh, heh heh heh, Rd emang penganut kebebasan segalanya termasuk dalam pacaran kayaknya dia juga udah gitu- gituan dech ” wawancara dengan key informan Rd, Jumat 19 Agustus 2016 Ia juga berprinsip tidak menganggu temannya, tidak mencampuri urusan temanya, dan dia juga tidak meracuni temannya. Maksudnya dia tidak buat teman-temannya ikut- ikutan denga gaya hidupnya. Rd lebih berprinsip bahwa ia udah dengan gaya hidup yang sejak kecil seperti ini, toh ia lebih mencontoh kedua orang tuanya yang biasan keluar malam dengan berbagai acara yang diikutinya. Orang tuanyalah yang jadi model perilakunya dan ia memandang bahwa kedua orang tuanya sampe sekarang bahagia dengan kehidupan yang dijalaninya. Prinsipnya kalau ada teman yang tahu dengan perilakunya yang biarin saja. c Perilaku terhadap teman yang tidak mengetahui perilaku subjek Rd termasuk anak yang cuek dan acuh pada orang yang belum dikenalnya sama sekali. Berkebalikan bila dia sudah mengenal atau sudah paham sebelumnya ia akan sangat akrab dan familiar. Dari kebiasaan itulah ia memandang 72 acuh dan masa bodoh terhadap perilaku terhadap teman- teman yang tidak mengetahui siapa dirinya. Ia mau mengenal dan berkenalan dengan teman bila ada mediasi yang tepat. Baginya pada teman baru yang ia kenal Rd sangat hati-hati untuk cerita, berbagai atau ngobrol sekalipun. Ia juga menjaga image sebagai wanita yang baik. Rd menuturkan : “Nggak dongg, kita kan juga jaga image teman- teman, biar apa kata mereka apa yang penting jaga image saja. Tapi sebenarnya aku tuh juga yakin kalau mereka kemudian juga pada ngamar, kecuali yang nggak punya pacar loh?” wawancara ke-2 Rabu, 27 Juli 2016 Rd melakukannya semata ia juga tetap ingin orang-orang memandang dirinya sebagai wanita normal yang baik-baik mampu menjaga kesuciannya bila memang belum waktunya. Di lingkungan kampusnya teman-teman yang ia kenal hanya yang seangkatan saja. Bagi kakak kelas atau adik kelas ia sangat jarang kenal. Hanya beberapa saja yang kemungkina ngambil mata kuliah yang sama. Bagi teman- teman seangkatannya ia juga tidak banyak cerita tentang kehidupan dengan pacarnya, lebih-lebih cerita perilaku sex yang ia jalani. Rd sangat menjaga dengan rapat-rapat, ia mencoba mencari dan mengalihkan pembicaraan bila ada yang bicara masalah kehidupan dengan pacar. Dari 73 perilakunya ini Rd termasuk dikategorikan mahasiswi yang sombong di kampusnya. Perilaku dianggap mahasiswa yang high dan mempunyai komunitas sendiri. Dianggap oleh teman-temannya sangat sulit untuk masuk di komunitas Rd. Pergaulannya dengan teman-teman di kampus Rd tidak pernah pilih-pili, tetapi karena gaya hidupnya yang mewah dan anak yang snsitif maka kalangan tertentu saja yang kemudian akrab dengan Rd. Ya key informan mengatakan: “kalo temen kampus, aku gak pernah kenal, ketemu, liat, temen kampusnya main ke kos. Malah kayaknya jarang banget ada yang datang, tapi kalau temannya banyak sih, keren-kerena lagi kalau nggak ya malah yang maco-maco gitu, jadi rasanya ndak pernah lihat yan g anak kampus gitu.”wawancara dengan key informan Rd, Jumat 19 Agustus 2016 Rd tidak pernah merasa dirinya berpenampilan sebagaimana selebritis yang mengumbar aurat, ia sebatas dengan pakaian tank top bila di kos. Di lingkungan kos yang hampir semua adalah mahasiswa ada kecenderungan saling cuek. Ada yang memang akrab sebatas saling kenal karena merasa satu atap yang kemudian menikmati suasan kos bersama. Bagi teman yang kenal seperti ini tetap ada batasannya untuk sekedar sebagi teman saja yang tidak sampai akarab sekali. Perkara kebutuhan di kos semua fasilitas di setiap kamar sudah lengkap jadi ndak pernah saling membantu atau 74 sekedar minta air panas tuk bikin kopi atau teh. Kalau bagi teman kos yang tidak kenal banget tetap ada, karena di kosnya ada beberapa yang merupakan mahasiswa pasca sarjana, yang rata-rata usianya sudah cukup dewasa jadi hanya saling sapa saja. Mereka juga kalau udah masuk kamar, istirahat hanya keluar lagi kalau mau cari makan atau kebutuhan lain. d Perilaku terhadap masyarakat di lingkungan sosial sekitar tempat tinggal Permasalahan yang ia hadapi justru datang dari lingkungan kos yang memandang rendah dirinya yang sering pulang malam, sehingga ia berpindah-pindah kos. Ia lebih senang memilih kos bulanan dengan memilih kos eksekutive walau tidak selalu yang ber-AC tetapi selalu mencari kamar mandi di dalam. Pindah-pindah kos di Yogya ini baginya tidak masalah sebab merasa kos di kota ini relative masih murah harganya dan sangat terjangkau. Pindah kos juga tidak pernah dipermasalahkan oleh orang tuanya selama kontak Hp-nya masih jalan sehingga bila orang tua menghubunginya selalu terjalin komunikasi. Dari berbagai tempat kos yang pernah dihuninya inilah justru ia merasakan problem-problem yang muncul. Ia merasa sebagai wanita yang wajar-wajar saja karena 75 kebiasaan dia adalah ke kafe, diskotik, atau menghabiskan malam dengan jalan-jalan dengan kekasihnya. Baginya ke kafe dan diskotik adalah kebutuhan dan sudah biasa ia jalani juga ketika berada di kota asalnya. “Barangkali emang Yogya kota pendidikan juga ya, sebab aku lihat masyarakat tuh kayak nggak nyaman nglihat kita pas kalau pulang malam, aku sih gak sukanya itu soalnya kalau aku di Tenggarong emang rumah dipinggir jalan besar jadi gak masalah mau pulang jam berapapun. Di Yogya kayak dipandang giman gitu loh perasaanku. Emang pernah sih selentingan denger ada yang bilang wah dandane? Bagiku sih aku gak nyolok-nyolok amat sich, nyesuaian aja dengan tempat di mana kita dolan, kan aneh kalau aku ke café pakai baju resmi atau cuman sandalan .”wawancara ke 1Senin, 20 Juni 2016 Pemandangan yang tidak nyaman ia rasakan dari orang- orang di sekitar kos. Sering ia merasa orang bisik-bisik ketika ia baru beli sesuatu kebutuhan di sekitar kosnya. Bahkan juga ia merasakan pandangan yang tajam dari pemuda-pemudanya. “gak semua masyarakat gitu sih, cuman yang saya rasakan di sekitar kos itu kayaknya pemuda- pemudanya nglihat tuh kayak gimana gitu. Kadang aku denger kayak bisisk-bisik terus sambil nglihat ke kita pandangannya. Kan jadi gak nyaman. Hampir dech mas di setiap aku kos, kali kosnya yang eksekutive itu ya yang dijadikan pembicaraan mereka. Mungkin juga masih agak asing yang dengan isitilah kos yang gituan, apalagi nerima kos harian, bulanan kan kalau di Yogya tuh hampir semua denga n system kos tahunan..”wawancara ke 1 Senin, 20 Juni 2016 76 Hal itu ternyata terbukti ketika salah satu teman kosnya ada yang terbuka mengatakan bahwa Rd dikira wanita yang bisa di pakai dibawa. Benturan-benturan semacam itu yang kemudian ia memutuskan pindah kos dan ternyata hamper beberapa tempat ia merasakan hal yang sama. Akhirnya ia memutuskan untuk cuek walau ia merasa risih dan tidak nyaman. Juga termasuk hubungannya masyarakat di sekitar kos yang cuek, seperti yang diungkapkan Ya key informan : “iya mas dia itu sensi banget, la kos-kosan gini kan ya punya tetangga la orang kampung ya pada lihat to? Kalau malem pulang ya samping kos biasa tuh ada pemuda yang pada nongkrong, apalagi agak ke timur dikit dari kos ada warung kucingan yang pusatnya pada ngumpul, mereka kan hafal juga dengan anak kos yang bulanan ”wawancara dengan key informan Rd, Jumat 19 Agustus 2016

2 Aspek Kehidupan

a Kondisi fisik Rd mempunyai wajah oval, berwajah putih bersih lebih seperti orang Melayu, kedua orang tuanya bukanlah orang Jawa. Tetapi Rd sendiri tidak paham aslinya kedua orang tuanya hanya yang ia tahu keluarga orang tuanya ada di Jakarta. Memiliki badan yang ideal baik dari tinggi badann atau berat badannya, dalam keseharian ia lebih banyak dikatakan maskulin karena kemungkinan lingkungan 77 persahabatannya lebih banyak dari laki-laki. Penampilannya cenderung banyak memakai celana panjang dan tshirt dan sepatu running merk-merk mahal seperti adidas, nike, dan li-ning. Ia lebih terkesan cuek dengan penampilan tersebut tetapi ia tetap terlihat sudut-sudut kecantikannya. b Keagamaan Cenderung kurang taat, walaupun saat tertentu tampak ia menjalankan ibadah sholat. Sebagai muslim saat puasa tahun 2016 tampak ia juga menjalankan ibadah puasa, tetapi pergaulannya tidak ada bedanya dengan bulan-bulan lain di luar bulan ramadhan. Main dengan cowoknya dengan boncengan yang layaknya seperti suami isteri. Bahkan ia juga melakukan hubungan seks dengan pacarnya. Malam pun juga masih biasan jalan-jalan seperti halnya kebiasaan yang dilakukan yaitu mencari hiburan, di café, atau main billyard. Lebaran pulang kebetulan bersamaan dengan libur dari kuliahnya. c Kondisi sosial Lebih cuek dengan lingkungan fisik seperti kamar kosnya karena baginya tahunya bersih. Kondisi lingkungan kos yang mewah dan bisa dengan kos harian menyebabkan para penghuninya bersikap egois, seperti yang dikatakan Rd : “Kalau sini sih anak kosnya cuek-cuek, mereka pada jarang keluar kamar dan cenderung nggak 78 mempermasalahkan dengan apa yang dilakukan oleh tetangga kamar? Jadi must go onwawancara ke-2 Rabu, 27 Juli 2016 Sesungguhnya dalam masalah sosialnya Rd cenderung sikap social masih nampak terutama dengan teman-teman dalam kalangan tertenu hal ini ditunjukkan dengan banyaknya teman di kota Yogyakarta ini. Rd disenangi karena memang barang-barang yang dimilikinya sangat mudah untuk dipinjam oleh temannya, termasuk dalam hal uang ada juga temannya di kalangan Rd berhutang dan diberinya walau tidak selalu sesuai dengan permintaannya. Ia sebenarnya tidak pernah membedakan dengan teman dari golongan manapun hanya saja akhirnya yang bisa dekat hanyalah mereka yang dari kalangan ekonomi mapan saja sebab gaya hidup Rd yang memang sudah terlanjur high. Kesan inilah yang membuat ia seakan membedakan hanya dari kalangan tertentu saja yang dekat dengannya. Keseharian Rd mawalaupun punya banyak teman, di kos ia termasuk anak yang cuek dan tidak peduli. Ya key informan mengatakan : “ya emang cuek, ndak pernah tegur sapa, lagian di kos juga banyak emang yang sudah berkeluarga kan banyak yang mereka udah pascsarjan, ada yang cuman sebulan karena ada acara di Yogya ini ada yang harian yang datang sekarang esok udah ndak 79 ada, bahkan ada yang datang pagi sorenya udah hilang ”wawancara dengan key informan Rd, Jumat 19 Agustus 2016 . Di kos Rd karena fasilitas kamar yang lengkap, sehingga para penghuninya merasa nyaman di kamar. Dari situlah kemudian anak-anak kos cenderung cuek seperti yang diungkapkan Ya key informan : “dia termasuk cuek kok orangnya, ga suka nimbrung masalah orang. Dia ya dia. Baik sama anak kos, apalagi kos ndak begitu kenal juga, kamar semua fasilitas dah ada, mau apalagi ga suka cari ribut. Kalo masyarakat luar kos, gak ada yang kenal dia, lagian dia keluar hanya untuk kebutuhan yang dadak aja atau hal yang kecil-kecilah ”wawancara dengan key informan Rd, Jumat 19 Agustus 2016 d Kondisi ekonomi Kedua orang tua Rd bekerja di Kalimantan Timur, ibunya Pegawai Negeri Sipil dan ayahnya wiraswasta. Rd merupakan mahasiswa yang berasal dari Kalimantan Timur yang dari sisi ekonomi tergolong sangat mampu, karena memang dia berasal dari salah satu propinsi yang kaya dengan perbedaan harga yang relative cukup jauh dibanding dengan kota Yogya. Secara rutin Rd mendapatkan transfer tiap bulan sebesar 3 Juta rupiah, uang tersebut hanya semata untuk keperluan makan dan yang tak terduga. Semua keperluan kos, dan kuliah sudah diurus mamanya. Uang rutin tersebut ternyata 80 tidak selalu cukup, kadang di tengah bulan Rd sudah meminta tambahan lagi. Begitu pula yang terjadi pada adik Rd, mereka sama-sama minta tambah lagi ke mamanya. Rd mengatakan : “jatah bulan 3 Juta mas, tapi itu hanya untuk keperluan makan, kalau kita butuh lagi suruh minta lagi sama mama. Ya biasanya kalau minta buku, pulsa membengkak, kalau ada tugas-tugas kuliah atau kalau keperluan lainlah “ Wawancara ke-1 Senin,20 Juni 2016 Pada wawancara ke-2, Rd menambahkan lagi : “kalau mamah sih rutin kirim 3 juta itu anggaran tuk makan.” wawancara ke-2 Rabu, 27 Juli 2016 Hal ini diperkuat kebiasaan makan Rd yang cenderung mewah dengan menu makan di restoran yang ada di mall, seperti yang ia tuturkan : “ Ya terus pingin makan di Mall, biasanya kita di Jogja City Mall. Bisa dibilang paling sering sih ke sana.”wawancara ke-2 Rabu, 27 Juli 2016 Sebagai wanita memang keperluan lain akan lebih besar dibanding laki-laki. Tetapi Rd menuturkan jarang melakukan perawatan atau pergi ke salon. Rd memang mempunyai kulit putih bersih, mirip dari keturunan Tionghoa makanya dia sangat jarang pergi ke salon untuk merawat badannya. Ke salon hanya keperluan menata rambut saja atau kalau barusan pergi jauh dengan pacarnya dengan motor ia pergi ke salon untuk facial sekedarnya 81 untuk treatment kulit muka. Rd memang cenderung apa adanya dalam hal ini. Untuk keperluan pakaian ia lebih senang belanja di Kalimantan dengan mamahnya tetapi lebih sering ketika mereka ke Jakarta untuk pergi ke pamannya dan omahnya yang tinggal di Jakarta. Dilihat dari nilai nominal 3 juta untuk keperluan makan, maka bisa dikatakan bahwa Rd mempunyai jatah bulanan yang cukup besar, apalagi keperluan lain-lain ia bisa minta ke mamahnya. Rd mengatakan : “Sering Mas. Sering banget kita nambah minta kiriman. Habis kalau udah ada di dompet kayaknya uang tuh cepet banget hilangnya. Ada ada aja keinginan mau beli ini itu,” wawancara ke-2 Rabu, 27 Juli 2016 Dari perhitungan itu maka jatah makan Rd perhari Rp. 100.000,-. Jumlah yang lebih dari cukup untuk ukuran di kota Yogya. Untuk keperluan lain dibayar langsung mamahnya, karena kawatir bila justru penggunaannya tidak tepat atau tidak dibayarkan sesuai keperluannya. Rd mengatakan : “mamah tuh maunya aku nggak repot ngurus uang kos, yang penting pikir makan saja pasti digunakan dengan benar. Tapi kalau dititipin uang untuk bayar kos jangan-jangan entar dipakai jajan atau yang lain, makanya langsung mama yang ngurusin Wawancara ke-1 Senin,20 Juni 2016 82 Ayah Rd mendidik Rd dari sejak kecil dengan menggunakan materi yaitu dengan memberikan segalanya bila meminta sesuatu. Tak pernah ditunda ataupun ditolaknya sedangkan ibu Rd mendidik Rd dari sejak kecil dengan hal yang sama seperti ayahnya. Inilah yang membuat Rd sebagai anak mama dan papa yang sangat manja dengan kasih sayang dan materi.

b. Subjek Ta

Mahasiswi kedua, inisial Ta juga sebagai pendatang di kota Yogya. Ta merupakan anak dari Riau yang diidam-idamkan orang tuanya untuk bisa kuliah di Jogja hingga tingkat Pasca Sarjana. Ta merupakan seorang mahasiswi perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta angkatan 2013 dan mengambil jurusan komunikasi. Ta merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ta merupakan pribadi yang tidak mandiri, dan sangat bergantung dengan orang lain. Ta adalah anak kedua dari dua bersaudara, memunyai seorang kakak laki-laki dan sudah bekerja di salah satu perusahaan perbankan di Riau. Kakaknya juga ikut membantu keuangan Ta, karena memang kakaknya sangat member perhatian pada adiknya itu. Ia merasa dulu tidak kuliah tetapi saat ini ia merasa sudah cukup mapan sebagai teller di bank suasta dan belum menikah. Kedua orang tuanya sudah sangat dini menyiapkan Ta agar bisa menmpuh pendidikan di kota pendidikan. Hal ini karena 83 ayahnya beberapa kali studi banding di kota Jogja dan merasa bahwa kota ini nyaman dan aman untuk investasi pendidikan puterinya itu. Di samping itu karena Ta satu-satunya anak yang diharapkan bisa kuliah. Kakaknya lebih memilih kerja disbanding adiknya. Beruntung kakaknya bisa meniti karir mapan di bank. Ta dipersiapkan lebih awal dengan mengurus surat pindah semenjak naik kelas III agar bisa segera tinggal di kota Jogja dan belajar mandiri. Bapaknya sendiri yang mengantar di kota Jogja, walaupun tidak ada sanak familia atau teman tetapi bapaknya mengantar ke sekitar putaran kampus UGM dan UNY. Tujuannya adalah lingkungan ini lebih banyak tempat kos yang hampir semua rumah menyediakan kos-kosan. Ia tinggal di Yogyakarta semenjak kelas III SMA, sehingga ia merasa nyaman dan familiar di kota ini. Ta diterima di SMA G, sebagai salah satu sekolah suasta di kota Jogja. Pilihan sekolah ini nampaknya lebih cenderung karena proses pindahnya mudah dan relative lebih murah dibanding sekolah suasta yang lain. Beberapa sekolah sudah didatanginya tetapi ada yang menolak tidak menerima pindahan dan ada juga yang menerima tetapi persayaratannya sulit dan biayanya relative mahal. Orang tua Ta merasa hanya waktu luang yang sempit dan terikat dengan kerja maka segera saja memutuskan untuk mendapatkan bangku sekolah di SMA. 84 Di SMA Ta, menjalani kehidupan dengan penuh kebahagiaan. Ia cepat mengenal dan banyak teman, lebih-pebih paras Ta yang cantik karena pandainya ia berhias dan berdandan. Dari pergaulannya inilah kemudian banyak teman-teman cowok yang sering main di kosnya. Bahkan hampir setiap hari ada yang datang sepulang sekolah. Ini Karen Ta sebagai pendatang belum hafal dengan transportasi di kota Jogja, sehingga setiap teman menawarinya untuk diantar pulang ia selalu menerima. Pada awalnya Ta tidak pernah mengira bahwa ada maksud lain dari teman- temannya yang mengantar itu untuk mendekatinya sebagai paacar, sebab Ta sudah mempunyai pacar di daerah asalnya. Hanya saja Ta bukanlah anak yang mandiri terlebih Ta merasa sebagai anak rantau ia butuh banyak teman dan hiburan agar tidaki bosan menjalani kehidupan barunya. Beberapa teman SMA sempat memacarinya, tetapi kemudian beberapa masalah juga muncul akhirnya putus. Ini terjadi karena Ta selalu jujur bahwa dirinya butuh teman dekat saja yang bisa berbagi, ia juga mengatakan kalau sudah punya pacar hanya berjauhan secara fisik. Ia butuh teman untuk menambah pergaulan dan butuh saran untuk bisa mengantarnya kemana pun tujuannya. Ia berharap ada yang mengerti dengan kondisinya di Jogja. Orang tua Ta tidak mengijinkan mempunyai motor selama masih SMA, dan berencana akan mengirim motor nanti kektika 85 suduah kuliah. Orang tuanya kawatir bila ia terlalu banyak bermain dan belum hafal kota Jogja. Pindah ke Yogya dengan harapanya sekaligus melanjutkan kuliahnya. Selepas SMA tidak diterima di PTN, maka ia memilih bangku kuliah di suasta pada tahun 2013.Menjalani kuliah tanpa beradaptasi lama, karena banyaknya luasnya pergaulan. Sebagai anak putri pendatang di perantauan ini, ia membutuhkan temanakhirnya membutuh pacar untuk berbagi dalam suka dukanya di tanah rantauan. Ia butuh pacara tidak lagi sekedar teman seperti di SMA dulu, waalau menyadari ia sudah punya pacar di Riau. N adalah pacar baru Ta, N mahasiswa lain kampus yang nampaknya beruntung dipilih Ta. N mengetahui bahwa Ta sebelumnya sangat banyak dekat dengan cowok walau katanya hanya sebatas teman dekat. Tetapi N mendengar bahwa di antara teman dekatnya dulu juga sempat ada yang berhubungan lebih jauh tidak sebatas teman dekat. Ketika berpacaran awalnya Ta hanya jalan-jalan, makan, nonton dan jalan ke Mall, tetapi N pacar barunya cukup agresif sering mengajak jalan tempat yang jauh untuk menikmati libur atau bête ketika kuliah. Ta pun juga merasa senang, tetapi tidak sadar bahwa N cukup pandai mengatur strategi agar bisa menginap di hotel melati yang ada di obyek wisata. Pada akhirnya mereka meninap, N berdalih terlalu capek dan jauh untuk pulang. Mereka menginap di 86 salah satu penginapan di Baturaden. Berawal dari situlah pacaran mereka betul-betul sudah jauh. Awal mulanya N meraba-raba Ta hingga lama-kelamaan N minta kissing dan blowjob memainkan alat kelamin laki-laki hingga keluar sperma. Namun Ta mengakui pada awalnya Ta tidak sampai memasukkan alat kelamin lawan jenisnya ke dalam mulut karena Ta menyadari kebersihan saat itu. N sebagai pacar ternyata lebih banyak memaksa pada hubungan yang mengarah perilaku seksual. Sebenarnya Ta cukup kuat bertahan, tetapi Ta juga menyadari bahwadengan pacarnya di Riau dulu sesungguhnya juga sudah berpacaran yang lebih jauh. Bahkan ketika di Riau ia juga sudah pacaran semenjak SMP, ia menyadari dari dulu memang sangat dekat dengan cowok, bahkan ia banyak diberi predikat yang negative. Semenjak di Jogja sebenarnya ada keinginan berubah karena nasehat orang tuanya yang selalu diberikan. Kehidupan seksual bebas ia jalani karena merasa ada paksaan dari pacarnya. Baginya perasaan bersalah selalu ada, tetapi merasa sudah terlanjur. Perasaan bahwa dirinya sudah tidak virgin selalu ia rasakan, sehingga yang selalu menjadi permasalahan adalah perasaan bahwa dirinya sudah “layu”, walaupun secara langsung perkataan tersebut didengar namun ia merasakan banyak pandangan yang tidak nyaman dari orang lain.Hal tersebut membuat ia minder, takut, cemas, dan kawatir ketika bergaul dengan teman-temannya. 87

1. Aspek Perilaku