Kualitas Kimia Air dengan Gangguan Kesehatan Masyarakat

senyawa chloroform yang beracun, sehingga berdampak terhadap kesehatan pengguna air Soemirat, 2001

2.4.2. Kualitas Kimia Air dengan Gangguan Kesehatan Masyarakat

Kualitas kimia air dapat bersifat kimia organik dan anorganik. Kedua jenis kimia ini dapat berdampak terhadap kesehatan. A. Kimia Organik Kimia organik juga berdampak terhadap kesehatan jika toleransinya melebihi dari baku mutu air. Berikut ini dapat dijelaskan beberapa unsur kimia organik yang berkaitan dengan kesehatan yaitu : 1 Benzen Benzene atau benzol, C 6 H 6 , digunakan dalam industri sebagai pelarut lemak. Toksisitasnya dapat akut local, akut sistemik, maupun kronis. Benzene menyebabkan erithema, vesikel, dan udema. Pengaruhnya terhadap SSP Susunan Saraf Pusat bersifat narkotik dan anestesik. Pemaparan kronis menimbulkan hyplasia ataupun hyperplasia sumsum tulang yang mengakibatkan anemia, leucoponia, thrombocytopenia, dan sangat mungkin menyebabkan leukemia. 2 Chloroform Chloroform CHCl 3 juga merupakan hidrokarbon terkhlorinasi, sesuatu anestesik. Menimbulkan iritasi, dilatasi pupil, dan merusak hepar, jantung, dan ginjal. Keracunan chloroform dapat menimbulkan toksisitas akut dan sistemik, sedangkan efek kronis belum diketahui dengan jelas. Dahulu, chloroform digunakan sebagai anestesik, tetapi saat ini sudah disubtitusi dengan zat yang lebih aman. 3 Deterjen Universitas Sumatera Utara Deterjen ada yang bersifat kationik, anionik, maupun nonionik. Kesemuanya membuat zat yang lipofilik mudah terlarut dan menyebar di perairan. Selain itu ukuran zat lipofilik menjadi lebih luas, sehingga mempertinggi toksisitas racun. Deterjen juga mempermudah absorbsi racun melalui insang. Deterjen adapula yang persisten, sehingga terjadi akumulasi. Seperti halnya DDT, deterjen jenis ini sudah tidak boleh digunakan lagi Soemirat, 2001 4 Zat organik sebagi KMnO 4 Air tanah seringkali mengandung bahan-bahan organik cukup tinggi kadarnya, sehingga selain memberikan rasa dan bau yang menurunkan rasa estetika, juga mungkin mengancam kesehatan manusia. Oleh karena itu menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416 Tahun 1990 tersebut, kadar senyawa organik KMnO 4 maksimum dalam air bersih yang diperbolehkan adalah 10 mgl. Depkes, 2005 Menurut Hayati, dkk 2005, berbagai teknologi untuk menurunkan kadar bahan-bahan organik dalam air bersih antara lain 1 adsorpsi dengan saringan karbon aktif 2 pertukaran ion 3 ozonisasi. Untuk menentukan dan memilih teknologi penghilangan kadar bahan-bahan organik dari dalam air, dapat menggunakan suatu kreteria yang dibuat berdasarkan beberapa aspek antara lain : - Cara pembuatannya relatif mudah - Biayanya relatif murah - Kemampuan penghilangan zat kimia berlebih dalam air efektif - Mudah mendapatkan bahan kimia sebagai media filtrasinya - Pengoprasian dan pemeliharaannya mudah - Sesuai dengan ke butuhan dan keinginan masyarakat Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kreteria diatas, maka disarankan untuk memilih satu teknologi yaitu adsorpsi dengan saringan karbon aktif. Berikut adalah susunan media filter pada teknologi adsorpsi dengan saringan karbon 1 lapisan terbawah adalah krikil berdiameter 5-10mm dengan ketebalan 10-15 cm 2 diatas lapisan krikil diisi dengan pasir silika dengan ketebalan 20 cm 3 diatas lapisan pasir diisi dengan karbon aktif dengan ketebalan 45-60 cm. B. Kimia Anorganik Kimia anorganik dapat beragam jenis, dan masing-masing mempunyai dampak terhadap kesehatan. Beikut ini beberapa jenis kimia anorganik yang lazim terdapat dalam air dan berhubungan dengan terjadinya penyakit pada pengguna air yaitu : 1 Derajat Keasaman pH pH adalah merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa sesuatu larutan Sutrisno, 2004. Air murni mempunyai pH 7. Apabila pH air dibawah 7 berarti air bersifat asam dan akan bersifat korosif terhadap pipa-pipa, sedangkan bila diatas 7 bersifat basa rasanya pahit dan akan mengganggu pencernaan manusia Kusnaedi, 2004. Menurut Said 2001, Keasaman air sumur bisa di netralkan dengan proses netralisasi. Netralisasi adalah mengatur keasaman air agar menjadi netral 7-8, yang paling murah dan mudah adalah dengan penambahan kapurgamping. Fungsi dari pemberian kapurgamping disini selain untuk menetralkan keasaman air juga untuk membantu efektifitas proses selanjutnya. Skema tahapan proses pengolahan air dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Diagram Proses Pengolahan air 2 Besi Fe Besi atau Ferrum Fe adalah metal berwarna putih keperakan, liat dan dapat dibentuk. Dialam didapat sebagai hematit. Didalam air minum Fe menimbulkan rasa, warna kuning, pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan. Besi dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan hemoglobin. Banyaknya Fe dalam tubuh dikendalikan pada fase absorbsi. Tubuh manusia tidak dapat mengeksresikan Fe. Karenanya mereka yang sering mendapat tranfusi darah, warna kulitnya akan menjadi hitam karena akumulasi Fe. Sekalipun Fe itu diperlukan tubuh, tetapi dalam dosis besar dapat merusak dinding usus. Kematian seringkali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini Soemirat, 2009. 3 Kesadahan CaCO 3 Kesadahan dapat menyebabkan pengendapan pada dinding pipa. Kesadahan yang tinggi disebabkan sebagian besar oleh Calcium, Magnesium, Strontium, dan Ferrum. Masalah yang dapat timbul adalah sulitnya sabun membusa, sehingga masyarakat tidak suka memanfaatkan penyediaan air bersih tersebut Soemirat, 2009. 4 Khlorida Cl Air Baku Netralisas i pH Koagulasi Flokulasi Sendimenta Aerasi Air Bersih Filtrasi - Kaporit Udara Universitas Sumatera Utara Khlorida adalah senyawa halogen chlor Cl. Toksisitasnya tergantung pada gugus senyawanya. Misalnya NaCl sangat tidak beracun, tetapi karbonil khlorida sangat beracun. Di Indonesia, khlor digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum. Dalam jumlah banyak, Cl akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sitem penyediaan air panas. Sebagai desinfektan, residu khlor didalam penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi khlor ini dapat terikat pada senyawa organik dan membentuk halogen-hidrokarbon Cl-HC banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa-senyawa karsinogenik. Oleh karena itu, diberbagai negara maju sekarang ini, khlorinasi sebagai proses desinfeksi tidak lagi digunakan Soemirat, 2009. 5 Nitrat, Nitrit Nitrat dan Nitrit dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan GI, diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma dan bila tidak ditolong akan meninggal. Keracunan kronis akan menimbulkan depresi umum, sakit kepala, dan gangguan mental. Nitrit terutama akan bereaksi dengan hemoglobin membentuk Methemoglobin metHb. Dalam jumlah melebihi normal metHb akan menimbulkan Methemoglobinaemia. Pada bayi methemoglobinaemia sering dijumpai karena pembentukan enzim untuk menguraikan metHb menjadi Hb masih belum sempurna. Sebagai akibat methemoglobinaemia, bayi akan kekurangan oksigen, maka mukanya akan tampak membiru, dan karenanya penyakit ini juga dikenal sebagi penyakit ‘blue bebies’ Soemirat, 2009 Salah satu contoh sumber pencemaran nitrat terhadap air minum yakni akibat kegiatan pertanian. Meskipun pencemaran nitrat juga dapat terjadi secara alami, tetapi Universitas Sumatera Utara yang paling sering yakni akibat pencemaran yang berasal dari air limbah pertanian yang banyak mengandung senyawa nitrat akibat pemakaian pupuk nitrogen urea.

2.4.3. Kualitas Biologis Air dan Gangguan Kesehatan Masyarakat