Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor terbesar Indonesia. Volume ekspor kopi Indonesia rata-rata berkisar 350 ribu ton per tahun meliputi kopi Robusta 85 dan Arabika 15. Terdapat lebih dari 50 negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan USA, Jepang, Jerman, Italia, dan Inggris menjadi tujuan utama 1 Tingkat permintaan akan kopi Arabika sangat tinggi sehingga membutuhkan perhatian dari perusahaan dalam mempertimbangkan kapasitas produksi dalam perencanaan penjualan dan pembuatan kontraknya beberapa bulan ke depan. Tingginya tingkat permintaan sering menjadi masalah, karena akan memperlambat pengiriman produk jadi siap ekspor yang diakibatkan oleh keterbatasan jumlah bahan baku yang disebabkan oleh persaingan harga pembelian bahan baku sesama eksportir dan harga dari coffee market dunia. Selain dari beberapa faktor tersebut, faktor yang dapat mempengaruhi keterlambatan . Ekspor kopi Arabika Indonesia hampir seluruhnya dalam bentuk biji kopi hijau dan hanya sebagian kecil dalam bentuk hasil olahan sangrai roasted. Karena lebih banyak ekspor kopi Indonesia dalam bentuk biji kopi hijau maka perusahaan harus dapat menjaga kualitas pengolahan biji kopi dimulai dari proses awal hingga proses akhir pengolahan untuk menjaga cita rasa kopi. 1 http:www.aeki-aice.orgTentang-Kopiekspor.html Universitas Sumatera Utara pengiriman adalah terhambatnya rangkaian kegiatan proses akhir produksi terutama pada proses sortasi biji kopi. PT. Mandheling Gayo Internasional merupakan perusahaan pengekspor kopi. Salah satu proses produksi yang dilakukan adalah proses sortasi biji kopi, agar biji kopi hijau yang akan dikirim berkualitas baik. Metode kerja yang kurang tepat menyebabkan proses sortasi berjalan lambat, sehingga menimbulkan penurunan jumlah hasil produksi. Penurunan jumlah produksi ini akan menyebabkan tidak tercapainya target pengiriman produk. Sortasi biji kopi yang dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga kerja manusia menyebabkan proses ini membutuhkan efektivitas kerja dan berbagai faktor lainnya yang dapat mendukung tingkat produktivitas dari proses sortasi. Penggunaan metode yang tepat dan ergonomis merupakan solusi yang terbaik dalam meningkatkan produktivitas pada bagian sortasi biji kopi. Kegiatan sortasi yang dilakukan oleh pekerja borongan sortasi mothers picker umumnya menggunakan dua cara, yaitu duduk di kursi dan menggunakan meja kerja, dan yang kedua yaitu duduk di lantai tanpa kursi dan meja kerja. Berdasarkan pengamatan awal, para pekerja yang duduk di lantai merasa lebih nyaman. Padahal jika dilakukan pengamatan, para pekerja sering melakukan gerakan yang bersifat relaksasi setiap beberapa menit. Hal ini terjadi karena sebenarnya pekerja mengalami rasa nyeri pada bagian tubuhnya. Rasa nyeri tersebut disebabkan oleh keluhan musculoskeletal terutama pada bagian paha, pinggul, punggung, bahu, tangan, lengan, dan kepala. Sehingga kenyamanan sementara yang dirasakan saat duduk di lantai telah menjadi paradigma di Universitas Sumatera Utara kalangan pekerja sortasi biji kopi. Sedangkan metode kedua yaitu dengan menggunakan kursi dan meja. Para pekerja yang awalnya merasa kurang nyaman dengan cara kerja ini, namun tanpa disadari cara inilah yang terbaik dalam menjaga konsistensi, kenyamanan, dan kesehatan pekerja sortasi yang dimulai pada pukul 08.00 - 17.00 WIB. Berdasarkan perhitungan awal, jumlah hasil output yang dihasilkan para pekerja yang duduk di kursi dan menggunakan meja lebih produktif bila dibandingkan dengan para pekerja yang duduk di lantai. Hal ini dapat dilihat dengan jumlah rata-rata output dari pekerja sortasi duduk di lantai berkisar antara 50 sd 80 kghari, sedangkan untuk pekerja sortasi yang duduk di kursi berkisar antara 70 sd 90 kghari. Total jumlah pekerja sortasi berkisar antara 200 sd 270 orang, dimana jumlah pekerja sortasi bersifat fluktuatif. Masing-masing meja menampung 4 pekerja sortasi dengan jumlah total 68 meja. Dalam penelitian ini akan diteliti perbandingan antara kedua metode kerja sortasi kemudian merancang ulang melalui pendekatan ergonomi yang masih berhubungan erat dengan tingkat produktivitas hasil produksi perusahaan. Hal ini diteliti karena proses sortasi merupakan salah satu faktor penyebab terhambatnya pengiriman ekspor dalam pemenuhan target produksi di beberapa perusahaan pengekspor kopi. Sehingga perlu dilakukan perbaikan rancangan fasilitas dan metode kerja sortasi supaya lebih ergonomis dan produktif. Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Permasalahan