Aspek Perilaku Hasil Penelitian

87

1. Aspek Perilaku

a Perilaku terhadap Keluarga Mahasiswi kedua, inisial Ta juga sebagai pendatang di kota Yogya. Ta merupakan anak dari Riau yang diidam- idamkan orang tuanya untuk bisa kuliah di Jogja hingga tingkat Pascasarjana. Ta merupakan seorang mahasiswi perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta angkatan 2013 dan mengambil jurusan komunikasi. Ta merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ta merupakan pribadi yang tidak mandiri, dan sangat bergantung dengan orang lain. Ta menjelaskan : “aku pertama kali datang di Yogya ini kayak di negeri asing aja, gimana ya ndak punya family ndak punya teman jauh orang tua, apa-apa harus ngelakuin sendiri, ndak punya motor, gak tahu harus naik kendaraan apa, dan banyak sekali yang kepikir. Dulu kalau di rumah apa-apa udah disiapin mama, mau jalan kemana sama mama, entar kalau pas kakakku bisa pulang awal dia selalu ngajak jalan- jalan, ya kadang makan sekedar cari bakso, kadang diajak ke toko tuk beli apa yang jadi kebutuhanku,,,,,, eh sekarang akau harus sendiri,,,, kayaknya sesuatu yang gak mungkin bisa aku lakuin dech, “ Wawancara ke-1 : Rabu,22 Juni 2016 Keraguan datang di Yogya ini juga ditamabahkan lagi, dengan mengatakan : “bukan apa-apa sih, rasanya ninggalin kota saya rasanya juga berat. Habis baru kali ini juga pergi lama jauh lagi, lagian di sini awalnya aku gak punya 88 saudara, gak punya teman ya benar-benar kaya anak hilang” Wawancara ke-1 : Rabu,22 Juni 2016 Ta adalah anak kedua dari dua bersaudara, memunyai seorang kakak laki-laki dan sudah bekerja di salah satu perusahaan perbankan di Riau. Kakaknya bagi Ta adalah figure yang selalu memberikan dorongan dan perhatian yang lebih. Ta mengatakan : “iya mas, ia yang mendorongku untuk kuliah, ia juga sangat menyanyangiku bahkan kadang-kadang ia kirim lebih. Padahal itu nggak bilang mama, katanya sih biar buat jajan-jajan kalau di Yogya, yang penting jangan sampai kelaparan katanya.” wawancara ke-2 Jumat, 29 Juli 2016 Kakaknya juga ikut membantu keuangan Ta, karena memang kakaknya sangat memberi perhatian pada adiknya itu. Ia merasa dulu tidak kuliah tetapi saat ini ia merasa sudah cukup mapan sebagai teller di bank suasta dan belum menikah. Menurut Ta, sebgaimana wawancara yang dilakukan mengatakan : “Kakakku sudah berjanji bahwa akan selalu memberi kiriman uang bulanan jika memang bisa kuliah di Jogjakarta. Karena menurut kakakku kuliah akan mengangkat derjat keluarga dan membawa harum nama baik keluarga “wawancara ke-2 Jumat, 29 Juli 2016 89 Ta, menambahkan : “ Jumlah kiriman kakakku Rp. 500 sampai 750 ribu kadang kadang lebih atau kadang-kadang malah belum tanggalnya udah dikirim kalau pas dapat bonus dari perusahaan. Aku juga sering minta tambahan kalau memang sangat butuh, inikan bukti memang kakakku perhatian sekali. Dia sering kali telphon dan pesan nasehat nggak pernah lupa, “wawancara ke-2 Jumat, 29 Juli 2016 Kedua orang tuanya sudah sangat dini menyiapkan Ta agar bisa menempuh pendidikan di kota Yogyakarta. Hal ini karena ayahnya beberapa kali studi banding di kota ini dan merasa bahwa kota ini nyaman dan aman untuk investasi pendidikan puterinya itu. Di samping itu karena Ta satu-satunya anak yang diharapkan bisa kuliah. Kakaknya lebih memilih kerja dibanding adiknya. Beruntung kakaknya bisa meniti karir mapan di bank. Karena posisinya yang sudah mapan ia ingin adiknya sukses. Sukses yang diinginkan keluarga membuat Ta selalu merasa bersalah dengan perilaku yang sudah dijalaninya selama di Yogya. Sepengetahuan orangtua Ta adalah anak yang baik, begitu pula dengan kakaknya. Ta menuturkan bagaimana kakaknya itu : “ iya mas, justru karena itu aku kuga gak mau gagal dengan di Yogya ini. Aku harus sampai kuliah di pasca baru boleh meninggalkkan yogya. Kakakulah yang banyak mendorong, ia sadar dulu gak mau kuliah karena merasa ndak mampu dan akhirnya ia 90 pilih kerja dan syukur lah ia dapat kerjaan yang mapan. Ia sebagai teller di sebuah bank yang cukup terkenal, dan posisinya pun mampu meraih karir dengan baik, Bayangin mas kalau sampai aku gagal, aku bisa-bisa ndak mau pulang aja, malu kalau pulang hanya membawa aib. Orang sekampung sudah tahu kalau kelak aku bisa sampai dapat gelar magister, “wawancara ke-2 Jumat, 29 Juli 2016 Bahkan kakaknya, rela bila suatu saat nanti ingin menikah ketika Ta sudah suskses. Ta menuturkan : “ iya mas, ia janji ingin melihatku sukses dulu sebelum ia menikah, wawancara ke-2 Jumat, 29 Juli 2016 Ta dipersiapkan lebih awal dengan mengurus surat pindah semenjak naik kelas III agar bisa segera tinggal di kota Jogja dan belajar mandiri. Bapaknya sendiri yang mengantar di kota Jogja, walaupun tidak ada sanak famili atau teman tetapi bapaknya mengantar ke sekitar putaran kampus UGM dan UNY. Tujuannya adalah lingkungan ini lebih banyak tempat kos yang hampir semua rumah menyediakan kos-kosan. Dengan kondisi tersebut tentunya bapaknya juga akan lebih tenang meninggalkan Ta menuntut ilmu di kota pendidikan ini. b Perilaku terhadap teman yang mengetahui perilaku subjek Di SMA Ta, menjalani kehidupan dengan penuh kebahagiaan. Ia cepat mengenal dan banyak teman, lebih- 91 pebih paras Ta yang cantik karena pandainya ia berhias dan berdandan. Dari pergaulannya inilah kemudian banyak teman-teman cowok yang sering main di kosnya. Bahkan hampir setiap hari ada yang datang sepulang sekolah. Ini Karena Ta sebagai pendatang belum hafal dengan transportasi di kota Jogja, sehingga setiap teman menawarinya untuk diantar pulang ia selalu menerima. Pada awalnya Ta tidak pernah mengira bahwa ada maksud lain dari teman-temannya yang mengantar itu untuk mendekatinya sebagai pacar, sebab Ta sudah mempunyai pacar di daerah asalnya. Pada awal Ta merasa berat tinggal di kota Yogya, sebab ia berasalan : “gak juga sih, cuman aku gak bisa kesepian alias sendiri jadi yah cari pacar juga di Jogja. ” wawancara ke -1Rabu22 Juni 2016. Hanya saja Ta bukanlah anak yang mandiri terlebih Ta merasa sebagai anak rantau ia butuh banyak teman dan hiburan agar tidaki bosan menjalani kehidupan barunya. Beberapa teman SMA sempat memacarinya, tetapi kemudian beberapa masalah juga muncul akhirnya putus. Ini terjadi karena Ta selalu jujur bahwa dirinya butuh teman dekat saja yang bisa berbagi, ia juga mengatakan kalau sudah punya pacar hanya berjauhan secara fisik. Ia butuh teman untuk menambah pergaulan dan butuh saran untuk 92 bisa mengantarnya kemana pun tujuannya. Ia berharap ada yang mengerti dengan kondisinya di Jogja. Orang tua Ta tidak mengijinkan mempunyai motor selama masih SMA, dan berencana akan mengirim motor nanti kektika suduah kuliah. Orang tuanya kawatir bila ia terlalu banyak bermain dan belum hafal kota Jogja. c Perilaku terhadap teman yang tidak mengetahui perilaku subjek Ta sangat menjaga penampilan bila bertemu dengan orang-orang yang belum mengenalnya. Ia selalu berusaha menjaga imaje dirinya sebagai wanita yang baik sebagaimana layaknya sebagai seorang mahasiswa. Ia juga berusaha agar orang-orang yang belum mengenalnya tidak tahu siapa sebenarnya Ta. Pada saat-saat tertentu ia merenung dan menyesali dirinya karena perilaku yang sudah kebablasan. Ta menuturkan penyesalannya sebagaimana yang dia ucapkan : “ Gimana ya, aku sendiri kayak tidak percaya dengan yang aku alami. Yogya membuatku terlena begitu indah tapi menyakitkan. Ada yang cerita banyak pengalaman pahitnya di kota Yogya ini. Aku sendiri ndak percaya kalau kemudian menjadi pelaku free sex. Yang kutahu hanyalah pacaran, dekat dengan cowok dan punya pendamping yang menjadi figure sebagai kakak. Aku perantau jadinya ndak mungkin di sini sendiri tanpa mengenal teman, tapi kemudian teman yang membuatku hancur di Yogya ini” wawancara ke-2 , Jumat 29 Juli 2016 93 Dari pengakuan Ta tersebut Nampak adanya perubahan dalam diri Ta terutama Nampak bahwa Ta lebih dewasa dari usianya sendiri. Hal ini juga diungkapkan oleh AR key informan : “ ya kelihatan kalau fisik udah kayak nggak gadis gitu toh, dia cantik kan udah polesan karena dandannya yang pinter lagian wajahnya juga udah banyak dengan makeup jadi udah kayak dewasa banget disbanding usianya yang masih muda,”wawncara dengan key informan Jumat,11 Maret 2016 Ta sendiri pernah keucap kalau dirinya sudah terlalu jauh dalam berpacaran, AR key informan menyampaikan : “ya, ya iya lah walaupun nggak sevulgar orang bicara tapi aku dah tanggap dengan pacaran mereka. Makanya Ta selalu bilang ndak mungkin sih mau pisah dengan pacaranya itu? wawncara dengan key informan Jumat, 1 Maret 2016 d Perilaku terhadap masyarakat di lingkungan sosial tempat tinggal Ta merupakan sosok yang patuh dengan orang tua, semenjak datang di kota Yogyakarta ia tidak pernah pindah kos. Dari kos yang sudah lama ini ia berusaha menutup aib dirinya dengan ikut pada berbagai kegiatan baik di kampung atau pun di masjid. Ta menuturkan “saya sadar mas siapa diri saya, tetapi aku berusaha agar di sini tidak pernah tahu dengan diriku yang sebenarnya. Aku ikutin semua kegiatan dengan harapan mengurangi rasa salah dan menjaga nama baik diriku yang selama ini dikenal baik, walaupun mungkin ada di antara mereka yang tahu siapa 94 sebenarnya diriku “ wawancara ke-2, Jumat, 29 Juli 2016 Hubungan dengan Induk semang dimana ia kos sudah sedemikan dekat bahkan orang tua Ta sering komunikasi dengan hand phone untuk mengecek diri Ta. Di kampung tempat dimana ia kos, oleh warga ia sudah sangat dekat, bahkan banyak pemuda kampungnya sering main di kos Ta. Ta juga menuturkan : “Ya mas Kalau ada kegiatan hampir bisa jadi aku selalu ikut selama ndak ada kegiatan kampus atau pas benturan kuliah. Dengan kegiatan ini juga aku semakin merasa nyaman, aku juga merasakan bahwa masyarakat di sini tidak curiga dengan kondisi saya, mereka biasa gurauan dengan saya, bahkan ketika ada piknik aku ikut orang-orang sini asyik-asyik saja dari situ aku yakin mereka ndak mempermasalahkan diriku, wawancara ke-2, Jumat, 29 Juli 2016 Sepengetahuan ibu kos ia akrab dengan semua kalangan, belaiu juga sudah tahu kalau Ta sudah mempunyai pacar, tetapi sepengetahuan beliau Ta akrab dengan semua. Ta merupakan wanita yang cantik, tetapi kecantikannya lebih karena makeup yang ada di wajahnya. Ta bahkan sangat berlama-lamaan bila sedang berhias atau berdandan, ia selalu mencoba berhias dengan sesempurna mungkin. Di kampung itu Ta terkenal sebagai seorang wanita polos dan tidak pernah neko-neko dalam berdandan, tapi kini ia tampil dengan dandanan yang membuat dirinya 95 beda. Ta juga menuturkan sesungguhnya ketika di kampungnya juga sangat dekat dengan masyarakat : “ aku di sini serasa seperti di kampung juga mas, aku di kampungku juga aktif dengan berbagai kegiatan yang diadakan baik itu di masjid atau kegiatan lain hanya kalau di kampungku aku selalu dengan kakakku “wawancara ke-2, Jumat, 29 Juli 2016 Sebenarnya Ta adalah anak yang suka bergaul dan aktif di kos bahkan akrab dengan warga. Ta menyadari kalau dirinya butuh persahabatan dengan masyarakat. AR key informan menambahkan : “ ya ndak cuman di masjid di kampong ini akarab dan aktif dengan berbagai kegiatan, ia jadi primadonanya remaja sini bahkan orang tua pun sudah pada akrab dan mengenal dengan baik sama Ta,” wawncara dengan key informan Jumat,11 Maret 2016 Ta merupakan sosok yang patuh dengan orang tua, semenjak datang di kota Yogyakarta ia tidak pernah pindah kos. Dari kos yang sudah lama ini ia berusaha menutup aib dirinya dengan ikut pada berbagai kegiatan baik di kampong atau pun di masjid. Ta menuturkan : “ saya sadar mas siapa diri saya, tetapi aku berusaha agar masyarakat di sini tidak pernah tahu dengan diriku yang sebenarnya. Aku ikutin semua kegiatan dengan harapan mengurangi rasa salah dan menjaga nama baik diriku yang selama ini dikenal baik, walaupun mungkin ada di antara mereka yang tahu siapa sebenarnya diriku “ wawancara ke-2, Jumat, 29 Juli 2016 96 Hubungan dengan Induk semang dimana ia kos sudah sedemikan dekat bahkan orang tua Ta sering komunikasi dengan hand phone untuk mengecek diri Ta. Di kampong tempat dimana ia kos, oleh warga ia sudah sangat dekat, bahkan banyak pemuda kampungnya sering main di kos Ta. Ta juga menuturkan : “Ya mas Kalau ada kegiatan hamper bisa jadi aku selalu ikut selama ndak ada kegiatan kampus atau pas benturan kuliah. Dengan kegiatan ini juga aku semakin merasa nyaman, aku juga merasakan bahwa masyarakat di sini tidak curiga dengan kondisi saya, mereka biasa gurauan dengan saya, bahkan ketika ada piknik aku ikut orang-orang sini asyik-asyik saja dari situ aku yakin mereka ndak mempermasalahkan diriku, wawancara ke-2, Jumat, 29 Juli 2016 Sepengetahuan ibu kos ia akrab dengan semua kalangan, belaiu juga sudah tahu kalau Ta sudah mempunyai pacar, tetapi sepengetahuan beliau Ta akrab dengan semua. Ta merupakan wanita yang cantik, tetapi kecantikannya lebih karena makeup yang ada di wajahnya. Ta bahkan sangat berlama-lamaan bila sedang berhias atau berdandan, ia selalu mencoba berhias dengan sesempurna mungkin. Di kampung itu Ta terkenal sebagai seorang wanita polos dan tidak pernah neko-neko dalam berdandan, tapi kini ia tampil dengan dandanan yang membuat dirinya beda. Ta juga menuturkan sesungguhnya ketika di kampungnya juga sangat dekat dengan masyarakat : 97 “aku di sini serasa seperti di kampung juga mas, aku di kampungku juga aktif dengan berbagai kegiatan yang diadakan baik itu di masjid atau kegiatan lain hanya kalau di kampungku aku selalu dengan kakakku “wawancara ke-2, Jumat, 29 Juli 2016

2. Aspek Kehidupan