TEKNIK BEDAH FETUS Bedah Pada Fetus

BAB IV TEKNIK BEDAH FETUS

Dijumpai banyak teknik-tenik bedah pada fetus, tetapi secara garis besar dapat digolongkan dalam dua kategori, yaitu teknik bedah terbuka open fetal procedure dan bedah fetus dengan pendekatan invasif yang minimal minimally invasive fetal surgery FETENDO yang telah dilakukan selama 25 tahun pada percobaan- percobaan dan praktek klinis. Di meja operasi, ibu diposisikan untuk menghindari kompresi vena cava inferior oleh uterus gravidus. Ibu dan janin yang dikandungnya, dianestesi dan pemantauan ibu dilakukan dengan memakai monitor ditambah dengan kateter vena dan arteri sentral. 10 Teknik Bedah Terbuka Open Fetal Procedures Uterus dipaparkan melalui insisi abdomen transversal rendah. Sonografi intraoperatif dengan probe yang steril, digunakan untuk menentukan posisi fetus dan lokasi plasenta. Cairan amnion diaspirasi melalui trokar yang dipasang dibawah panduan sonografi, dan uterus dibuka dengan stapler Lactomer  absorbable yang khusus, sebagai hemostatik, dan menyegel membran amnion pada myometrium. Klem-klem reverse-bitting ditempatkan disekeliling insisi, dan fetus dan uterus terus-menerus diirigasi dengan cairan NaCl 0,9 hangat. 11 Bagian fetus yang akan dikoreksi, ditampilkan, dan sebuah pulse oximeter diikatkan disekeliling tangan fetus. Sebuah monitor telemetrik diimplantasikan secara subkutaneous dan akan mentransmisikan denyut jantung fetus, temperatur, dan tekanan intrauterin baik intraoperatif maupun pasca operatif Gambar 3. Setelah defek fetus diperbaiki, fetus dikembalikan ke dalam uterus, stapler diangkat pada sisi insisi uterus, dilakukan penjahitan untuk penutupan histerotomi dua lapis dan pemberian lem fibrin untuk menutup membran amnion. Cairan Ringer Laktat hangat dipakai untuk mengisi kembali volume cairan amnion. Kulit ibu ditutup dengan jahitan subkutikuler, alat monitor berupa. radiotelemeter diimplantasikan pada kantong submuskuler sebelum menutupi insisi pada fetus. Hal ini memungkinkan pemantauan pasca operatif pada denyut jantung janin, temperatur, dan tekanan amniotik. 10,11 a b Gambar 3. a Sebuah radiotelemeter yang memungkinkan pemantauan intraoperatif dan pasca operatif dalam bentuk elektrokardiogram EKG dan denyut jantung. Baru-baru ini, transduksi tekanan intra-amniotik telah digunakan untuk pemantauan persalinan secara kontinyu dari Harrison dan Adzick. b Sebuah stapler LACTOMER  absorbable copolymer yang digunakan pada prosedur bedah fetus terbuka. 11,12 Gambar 4. Diagram menunjukkan aspek teknik bedah pada fetus. Setelah abdomen maternal terbuka, ultrasonografi digunakan untuk menentukan lokasi plasenta dan untuk pengambilan spesimen darah fetus, sebelumnya dilakukan pengambilan beberapa cairan amnion. Uterus dibuka menjauhi plasenta, dan hanya beberapa bagian anatomi fetus yang dipaparkan. Pemantauan maternal dilakukan; fetus dipantau dengan radiotelemeter diadaptasi dari Longaker dkk. EKG = elektrokardiogram, IM = intramuskuler, IV = intravena, IVC = vena cava inferior, PR = per rektum. 11 Prosedur Bedah Fetus dengan meminimalkan pendekatan invasif Minimally Invasive Fetal Procedures FETENDO FETENDO menggunakan intervensi fetoskopik yang dikembangkan pada tahun 1990-an untuk menghindari insisi pada uterus, dan diharapkan untuk meminimalkan persalinan prematur. Kemampuan untuk melihat fetus melalui endoskopi yang kecil, telah dilakukan selama beberapa dekade, dan telah dikembangkan instrumen yang sangat kecil untuk memantau secara fetoskopik langsung serta ditampilkan pada monitor televisi. Visualisasi fetus secara real-time baik dengan endoskopi, maupun dengan ultrasonografi. Intervensi FETENDO dapat dilakukan melalui kulit ibu perkutaneous atau, pada beberapa keadaan membutuhkan insisi kecil pada abdomen ibu mini laparotomi. 13 FETENDO kurang invasif dibandingkan bedah fetus terbuka. Sehingga lebih mudah pada pemulihan pasca operasi dan mengurangi kejadian persalinan prematur. Sayangnya, tidak dapat menghilangkan kejadian prematur seluruhnya dan juga perlunya monitoring dan pemberian tokolitik. FETENDO secara teknik sangat sulit dan membutuhkan alat-alat dan teknik-teknik yang baru untuk memungkinkan melihat fetus melalui cairan amnion, mempertahankan posisi fetus, dan memungkinkan koreksi pada fetus. 13 Ibu diposisikan dan tanda-tanda vital dipantau dengan monitor, anestesi dan insisi pada abdomen ibu dilakukan untuk memaparkan uterus. Mapping dengan ultrasonografi intraoperatif untuk menentukan posisi plasenta dan memandu penempatan trokar. Irigasi yang kontinyu untuk mengoptimalkan visualisasi dilakukan dengan menggunakan sistem pompa irigasi. Fetus dipantau dengan menggunakan ultrasonografi. Sebuah telemeter miniatur dapat ditempatkan di dalam kavum amnion melalui tempat masuknya trokar. Setiap tempat tusukan uterus ditutup dengan dua jahitan absorbable dan lem fibrin. 10 FETENDO telah menggantikan bedah fetus terbuka untuk beberapa masalah- masalah fetus. Telah terbukti khususnya berguna untuk menangangi masalah fetus yang berhubungan dengan plasenta, seperti sindroma twin-to-twin transfusion, dan untuk melihat di dalam fetus, sebagai contoh, untuk menempatkan balon di trakea fetus atau obstruksi kandung kemih fetus. 13 c b a Gambar 5. a Bedah pada Fetus Terbuka, b dan c FETENDO. 13

BAB V PRA OPERASI DAN PASCA OPERASI