Jenis Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah jenis survey analitik dengan desain Cross sectional study yaitu untuk mengetahui hubungan prilaku pengguna dengan keluhan kesehatan pengguna air serta pemeriksaan kualitas air sumur pada pondok pesantren di Kota Dumai. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di seluruh pondok pesantren yang ada di Kota Dumai, yaitu 8 pondok pesantren.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2010 – Mei 2011 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah santri yang menggunakan air sumur untuk keperluan sehari-hari, yaitu sebanyak 640 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari : a. Responden pengguna air sumur adalah bagian dari seluruh pengguna air sumur di Pondok pesantren dengan menggunakan rumus yang dikemukakan Vicent 1991, yaitu sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara N.Zc 2 .p.1 – p n = NG 2 + Zc 2 .p.1 – p Keterangan : Zc = Nilai derajat kepercayaan 95 = 1,96 P = Proporsi dari populasi ditetapkan p = 0,5 G = Galat pendugaan = 0,1 N = Besar populasi = 640 pengguna n = Beasr sampel Dengan perhitungan 640.1,96 2 .0,5.1 – 0,5 n = 640.0,1 2 + 1,96 2 .0,51 – 0,5 n= 614,67,36 = 83,4 n= 84 orang pengguna air sumur Maka sampel pengguna air sumur yang di gunakan sesuai dengan rumus adalah sebanyak 84 orang pengguna air sumur yang diambil dari 8 pondok pesantren dengan menggunakan metode sampling proportional random sampling dengan menghitung sampel fraction yaitu untuk melihat perbandingan besar sampel dengan jumlah populasi, kemudian diambil setiap pengguna air sumur masing-masing pondok pesantren. Rumus perhitungan Sampel fraction yaitu : Sampel fraction = 84640 x 100 = 13,1 Besar sampel fraction dalam penelitian ini adalah sebesar 13,1, artinya jumlah sampel yang representative setiap pondok pesantren adalah 13,1 dari total pengguna air sumur yang ada di pondok pesantren tersebut, seperti pada table 3.1 : Tabel 3.1. Besar Sampel Penelitian Berdasarkan Pesantren di Kota Dumai. No Pondok Pesantren Jumlah Pengguna Air Sumur Perhitungan Jumlah Sampel Universitas Sumatera Utara 1 2 3 4 5 6 7 8 P.Pesantren 1 P.Pesantren 2 P.Pesantren 3 P.Pesantren 4 P.Pesantren 5 P.Pesantren 6 P.Pesantren 7 P.Pesantren 8 84 Pengguna 106 Pengguna 114 Pengguna 107 Pengguna 106 Pengguna 35 Pengguna 21 Pengguna 65 Pengguna 13,1 x 84 13,1 x 106 13,1 x 114 13,1 x 107 13,1 x 106 13,1 x 35 13,1 x 21 13,1 x 65 11 14 15 14 14 5 3 8 Total 640 84 Setelah jumlah sampel diketahui, maka selanjutnya adalah penentuan responden. Penetuan responden dalam penelitian ini dengan metode sistemik random sampling, yaitu dengan cara membagi unit populasi dengan jumlah sampelnya dan hasil dari pembagian tersebut merupakan kelipatan responden yang akan dipilih, sampai jumlah sampel tercukupi. b. Sampel air sumur sebanyak 8 air sumur yang diambil dari 8 pondok pesantren. 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pondok pesantren yang terdiri dari data kualitas air sumur dan wawancara langsung dengan pengguna air sumur untuk mengetahui prilaku pengguna dan keluhan kesehatan yang dialami Universitas Sumatera Utara responden. Sampel air yang yang diambil adalah air yang berasal dari sumur pondok pesantren. Pengambilan sampel air dapat dilakukan melalui prosedur kerja sebagi berikut: 1. Botol sampel yang digunakan berupa wadah steril dengan volume 250 ml. 2. Botol sampel dicuci sampai bersih, setelah kering botol dibungkus dengan kertas kemudian disterilkan dalam autoclave. 3. Botol sampel yang telah disterilisasi dimasukkan kedalam termos, untuk menghindari kontaminasi dan tidak kontak dengan udara luar. Dilanjutkan dengan pengambilan sampel air sumur untuk pemeriksaan bacteriologis adalah sebagai berikut : 1. Siapkan nyala spritus. 2. Pegang botol sampel pada bagian bawahnya. Buka kertas pembungkus botol dibagian atasnya sedemikian rupa sehingga bagian bawah botol yang terpegang tetap beralaskan kertas pembungkus. 3. Uraikan tali botol, sisakan kira-kira 50 cm yang tidak terpegang tangan. 4. Buka tutup botol, dengan cara mengambil tutup sebagai satu kesatuan dengan kertas pelindung mulut-leher botol pada suatu tempat yang kering dengan posisi terbalik tutup menghadap keatas 5. Lewatkan mulut botol pada nyala spritus. 6. Turunkan botol perlahan-lahan kedalam sumur. Yakinkan bahwa sebelum botol terisi air, bagian luar botol beserta tali yang akan masuk kedalam air tidak Universitas Sumatera Utara tersentuh tangan atau bagian dari dinding sumur. Biarkan botol masuk kira-kira 30 cm dibawah permukaan air dan terisi air. 7. Angkatlah botol yang sudah terisi penuh, keatas. 8. Tuangkan isi botol sampai tersisa kira-kira 23 botol sampel. 9. Lewatkan mulut botol pada nyala spritus. 10. Ambil tutup botol, tutupkan pada botol. 11. Ikatlah erat-erat kertas pelindung tutup leher botol.

3.4.2. Data Sekunder

Data skunder adalah data yang diperoleh dari profil Dinas Kesehatan Provinsi Riau berupa data cakupan air bersih, dan Profil Dinas Kesehatan Kota Dumai berupa data tempat-tempat umum serta data dari pihak pengelola pondok pesantren di Kota Dumai berupa data jumlah santri. 3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini adalah prilaku pengguna air yang dilihat dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Variable dependen dalam penelitian ini adalah keluhan kesehatan yang dialami pengguna air sumur. Kualitas air dilihat dari aspek kualitas fisik, kimia, dan bakteriologis merupakan variabel pendukung yang dapat menyebabkan timbulnya keluhan kesehatan.

3.5.2. Definisi Operasional

1. Perilaku pengguna adalah gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan pengguna air sumur di pondok pesantren di Kota Dumai tentang sumber air bersih, Universitas Sumatera Utara kegunaan air bersih, kualitas air bersih dan efek yang ditimbulkan akibat penggunaan air yang meliputi: a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pengguna air sumur di pondok pesantren tentang syarat-syarat kualitas air sumur, penyakit yang disebabkan oleh air dan kegiatan pencegahan penyakit yang ditularkan oleh air. b. Sikap adalah tanggapan pengguna air sumur di pondok pesantren tentang syarat-syarat kualitas air sumur, penyakit yang disebabkan oleh air dan cara pencegahan penyakit yang ditularkan oleh air. c. Tindakan adalah segala bentuk nyata dari prilaku pengguna air di pondok pesantren untuk mencegah terjadinya keluhan kesehatan yang ditularkan oleh air. 2. Kualitas fisik air adalah keadaan secara fisik air sumur yang digunakan pada pondok pesantren di Kota Dumai kemudian dibandingkan dengan baku mutu Permenenkes R.I No. 416MENKESPERIX1990, yang dilihat dari: a. Bau adalah bau air sumur pondok pesantren yang digunakan berdasarkan indera penciuman. b. Rasa adalah rasa air sumur pondok pesantren yang digunakan berdasarkan indera perasa. c. Kekeruhan adalah kekeruhan air sumur pondok pesantren yang digunakan, diukur dengan Turbidity meter maksimum diperbolehkan adalah 25 NTU. d. Suhu adalah keadaan suhu air didasarkan pada o C yaitu ± 3 o C dari suhu lingkungan. Universitas Sumatera Utara 3. Kualitas kimia air adalah keadaan secara kimia air sumur yang digunakan pada pondok pesantren di Kota Dumai kemudian dibandingkan dengan baku mutu Permenkes R.I No. 416MENKESPERIX1990, yang dilihat dari: a. Derajat keasaman pH adalah keadaan keasaman air sumur pondok pesantren yang diguakan sesuai dengan Permenkes RI No. 4161990 yaitu 6,5 – 9,0. b. Besi Fe adalah kadar unsur besi fe pada air sumur pondok pesantren yang digunakan yang mempunyai satuan mgliter dan sesuai dengan Permenkes RI No. 4161990 yaitu 1,0 mgliter. c. Kesadahan CaCO 3 adalah keadaan kesadahan air sumur pondok pesantren yang digunakan didasarkan pada mgliter dan sesuai dengan Permenkes RI No. 4161990 yaitu 500 mgliter. d. Khlorida Cl adalah keadaan unsur klorida yang terkandung dalam air sumur yang didasarkan pada mgliter dan sesuai dengan Permenkes RI No. 4161990 yaitu 600 mgliter. e. Nitrat NO 3 adalah kadar nitrat yang terdapat dalam air sumur pondok pesantren yang digunakan sesuai dengan Permenkes RI No. 4161990 kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu 10 mgliter. f. Nitrit NO 2 adalah kadar nitrit yang terdapat dalam air sumur pondok pesantren yang digunakan sesuai dengan Permenkes RI No. 4161990 kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu 1,0 mgliter. g. Zat Organik KMNO 4 adalah kadar zat organik yang terdapat dalam air sumur pondok pesantren yang digunakan sesuai dengan Permenkes RI No. 4161990 kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu 10 mgliter. Universitas Sumatera Utara 4. Kualitas bioligis air sumur pondok pesantren adalah keadaan persyaratan biologis terhadap air sumur pondok pesantren yang yang dipersyaratkan yaitu bakteri koliform tinja adalah keadaan total faecal coli dalam air sumur pondok pesantren yang digunakan, kadar maksimum yang diperbolekan yaitu 50100 ml air. 5. Keluhan kesehatan adalah keadaan yang dialami oleh pengguna air pada pondok pesantren di Kota Dumai pada bagian tubuhnya berupa gatal-gatal, bentol-bentol merah danatau diare. a. Gatal-gatal adalah perasaan yang dialami santri yang secara otomatis membuat tangan melakukan penggarukan yang disebabkan karena perilaku dan penggunaan air yang tidak higienis. b. Bentol-bentol merah adalah keadaan yang dialami santri di bagian kulit tubuhnya terdapat bentol-bentol merah berisi nanah. c. Diare adalah keadaan yang dialami santri berupa buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari dengan konsistensi cair. 6. Keadaan lingkungan adalah keadaan lingkungan disekitar sumur yang berhubungan dengan kualitas air sumur, yang meliputi : a. Keadaan sumur adalah sumur yang menggunakan cincin dengan keadaan bibir sumur yang baik, tidak retak berdasarkan observasi. b. Saluran air limbah adalah saluran air limbah yang kedap air, jarak dari sumur minimal 10 meter. c. Jarak jamban adalah jarak jamban dengan sumur berdasarkan meter dan tidak kurang dari 10 meter. Universitas Sumatera Utara d. Genangan air adalah ada atau tidaknya genangan air pada jarak 2 meter darai sumur. e. Sumber pencemar adalah ada atau tidaknya sumber pencemara air sumur seperti kotoran hewan atau sampah melalui observasi. 3.6. Metode Pengukuran 3.6.1. Pengukuran Variabel Kualitas Air Sumur Pengambilan sampel dalam penentuan kualitas air sumur menggunakan wadah sebagai alat ukurnya. Persyaratan peralatan pengambilan contoh antara lain : 1. Bahan tidak mempengaruhi sifat contoh. 2. Mudah dicuci 3. Mudah dipindahkan kebotol penampungan 4. Mudah dan aman dibawa Hasil ukur kualitas air sumur berdasarkan Permenkes RI No. 416MENKESPERIX1990, adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Metode Pengukuran Variabel Kualitas Air Sumur Pesantren Variabel Alat Ukur Baku Mutu Metode Analisis Skala Ukur Kualitas Fisik Warna Bau Rasa Temperatur Kekeruhan Kualitas Kimia pH Fe CaCO 3 Cl NO 3 NO 2 KMnO 4 Organoleptis Organoleptis Organoleptis Thermometer Turbidity Meter pH Meter Spektrofotometer Spektrofotometer Buret Spektrofotometer Spektrofotometer Buret Tidak berwarna Tidak berbau Tidak berasa Suhu udara ±3 C 25 NTU 6,5 – 9,0 1,0 mgliter 500 mgliter 600 mgliter 10 mgliter 1,0 mgliter 10 mgliter Organoleptis Organoleptis Organoleptis Thermometer raksa Turbiditas Potensiometri Spektrofotometri Spektrofotometri Kompleksometri Spektrofotometri Spektrofotometri Kompeksiometri Nominal Nominal Nominal Rasio Interval Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Universitas Sumatera Utara Kualitas Bacteriologi Coliform tinja - 50100 ml sampel Rasio Permenkes RI No. 416MENKESPERIX1990

3.6.2. Pengukuran Variabel Perilaku Pengguna

Untuk mengukur variabel perilaku pengetahuan, sikap dan tindakan pengguna air sumur pondok pesantren pada penelitian ini digunakan skala Likert Sugiyono, 2007. Ada 40 pertanyaan yang disajikan di dalam kuesioner.

1. Pengetahuan

Variabel pengetahuan didasarkan pada skala ordinal terdiri dari 13 pertanyaan dengan total skor 26, alternatif jawaban “a” diberi skor 2, jawaban “b” atau “c” diberi skor 1, dan jawaban “d” diberi skor 0, kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, dengan kategori sebagai berikut. a. baik, jika skor yang diperoleh responden ≥ 75 atau ≥ 19 b. sedang, jika skor yang diperoleh responden 45-74 atau 12 - 18 c. buruk, jika responden memperoleh nilai 45 atau 12

2. Sikap

Pengukuran variabel sikap didasarkan pada skala ordinal dari 13 pertanyaan dengan total skor 26, alternatif jawaban setuju diberi skor 2 dua, kurang setuju diberi skor 1 satu dan tidak setuju diberi skor 0 nol, kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, dengan kategori sebagi berikut. a. baik, jika skor yang diperoleh responden ≥ 75 atau ≥ 19 b. sedang, jika skor yang diperoleh responden 45-74 atau 12 - 18 Universitas Sumatera Utara c. buruk, jika responden memperoleh nilai 45 atau 12

3. Tindakan

Pengukuran variabel tindakan didasarkan pada skala ukur ordinal dari 14 pertanyaan dengan total skor 28, alternatif jawaban “ya” diberi skor 2 dua, dan tidak diberi skor 0 nol, kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut. a. baik, jika skor yang diperoleh responden ≥ 75 atau ≥ 21 b. sedang, jika skor yang diperoleh responden 45-74 atau 13 - 20 c. buruk, jika responden memperoleh nilai 45 atau 13

3.6.3. Pengukuran Variabel Keluhan Kesehatan pada Pengguna

Untuk mengetahui adanya keluhan kesehatan gatal-gatal, bentol-bentol merah danatau diare yang dirasakan pengguna air selama 2 minggu terakhir dengan kriteria: a. Mengalami keluhan kesehatan, jika responden mengalami keluhan gatal-gatal, bentol-bentol merah danatau diare. b. Tidak mengalami keluhan kesehatan, jika responden tidak mengalami keluhan gatal-gatal, bentol-bentol merah danatau diare. 3.7. Metode Analisa Data 3.7.1. Analisa Univariat Universitas Sumatera Utara Analisa data dengan mendistribusikan variabel penelitian yaitu variabel kualitas fisik, kimia bakteriologi dan variabel perilaku pengguna yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan serta variabel keluhan kesehatan pengguna yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.

3.7.2. Analisa Bivariat

Variabel perilaku dan keluhan kesehatan akan dianalisa dengan menggunakan uji chi-square atau Excat fisher pada taraf kepercayaan 95 sehingga diketahui hubungan antar variabel penelitian. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pondok pesantren yang ada diwilayah administratif Kota Dumai sebanyak 8 buah. Kota Dumai terletak di pesisir timur pulau Sumatera berhadapan dengan pulau Rupat dan Selat Malaka pada posisi antara 1 , 23’- 1 , 24’ Bujur Timur dan 101 - 23’- 27’,101 - 28’-13’ Lintang Utara. Sejajar pantai terdiri dari tanah rawa bergambut dengan kedalaman 0 – 0,5 meter dan beberapa kilometer kearah selatan terdapat dataran dengan kemiringan 0 – 5 dengan luas wilayah keseluruhan 1.727,38 Km 2 , dengan batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Rupat. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis. 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanah Putih dan Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir. Berdasarkan data BPS Kota Dumai pada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Dumai adalah sebesar 262.116 jiwa, dengan jumlah rumah tanggaKK sebesar 51.752 KK, rata-rata jiwa per rumah tangga sebesar 5 jiwa dan kepadatan penduduk per km 2 sebesar 148 jiwa. Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Dumai 2010 diketahui jumlah Tempat Tempat Umum TTU seperti sekolah, pondok pesantren dan yang lainnya adalah sebanyak 806 TTU seluruhnya dilakukan inspeksi sanitasi, 647 TTU Universitas Sumatera Utara dikategorikan memenuhi syarat kesehatan. Persentase KK yang diperiksa memiliki akses air bersih 42,46 dan dari 9.788 rumah yang diperiksa, sebanyak 4.388 rumah atau sebesar 44,83 memiliki jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan, sebanyak 4.962 rumah atau sebesar 50,69 memiliki tempat pembuangan sampah TPS yang memenuhi syarat kesehatan dan sebanyak 4.962 rumah atau sebesar 50,69 memiliki sarana pembuangan air limbah SPAL yang memenuhi syarat kesehatan. 4.2. Analisis Univariat 4.2.1. Gambaran Perilaku Pengguna Air di Pondok Pesantren