36 tingkah laku atau perilaku manusia dalam bermasyarakat. Sujoko Efferin,
dkk dalam Ferdinandus Rio Priambudi 2014: 15 menambahkan, etika adalah batasan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, apa
yang dianggap bermoral dan tidak.
C. Kerangka Pikir Penelitian
Mahasiswa dapat dikatakan seseorang yang memiliki pemahaman dan pemikiran yang lebih baik dibandingkan tingkatan pelajar dibawahnya
mengenai aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kognitif mahasiswa menunjuk bahwa dalam diri mahasiswa adalah
insan yang dipercaya untuk mengemban tugas-tugas keilmuwan sesuai potensi dan kadar intelektual yang dimiliki masing-masingnya. Psikomotor
menunjuk bahwa mahasiswa memiliki sejumlah keterampilan yang didapat sesuai dengan disiplin ilmunya yang dapat digunakan dalam kehidupan yang
nyata di masyarakat. Aspek afeksi mahasiswa merupakan seseorang yang terpelajar dan mengerti nilai-nilai positif, norma, etika, serta budaya yang ada
di tempat mereka tinggal. Afeksi yang ada diri mahasiswa juga memberikan gambaran di masyarakat bahwa mahasiswa adalah sosok yang dapat dijadikan
teladan baik keilmuan, keterampilan, dan perilakunya. Untuk itulah dalam status sosial di masyarakat mahasiswa ditempatkan sebagai golongan
terpelajar. Namun tidak semua mahasiswa pada posisi demikian, ada yang
kurang bisa memahami dan mempraktikkan nilai-nilai yang baik, norma dan
37 etika yang sesuai di masyarakat. Perilaku tersebut ditunjukkan dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat misalnya pacaran yang tidak santun, bocengan yang yang tidak etis, adanya kehamilan mahasiswi, pengguguran
kandungan, dan kehidupan seks bebas. Perilaku adalah seluruh tindak-tanduk atau gerakan individu baik secara verbal maupun nonverbal, dan secara nyata
yang bisa dilihat maupun yang ada dipikiran individu saja yakni yang tidak bisa dilihat. Perilaku yang tidak sewajarnya ada di masyarakat bisa dikatakan
sebagai perilaku yang menyimpang. Perilaku yang yang menyimpang yang terjadi di kalangan mahasiswa adalah perilaku seks bebas
Perilaku tersebut menunjukkan kemerosotan moral yang terjadi di kalangan orang-orang yang terdidik mahasiswa. Perilaku mahasiswa yang
semestinya menjadi tauladan mengalami pergeseran menjadi perilaku yang negatif. MenurutSidik Hasan dan Abu Nasma 2008: 44-46 free sex
disebabkan oleh maraknya budaya serba boleh permisif, maraknya pornografi-pornoaksi, kurangnya pengetahuan tentang seks, rendahnya
pengetahuan agama, rendahnya pengawasan orang tua dan masyarakat, keliru memahami arti cinta, dan akibat mengalami pemaksaan.Penyebab perilaku
seks bebas ada bermacam-macam, salah satunya adalah masalah ekonomi Sudarsono, 2010: 141.
Sejalan dengan pendapat di atas, Janu Murdiyatmoko 2007: 130 mengatakan perilaku seksual di luar nikah merupakan tindakan
penyimpangan perilaku individu yang menyangkut moral dan melanggar norma-norma kesusilaan.
38 Penyebab perilaku seks bebas di kalangan mahasiswa juga
bermacam-macam. Perilaku seks bebas bisa karena pola hidup bebas yang bergaya kebarat-baratan westernisasi, kontrol orang tua yang kurang, dan
juga kehidupan di kos yang tidak mendapat pengawasan dari pemilik kos. Di samping itu lemahnya pendidikan seks, informasi tentang pendidikan seks
yang salah, dan anggapan tabu tentang seks juga menjadi fak tor penyebab terjadinya seks bebas.
Menurut Sarlito
Wirawan 1994,
secara umum pendidikan
seksual adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan
sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan
Perilaku mahasiswa yang menyimpang dari aturan masyarakat ini bisa karena pendidikan yang diterima dari sejak individu lahir hingga saat ini
yang berkaitan dengan nilai-nilai yang telah ditanamkan, perkembangan psikoseksual terhadap enam tahun awal kehidupan, menemukan jalan keluar
yang salah akibat kecemasan seksualnya, kurangnya ilmu agama yang dimiliki, pengaruh ekonomi, dan pengaruh lingkungan yang kurang baik.
Penelitian ini dengan responden mahasiswa yang mempunyai perilaku seks bebas atau perilaku menyimpang . Subjek pertama Rd mengaku bahwa
pacaran baginya adalah sebuah pengorbanan dan salah satunya adalah memberikan segalanya bagi pacar. Rd kurangnya memahami pengetahuan
tentang seks, rendahnya pengetahuan agama, rendahnya pengawasan orang
39 tua dan masyarakat, dan keliru memahami arti cinta. Kedua Ta, walaupun
awalnya merasa dipaksa tetapi perilaku seksualitas dipengaruhi oleh interaksi faktor-faktor biologis, psikologis, sosial, ekonomi, agama, dan spiritual.
Ketiga Sa dorongan seksual dari dalam dirinya sudah seharusnya memperoleh penyaluran secara teratur dan sah dari segi hukum perkawinan. Dengan
kondisi tersebut, akhirnya mereka seringkali hanya berpikir dalam jangka pendek, yaitu yang penting bagaimana kebutuhan biologis tersebut segera
dapat dipenuhi, tetapi dengan konsekuensi mengabaikan nilai-nilai agama, dan norma sosial.
Seks bebas merupakan suatu perbuatan yang melanggar agama, etika dan norma yang ada di masyarakat serta tidak sesuai dengan budaya luhur
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesai yang menjunjung nilai-nilai luhur yang merupakan warisan nenek moyang dengan selalu mengedepankan moral
sehingga terkenal dengan bangsa beradab. Perilaku ini, pertama melanggar norma agama, seseorang yang
melakukan seks bebas biasanya melakukan zina, sehingga akan mengakibatkan rasa berdosa pada diri seseorang tersebut. Kedua, perilaku ini
melanggar norma kesopanan dan kebiasaan, karena perilaku ini tidaklah wajar terjadi di masyarakat. Ketiga, perilaku ini melanggar norma kesusilaan,
karena seseorang yang melakukan perilaku ini bisa dikatakan tidak memiliki akhlak yang baik, mungkin saja hati nuraninya sudah tertutup atau tidak bisa
membedakan perilaku yang baik dan yang buruk, serta bisa disebut tidak memiliki etika bermasyarakat. Kemudian perilaku ini juga melanggar hukum,
40 walaupun di negara barat perilaku ini merupakan budaya, namun perilaku ini
tidak dapat diterima oleh budaya Indonesia. Sehingga terdapat dari mereka melakukan perilaku yang tidak sesuai nilai-nilai, norma dan etika masyarakat.
D. Pertanyaan Fokus