ANESTESI PADA BEDAH FETUS

BAB II ANESTESI PADA BEDAH FETUS

Anestesi pada bedah fetus berbeda dengan pembedahan maternal biasa misalnya, seksio sesarea dan terapi fetus misalnya, reduksi cairan amnion. Pada bedah fetus, fetus dan ibu merupakan resipien yang aktif, sedangkan dalam bedah maternal, ibu merupakan resipien yang aktif dan fetus bersifat pasif. Pada terapi fetus, ibu bersifat pasif dan fetus merupakan resipien yang aktif. 6 Anestesi Pada Bedah Fetus Terbuka Bedah fetus terbuka membutuhkan anestesi general, karena baik ibu dan fetus harus dianestesi dan uterus dalam keadaan atonia. Ibu diberikan indomethacin 50 mg supositoria rektum sebagai tokolitik, setelah induksi anestesi general, pasien dipantau dengan menggunakan monitor. Sebuah kateter lumbal epidural dimasukkan, untuk manajemen pasca operatif. Posisi ibu yaitu miring ke sebelah kiri. Hemodinamik fetus dipantau dengan ekokardiogram fetus yang kontinyu. Tekanan sistolik maternal dipertahankan 100 mmHg dengan ephedrine intravena. Total cairan intravena NaCl 0,9 terbatas pada 500 mL, jika kehilangan darah tidak melebihi 100 mL untuk mencegah edema pulmonum pasca operatif. Ukuran insisi uterus dibatasi, untuk mencegah kehilangan cairan karena evaporasi pada fetus, perdarahan uterus, dan kontraksi uterus pasca operatif. Hampir semua pasien mengalami kontraksi uterus prematur selama periode pasca operatif, sehingga memerlukan pemberian infus sulfas magnesikus yang kontinyu. Sulfas magnesikus dan indomethacin diberikan selama 2-3 hari, diikuti dengan terbutaline subkutaneous dan nifedipin oral sampai bayi lahir. Kadang-kadang diperlukan nitrogliserin intravena sebagai tokolitik. Aktivitas uterus dan hemodinamik fetus dipantau secara kontinyu selama 3 hari pasca operasi. Panjang rawat inap pasca operasi rata-rata satu minggu, dan kadang-kadang diperlukan tirah baring pada sisa waktu kehamilan. 6 Anestesi Pada Bedah Fetus Dengan Pendekatan Invasif Yang Minimal Prosedur ini dilakukan di bawah teknik anestesi regional dan general. Keuntungan pada bedah fetus dengan pendekatan yang minimal adalah komplikasi dan lamanya rawat inap di rumah sakit lebih sedikit dibandingkan dengan teknik bedah fetus terbuka. Premedikasi sama seperti pada bedah fetus terbuka. Pada prosedur ini tidak dibutuhkan relaksasi uterus. Karena insisi yang kecil pada fetus dan uterus, sehingga tidak dibutuhkan anestesi pasca operatif. Manajemen tokolitik, sulfas magnesikus intravena, ditukar ke terbutaline subkutaneous atau nifedipin oral setelah satu hari pasca operatif. Beberapa aktivitas maternal melebihi tirah baring dapat diizinkan. 6

BAB III DIAGNOSIS DAN PERSIAPAN