Analisis Bivariat 1. Hubungan Perilaku Pengguna Air Sumur Dengan Keluhan Kesehatan

2 MS TMS TMS 6 42,8 8 57,2 14 100 3 MS TMS MS 8 53,3 7 46,7 15 100 4 TMS TMS MS 11 78,6 3 21,4 14 100 5 TMS TMS MS 8 57,2 6 42,8 14 100 6 MS MS TMS 5 100,0 0,0 5 100 7 MS TMS MS 2 66,7 1 33,3 3 100 8 MS MS TMS 7 87,5 1 12,5 8 100 48 57,1 36 42,9 84 100 Keterangan : MS : Memenuhi Syarat, TMS : Tidak Memenuhi Syarat Tabel 4.16. menunjukkan bahwa pada pondok pesentren satu hanya kualitas biologi yang tidak memenuhi syarat kesehatan 9,1 mengalami keluhan kesehatan, pesantren dua kualitas kimia dan biologi tidak memenuhi syarat 42,8 mengalami keluhan kesehatan, pesantren tiga kualitas kimia yang tidak memenuhi syarat 53,3 mengalami keluhan kesehatan, pesantren empat kualitas fisik dan kimia tidak memenuhi syarat kesehatan 78,6 mengalami keluhan kesehatan, pesantren lima kualitas fisik dan kimia yang tidak memenuhi syarat kesehatan 57,2 ada keluhan kesehatan, pesantren enam kualitas biologi yang tidak memenuhi syarat kesehatan 100 ada keluhan kesehatan, pesantren tujuh kualitas kimia yang tidak memenuhi syarat kesehatan 66,7 mengalami keluhan kesehatan dan pesantren delapan kualitas biologi yang tidak memenuhi syarat kesehatan 87,5 ada keluhan kesehatan. 4.3. Analisis Bivariat 4.3.1. Hubungan Perilaku Pengguna Air Sumur Dengan Keluhan Kesehatan Hubungan perilaku pengguna air sumur yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan dengan keluhan kesehatan dilakukan secara statistik dengan menggunakan uji chi square pada taraf kepercayaan 95. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.17 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17. Hubungan Perilaku Pengguna Air Sumur dengan Keluhan Kesehatan Pada Pondok Pesantren di Kota Dumai Perilaku Pengguna Keluhan Kesehatan X 2 p-value Ya Tidak N N Pengetahuan 1. Baik 2. Sedang 3. Buruk 7 6 35 35,0 46,2 68,6 13 7 16 65,0 53,8 31,4 7,392 0,025 Sikap 1. Baik 2. Sedang 3. Buruk 12 17 19 38,7 70,8 65,5 19 7 10 61,3 29,2 34,5 6,968 0,031 Tindakan 1. Baik 2. Sedang 3. Buruk 4 13 31 26,7 56,5 67,4 11 10 15 73,3 43,5 32,6 7,665 0,022 signifikan pada α 0,05 Hasil penelitian menunjukkan proporsi pengguna air dengan pengetahuan yang baik 65,0 tidak mengalami keluhan kesehatan, sedangkan pengguna air dengan pengetahuan yang buruk 68,8 mengalami keluhan kesehatan. Berdasarkan uju chi square menunjukkan pada nilai X 2 =7,392; p=0,025 menunjukkan pengetahuan mempunyai hubungan signifikan dengan keluhan kesehatan pada pengguna air sumur. Berdasarkan sikap diketahui proporsi pengguna air dengan sikap yang baik 61,3 tidak mengalami keluhan kesehatan, dan sikap sedang 70,8 mengalami keluhan kesehatan begitu juga sikap buruk 65,5 mengalami keluhan kesehatan. Berdasarkan hasil uji chi square menunjukkan pada nilai X 2 =6,968; p=0.031 menunjukkan sikap mempunyai hubungan signifikan dengan keluhan kesehatan pengguna air sumur. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tindakan juga diketahui bahwa pengguna air dengan tindakan baik 73,3 tidak mengalami keluhan kesehatan, sedangkan pengguna air dengan tindakan yang buruk 67,4 mengalai keluhan kesehatan. Berdasarkan uji chi square menunjukkan pada nilai X 2 = 7,665; p=0,022 menunjukkan tindakan mempunyai hubungan signifikan dengan keluhan kesehatan pada pengguna air sumur. Universitas Sumatera Utara BAB V PEMBAHASAN 4.2. Hubungan Perilaku Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pengguna Air Sumur dengan Keluhan Kesehatan pada Pondok Pesantren di Kota Dumai 4.2.1. Hubungan Pengetahuan Pengguna Air Sumur dengan Keluhan Kesehatan pada Pondok Pesantren di Kota Dumai. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pengguna air sumur di pondok pesantren tentang syarat-syarat kualitas air sumur, penyakit yang disebabkan oleh air dan kegiatan pencegahan penyakit yang ditularkan oleh air. Hasil penelitian menunjukkan 60,7 pengguna air pada pondok pesantren di Kota Dumai termasuk kategori buruk. Rendahnya pemahaman responden berkaitan dengan aspek-aspek kualitas air yang harus dipenuhi seperti kualitas fisik, kimia dan bakteriologi, dan umumnya kurang memahami tentang bagaimana air bisa menyebabkan penyakit, dan kurang memahami penggunaan air yang sehat. Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square diketahui variabel pengetahuan mempunyai hubungan signifikan dengan keluhan kesehatan pada pengguna air sumur di pondok pesantren Kota Dumai dengan nilai p=0,025 p0,05, artinya pengetahuan yang buruk dapat meningkatkan gangguan kesehatan pada pengguna air sumur di pondok pesantren. Rendahnya pengetahuan responden disebabkan oleh pedidikan berbasis kesehatan masih kurang di pondok pesantren, sehingga pemahaman responden tentang air yang saniter dan kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan masih rendah. Secara proporsi menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan yang buruk 68,6 mengalami keluhan kesehatan. Universitas Sumatera Utara Penelitian Felix, dkk 2008 didesa Tanjong Kecamatan Pelabuan ratu Kabupaten Sukabumi menjelaskan bahwa pengetahuan masyarakat tentang air berpengaruh secara signifikan terhadap gangguan kesehatan. Demikian juga dengan penelitian Emailijati 2007 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang penggunaan air bersih dengan penyakit kulit di Desa Tiang Layar Kecamatan Pancur Batu tahun 2007. Menurut Soemirat 2007, salah satu peran air dalam penyebaran penyakit menular adalah air sebagai penyebar mikroba patogen atau disebut dengan water borne diseases. Penyakit-penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikroba- mikroba penyebabnya ada pada air yang digunakan masyarakat dan salah satunya adalah penyakit diare. 4.2.2. Hubungan Sikap Pengguna Air Sumur dengan Keluhan Kesehatan pada Pondok Pesantren di Kota Dumai. Sikap dalam penelitian ini adalah tanggapan pengguna air sumur di pondok pesantren tentang syarat-syarat kualitas air sumur, penyakit yang disebabkan oleh air dan cara pencegahan penyakit yang ditularkan oleh air. Hasil penelitian menunjukkan 34,5 pengguna air mempunyai sikap yang buruk, dan secara statistik menunjukkan bahwa variabel sikap pengguna air sumur mempunyai hubungan siqnifikan dengan keluhan kesehatan dengan nilai p=0,031 p0,05. Rendahnya sikap pengguna air pada pondok pesantren di Kota Dumai tersebut berkaitan dengan pengetahuannya yang kurang. Universitas Sumatera Utara Menurut Achmadi 2008, proses terjadinya suatu penyakit dapat dijelaskan dalam 4 simpul, yang terkait dalam hal ini adalah simpul tiga yaitu perilaku pemajanan. Agent penyakit, dengan atau tanpa menumpang komponen lingkungan lain, masuk kedalam tubuh melalui proses yang disebut hubungan interaktif, itu yang disebut perilaku pemajan. Perilaku pemajan adalah jumlah kontak antara manusia dengan komponen lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit seperti keluhan gatal-gatal atau gangguan kulit dan pencernaan. Secara proporsi menunjukkan bahwa pengguna air sumur dengan sikap yang buruk 65,5 mengalami keluhan kesehatan, hal ini ditunjukkan dengan mayoritas sikap pengguna air yang bersikap negatif tentang penggunaan air yang tidak bersih 42,9, sikap negatif tehadap pencegahan terjadinya gangguan kesehatan akibat air 21,4 dan sikap negatif terhadap menggunakan air yang tidak sehat akan berdampak terhadap kesehatan pengguna air sumur di Pondok Pesantren Kota Dumai 19, serta sikap negatif terhadap kualitas kimia dan biologi air sumur. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Felik, dkk 2008 bahwa sikap masyarakat mempunyai pengaruh signifikan terhadap keluhan penyakit akibat menggunakan air yang tidak bersih dan tidak sesuai dengan baku mutu. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pengguna air banyak yang tidak setuju terhadap pencegahan gangguan kesehatan akibat air dapat melalui pemanfaatan air bersih, artinya air yang digunakan selama ini di pondok pesantren menurut anggapan pengguna air sudah termasuk bersih dan tidak mengganggu kesehatan. 4.2.3. Hubungan Tindakan Pengguna Air Sumur dengan Keluhan Kesehatan pada Pondok Pesantren di Kota Dumai. Universitas Sumatera Utara Tindakan adalah segala bentuk nyata dari perilaku pengguna air di pondok pesantren untuk mencegah terjadinya keluhan kesehatan yang ditularkan oleh air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 54,8 pengguna air mempunyai tindakan yang buruk, dan secara proporsi menunjukkan bahwa responden dengan tindakan yang buruk 67,4 mengalami keluhan kesehatan, artinya bahwa pengguna air di Pondok Pesantren dengan tindakan yang buruk dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan, khususnya gangguan kulit dan diare. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji chi square, variabe tindakan pengguna air sumur memililki hubungan signifikan dengan keluhan kesehatan dengan nilai p=0,022 p0,05. Rendahnya tindakan pengguna air sumur di Pondok Pesantren Kota Dumai karena pengguna air tidak membeli air minum yang sudah memiliki izin dari kesehatan 61,4, tidak mencuci tangan pakai sabun sebelum makan 69, umumnya tidak membersihkan bak mandi sekali dalam seminggu 73,8, dan sewaktu mandi meletakkan gayung di lantai 67,9, berganti-gantian memakai handuk dengan kawan 61,9, tidak mandi sehari 2 kali 70,2, selain itu umumnya pengguna air berganti-gantian pakaian dengan kawan 67,9. Tindakan yang kurang disebabkan oleh pengetahuan dan sikap yang rendah, karena tindakan tersebut didasari pada penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahuinya, kemudian disikapi dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukannya Kuspriyanto,2002. Universitas Sumatera Utara

4.3. Keluhan Kesehatan Pengguna Air Sumur pada Pondok Pesantren di Kota Dumai