Rancangan Perbaikan Metode Kerja pada Stasiun Pengantongan Semen di PT. Yoga Wibawa Mandiri

(1)

RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA

PADA STASIUN PENGANTONGAN SEMEN

DI PT. YOGA WIBAWA MANDIRI

TESIS

OLEH

CUT ITA ERLIANA 117025001/TI

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 1 4


(2)

RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA

PADA STASIUN PENGANTONGAN SEMEN

DI PT. YOGA WIBAWA MANDIRI

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Magister Teknik

dalam Program Studi Teknik Industri pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

OLEH

CUT ITA ERLIANA 117025001/TI

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 1 4


(3)

Judul Tesis : RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA PADA STASIUN PENGANTONGAN SEMEN DI PT. YOGA WIBAWA MANDIRI

Nama Mahasiswa : Cut Ita Erliana

Nomor Pokok : 117025001

Program Studi : Teknik Industri

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE) (Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, MT)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Dekan

(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng) (Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME)


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :

RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA PADA STASIUN

PENGANTONGAN SEMEN DI PT. YOGA WIBAWA MANDIRI

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Juli 2014 Yang Membuat Pernyataan,

Cut Ita Erliana NIM : 117025001/TI


(5)

Telah di uji pada

Tanggal : 16 Juli 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE Anggota : Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng

Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, MT Dr. Ir. Nazaruddin, MT


(6)

ABSTRAK

PT. Yoga Wibawa Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengantongan semen dan menjalin kemitraan dengan PT. Semen Padang sejak tahun 2008. Produk yang dihasilkan adalah Semen Portland Pozzolan 50 kg. Masalah yang dihadapi perusahaan adalah kemampuan produksi semen yang lebih rendah dari permintaan semen. Analisis awal dilakukan terhadap komponen sistem kerja yaitu manusia, bahan baku, mesin, dan lingkungan kerja. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor manusia yaitu pada metode kerja yang berpengaruh terhadap kemampuan produksi semen.

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan rancangan perbaikan metode kerja pada stasiun pengantongan semen agar waktu pengerjaan produk menjadi lebih singkat sehingga jumlah produksi semen meningkat.

Perhitungan waktu elemen gerakan bagian pengantongan semen dilakukan dengan menggunakan metode Modular Arrangement of Predermined Time Standards

(MODAPTS). Rancangan perbaikan metode kerja dilakukan dengan work elimination

dan work simplification sesuai Prinsip Ekonomi Gerakan. Hasil pengukuran perbaikan metode kerja pada stasiun pengantongan semen menghasilkan penurunan waktu siklus sebesar 3,741 detik atau 34% dan kenaikan jumlah produksi sebanyak 16,8 ton/operator. Kata Kunci : MODAPTS, Prinsip Ekonomi Gerakan.


(7)

ABSTRACT

PT. Yoga Wibawa Mandiri is a company which operates in cement bagging service and has established partnership with PT. Semen Padang since 2008. The products produced by the company is Portland Pozzolan 50 kg cement. The problem faced by the company is the ability of cement production is lower than the demand for cement. Initial analysis was about the component of work system of human resources, raw material, machines, and work environment. The result of the analysis showed that the human resources in the working method influenced the capacity of the production.

The purpose of the research was to identify the design for the improvement of work method by using Modular Arrangement of Predermined Time Standards (MODAPTS). The design for the improvement of work method was conducted by using work elimination and work simplification, according to the Principles of Motion Economy. The result of the measurement of the improvement of work method in the cement bagging station showed that there was decrease in cycle time of 3.741 seconds or 34% and the increase in the amount of production of 16.8 tons/operator.


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Lhokseumawe - Aceh pada tanggal 2 November 1981, merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Ir. H. TM. Ali Akbar dan Ibu Hj. Nuraliyah.

Riwayat pendidikan formal yang dilalui penulis berawal dari Sekolah Dasar Negeri Hagu Selatan tahun 1987-1993, Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 1993-1996 di SMP Negeri 1 Lhokseumawe, Sekolah Menengah Atas tahun 1993-1996-1999 di SMA Negeri 1 Lhokseumawe. Pada tahun 1999 melanjutkan pendidikan Strata-1 di Universitas Islam Bandung, Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri dan dinyatakan lulus pada tahun 2004.

Pada akhir tahun 2008 penulis diterima sebagai staf pengajar pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh. Penulis mendapatkan izin sekolah untuk melanjutkan pendidikan Strata-2 pada Program Studi Magister Teknik Industri Universitas Sumatera Utara angkatan 14.


(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kehadirat ALLAH SWT atas segala karunia dan ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Magister Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, sekaligus mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan.

Dalam penulisan tesis ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng., selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai pembanding atas masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini. Bapak Prof. Dr. Ir. A.Rahim Matondang, MSIE., selaku pembimbing utama dan Ibu Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, MT selaku anggota pembimbing yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini. Demikian juga Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE dan Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT., selaku tim pembanding yang telah memberi masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini. Ucapan terima kasih juga kepada seluruh staf pengajar pada Program Studi Magister Teknik Industri atas semua pengetahuan yang telah diberikan. Terima kasih kepada Bapak Dr. Apridar, SE, M.Si selaku Rektor Universitas Malikussaleh atas motivasi dan rekomendasi yang diberikan kepada penulis. Bapak Ir. T. Hafli, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh atas motivasi dan rekomendasi yang diberikan kepada penulis. Bapak Bahtiar, ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Malikussaleh dan seluruh staf dan dosen di jurusan teknik industri Unimal atas semua motivasi yang diberikan kepada penulis. Demikian juga kepada Bapak Alliyan Anzib dari PT.Yoga Wibawa Mandiri atas semua kemudahan dan fasilitas yang diberikan selama penelitian dilaksanakan.


(10)

Secara khusus penghargaan penulis ucapkan kepada suami tercinta Dahlan Abdullah, ST, M.Eng dan ananda tercinta Cut Zahra Almaira, terima kasih atas cinta, kasih sayang, kesabaran, pengertian, motivasi dan doanya. Bapak dan Ibu tercinta H. TM. Ali Akbar dan Hj. Nuraliyah, Ibunda Cut Aminah, abang, kakak dan adik T. Fauzan, ST, MT, Cut Mutia Dewi, SE, T.Farhan, Cut Shyfa atas doa, kasih sayang, dan motivasi yang diberikan untuk menyelesaikan studi. Terima kasih juga atas bantuan selama perkuliahan kepada Rosanti Osie Banabana dan rekan-rekan seperjuangan angkatan 14 (Bang Azis, Kak Meri, Bang Yanta, Yudi), angkatan 13,15 dan 16. Kemudian kepada semua pihak yang pernah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu sangat diharapkan saran dan masukan yang konstruktif untuk perbaikan pada masa yang akan datang. Terima Kasih.

Medan, Juli 2014 Penulis,


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Batasan Masalah dan Asumsi ... 9

1.6 Sistematika Penulisan Tesis ... 10

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR ... 12

2.1 Perbaikan Metode Kerja (Methods Improvement)... 12

2.2 Prosedur Sistematis untuk melaksanakan Analisis Metode Kerja ... 15

2.3 Prinsip Ekonomi Gerakan ... 16

2.4 Studi Gerakan ... 18

2.5 Peta Kerja ... 20

2.5.1 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan ... 20

2.5.2 Peta Pekerja dan Mesin ... 21

2.6 Teknik Pengukuran Kerja ... 22

2.6.1 Kelonggaran ... 23

2.7 Modular Arrangement of Predermined Time Standards ... 26

2.8 Lingkungan Kerja ... 29


(12)

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI ... 35

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 35

3.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 36

3.2.1 Visi Perusahaan ... 36

3.2.2 Misi Perusahaan ... 36

3.2.3 Produk ... 36

3.3 Organisasi dan Manajemen ... 37

3.3.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 37

3.3.2 Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... 41

3.4 Mesin yang Digunakan Perusahaan ... 41

3.5 Proses Produksi ... 42

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 43

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43

4.2 Subjek Penelitian ... 43

4.3 Jenis Penelitian ... 43

4.4 Identifikasi Variabel Penelitian ... 44

4.4.1 Variabel Independen ... 44

4.4.2 Variabel Dependen ... 44

4.4.3 Kerangka Konsep Penelitian ... 44

4.4.4 Definisi Operasional ... 45

4.5 Instrumen Penelitian ... 45

4.6 Jenis dan Sumber Data ... 46

4.6.1 Data Primer ... 46

4.6.2 Data Skunder ... 46

4.7 Prosedur Penelitian ... 47

4.8 Pelaksanaan Penelitian ... 48

4.9 Tahap Pengumpulan Data ... 49

4.10 Tahap Pengolahan Data ... 50

4.11 Tahap Analisis Pemecahan Masalah ... 50


(13)

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

5.1 Data Permintaan dan produksi Semen Tahun 2013 ... 53

5.2 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014 ... 53

5.3 Data Upah Lembur Tahun 2013 ... 54

5.4 Data Upah Lembur Tahun 2014 ... 57

5.5 Data Operator ... 57

5.6 Jumlah Kantong Semen yang dihasilkan Operator ... 58

5.7 Data Elemen Gerakan ... 58

5.8 Prinsip Ekonomi Gerakan ... 60

5.9 Data Waktu Pengerjaan ...71

5.10 Perhitungan Faktor Kelonggaran (Allowance)... 80

5.11 Peta Pekerja dan Mesin ... 83

5.12 Rancangan Usulan ... 85

5.12.1 Prinsip Ekonomi Gerakan ... 85

5.12.2 Perhitungan Waktu dengan Elemen Gerakan Usulan ... 88

5.12.3 Perhitungan Faktor Kelonggaran (Allowance)... 93

5.12.4 Perhitungan Waktu Standar ... 93

5.12.5 Perbandingan Metode Kerja Aktual dan Usulan ... 94

5.12.6 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Usulan ... 96

5.12.7 Penggunaan Anggota Tubuh Usulan ... 96

5.12.8 Peta Pekerja dan Mesin Usulan ... 98

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

6.1Kesimpulan ... 99

6.2Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Hasil Produksi Semen Tahun 2013 ... 2

2.1 Gerakan Dasar Therbligs ... 19

2.2 Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-faktor yang berpengaruh... 24

2.3 Perbandingan Metode Time Study dan Modapts ... 27

2.4 Kode Modapts ... 28

5.1 Data Permintaan dan produksi Semen Tahun 2013 ... 52

5.2 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014 ... 53

5.3 Data Upah Lembur Tahun 2013 ... 55

5.4 Data Upah Lembur Tahun 2014 ... 56

5.5 Data Operator ... 57

5.6 Jumlah Kantong yang dihasilkan Operator ... 58

5.7 Elemen Gerakan Operator ... 59

5.8 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 1 ... 60

5.9 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 2 ... 61

5.10 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 3 ... 62

5.11 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 4 ... 62

5.12 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 5 ... 63

5.13 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 6 ... 63

5.14 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 7 ... 64

5.15 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 8 ... 64

5.16 Rekapitulasi Waktu Gerakan Tangan Operator 1 s.d 8 ... 65

5.17 Bagian Tubuh Operator untuk Melakukan Pekerjaan ... 66

5.18 Rekapitulasi Penggunaan Anggota Tubuh ... 67

5.19 Tahapan Gerakan Operator ... 68


(15)

5.21 Lembar Kerja Modapts Operator 1 ... 72

5.22 Lembar Kerja Modapts Operator 2 ... 73

5.23 Lembar Kerja Modapts Operator 3 ... 74

5.24 Lembar Kerja Modapts Operator 4 ... 75

5.25 Lembar Kerja Modapts Operator 5 ... 76

5.26 Lembar Kerja Modapts Operator 6 ... 77

5.27 Lembar Kerja Modapts Operator 7 ... 78

5.28 Lembar Kerja Modapts Operator 8 ... 79

5.29 Rekapitulasi Waktu Normal Tiap Operator ... 80

5.30 Perhitungan Allowance (Kelonggaran) untuk Operator .... 81

5.31 Waktu Standar Tiap Operator ... 82

5.32 Peta Pekerja dan Mesin Operator A ... 84

5.33 Rekapitulasi Peta Pekerja dan Mesin Operator A s.d H ... 85

5.34 Gerakan yang Tidak Sesuai dengan Prinsip Ekonomi Gerakan ... 86

5.35 Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 1 ... 89

5.36 Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 2 ... 89

5.37 Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 3 ... 90

5.38 Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 4 ... 90

5.39 Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 5 ... 91

5.40 Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 6 ... 91

5.41 Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 7 ... 92

5.42 Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 8 ... 92

5.43 Perhitungan Allowance Untuk Operator ... 93

5.44 Waktu Standar Tiap Operator ... 94

5.45 Perbandingan Waktu Standar Metode Kerja Aktual dan Usulan ... 94

5.46 Perbandingan Hasil Produksi Semen ... 94

5.47 Peta Tangan Kiri dan Kanan Usulan ... 96

5.48 Bagian Tubuh yang Digunakan untuk Melakukan Pekerjaan... 97


(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1 Bahan Baku ... 3

1.2 Mesin yang Digunakan ... 4

1.3 Tahapan Gerakan Operator Pada Pengantongan Semen Aktual ... 5

1.4 Tahapan Gerakan Operator detail pada Pengantongan Semen ... 6

1.5 Kondisi Lingkungan Kerja Fisik Perusahaan ... 7

2.1 Langkah-langkah dalam Analisis Metode Kerja ... 12

2.2 Interaksi Faktor-faktor Produksi dalam Analisis Metode Kerja ... 14

3.1 Produk yang Dihasilkan ... 36

3.2 Struktur Organisasi PT. Yoga Wibawa Mandiri ... 38

4.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 44

4.2 Prosedur Pengamatan Ekonomi Gerakan Operator ... 47

4.3 Prosedur Pengukuran Work and Idle Operator ... 48

4.4 Blok Diagram Prosedur Penelitian ... 51

5.1 Data Permintaan dan produksi Semen Tahun 2013 ... 53

5.2 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014 ... 54

5.3 Data Upah Lembur Tahun 2013 ... 56

5.4 Data Upah Lembur Tahun 2014 ... 57

5.5 Gerakan Kerja Operator ... 59

5.6 Grafik Waktu Gerakan Tangan ... 65

5.7 Penggunaan Anggota Tubuh Operator Saat Bekerja ... 67

5.8 Perbandingan Waktu Tiap Gerakan Operator ... 69

5.9 Layout Area Produksi ... 70

5.10 Grafik Waktu Standar Tiap Operator ... 82

5.11 Gerakan Kerja Aktual ... 87

5.12 Gerakan Kerja Usulan ... 88


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Peta Pekerja dan Mesin Operator A s.d Operator H ... 104


(18)

ABSTRAK

PT. Yoga Wibawa Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengantongan semen dan menjalin kemitraan dengan PT. Semen Padang sejak tahun 2008. Produk yang dihasilkan adalah Semen Portland Pozzolan 50 kg. Masalah yang dihadapi perusahaan adalah kemampuan produksi semen yang lebih rendah dari permintaan semen. Analisis awal dilakukan terhadap komponen sistem kerja yaitu manusia, bahan baku, mesin, dan lingkungan kerja. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor manusia yaitu pada metode kerja yang berpengaruh terhadap kemampuan produksi semen.

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan rancangan perbaikan metode kerja pada stasiun pengantongan semen agar waktu pengerjaan produk menjadi lebih singkat sehingga jumlah produksi semen meningkat.

Perhitungan waktu elemen gerakan bagian pengantongan semen dilakukan dengan menggunakan metode Modular Arrangement of Predermined Time Standards

(MODAPTS). Rancangan perbaikan metode kerja dilakukan dengan work elimination

dan work simplification sesuai Prinsip Ekonomi Gerakan. Hasil pengukuran perbaikan metode kerja pada stasiun pengantongan semen menghasilkan penurunan waktu siklus sebesar 3,741 detik atau 34% dan kenaikan jumlah produksi sebanyak 16,8 ton/operator. Kata Kunci : MODAPTS, Prinsip Ekonomi Gerakan.


(19)

ABSTRACT

PT. Yoga Wibawa Mandiri is a company which operates in cement bagging service and has established partnership with PT. Semen Padang since 2008. The products produced by the company is Portland Pozzolan 50 kg cement. The problem faced by the company is the ability of cement production is lower than the demand for cement. Initial analysis was about the component of work system of human resources, raw material, machines, and work environment. The result of the analysis showed that the human resources in the working method influenced the capacity of the production.

The purpose of the research was to identify the design for the improvement of work method by using Modular Arrangement of Predermined Time Standards (MODAPTS). The design for the improvement of work method was conducted by using work elimination and work simplification, according to the Principles of Motion Economy. The result of the measurement of the improvement of work method in the cement bagging station showed that there was decrease in cycle time of 3.741 seconds or 34% and the increase in the amount of production of 16.8 tons/operator.


(20)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri semen merupakan salah satu industri prospektif saat ini. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyebutkan pada tahun 2012 kebutuhan semen nasional mencapai 54,9 juta ton dan tahun 2013 mencapai 58,5 juta ton atau meningkat 6 persen. Pada tahun 2014 diprediksi kebutuhan semen nasional akan meningkat 10 persen atau sebesar 64 juta ton.

Konsumsi semen nasional yang semakin meningkat ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pabrik semen untuk terus bersaing satu dan lainnya. Salah satu bentuk persaingan adalah banyaknya jumlah unit pengantongan semen (packing plant) yang dimiliki perusahaan untuk kelancaran distribusi semen ke daerah. Hal ini diharapkan perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan di wilayah tersebut. Namun disisi lain metode kerja yang diterapkan pada tiap packing plant adalah berbeda, misalnya dalam hal fasilitas produksi yang digunakan. Packing plant yang didukung oleh mesin pengantongan (packer) yang bersifat otomatis, menyebabkan beban kerja operator menjadi berkurang, dimana kantong atau zak akan terisi secara otomatis dengan bantuan robot. Namun tidak semua perusahaan memakai sistem robotic karena alasan finansial. Masih banyak perusahaan yang masih menerapkan sistem manual.


(21)

Salah satu perusahaan yang masih menggunakan mesin packer manual adalah

PT. Yoga Wibawa Mandiri. Perusahaan yang berdomisili di pelabuhan Krueng Geukuh – Lhokseumawe ini menjalin kemitraan dengan PT. Semen Padang

sejak tahun 2008 dalam bidang pengantongan semen. Hasil wawancara dengan pihak perusahaan, perusahaan mengeluhkan jumlah produksi semen yang lebih rendah dari jumlah permintaan semen. Data hasil produksi semen tahun 2013 ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Hasil Produksi Semen Tahun 2013.

No Periode Permintaan (ton) Produksi (ton)

1 Januari 7421 6356

2 Februari 7581 6683

3 Maret 7907 7308

4 April 8398 7532

5 Mei 8546 7530

6 Juni 8716 7691

7 Juli 10933 9222

8 Agustus 8612 6813

9 September 11529 9371

10 Oktober 10960 8475

11 November 10213 8565

12 Desember 11346 9550

Jumlah 112162 95096

Sumber: Perusahaan.

Tabel 1.1 menunjukkan jumlah permintaan lebih tinggi dari jumlah produksi dan ini terjadi setiap bulan selama tahun 2013. Selama ini perusahaan menerapkan jam lembur. Akibat penerapan jam lembur, perusahaan harus mengeluarkan dana tambahan untuk membayar upah lembur dengan kisaran Rp. 30.000.000,- setiap tahunnya. Berdasarkan kelebihan upah ini manajemen baru di perusahaan ingin melakukan


(22)

perubahan agar jumlah produksi semen pada jam kerja sama besarnya dengan jumlah permintaan semen.

Penulis melakukan analisis awal pada komponen sistem kerja untuk mengetahui penyebab dari menurunnya produktivitas perusahaan. Pada komponen bahan baku, semen curah dan kantong semen dikirimkan oleh Semen Padang menggunakan kapal laut. Selama ini tidak ada masalah pada bahan baku karena pengiriman selalu tepat waktu dan dalam jumlah yang mencukupi sehingga bahan baku bukan faktor penyebab menurunnya produktivitas perusahaan. Bahan baku ditunjukkan pada Gambar 1.1.

a. Kantong semen. b. Kapal pengangkut semen curah

c. Semen curah dialirkan melalui pipa inlet.

d. Semen curah dialirkan ke silo.


(23)

Mesin yang digunakan adalah mesin packer manual sehingga operator diharuskan untuk memasang kantong semen atau zag yang kosong ke lengan pengisi (spout) mesin

packer. Mesin ini berkapasitas 40 ton/jam dengan kapasitas terpakai adalah 70%. Berdasarkan data diatas komponen mesin bukan merupakan faktor penyebab rendahnya jumlah produksi semen karena kapasitas mesin melebihi kapasitas produksi dan persentase kapasitas terpakai masih dibawah 100%. Mesin yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Mesin yang digunakan

Pada faktor manusia, operator pada stasiun kerja pengantongan semen adalah operator yang sudah berpengalaman (bekerja di perusahaan ini sejak tahun 2008) dan berjumlah 8 orang. Tiap mesin packer dioperasikan oleh dua operator yang bergantian dengan operator lainnya setiap 3,5 jam kerja. Sampai saat ini perusahaan beroperasi tanpa didukung dengan SOP (Standard Operating Procedure). Metode kerja yang diterapkan berdasarkan kebiasaan apa yang sudah mereka jalankan bertahun-tahun. Belum ada standar waktu kerja bagi operator, sehingga operator tidak mempunyai acuan waktu dalam bekerja. Cara kerja ditunjukkan pada Gambar 1.3 dan 1.4.


(24)

a. Operator menyalakan mesin

packer.

b. Operator berputar dan berjalan mengambil kantong semen.

c. Operator berputar, berjalan dan memegang kantong semen.

d. Operator mengarahkan kantong semen ke lengan mesin packer.

Gambar 1.3 Tahapan Gerakan Operator Pada Proses Pengantongan Semen Aktual.

Pada Gambar 1.3 tampak operator melakukan pekerjaan pengantongan semen. Gerakan pertama ditunjukkan pada Gambar I.3.a operator menyalakan mesin packer. Gerakan selanjutnya adalah berputar sebesar 180° untuk mengambil kantong semen yang terletak di meja dibelakang operator. Gerakan ini dilakukan sebanyak 240 kali dalam satu jam kerja. Tahapan gerakan operator secara detail tiap elemen kegiatan ditunjukkan pada Gambar 1.4.


(25)

a. Operator menyalakan mesin packer. b. Operator berputar dan berjalan

c. Operator mengambil kantong semen. d. Operator berputar dan berjalan membawa kantong semen.

e. Operator memegang kantong semen. f. Operator meletakkan kantong semen ke lengan mesin packer.


(26)

PT. Yoga Wibawa Mandiri terletak di Pelabuhan Krueng Geukuh dengan kondisi lingkungan kerja fisik ditunjukkan pada Gambar 1.5.

a. Kecepatan angin 5,7 m/s. b. Kelembaban udara 100%.

c. Suhu 30°C. d. ISPU 222.

Gambar 1.5 Kondisi Lingkungan Kerja Fisik Perusahaan.

Berdasarkan Gambar 1.5 dan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/Xi/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri, suhu dan kelembaban yang diizinkan maksimal 30°C dan


(27)

100% artinya suhu dan kelembaban perusahaan masih dalam ambang batas. Indeks Standar Pencemaran Udara termasuk dalam kategori sangat tidak sehat dikarenakan debu semen yang sangat banyak beterbangan. Tetapi efek debu terhadap pekerja tidak diamati di dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil analisis awal terhadap empat komponen sistem kerja diidentifikasi bahwa faktor penyebab tidak terpenuhinya permintaan semen pada jam kerja adalah pada komponen metode kerja.

Berdasarkan fenomena dan literatur di atas maka perlu diadakan penelitian di PT. Yoga Wibawa Mandiri untuk menemukan solusi berupa rancangan perbaikan metode kerja agar jumlah produksi semen pada jam kerja meningkat.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan bahwa terdapat metode kerja dengan gerakan repetitif dalam frekuensi tinggi yang menyebabkan pemborosan waktu kerja dan produksi semen pada jam kerja tidak terpenuhi, oleh karena itu diperlukan perbaikan metode kerja.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa metode kerja yang berlangsung saat ini dan melakukan perbaikan metode kerja yang dilakukan oleh operator untuk mempersingkat waktu pengerjaan produk sehingga jumlah produksi semen perusahaan meningkat.


(28)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan peneliti untuk mengamati dan menganalisis permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan khususnya dalam penerapan metode kerja pada proses pengantongan semen.

2. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk dapat merancang metode kerja yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. 3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dalam mencari solusi

terbaik dalam perbaikan metode kerja.

1.5 Batasan Masalah dan Asumsi

Untuk menghindari meluasnya pembahasan dari yang sebenarnya diteliti, maka penulis membuat batasan masalah dan asumsi. Penelitian ini dibatasi pada:

1. Penelitian dilakukan di PT. Yoga Wibawa Mandiri pada stasiun kerja pengantongan semen.

2. Operator yang diamati adalah operator pada stasiun kerja pengantongan semen.

3. Masalah penelitian dibatasi pada aspek ergonomi proses pengantongan semen.

Asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Proses produksi berada pada kondisi normal dan tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.


(29)

2. Operator yang diamati memiliki tingkat keterampilan dan kemampuan yang sama untuk pekerjaan yang akan dilakukan.

3. Metode dan fasilitas yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah sama selama penelitian berlangsung.

4. Jam kerja yang berlangsung adalah normal.

5. Lingkungan kerja tidak mempengaruhi hasil penelitian.

1.6 Sistematika Penulisan Tesis

Agar penulisan tesis ini dapat dipahami dengan mudah, maka disusun sistematika yang digunakan dalam penulisan ini yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi penelitian dan serta sistematika penulisan tesis.

BAB 2 : TINJAUAN LITERATUR

Menguraikan literatur yang melandasi dan mendukung penelitian ini. Memberikan pemahaman singkat melalui penjelasan umum, uraian pengertian, dan teori-teori.

BAB 3 : GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

Menguraikan tentang gambaran umum perusahaan, ruang lingkup usaha, proses produksi dan struktur organisasi yang ada di perusahaan.


(30)

BAB 4 : METODOLOGI PENELITIAN

Menguraikan metodologi penelitian sebagai kerangka pemecahan masalah baik dalam mengumpulkan data ataupun dalam menganalisis data yang diperoleh.

BAB 5 : HASIL DAN PEMBAHASAN

Menguraikan data yang dikumpulkan untuk kepentingan penelitian dan pengolahan data tersebut sesuai dengan metodologi penelitian dan menguraikan hasil perancangan yang dianalisa dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Menguraikan kesimpulan yang didapat dari hasil rancangan dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(31)

BAB 2

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Perbaikan Metode Kerja (Methods Improvement)

Perbaikan metode kerja adalah proses dimana pekerjaan dianalisis untuk meningkatkan produktivitas kerja. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi metode (methods analysis) yang berlangsung saat ini kemudian merancang dan menerapkan metode kerja yang lebih efektif dan efisien dengan tujuan akhir adalah waktu penyelesaian lebih singkat dan cepat (Lawrence, 2000:105).

Analisa metode kerja dimaksudkan untuk mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengaturan kerja yang optimal dalam suatu sistem kerja. Yang dimaksudkan dengan sistem kerja adalah sistem dimana komponen-komponen kerja seperti manusia, mesin, material serta lingkungan kerja fisik akan berinteraksi (Lawrence, 2000:108). Hal ini secara skematis ditunjukkan pada Gambar 2.1.

ANALISIS METODE KERJA

· EFEKTIF

· EFISIEN

PEMILIHAN ALTERNATIF SISTEM KERJA TERBAIK SISTEM KERJA

· Pekerja

· Bahan

· Mesin

· Lingkungan Kerja Fisik

Alternatif-alternatif


(32)

Berdasarkan gambar di atas jelas bahwa di dalam analisis metode terdapat empat macam komponen sistem kerja yang harus diperhatikan guna memperoleh metode kerja yang baik, meliputi:

1. Komponen material: Bagaimana cara menempatkan material, jenis material yang mudah diproses dan lain-lain. Material yang dimaksud dalam hal ini meliputi bahan baku, supplies (komponen, parts, dan lain-lain), produk jadi, limbah dan lain-lain.

2. Komponen manusia: Bagaimana sebaiknya posisi pekerja pada saat proses kerja berlangsung agar mampu memberikan gerakan-gerakan kerja yang efektif dan efisien.

3. Komponen mesin: Bagaimana desain dari mesin dan peralatan kerja lainnya, apakah sudah sesuai dengan prinsip ergonomi.

4. Komponen lingkungan kerja fisik: Bagaimana kondisi lingkungan kerja fisik tempat operasi kerja dilaksanakan, apakah dirasa cukup aman dan nyaman.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pokok dari analisis metode ini adalah sebagai berikut:

1. Perbaikan proses dan tata cara pelaksanaan penyelesaian pekerjaan. 2. Perbaikan dan penghematan penggunaan material, mesin, dan manusia. 3. Pendayagunaan usaha manusia.

4. Perbaikan tata ruang kerja yang mampu memberikan suasana lingkungan kerja yang nyaman dan aman.


(33)

Gambar 2.2 menunjukkan faktor-faktor produksi yang harus diperhatikan di dalam menganalisa metode kerja dengan tujuan pokok mencari tata kerja yang lebih sederhana, efektif dan efisien.

METODE KERJA (prosedur, langkah, urutan, dll) Bahan Baku &

Supplies Input

Produk Jadi (Output)

Operator, Mesin & Fasilitas Kerja Lainnya Lingkungan Kerja Fisik

(temperatur, penerangan, kebisingan, kadar debu, dll)

Gambar 2.2 Interaksi Faktor-Faktor Produksi dalam Analisa Metode Kerja. Penelitian metode kerja adalah penelitian tentang prinsip-prinsip pengaturan komponen sistem kerja untuk memperoleh beberapa alternatif sistem kerja yang baik. Komponen sistem kerja ini diatur dan secara bersama-sama berada dalam suatu komposisi yang baik, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha. 2.2 Prosedur Sistematis Untuk Melaksanakan Analisis Metode Kerja

Sebelum diputuskan apakah perlu dilaksanakan kegiatan analisis metode kerja maka terlebih dahulu harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini (Wignjosoebroto, 2008:93)

1. Adakah keuntungan ekonomis yang bisa dipakai sebagai hasil akhir dari pelaksanaan kegiatan ini?


(34)

2. Adalah tersedia cukup pengetahuan teknis yang melatarbelakangi proses kerja yang akan dianalisis?

3. Apakah benar-benar tidak ada reaksi yang negatif terhadap pelaksanaan aktivitas analisis metode yang berasal dari pekerja?

Jika tiga pertanyaan tersebut di atas sudah berhasil dijawab dengan jelas dan positif maka langkah-langkah berikut harus ditempuh guna memperoleh hasil analisis yang sebaik-baiknya yaitu:

1. Identifikasi operasi kerja yang harus diamati dan dipelajari. Kumpulkan semua data dan fakta yang ada terutama yang berkaitan dengan komponen-komponen yang terlihat di dalam sistem kerja tersebut.

2. Apabila diperlukan maka dapatkan input data dari pekerja ataupun penyelia atau supervisor langsung, terutama untuk pekerjaan yang telah berlangsung lama (dalam hal ini metode kerja tersebut perlu dianalisis lagi sebab dianggap tidak efektif dan efisien).

3. Dokumentasikan metode kerja yang sesuai dengan langkah-langkah urutan kerja yang sistematis dan logis. Untuk menggambar prosedur kerja ini direkomendasikan untuk menggunakan bantuan peta proses atau peta kerja lainnya.

4. Buat usulan metode kerja yang baru yang dianggap lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan metode kerja sebelumnya.

5. Buatlah beberapa alternatif untuk ini dan pilih alternatif terbaik yaitu alternatif metode kerja yang mampu memberikan kesederhanaan prosedur


(35)

yang harus ditempuh (work simplification), kemudahan dan kenyamanan pelaksanaan kerja, serta waktu lebih singkat.

6. Terapkan metode kerja yang baru dan ikuti pelaksanaannya sampai akhirnya benar terbukti bahwa perbaikan metode kerja yang diinginkan tercapai.

2.3 Prinsip Ekonomi Gerakan

Di dalam menganalisa dan mengevaluasi metode kerja untuk memperoleh metode kerja yang lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan. Prinsip ekonomi gerakan ini dapat dipergunakan untuk menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah proses kerja dan juga untuk kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu proses ke proses kerja yang lainnya. (Lawrence, 2000: 117).

1. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan anggota tubuh manusia:

a. Sebaiknya kedua tangan harus memulai dan mengakhiri gerakannya dalam waktu yang bersamaan.

b. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali pada waktu istirahat.

c. Gerakan tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan berlawanan arah.

d. Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat, yaitu hanya menggerakkan bagian badan yang diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.


(36)

e. Hindari gerakan yang menyebabkan perubahan arah karena akan menghabiskan waktu yang lebih banyak.

f. Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga gerak mata terbatas pada satu bidang tanpa perlu mengubah fokus.

2. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung: a. Sebaiknya badan dan peralatan mempunyai tempat yang tetap.

b. Tempatkan bahan-bahan dan fasilitas kerja ditempat yang mudah dan cepat untuk dicapai.

c. Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya memanfaatkan prinsip gaya berat sehingga bahan yang akan dipakai selalu tersedia di tempat yang dekat untuk diambil.

d. Mekanisme yang baik untuk menyalurkan objek yang sudah selesai dirancang.

e. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan teratur sedemikian rupa sehingga gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urutan terbaik.

f. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu hal yang menyenangkan.

g. Tipe tinggi kursi harus dirancang sedemikian rupa sehingga yang mendudukinya memiliki postur yang baik dan nyaman.


(37)

h. Tata letak fasilitas kerja sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kondisi kerja yang baik.

3. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang dipergunakan:

a. Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakan dengan kaki dapat ditingkatkan.

b. Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian rupa agar mempunyai lebih dari satu kegunaan.

c. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanan.

d. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti pekerjaan mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan kekuatan masing-masing jari.

2.4 Studi Gerakan

Studi gerakan adalah analisa terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Tujuan dari studi gerak adalah untuk mengurangi atau menghilangkan gerakan yang kurang efektif agar mendapatkan gerakan yang cepat dan efektif (Lawrence, 2000:208).

Untuk mempermudah penganalisaan terhadap gerakan‐gerakan yang ada, terlebih dahulu mengetahui gerakan‐gerakan dasar yang membentuk kerja tersebut. Guna


(38)

melaksanakan tujuan ini, maka Frank dan Lilian Gilberth telah berhasil menciptakan kode dari gerakan‐gerakan dasar kerja yang dikenal dengan nama THERBLIG. Di sini Frank dan Lilian Gilberth menguraikan gerakan‐gerakan kerja ke dalam 17 gerakan dasar Therbligs, ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Gerakan Dasar Therbligs

No Gerakan Kerja

1 Mencari (Search) 2 Memilih (Select) 3 Memegang (Grasp) 4 Menjangkau (Reach) 5 Membawa (Move)

6 Memegang untuk Memakai (Hold) 7 Melepas (Release)

8 Mengarahkan (Position)

9 Mengarahkan Sementara (Pre position) 10 Pemeriksaan (Inspect)

11 Perakitan (Assembly) 12 Lepas Rakit (Disassemble) 13 Memakai (Use)

14 Kelambatan yang Tak Terhindarkan (Unavoidable delay) 15 Kelambatan yang dapat Dihindarkan (Avoidable delay) 16 Merencana (Plan)


(39)

2.5 Peta Kerja

Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Melalui peta kerja kita dapat melihat semua langkah atau proses yang dialami oleh suatu benda kerja kemudian menggambarkan semua langkah yang dialami benda kerja, seperti: transportasi, operasi mesin, pemeriksaan, perakitan, sampai akhirnya menjadi produk jadi.

Apabila kita ingin melakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja, maka pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode kerja dari stau proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan, dengan demikian peta ini merupakan alat yang baik untuk menganalisis suatu pekerjaan sehingga mempermudah perencanaan perbaikan kerja. Peta kerja dibagi atas peta pekerja keseluruhan (peta proses operasi, peta aliran proses) dan peta pekerja setempat (peta tangan kiri dan kanan, peta pekerja dan mesin).

2.5.1 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Peta tangan kiri dan kanan adalah peta kerja setempat yang bermanfaat untuk menganalisa gerakan tangan manusia didalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat manual. Peta ini akan menggambarkan semua gerakan ataupun delay yang terjadi yang dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri secara mendetail sesuai dengan elemen-elemen Therblig yang membentuk gerakan. Dengan menganalisa detail gerakan yang terjadi maka langkah perbaikan dapat diusulkan. Peta ini tepat digunakan untuk menganalisa gerakan yang terjadi secara berulang (repetitive motion) dan


(40)

dilakukan secara manual. Berdasarkan analisa yang dilakukan maka pola gerakan tangan yang dianggap tidak efisien dan bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan bisa diusulkan untuk perbaikan. Demikian pula akan diharapkan terjadi keseimbangan gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri, sehingga siklus kerja akan berlangsung dengan lancar dalam ritme gerakan yang lebih baik yang akhirnya mampu memberikan delays maupun operator fatigue yang minimum.

2.5.2 Peta Pekerja dan Mesin(Man and Machine Process Chart)

Peta pekerja mesin ini akan menunjukan hubungan waktu kerja antara siklus kerja operator (pekerja) dan siklus operasi dari mesin atau fasilitas kerja lainnya yang ditangani oleh pekerja dan mesin ini sering bekerja secara bergantian. Ada empat kemungkinan terjadi hubungan kerja antara pekerja dan mesin tersebut, yaitu:

a. Operator bekerja – mesin menganggur (idle) b. Operator menganggur – mesin bekerja. c. Operator bekerja – mesin bekerja.

d. Operator menganggur – mesin menganggur.

Pada dasarnya kondisi menganggur, apakah itu terjadi pada operator maupun mesin adalah suatu hal yang merugikan. Waktu menganggur ini harus dihilangkan atau paling tidak ditekan seminimal mungkin dengan tetap mempertimbangkan batas-batas kemampuan manusia dan mesin. Peta Pekerja Mesin bisa digunakan hanya jika terdapat hubungan kerja sama antara pekerja dengan mesin dan sebaliknya, dengan peta ini dapat diketahui waktu menganggur pekerja dan mesin.


(41)

2.6 Teknik Pengukuran Kerja

Pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Pengukuran waktu kerja ini berhubungan dengan usaha‐usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan (Wignjosoebroto, 2008:169).

Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata‐rata untuk menyelesaikan pekerjaan. Dalam hal ini meliputi waktu kelonggaran yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan demikian maka waktu baku yang dihasilkan dalam aktivitas pengukuran kerja ini dapat digunakan sebagai alat untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama suatu kegiatan harus berlangsung dan berapa output yang dihasilkan serta berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Teknik‐teknik pengukuran waktu kerja ini dapat dibagi dua, yaitu pengukuran waktu kerja secara langsung dan pengukuran kerja secara tidak langsung. Cara pertama disebut demikian karena pengukurannya dilaksanakan secara langsung, yaitu ditempat dimana pekerjaan diukur dijalankan. Dua cara termasuk didalamnya adalah cara pengukuran kerja dengan menggunakan jam henti (stopwatch time study) dan sampling kerja (work sampling). Sebaliknya cara tidak langsung melakukan perhitungan waktu kerja tanpa si pengamat harus ditempat pekerjaan yang diukur. Disini aktivitas yang dilakukan hanya melakukan perhitungan waktu kerja dengan membaca tabel‐tabel waktu yang tersedia.


(42)

2.6.1 Kelonggaran

Kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu kerja operator, karena dalam melakukan pekerjaannya operator terganggu oleh hal-hal yang tidak diinginkan namun sifatnya alamiah. Sifat alamiah menyebabkan waktu kerja menjadi cenderung bertambah lama, karena ‘gangguan-gangguan’ ini muncul tidak dapat dihindarkan. Kelonggaran secara umum dapat dibagi kedalam 3 jenis, yaitu:

1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.

Yang termasuk dalam kebutuhan pribadi seperti minum sekedarnya untuk menghilangkan haus dan ke kamar kecil.

2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan.

3. Kelonggaran hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan.

Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak lepas dari hambatan-hambatan yang datang pada saat pekerja sedang melakukan pekerjaannya. Hambatan ini dapat berupa mengobrol, merokok, membaca koran, dan sebagainya. Untuk hambatan jenis ini, maka upaya yang harus dilakukan adalah menghilangkan delay tersebut dengan cara melakukan perbaikan kerja. Namun demikian, ada hambatan lain yang benar-benar diluar kendali pekerja, misalnya listrik padam, peralatan rusak, menerima telepon, serta gangguan-gangguan kerja lainnya.


(43)

Tabel 2.2 Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh.

Faktor Contoh Pekerjaan Kelonggaran (%)

A.Tenaga Yang Dikeluarkan

Ekivalen Beban

Pria Wanita

1. Dapat Diabaikan Bekerja Dimeja, Duduk Tanpa Beban 0,0-6,0 0,0-6

2. Sangat Ringan Bekerja Dimeja, Berdiri 0,00-2,25 Kg 6,0-7,5 6,0-7,5

3. Ringan Menyekop, Ringan 2,25-9,00 7,5-12,0 7,5-16

4. Sedang Mencangkul 9,00-18,00 12,0-19,0 16,0-30

5. Berat Mengayun Palu Yang

Berat

19,00-27,00 19,0-30,0

6. Sangat Berat Memanggul Beban 27,00-50,00 30,00-50,0

7. Luar Biasa Berat Memanggul Karung Berat Diatas 50 Kg

B. Sikap Kerja

1. Duduk Bekerja Duduk, Ringan 0,0 – 1,0

2. Berdiri Diatas Dua Kaki Badan Tegak, Ditumpu Dua Kaki

1,0 – 2,5

3. Berdiri Diatas Satu Kaki Satu Kaki Mengerjakan Alat Kontrol

2,5 – 4,0

4. Berbaring Pada Bagian Sisi, Belakang Atau Depan Badan

2,5 – 4,0

5. Membungkuk Badan Dibungkukkan Bertumpu Pada Dua Kaki

4,0 – 10,0

C. Tenaga Yang Dikeluarkan

Ekivalen Beban

Pria Wanita

8. Dapat Diabaikan Bekerja Dimeja, Duduk Tanpa Beban 0,0-6,0 0,0-6

9. Sangat Ringan Bekerja Dimeja, Berdiri 0,00-2,25 Kg 6,0-7,5 6,0-7,5

10.Ringan Menyekop, Ringan 2,25-9,00 7,5-12,0 7,5-16

11.Sedang Mencangkul 9,00-18,00 12,0-19,0 16,0-30

12.Berat Mengayun Palu Yang

Berat

19,00-27,00 19,0-30,0

13.Sangat Berat Memanggul Beban 27,00-50,00 30,00-50,0

14.Luar Biasa Berat Memanggul Karung Berat Diatas 50 Kg

D.Sikap Kerja

6. Duduk Bekerja Duduk, Ringan 0,0 – 1,0

7. Berdiri Diatas Dua Kaki Badan Tegak, Ditumpu Dua Kaki

1,0 – 2,5

8. Berdiri Diatas Satu Kaki Satu Kaki Mengerjakan Alat Kontrol

2,5 – 4,0

9. Berbaring Pada Bagian Sisi, Belakang Atau Depan Badan

2,5 – 4,0

10.Membungkuk Badan Dibungkukkan Bertumpu Pada Dua Kaki


(44)

25

Tabel 2.2 (Lanjutan)

FAKTOR KELONGGARAN (%)

E. Keadaan Temperatur Tempat Kerja (°C) Normal Berlebihan

1. Beku Di bawah 0 Di atas 10 Di atas 12

2. Rendah 0 - 13 10 s.d 5 12 s.d 5

3. Sedang 13 - 22 5 s.d 0 8 s.d 0

4. Normal 22 - 28 0 s.d 5 0 s.d 8

5. Tinggi 28 - 38 5 s.d 40 8 s.d 100

6. Sangat

tinggi Di atas 38 Di atas 40 Di atas 100

F. Keadaan Atmosfer

1. Baik Ruang yang berventilasi baik, udara

segar 0

2. Cukup Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan 0 s.d 5 3. Kurang

baik

Adanya debu beracun atau tidak

beracun tapi banyak 5 s.d 10

4. Buruk Adanya bau-bauan berbahaya harus

menggunakan alat pernafasan 10 s.d 20

G. Keadaan Lingkungan Yang Baik

1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah 0

2. Siklus kerja berulang antara 5 - 10 detik 0 s.d 1

3. Siklus kerja berulang antara 0 - 5 detik 1 s.d 3

4. Sangat bising 0 s.d 5

5. Jika faktor yang berpengaruh dapat menurunkan

kualitas 0 s.d 5

6. Terasa adanya getaran lantai 5 s.d 10

7. Keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan, dan

lain-lain) 5 s.d 10


(45)

26

2.7 Modular Arrangement of Predermined Time Standards (MODAPTS)

Modular Arrangement of Predetermined Time Standards (MODAPTS) adalah salah satu metode untuk menganalisis gerakan dan menetapkan waktu standar gerakan. Metode ini cocok digunakan pada proses yang memiliki waktu siklus singkat dengan gerakan berulang. MODAPTS dikembangkan pertama kali di Australia oleh G.C Heyde pada tahun 1960 untuk pekerjaan yang dikontrol secara manual (Niebel, 1993).

Karakteristik MODAPTS cocok digunakan dalam perancangan metode kerja, dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Metode ini mudah digunakan dan mudah dimengerti untuk perbaikan-perbaikan operasi kerja.

b. Tidak memerlukan alat-alat pengukuran

c. Perbedaan waktu gerakan berhubungan dengan perbedaan bagian-bagian tubuh

d. Kode MODAPTS adalah sama dengan kode waktu dan gerakan.

e. Penganalisaan mudah dan hasilnya sebaik hasil yang diperoleh dengan metode detail.

f. Sistem ini dapat berperan untuk perbaikan aktivitas yang berulang.

MODAPTS dirancang untuk memperkirakan standar waktu untuk berbagai tugas dan meningkatkan produktivitas suatu organisasi. MODAPTS digunakan untuk estimasi waktu standar, keseimbangan kerja, peningkatan produktivitas dan peningkatan penerapan ergonomi di tempat kerja. Perbandingan metode time study dan MODAPTS ditunjukkan pada Tabel 2.3.


(46)

27

Tabel 2.3. Perbandingan Metode Time Study dan Modapts.

TIME STUDY MODAPTS

Stopwatch Required.

Stopwatch diperlukan untuk mencatat berapa lama waktu yang diperlukan pekerja dalam melaksanakan aktivitasnya.

No Stopwatch Required for people work

Penggunaan stopwatch saat pengukuran menyebabkan konsentrasi pekerja terganggu, pekerja pada umumnya ingin terlihat sempurna dihadapan peneliti.  Performance Rating Required.

 Faktor penyesuaian digunakan untuk ketika pekerja bekerja dalam kondisi tidak wajar, misalkan terburu-buru.

NoPerformance Rating.

Saat ini makin banyak peneliti yang tidak setuju dengan penerapan rating factor. Pada dasarnya pekerja yang diamati adalah pekerja yang sudah berpengalaman.

Not Ergonomically Sensitive.

Tidak menekankan pada resiko kesehatan pekerja akibat gerakan kerja

Ergonomically Sensitive.

Menekankan pada gerakan berhubungan dengan tubuh.

Not Methods Sensitive.

Semua aktivitas dicatat

Methods Sensitive.

Yang dicatat bagaimana gerakan itu dilakukan

Sumber : Industrial Engineering and Production School.

MODAPTS memiliki tiga klasifikasi gerakan yaitu aktivitas perpindahan, aktivitas terminal, dan aktivitas bantu. Perhitungan waktu standar dengan metode MODAPTS dilakukan dengan menjumlahkan nilai MODAPTS dan melakukan konversi ke waktu standar. Satu nilai MOD setara dengan 0,129 detik. Kode MODAPTS dan nilai MOD ditunjukkan pada Tabel 2.4.


(47)

28

Tabel 2.4 Kode MODAPTS.

Classification No Activity Symbol MOD Explanation Remark

Movement Activities

1 Finger M1 1 Movement from the knuckle 2,5 cm

2 Hand M2 2

Movement from the wrist hand or palm

must move

5 cm

3 Forearm M3 3 Movement from the elbow. Wrist must

move 15 cm

4 Whole arm M4 4 Movement from the shoulder.

Elbow must move 30 cm

5 Extended

arm M5 5

Movement from the shoulder fully to the left, right, or across the body. Shoulder must move.

40 cm

Terminal Activities

6 Grasp G0 0 Acquire contact

7 Grasp G1 1 Acquire Simple Grasp

8 Grasp G2 2 Grasping around axis

9 Grasp G3 3 Evaluate feedback Conscious

10 Grasp G11 11 Movement of fingertips Conscious

11 Put P0 0 Simply Place

12 Put P2 2 Put with Feedback Conscious

13 Put P3 3 Sensual feedback is required Conscious

14 Put P5 5 Put with Feedback Conscious

Auxiliary Activities

15 Weight L1 1

Load factor (added to put activities when the object being handles is heavy)

16 Sight E2 2 Eye Fixation, eye travel Independent

17 Judgement D3 3 Momentary Decision Independent

18 Press A2 2 Pressure movement lower than 2 kg Independent

19 Press A4 4 Pressure movement higher than 2 kg Independent

20 Walk W5 5 Walk one step or rotate

21 Regrasp R2 2 Regrasp small thing Independent

22 Regrasp R4 4 Regrasp large thing Independent

23 Step F3 3 Hill on the ground and step or release

24 Rotate C4 4 Moving in a circular path

25 Bend B17 17 Bend and elevate waist

26 Bend B8 8 Sequential B17 movements

27 Sit and

Stand S30 30

This includes both the up and down movements


(48)

2.8 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan tempat dimana karyawan melakukan aktivitas setiap harinya. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal.

Menurut Board of Certification for Professional Ergonomists (2013)

,

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja yang ditandai dengan adanya interaksi antara parameter sebagai berikut:

1. Seorang pekerja dengan atribut ukuran, kekuatan, rentang gerak, kecerdasan, pendidikan, harapan dan kemampuan fisik/mental lainnya. 2. Pengaturan kerja yang terdiri dari bagian, peralatan, panel kontrol dan

tampilan benda fisik lainnya.

3. Sebuah lingkungan kerja yang diciptakan oleh iklim, pencahayaan, temperatur, vibrasi, kebisingan, warna, debu dan kualitas atmosfer lainnya. Menurut Sutalaksana,dkk (2006:83) “Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di sekeliling manusia pada saat manusia melaksanakan kegiatannya. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila didalamnya manusia dapat melaksanakan kegiatannya dengan aman, sehat dan nyaman”.

Suatu kondisi lingkungan yang baik tidak dapat diperoleh begitu saja, tetapi harus dengan ilmu pengetahuan dan melalui tahapan-tahapan pengujian atas setiap kondisi yang mungkin. Sebagaimana kita ketahui, keadaan lingkungan dibentuk oleh berbagai unsurnya, yaitu temperatur dan kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, kadar debu, dan lain-lain.


(49)

2.9 Penelitian Terdahulu

1. Taufik Dwi Laksono ( Jurnal Teolodita, Vol.12 No.1 Juni 2010: 1-12) Melakukan penelitian yang berjudul “Metode Kerja dan Produktivitas Tukang Batu Pada Pekerjaan Plesteran” . Dalam penelitiannya terhadap metode kerja dan produktivitas tukang plester pada pekerjaan plesteran disimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas tukang plester adalah metode kerja yang digunakan dan waktu kegiatan yang diperlukan.

Pada analisis metode kerja diperoleh bahwa metode kerja yang terdiri dari 11 kegiatan membutuhkan waktu total rata-rata seluruh kegiatan adalah 616,1 detik sehingga produktivitas yang dihasilkan sebesar 6m2/jam. Sedangkan metode kerja yang memiliki 12 kegiatan membutuhkan waktu total rata-rata seluruh kegiatan adalah 642,3 detik sehingga produktivitas yang dihasilkan sebesar 5,4m2/jam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode kerja yang digunakan akan berpengaruh terhadap produktivitas yang dihasilkan.

2. Hani Shafeek ( Asian Transactions on Engineering/ATE ISSN: 2221-4267 Vol.1 No.6 Jan 2012: 1-9). Melakukan penelitian dengan judul “Maintenance Practices in Cement Industry”.

Penelitian dilakukan disebuah pabrik semen yang berlokasi di Kerajaan Saudi Arabia dan bertujuan menganalisa manajemen yang diterapkan diperusahaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan


(50)

terfokus pada target yang harus dicapai. Manajemen yang diterapkan tidak memenuhi kriteria baik. Perusahaan tidak mempunyai laporan lengkap keuangan (pembelian dan penjualan), tidak melakukan program pelatihan kepada karyawan, perusahaan tidak mempunyai jadwal perbaikan mesin secara berkala. Penulis merekomendasikan penerapan manajemen yang baik pada perusahaan, karena manajemen yang baik sangat mempengaruhi produktivitas perusahaan.

3. Sri Maryati dkk (Jurnal Teknik Industri Vol.5 No.2: 95-105 tahun 2012). Penelitian ini berjudul “Perbaikan Metode Kerja di Bagian Pelintingan Rokok dengan Menggunakan Studi Gerak dan Waktu untuk Meningkatkan Efisiensi Kerja (Studi Kasus di P.R. Sumber Rejeki Wajak Malang)”. Permasalahan yang terjadi adalah perusahaan hanya bisa memenuhi 75% target produksi yang ada. Sri Maryani dkk melakukan perbaikan metode kerja menggunakan studi gerak dan waktu dengan menggabungkan gerakan-gerakan kerja dan mengeliminasi gerakan menunggu. Hasil penelitian menunjukkan perbaikan ini mempercepat waktu siklus yang semula membutuhkan waktu 2,16 detik menjadi 1,83 detik. Perbaikan ini berhasil meningkatkan jumlah produksi.

4. Gurunath V Shinde, Prof. V.S. Jadhav (International Journal of Engineering and Technology/ IJET, ISSN : 0975-4024, Vol 4 No 4 Aug-Sep 2012: 220-227).


(51)

Penelitian ini berjudul “Ergonomic Analysys of An Assembly Workstation to Identify Time Consuming and Fatique Causing Factors Using Application of Motion Study”, berlokasi di Karad-India.

Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah hasil produksi menurun dan frekuensi kecelakaan kerja tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, diidentifikasi bahwa faktor penyebab adalah layout, alat kerja dan gerakan kerja repetitif yang tidak sesuai dengan prinsip ergonomi. Perbaikan yang dilakukan peneliti adalah:

a. Perbaikan layout kerja baru sesuai dengan prinsip ergonomi

b. Penghapusan gerakan repetitif dan penerapan prinsip ergonomi dalam gerakan kerja pada proses pengelasan.

c. Perbaikan alat las dan perbaikan pencahayaan serta ventilasi udara.

5. Sultan Ayoub Meo, Abdul Majeed Al-Drees, Abeer A. Al Masri, Fawzia Al Rouq, M.Abdul Azeem. (International Journal Of Environmental Research and Public Health, January 2013 Vol.10 No.1, 390-398; doi:10.3390/ijerph10010390).

Tulisan ini berjudul “Effect of Duration of Exposure to Cement dust on Respiratory Function of Cement Mill Workers”. Para penulis melakukan

penelitian pada sebuah pabrik semen di Pakistan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari paparan debu semen terhadap fungsi pernafasan pekerja pabrik semen. Hasil penelitian menunjukkan paparan debu semen sangat mempengaruhi fungsi pernafasan pekerja. Pekerja


(52)

pada umumnya mengalami penyakit paru obstruktif, penyakit paru restriktif, peradangan paru lainnya, bahkan kanker paru (pada paparan di atas 15 tahun dan tanpa pelindung). Untuk mengatasi risiko menghirup dan mengalami reaksi penyakit dalam tubuh akibat debu semen, langkah pencegahan yang dapat diambil adalah menghindari paparan terhadap paparan debu semen, dengan menggunakan peralatan kesehatan dan keamanan saat bekerja, seperti penutup kepala, kaca mata khusus (goggle), masker atau alat penutup hidung dan mulut lainnya, baju khusus, sepatu khusus, dan berbagai macam perlengkapan yang didesain untuk mencegah masuknya debu ke dalam saluran pernapasan. Selain itu, para pekerja juga diharapkan tidak makan atau minum di lokasi dimana debu semen bertebaran, untuk menghindari masuknya debu ini ke dalam saluran cerna kemudian ke dalam darah, karena efeknya dapat membahayakan organ-organ tubuh dalam jangka panjang, dan memeriksakan kesehatan secara berkala ke bagian kesehatan pabrik.

6. M. Muhundhan ( Indian Textile Journal, May 2013 Vol 123. No.8:57-66) Penelitian yang berjudul “Ergonomy for Productivity” dilakukan pada

sebuah pabrik garmen di India. Pada awalnya, perusahaan tidak menerapkan prinsip ergonomi pada proses pembuatan pakaian, tapi produktivitas perusahaan terus menurun karena karyawan sering mengalami sakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Hasil penelitian menunjukkan peranan ergonomi sangat penting bagi peningkatan


(53)

produktivitas perusahaan. Penerapan ergonomi pada metode kerja adalah menghilangkan gerakan repetitif, menggunakan gerakan kerja sesuai prinsip ekonomi gerakan. Penerapan ergonomi pada alat dan fasilitas kerja adalah menyesuaikan alat dengan postur tubuh. Penerapan ergonomi pada lingkungan kerja adalah pencahayaan yang cukup pada bagian pemotongan kain, pengendalian kebisingan pada bagian bordir, pengaturan ventilasi pada bagian jahit. Dengan pelatihan dan instruksi yang tepat, penggunaan alat pelindung kerja yang tepat dan sistem kerja ergonomis, pekerja garmen dapat memproduksi produk di tempat kerja yang aman dan sehat dan produktivitas perusahaan meningkat.

7. Irena Sabaric, Snjenaza Brnada, Stana Kovacevic (Industrial Engineering Journal, 2013 Vol.4 No.100:55-59).

Melakukan penelitian dengan judul “Application of the MODAPTS Method

with Innovative Solutions in the Warping Process”, berlokasi di Zagreb-Croatia. Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan gerakan tidak efektif pada proses penyusunan gulungan benang di perusahaan tekstil dengan merancang alat bantu kerja yang inovatif. Hasil penelitian menyatakan dari perhitungan studi gerakan menggunakan MODAPTS dapat menghemat waktu sebesar 75,87% mods sesudah perbaikan akibat dari penyederhanaan gerakan kerja dengan menggunakan troli inovatif.


(54)

BAB 3

GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

3.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Yoga Wibawa Mandiri berdiri pasca bencana tsunami melanda Provinsi Aceh tahun 2004. Pasca tsunami, berbagai bantuan dari seluruh dunia berdatangan, bantuan dalam bentuk pangan, sandang, obat-obatan, dan bantuan rehabilitasi rumah serta bangunan lainnya yang rusak akibat tsunami.

Tingginya kebutuhan semen untuk pembangunan kembali (rekonstruksi) Aceh, membuat sejumlah pengusaha asal Aceh yang berada di Sumatera Utara yang tergabung dalam Aceh Sepakat membentuk sebuah konsorsium untuk membangun terminal pengantongan semen yang diberi nama PT. Yoga Wibawa Mandiri berlokasi di Pelabuhan Krueng Geukuh-Lhokseumawe dengan akte pendirian perusahaan nomor 20 tanggal 6 Maret 2006.

Peletakan batu pertama pembangunan infrastruktur terminal senilai 30 milyar berlangsung pada tanggal 30 April 2007 di area pelabuhan Krueng Geukeuh. Direksi PT. Yoga Wibawa Mandiri, Irsahuddin Hasan menyebutkan terminal di Krueng Geukeuh memiliki kapasitas pengantongan 10.000 ton per bulan dan selama ini kebutuhan semen yang dipasok untuk pantai timur Aceh saja mencapai 23.000 ton setiap bulannya. Jadi dengan membuka sendiri terminal pengantongan semen dan membangun kemitraan dengan Semen Padang diharapkan keberadaan terminal mampu menghidupkan Pelabuhan Krueng Geukeuh dan mengurangi jumlah pengangguran.


(55)

3.2. Visi dan Misi Perusahaan

3.2.1 Visi Perusahaan

Menjadi industri semen yang andal, unggul, dan berwawasan lingkungan.

3.2.2 Misi Perusahaan

a. Meningkatkan nilai perusahaan bagi stakeholder, bertumbuh dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

b. Mengembangkan industri berwawasan lingkungan.

c. Mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten dan profesional.

3.2.3 Produk

PT. Yoga Wibawa Mandiri merupakan terminal pengantongan (packing plant) untuk Semen Padang. Produk yang dihasilkan ditunjukkan pada gambar 3.1.


(56)

3.3. Organisasi dan Manajemen

3.3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu sama lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga karyawan mengetahui dengan jelas tentang tugas yang harus dijalankan, dari siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggung jawab.

PT. Yoga Wibawa Mandiri memiliki struktur organisasi berbentuk lini. Pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan ke bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari bawahan ke atasannya juga dilakukan melalui garis terpendek. Perintah-perintah diberikan oleh atasannya saja dan pelaporan tanggung jawab hanya kepada atasan bersangkutan. Ciri-ciri organisasi dalam bentuk lini adalah:

a. Garis struktural langsung dari atasan ke bawahan atau dari pimpinan tertinggi kepada berbagai tingkat operasional.

b. Masing-masing pekerja bertanggung jawab penuh terhadap tugasnya. c. Otoritas dan tanggung jawab tertinggi terletak pada pimpinan puncak (top

management).

d. Ruang lingkup organisasi nya lebih kecil dan jumlah anggota juga sedikit. e. Tingkat spesialisasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas pokok dan


(57)

Struktur organisasi PT. Yoga Wibawa Mandiri ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Direktur

Plant Manager

Bagian Keamanan Bagian

Kebersihan Bagian Logistik Bagian Teknik Bagian Produksi

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Yoga Wibawa Mandiri

Tugas dan tanggung jawab pemegang jabatan di PT. Yoga Wibawa Mandiri adalah sebagai berikut:

1. Direktur

Tugas dan tanggung jawab direktur adalah sebagai berikut: a. Memimpin perusahaan agar dapat berjalan dengan baik. b. Mengkoordinir seluruh bagian yang ada di perusahaan tersebut.

c. Mengontrol masalah keahlian teknis, proyek, penjualan dan pembelanjaan perusahaan.

d. Mengadakan hubungan dengan pihak luar baik swasta maupun pemerintah yang bertujuan untuk kelancaran perusahaan.

e. Mempunyai wewenang atas persetujuan surat-surat ekstern dan intern, pesanan pembelian, penerimaan dan pengeluaran keuangan.


(58)

2. Plant Manager

Tugas dan tanggung jawab manajer pabrik adalah sebagai berikut: a. Menyeleksi dan memeriksa data yang masuk ke perusahaan.

b. Menganalisis dan memeriksa pesanan yang akan dibeli (purchase order) perusahaan.

c. Menganalisis perintah kerja (work order) yang masuk.

d. Menganalisis daftar harga yang telah direncanakan oleh pihak produksi. e. Mempunyai wewenang atas keputusan apakah order yang diperoleh layak

untuk dijalankan atau tidak dan kesesuaian dengan harganya.

f. Mempunyai wewenang untuk mengubah purchase order yang telah dibuat oleh bagian pembelian.

g. Bertanggung jawab kepada direktur atas setiap hal yang berkenaan dengan pabrik maupun administrasi.

3. Bagian Logistik

Tugas dan tanggung jawab bagian logistik adalah sebagai berikut:

a. Menentukan jumlah material yang harus dipesan sesuai dengan jumlah material yang masih ada di gudang.

b. Melakukan pemesanan bahan baku dan kontak dengan pihak konsumen setelah mendapat persetujuan dari Direktur.

c. Mengadakan surat kontrak penjualan produk dengan pihak konsumen. d. Menetapkan waktu penyerahan produk kepada konsumen melalui masukan


(59)

4. Bagian Teknik

Tugas dan tanggung jawab bagian teknik adalah sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab atas tersedianya mesin, peralatan dan kebutuhan listrik agar proses produksi selalu lancar.

b. Mengkoordinir tugas-tugas di bagian perawatan mesin dan listrik secara teratur.

5. Bagian Produksi

Tugas dan tanggung jawab bagian produksi adalah sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi dan terpenuhinya permintaan konsumen sesuai dengan rencana produksi.

b. Melaksanakan proses produksi.

c. Bertanggung jawab menjamin penanganan, penyimpanan dan perawatan barang pada setiap tahap proses produksi dikerjakan sesuai dengan persyaratan dalam standar mutu.

6. Bagian Kebersihan

Tugas dan tanggung jawab bagian kebersihan adalah sebagai berikut: a. Menjaga kebersihan di lingkungan pabrik.

b. Mengelola dan merawat segala fasilitas pendukung di lingkungan pabrik, terutama di bagian kantor.

7. Bagian Keamanan


(60)

a. Bertanggung jawab atas keamanan dan kelangsungan jalannya aktivitas perusahaan.

b. Memeriksa setiap orang yang ingin berurusan dengan pihak perusahaan. c. Menerima dan menyampaikan pesan, surat atau berita yang ditujukan

kepada perusahaan.

3.3.2 Tenaga Kerja dan Jam Kerja

PT. Yoga Wibawa Mandiri berupaya memanfaatkan tenaga kerja yang berdomisili di sekitar perusahaan yang memenuhi spesifikasi pekerjaannya. Hal ini dimaksudkan agar kecemburuan sosial yang bersumber dari masyarakat setempat dapat dihindari.

Saat ini tenaga kerja di PT. Yoga Wibawa Mandiri berjumlah 36 orang yang terdiri dari manajer, staf, karyawan dan buruh yang ditentukan berdasarkan pengalaman, spesifikasi dan tingkatan pendidikan yang dimiliki. Operator pengantongan semen berjumlah 8 orang dan keseluruhan operator adalah laki-laki. Jam kerja yang berlangsung diperusahaan adalah 7 jam kerja dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 wib dengan waktu istirahat 1 jam serta 6 hari kerja yaitu hari senin sampai dengan hari sabtu.

3.4. Mesin Yang Di Gunakan Perusahaan

Mesin yang digunakan pada proses pengantongan semen adalah sebagai berikut:

1. Compressor, berfungsi untuk mendorong semen agar mengalir lebih cepat ke dalam silo.


(61)

2. Blower air slide, berfungsi untuk menyuntikkan angin agar lebih cepat mendorong semen ke dalam silo.

3.

Dust Collector, berfungsi untuk menyaring debu pada proses pengantongan semen.

4. Storage Silo, berfungsi sebagai tempat penyimpanan semen sementara ketika dialirkan dari kapal pengangkut.

5.

Bucker elevator, berfungsi sebagai alat transportasi yang digunakan untuk mengirim bahan baku semen dari silo ke mesin packer.

6. Screw Screen, berfungsi sebagai penyaring semen kasar.

7. Packer, alat penampung semen bersih yang langsung mengalirkan ke dalam bag semen.

8. Bag Cleaning, berfungsi sebagai alat pembersih kantong semen yang pecah selama proses pengantongan.

9. Packing Conveyor, berfungsi sebagai alat yang mengalirkan kantong yang berisi semen ke armada transportasi.

3.5. Proses Produksi

Aktivitas pengantongan semen dimulai dari penerimaan bahan baku semen dari PT. Semen Padang dengan armada pengangkutan kapal laut dengan frekuensi pengangkutan rata-rata 3 kali per bulan dengan bobot 5000 ton. Semen dari kapal dialirkan ke silo melalui pipa inlet 10 inchi sepanjang 60 meter, juga menggunakan pipa inlet 8 inchi sepanjang 80 meter dengan air pressure sebesar 2,5 kg/cm2 - 4,0 kg/cm2. Selanjutnya semen dialirkan ke silo 1 dan silo 2yang berkapasitas 2800m2.


(62)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Yoga Wibawa Mandiri yang berlokasi di Jalan Medan - Banda Aceh, kompleks Pelabuhan, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Penelitian dimulai pada bulan Juni 2013 sampai dengan sekarang.

4.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Subyek pada penelitian ini adalah delapan operator yang berpartisipasi pada stasiun kerja pengantongan semen di PT. Yoga Wibawa Mandiri.

4.3 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (deduktif) dan metode yang digunakan adalah metode asosiatif kausal. Menurut Sinulingga (2012:29) “penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang dilakukan untuk menganalisis hubungan sebab akibat dengan cara mengamati akibat yang terjadi dan kemungkinan faktor (sebab) yang menimbulkan akibat tersebut”.

Pendekatan deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat lebih khusus. Pendekatan ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.


(63)

4.4 Identifikasi Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel Independen

Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya variabel dependen. Variabel independen disebut juga dengan variabel yang diduga sebagai sebab dari variabel dependen. Variabel independen yang berpengaruh terhadap perancangan penelitian adalah gerakan kerja.

4.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan adalah waktu pengerjaan.

4.4.3 Kerangka Konseptual Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengusulkan rancangan perbaikan di lantai produksi PT. Yoga Wibawa Mandiri. Adapun kerangka konseptual yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Gerakan Kerja Waktu Pengerjaan

Perancangan metode kerja Produktivitas


(64)

4.4.4 Definisi Operasional 1. Gerakan Kerja.

Gerakan-gerakan yang dilakukan operator pada proses pengantongan semen dimulai saat menyalakan mesin packer sampai dengan selesai. 2. Waktu Pengerjaan.

Waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator secara wajar (tidak terlalu cepat atau terlalu lambat) untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. Waktu pengerjaan ini dipengaruhi oleh gerakan kerja yang dilakukan operator dalam mengerjakan tugasnya. 3. Produktivitas.

Produktivitas adalah suatu perbandingan antara output dengan input. Produktivitas akan semakin baik jika output semakin tinggi sedangkan input semakin kecil.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah: 1. Panduan Wawancara.

Digunakan untuk mendapatkan informasi yang benar dengan cara bertanya langsung kepada pimpinan perusahaan dan para pekerja.

2. Video Camcorder Sony.

Digunakan ntuk pengamatan gerakan pekerja sehingga pengamatan bisa lebih terperinci dan dapat diamati berulang kali.


(65)

4.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder.

4.6.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan pengukuran langsung terhadap objek penelitian dilapangan.

1. Data gerakan kerja. 2. Data waktu pengerjaan.

3. Data persen produktif pekerja dan mesin.

4.6.2 Data Skunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari tempat objek penelitian dan bukan pengukuran langsung terhadap objek penelitian di lapangan, data skunder yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Sejarah perusahaan. 2. Struktur organisasi. 3. Proses produksi.

4. Data permintaan semen. 5. Data hasil produksi semen. 6. Jam kerja


(66)

4.7 Prosedur Penelitian

Adapun mekanisme prosedur pengumpulan data di PT. Yoga Wibawa Mandiri adalah:

1. Melakukan observasi awal.

2. Mengidentifikasi masalah yang ada pada perusahaan.

3. Melakukan studi pustaka dengan mencari teori-teori yang mendukung penelitian yang akan dilakukan.

4. Data yang dikumpulkan adalah data-data historis mengenai kegiatan produksi, data permintaan (penjualan), data umum perusahaan, dan data lainnya yang berkaitan dengan proses produksi.

5. Pengamatan ekonomi gerakan operator.

Bagan prosedur pengamatan ditunjukkan pada Gambar 4.2.

Persiapan Istirahat

Pengamatan ekonomi gerakan operator

11.30 12.30

SHIFT I SHIFT II

10.00 14.30

Pengamatan ekonomi gerakan operator


(67)

6. Pengukuran kegiatan work dan idle operator.

Bagan prosedur pengukuran kegiatan ditunjukkan pada Gambar 4.3.

Persiapan Istirahat

Pengukuran Waktu

Idle dan Work

Pengukuran Waktu

Idle dan Work

12.30 13.30

SHIFT I SHIFT II

Gambar 4.3 Prosedur Pengukuran Work dan Idle Operator 4.8 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian tahap pengumpulan data.

1. Penelitian Pendahuluan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai tema penelitian. Dalam penelitian pendahuluan ini dilihat adalah:

a. Input, proses dan output pada stasiun kerja pengantongan semen. b. Kendala dan masalah yang dihadapi perusahaan.


(68)

2. Tahapan Penelitian.

Kegiatan yang dilakukan pada saat penelitian adalah sebagai berikut: a. Pengambilan data perusahaan.

Pengambilan data perusahaan tempat dilaksanakannya penelitian, data perusahaan yang diambil yaitu : sejarah perusahaan, struktur organisasi, proses produksi yang berlangsung diperusahaan, jam kerja dan data pekerja.

b. Pengambilan data gerakan kerja

Pengambilan data gerakan dilakukan pada proses pengantongan semen, menggunakan video camcorder untuk pengamatan gerakan sehingga pengamatan bisa lebih terperinci dan dapat diamati berulang kali.

c. Pengukuran waktu kerja.

4.9 Tahap Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi, adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial dan gejala-gejala fisik dengan jalan mengamati dan mencatat. Pada penelitian ini peneliti melakukan pengamatan pada proses produksi di perusahaan.

2. Metode wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab dengan orang-orang yang berkepentingan dan mempunyai wewenang terhadap obyek-obyek yang dipelajari, sehingga data yang terkumpul adalah benar.


(1)

Peta Pekerja dan Mesin Operator C

MESIN PACKER

1,5 Mesin menyala 1,5

1 1,5

1 0,5 1,5 1

4 Mesin bekerja 4

Waktu (dtk) Waktu (dtk)

M E SIN PE TA PE K E RJ A DAN M E SIN

PEKERJAAN : PENGANTONGAN SEMEN NAMA MESIN : PACKER

NAMA OPERATOR : OPERATOR C

SEKARANG USULAN DIPETAKAN OLEH : CUT ITA

TANGGAL : 28 APRIL 2014

Menunggu zak semen penuh PE K E RJ A OPERATOR Menyalakan mesin Berputar

Berjalan ke arah meja

Mengambil dan membawa zak semen

Mesin menunggu 6,5

Berputar

Berjalan ke arah mesin packer packer

Pekerja Mesin

Waktu Menganggur 4 6,5

Waktu Kerja 7 5,5

Waktu Total 12 12


(2)

Peta Pekerja dan Mesin Operator D

MESIN PACKER

1,5 Mesin menyala 1,5

1 1,5

1 0,5 1,5 1

4 Mesin bekerja 4

Waktu (dtk) Waktu (dtk)

M E SIN PE TA PE K E RJ A DAN M E SIN

PEKERJAAN : PENGANTONGAN SEMEN NAMA MESIN : PACKER

NAMA OPERATOR : OPERATOR D

SEKARANG USULAN DIPETAKAN OLEH : CUT ITA

TANGGAL : 29 APRIL 2014

Menunggu zak semen penuh PE K E RJ A OPERATOR Menyalakan mesin Berputar

Berjalan ke arah meja

Mengambil dan membawa zak semen

Mesin menunggu 6,5

Berputar

Berjalan ke arah mesin packer packer

Pekerja Mesin

Waktu Menganggur 4 5,5

Waktu Kerja 8 6,5

Waktu Total 12 12

Persen Penggunaan 67 54


(3)

Peta Pekerja dan Mesin Operator E

Pekerja Mesin

Waktu Menganggur 4 5,5

Waktu Kerja 8 6,5

Waktu Total 12 12

Persen Penggunaan 67 54

MESIN PACKER

1,5 Mesin menyala 1,5

1 1,5

1 0,5 1,5 1

4 Mesin bekerja 4

Waktu (dtk) Waktu (dtk)

M E SIN PE TA PE K E RJ A DAN M E SIN

PEKERJAAN : PENGANTONGAN SEMEN NAMA MESIN : PACKER

NAMA OPERATOR : OPERATOR E

SEKARANG USULAN DIPETAKAN OLEH : CUT ITA

TANGGAL : 28 APRIL 2014

Menunggu zak semen penuh PE K E RJ A OPERATOR Menyalakan mesin Berputar

Berjalan ke arah meja

Mengambil dan membawa zak semen

Mesin menunggu 6,5

Berputar

Berjalan ke arah mesin packer packer


(4)

Peta Pekerja dan Mesin Operator F

MESIN PACKER

1,5 Mesin menyala 1,5

1 1 1 0,5

1 1

4 Mesin bekerja 4

Waktu (dtk) Waktu (dtk)

M E SIN PE TA PE K E RJ A DAN M E SIN

PEKERJAAN : PENGANTONGAN SEMEN NAMA MESIN : PACKER

NAMA OPERATOR : OPERATOR F

SEKARANG USULAN DIPETAKAN OLEH : CUT ITA

TANGGAL : 29 APRIL 2014

Menunggu zak semen penuh PE K E RJ A OPERATOR Menyalakan mesin Berputar

Berjalan ke arah meja

Mengambil dan membawa zak semen

Mesin menunggu 5,5

Berputar

Berjalan ke arah mesin packer packer

Pekerja Mesin

Waktu Menganggur 4 5,5

Waktu Kerja 7 5,5

Waktu Total 11 11

Persen Penggunaan 64 50


(5)

Peta Pekerja dan Mesin Operator G

MESIN PACKER

1,5 Mesin menyala 1,5

1 1,5

1 0,5 1,5 1

4 Mesin bekerja 4

Waktu (dtk) Waktu (dtk)

M E SIN PE TA PE K E RJ A DAN M E SIN

PEKERJAAN : PENGANTONGAN SEMEN NAMA MESIN : PACKER

NAMA OPERATOR : OPERATOR G

SEKARANG USULAN DIPETAKAN OLEH : CUT ITA

TANGGAL : 28 APRIL 2014

Menunggu zak semen penuh PE K E RJ A OPERATOR Menyalakan mesin Berputar

Berjalan ke arah meja

Mengambil dan membawa zak semen

Mesin menunggu 6,5

Berputar

Berjalan ke arah mesin packer packer

Pekerja Mesin

Waktu Menganggur 4 5,5

Waktu Kerja 8 6,5

Waktu Total 12 12


(6)

Peta Pekerja dan Mesin Operator H

MESIN PACKER

1,5 Mesin menyala 1,5

1 1 1 0,5

1 1

4 Mesin bekerja 4

Waktu (dtk) Waktu (dtk)

M E SIN PE TA PE K E RJ A DAN M E SIN

PEKERJAAN : PENGANTONGAN SEMEN NAMA MESIN : PACKER

NAMA OPERATOR : OPERATOR H

SEKARANG USULAN DIPETAKAN OLEH : CUT ITA

TANGGAL : 29 APRIL 2014

Menunggu zak semen penuh PE K E RJ A OPERATOR Menyalakan mesin Berputar

Berjalan ke arah meja

Mengambil dan membawa zak semen

Mesin menunggu 5,5

Berputar

Berjalan ke arah mesin packer packer

Pekerja Mesin

Waktu Menganggur 4 5,5

Waktu Kerja 7 5,5

Waktu Total 11 11

Persen Penggunaan 64 50