Keluhan Kesehatan Pengguna Air Sumur pada Pondok Pesantren di Kota Dumai

4.3. Keluhan Kesehatan Pengguna Air Sumur pada Pondok Pesantren di Kota Dumai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57,1 pengguna air sumur pada pondok Pesantren di Kota Dumai mengalami keluhan kesehatan. Jenis keluhan yang dialami gangguan kulit yang meliputi 1 gatal-gatal 50, 2 bentol-bentol merah 26,2 dan 27,4 mengalami keluhan diare. Lama keluhan kesehatan yang dirasakan pengguna air sumur pada Pondok Pesantren di Kota Dumai sebagian besar 68,8 dirasakan lebih darai 5 hari dan yang langsung melakukan pengobatan terhadap keluhan kesehatan yang dirasakan hanya 25, karena menurut responden keluhan tersebut tidak menjadi masalah yang dapat menghalangi aktifitasnya sehari-hari. Keluhan kesehatan dalam penelitian ini adalah keadaan yang dialami oleh pengguna air pada pondok pesantren di Kota Dumai pada bagian tubuhnya berupa gatal-gatal, bentol-bentol merah danatau diare. Keluhan kesehatan pada pengguna air tersebut berkaitan dengan air yang digunakan di Pondok Pesantren yang umumnya menggunakan air sumur gali yang kualitasnya tidak memenuhi syarat kesehatan, disebabkan oleh perilaku pengguna air terhadap kebersihan diri masih kurang, umumnya pengguna air berganti-ganti memakai handuk dengan kawan, berganti ganti pakaian dengan kawan dan lain lain. Herlambang 2005, menyatakan kualitas air sangat tergantung pada kebersihan lingkungan tempat air itu sendiri, dimana air kotor merupakan tempat berkembang biaknya bakteri penyebab diare, gatal-gatal dan penyakit lainnya. Universitas Sumatera Utara Hasil pemeriksaan kualitas kima air, diketahui bahwa rata-rata pH air adalah 5,8 berada dibawah kisaran baku mutu yang telah ditentukan yaitu 6,5 - 9,0. Rata-rata kadar besi 0,9 mgl mendekati batas maksimal yaitu 1,0 mgl tetapi pondok pesantren lima sangat ekstrim kadar besinya yitu 4,94 mgl. Sedangkan dilihat dari aspek kualitas biologis diketahui 50 air sumur Pondok Pesantren tercemar oleh Coliform tinja, melebihi baku mutu yaitu 50100 ml air. Parameter-parameter tersebut dinilai memberikan dampak yang besar terhadap terjadinya gangguan kesehatan pada pengguna air di pondok pesantren. Aspek kualitas air merupakan faktor tidak langsung yang menyebabkan ganguan kesehatan pada pengguna air di Pondok Pesantren Kota Dumai, tetapi faktor perilaku pengguna air menjadi faktor langsung terhadap terjadinya gangguan kesehatan seperti gangguan kulit dan diare. Penelitian Sarudji 2008, bahwa jenis penyakit yang paling banyak terjadi pada masyarakat Desa Klopo Sepuluh Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo 76,1 adalah diare, dan 87,1 yang mengalami diare disebabkan karena perilaku tidak bersih, dan dari aspek kualitas air diketahui 53,1 air sumur yang diperiksa E.colinya lebih dari 350 per 100 ml air. Hasil penelitian Sulih 2007, aspek kualitas air sumur didaerah Kelurahan Sukarejo kadar besinya lebih dari 0,3 mgl dan E.colinya juga lebih dari 350 per 100 ml air, dan pengguna air sumur umumnya mengalami diare dan gatal-gatal.

4.4. Kualitas Air Sumur Kualitas Fisik, Kimia dan Biologis pada Pondok Pesantren di Kota Dumai