DIAGNOSIS DAN PERSIAPAN Bedah Pada Fetus

BAB III DIAGNOSIS DAN PERSIAPAN

Dalam mendeteksi defek-defek sebelum kelahiran bayi dapat melalui penggunaan pencitraan yang rumit dan teknik-teknik diagnostik seperti : 7  Ultrasonografi. Teknik pencitraan yang menggunakan mesin yang mentransmisikan gelombang suara dengan frekuensi tinggi untuk memvisualisasikan struktur-struktur di tubuh manusia, termasuk uterus dan fetus. Ultrasonografi digunakan untuk menentukan ukuran, posisi, dan usia kehamilan; untuk mengukur jumlah cairan amnion, dan menilai abnormalitas kongenital fetus.  Chorionic Villus Sampling CVS. Sel-sel dikumpulkan dari plasenta dengan sebuah alat yang dimasukkan melalui cerviks kemudian memasuki uterus atau jarum yang dimasukkan melalui abdomen. Sel-sel kemudian dianalisa untuk kemungkinan adanya kelainan genetik.  Uji Alpha-fetoprotein AFP. AFP merupakan sebuah protein yang dihasilkan oleh fetus yang berkembang. Jumlah AFP yang banyak di peredaran darah ibu dapat mengindikasikan abnormalitas fetus tertentu.  Amniocentesis. Sebuah jarum dimasukkan ke dalam abdomen ibu kemudian memasuki uterus untuk memperoleh sampel cairan amnion. Sel-sel fetus di dalam cairan amnion kemudian dianalisa untuk kemungkinan adanya kelainan genetik. Kecurigaan pada penyakit fetus selalu meningkat dengan adanya polihidramnion atau oligohidramnion maternal pada pemeriksaan ultrasonografi rutin selama visite prenatal. Evaluasi medis pada fetus termasuk visite prenatal, ekokardiografi untuk menilai fungsi kardiovaskuler, ultrasonografi yang menyeluruh untuk menggambarkan defek dan keparahan hidrops dan magnetic resonance imaging untuk memperjelas anatomi. Sebuah analisis kariotipe CVS, amniosentensis fetus dilakukan untuk defek yang disebabkan oleh sindroma genetik. Ibu menjalani riwayat dan pemeriksaan fisisk yang lengkap, analisis kimiawi darah, hitung darah lengkap, foto thoraks dan elektrokardiogram. 6 Apabila abormalitas kongenital telah terdiagnosa, kemudian dinilai untuk menentukan apakah fetus dapat dipilih sebagai kandidat untuk bedah pada fetus, secara umum fetus-fetus dengan kondisi-kondisi berat yang dapat menyebabkan kematian fetus atau kecacatan yang nyata serta dapat diatasi dengan bedah pada fetus. 7 Orang tua pasien juga menjalani evaluasi psikososial. Setelah evaluasi ini, tim fetus berkumpul untuk mendiskusikan hal apa yang dapat dilakukan pada pembedahan. Tim terdiri dari ahli bedah pediatri, ahli perinatologi, ahli anestesi, radiologi, ahli genetika, perawat, pekerja sosial dan penasehat keuangan. Tim kemudian bertemu dengan orang tua untuk mendiskusikan prosedur dan resiko. Orang tua diberikan waktu untuk mempertimbangkan resiko dan keuntungan bedah pada fetus serta mendiskusikan luaran fetus. Untuk hasil pembedahan yang terbaik membutuhkan intervensi dini pada kehamilan sebelum terjadi kerusakan yang ireversibel. Setelah usia gestasi 30 minggu, selalu terlambat untuk dilakukan bedah pada fetus. 7 a b c d Gambar 2. a Prosedur CVS secara Transervikal, b Prosedur CVS secara Transabdominal, c analisa genetik pada cairan CVS, d Prosedur Amniocentesis. 8,9

BAB IV TEKNIK BEDAH FETUS