Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Peranan Air Sebagai Penyebab Penyakit

sarana air bersih cenderung menggunakan air bersih artinya ketersediaan air bersih secara kuantitas dan kualitas berdampak pada pemanfaatan air bersih bersumber air sumur. Berdasarkan pengamatan peneliti pada 2 dua pondok pesantren di Kota Dumai pada bulan September tahun 2010, umumnya santri menggunakan air sumur untuk mandi dan mencuci secara bergiliran. Secara fisik air yang digunakan masih berwarna kekuningan, sedikit berasa dan bila didiamkan kurang lebih 1-2 jam permukaan air seperti mengandung minyak, dapat diduga bahwa air dengan ciri tersebut banyak mengandung ferro fe, mangan Mn dan secara fisik belum memenuhi syarat kesehatan. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan studi tentang hubungan perilaku pengguna air dan pemeriksaan kualitas air sumur dengan keluhan kesehatan pada pondok pesantren di Kota Dumai tahun 2011.

1.2. Perumusan Masalah

Kualitas air sumur di pondok pesantren Kota Dumai secara fisik kurang baik karena beminyak dan berwarna serta pernah terjadi kasus penyakit kulit pada salah satu pondok pesantren, berdasarkan hal ini perlu dilakukan penelitian tentang hubungan perilaku pengguna air sumur dengan keluhan kesehatan dan pemeriksaan kualitas air sumur pada pondok pesantren di Kota Dumai.

1.3. Tujuan Penelitian

Universitas Sumatera Utara

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan prilaku pengguna air dengan keluhan kesehatan dan menganalisis kualitas air sumur pada pondok pesantren di Kota Dumai tahun 2011.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan pengguna air sumur tentang air bersih pada pondok pesantren di Kota Dumai. 2. Untuk mengetahui sikap pengguna air sumur tentang air bersih pada pondok pesantren di Kota Dumai. 3. Untuk mengetahui tindakan pengguna air sumur tentang air bersih pada pondok pesantren di Kota Dumai. 4. Untuk mengetahui kualitas air sumur pondok pesantren yang meliputi Kualitas fisik, kimia dan biologi. 5. Untuk mengetahui keluhan kesehatan gatal-gatal, bentol-bentol merah danatau diare pengguna air karena penggunaan air sumur pada pondok pesantren di Kota Dumai. 6. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan pengguna air sumur dengan keluhan kesehatan gatal-gatal, bentol-bentol merah danatau diare pada pondok pesantren di Kota Dumai. 7. Untuk mengetahui hubungan sikap pengguna air sumur dengan keluhan kesehatan gatal-gatal, bentol-bentol merah danatau diare pada pondok pesantren di Kota Dumai. Universitas Sumatera Utara 8. Untuk mengetahui hubungan tindakan pengguna air sumur dengan keluhan kesehatan gatal-gatal, bentol-bentol merah danatau diare pada pondok pesantren di Kota Dumai.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Memberikan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Dumai tentang kualitas air sumur dan hubungan perilaku pengguna dengan keluhan kesehatan pada pondok pesantren, sehingga dapat diambil kebijakan dan langkah strategis untuk program penyehatan air. 2. Memberikan masukan bagi pengguna air sumur di pondok pesantren untuk mencegah terjadinya dampak negatif dari pengunaan air sumur yang belum terjamin kualitasnya. 3. Untuk menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis tentang hubungan kualitas air sumur dan prilaku pengguna dengan keluhan kesehatan. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air 2.1.1. Definisi Air Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air bahwa yang dimaksud dengan air adalah semua air yang terdapat pada, diatas ataupun dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, air laut yang berada didarat. Air adalah salah satu diantara pembawa penyakit yang berasal dari tinja untuk sampai kepada manusia. Supaya air yang masuk ketubuh manusia baik berupa makanan dan minuman tidak menyebabkan penyakit, maka pengolahan air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang diperlukan Sutrisno, 2004.

2.1.2. Karakteristik Air

Menurut Effendi 2003, air memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lain, karakter tersebut antara lain : 1 Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0 o C 32 o F – 100 o C, air berwujud cair. 2 Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik. 3 Air memerlukan panas yang tinggi pada proses penguapan. Penguapan adalah proses perubahan air menjadi uap air. 4 Air merupakan pelarut yang baik. Universitas Sumatera Utara 5 Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. 6 Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku. Bagi kehidupan makhluk, air bukanlah merupakan hal yang baru, karena tidak satupun kehidupan di bumi ini dapat berlangsung tanpa air. Oleh sebab itu air dikatakan sebagai benda mutlak yang harus ada dalam kehidupan manusia. Tubuh manusia mengandung 60-70 air dari seluruh berat badan, air didaerah jaringan lemak terdapat kira-kira 90 Soemirat, 2001. Masyarakat selalu mempergunakan air untuk keperluan dalam kehidupan sehari-hari, air juga digunakan untuk produksi pangan yang meliputi perairan irigasi, pertanian, mengairi tanaman, kolam ikan dan untuk minum ternak. Banyaknya pemakaian air tergantung kepada kegiatan yang dilakukan sehari-hari, rata-rata pemakaian air di Indonesia 100 liter orang hari dengan perincian 5 liter untuk air minum, 5 liter untuk air masak, 15 liter untuk mencuci, 30 liter untuk mandi dan 45 liter digunakan untuk jamban Wardhana, 2001.

2.1.3. Sumber Air dan Sumur Gali

Sumber air dapat berasal dari i air permukaan yang merupakan air sungai, dan danau. ii Air tanah yang tergantung kedalamannya bisa disebut air tanah dangkal atau air tanah dalam. iii Air angkasa, yaitu air yang berasal dari atmosfer, seperti hujan dan salju. Kualitas berbagai sumber air tersebut berbeda-beda sesuai dengan kondisi alam serta aktivitas manusia yang ada disekitarnya. Air tanah dangkal dan permukaan dapat berkualitas baik andai kata tanah sekitarnya tidak tercemar, oleh karenanya air permukaan dan air tanah dangkal sangat bervariasi kualitasnya Soemirat, 2009 Universitas Sumatera Utara Menurut Sanropie 1984 Keuntungan penggunaan air tanah adalah : 1. Pada umumnya dapat dipakai tanpa pengolahan lebih lanjut. 2. Biasanya didapatkan didekat Rural Community. 3. Paling praktis dan ekonomis untuk mendapatkannya dan membaginya. 4. Lapisan tanah yang menampung air dari mana air itu diambil biasanya merupakan pengumpulan air alamiah. Sedangkan kerugian penggunaan air tanah adalah seringkali mengandung banyak mineral Fe, Mn, Ca, dan sebagainya dan biasanya membutuhkan pemompaan. Sumur gali merupakan sarana air bersih yang berasal dari air tanah dangkal, syarat-syarat sumur gali yang memenuhi syarat antara lain : 1 kedalaman cincin sumur minimal 3 meter dari permukaan tanah 2 tinggi bibir sumur minimal 0,80 meter 3 lantai sumur minimal 1 meter mengitari sumur 4 tidak terdapat keretakan lantai disekitar sumur 5 terdapat saluran pembuangan air limbah.

2.2. Kualitas Air

Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan kuantitas. Kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain dalam air yang mencakup kualitas fisik, kimia dan biologis Effendi, 2003

2.2.1. Kualitas Fisik

Menurut Kusnaedi 2004, syarat-syarat sumber mata air yang bisa digunakan sebagai air bersih adalah sebagai berikut : 1 Kekeruhan Universitas Sumatera Utara Air yang berkualitas harus memenuhi syarat fisik seperti berikut jernih atau tidak keruh. Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran dari bahan tanah liat. Semakin banyak kandungan tanah liat maka air semakin keruh. Derajad kekeruhan dinyatakan dengan satuan unit. 2 Tidak berwarna Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan. 3 Rasanya tawar Secara fisik, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rtasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organic maupun asam anorganik. 4 Tidak berbau Air yang baik memiliki cirri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami penguraian oleh mikroorganisme air. 5 Temperaturnya normal Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur udara 20- 26 o C. Air yang secara mencolok mempunyai temperature diatas atau dibawah temperatur udara berarti mengandung zat-zat tertentu yang mengeluarkan energi dalam air. Universitas Sumatera Utara 6 Tidak mengandung zat padatan Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103-105 o C. Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 416MENKESPERIX1990, persyaratan fisik air adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Persyaratan Kualitas Fisik Air Bersih No Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan 1. 2. 3 4. 5. 6. Bau TDS Kekeruhan Rasa Suhu Warna - Mgl NTU - C TCU - 1500 25 - Suhu udara ±3 C 50 Tidak berbau - - Tidak berasa - - Sumber : Depkes RI, 1990 2.2.2. Kualitas Kimia Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai berikut: a. pH netral pH adalah merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa sesuatu larutan Sutrisno, 2004. Skala pH diukur dengan pH meter atau lakmus. Air murni mempunyai pH 7. Apabila pH air dibawah 7 berarti air bersifat asam, sedangkan bila diatas 7 bersifat basa rasanya pahit Kusnaedi, 2004. b. Tidak mengandung bahan kimia beracun Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun seperti sianida, sulfida, dan fenolik Kusnaedi, 2004 c. Tidak mengandung garam-garam atau ion-ion logam Universitas Sumatera Utara Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam-garam atau ion-ion logam seperti Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Cl, Cr, dan lain-lain Kusnaedi, 2004 d. Kesadahan rendah Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion kation logam valensi dua Sutrisno, 2004. Tingginya kesadahan berhubungan dengan garam-garam yang terlarut didalam air terutama garam Calsium Ca dan Magnesium Mg Kusnaedi, 2004 e. Tidak mengandung bahan kimia anorganik Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416MENKESPERIX1990, persyaratan kimia air adalah sebagi berikut : Tabel 2.2 Persyaratan Kualitas Kimia Air Bersih No Parameter Satuan Kadar Maksimum 1 2 3 4 5 6 7 8 Air Raksa Arsen Besi Flourida Kadmium Kesadahan CaCO 3 Khlorida Kromium, val.6 mgL mgL mgL mgL mgL mgL mgL mgL 0,001 0,05 1,0 1,5 0,005 500 600 0,05 Universitas Sumatera Utara 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Mangan Nitrat, sebagai N Nitrit, seagai N pH Selenium Seng Sianida Sulfat Timbal mgL mgL mgL - mgL mgL mgL mgL mgL 0,5 10 1,0 6,5-9,0 0,01 15 0,1 400 0,05 Sumber : Depkes RI, 1990 2.2.3. Kualitas Biologis Air tidak boleh mengandung Coliform. Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia Sutrisno, 2004. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416MENKESPERIX1990, persyaratan bakteriologi air bersih adalah dilihat dari Coliform tinja per 100 ml sampel air dengan kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 50 MPN100 ml air Kualitas air bersih apabila ditinjau berdasarkan kandungan bakterinya menurut SK. Dirjen PPM dan PLP No. 1PO.03.04.PA.91 dan SK JUKLAK pedoman kualitas air tahun 20002001, dapat dibedakan kedalam lima kategori sebagai berikut: 1. Air bersih kelas A kategori baik mengandung total Coliform kurang dari 50 2. Air bersih kelas B kategori kurang baik mengandung total Coliform 51-100 3. Air bersih kelas C kategori jelek mengandung total Coliform 101-1000 4. Air bersih kelas D kategori amat jelek mengandung total coliform 1001-2400 5. Air bersih kelas E kategori sangat amat jelek mengandung total Coliform 2400

2.3. Peranan Air Sebagai Penyebab Penyakit

Universitas Sumatera Utara Penyakit sebagian besar dikaitkan dengan adanya hubungan interaktif antara kehidupan manusia dengan bahan, kekuatan, atau zat yang tidak dikehendaki yang datang dari luar tubuhnya atau lingkungannya. Kekuatan, zat, atau bahan yang masuk ke dalam tubuh tersebut bisa merupakan benda hidup atau benda mati. Sehingga dapat menganggu fungsi ataupun bentuk suatu organ Achmadi, 2008. Air merupakan bagian dari lingkungan yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Dalam penggunaannya, air dapat menjadi penyebab terjadinya penyakit. Air sebagai penyebab terjadinya penyakit dibagi ke dalam 4 empat cara yaitu Soemirat, 2007 : 1 Air Sebagai Penyebar Mikroba Patogen Water Borne Disease Penyakit disebarkan secara langsung oleh air dan hanya dapat menyebar apabila mikroba penyebab terjadinya penyakit masuk ke dalam sumber air yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jenis mikroba yang ada di dalam air yaitu virus, bakteri, protozoa dan metazoa. Penyakit yang disebabkan karena mikroba patogen ini seperti cholera, thypus abdominalis, hepatitis A, poliomyelitis, dysentry. Keluhan yang dapat muncul seperti menceret dan kotoran berlendir 2 Air Sebagai Sarang Vektor Penyakit Water Related Insecta Vector Air dapat berperan sebagai sarang insekta yang menyebarkan penyakit pada masyarakat. Insekta sedemikian disebut sebagai vektor penyakit. Vektor penyakit yang sedemikian dapat mengandung penyebab penyakit. Penyebab penyakit dalam tubuh vektor dapat berubah bentuk, berubah vase pertumbuhan atau pun bertambah banyak atau tidak mengalami perubahan Universitas Sumatera Utara apa-apa. Penyakit yang dapat muncul seperti filariasis, demam berdarah, malaria. 3 Kurangnya Penyediaan Air Bersih Water Washed Disease Kurang tersedianya air bersih untuk menjaga kebersihan diri, dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit dan mata. Hal ini terjadai karena bakteri yang ada pada kulit dan mata mempunyai kesempatan untuk berkembang. Keluhan yang dapat muncul seperti kulit merah, gatal-gatal dan mata merah, gatal dan berair. 4 Air Sebagai Sarang Hospes Sementara Water Based Disease Penyakit ini memiliki host perantara yang hidup di dalam air. Penyakit yang dapat muncul adalah schistosomiasis dan dracontiasis.

2.4. Kualitas Air dengan Gangguan Kesehatan Masyarakat