Perhitungan Jumlah Produksi tiap Metode Kerja Penentuan Dimensi Antropometri untuk Perancangan Fasilitas Kerja

Tabel 5.42. Nilai Level Tindakan REBA Skor REBA Level Resiko Level Tindakan Tindakan 1 Dapat diabaikan Tidak diperlukan perbaikan 2-3 Kecil 1 Mungkin diperlukan perbaikan 4-7 Sedang 2 Perlu perbaikan 8-10 Tinggi 3 Segera perbaikan 11-15 Sangat tinggi 4 Sekarang jugaperbaikan

5.5. Perhitungan Jumlah Produksi tiap Metode Kerja

Terpenuhinya jumlah permintaan dan dikirimnya pesanan tepat waktu tergantung jumlah produksi yang dihasilkan operator tiap harinya. Sebab semakin lama waktu sortasi biji kopi dibutuhkan oleh operator akan menimbulkan berkurangnya jumlah produksi per hari kerja. Lamanya waktu ini disebabkan tempat kerja yang tidak nyaman bagi operator, selain itu kondisi tubuh yang tidak ergonomis akan berakibat cepatnya timbul kelelahan yang menyebabkan operator akan lebih sering beristirahat. Banyaknya jumlah istirahat kecil yang dilakukan akan menimbulkan berkurangnya waktu standar kerja dan berakibat pada berkurangnya jumlah produksi kerja. Oleh karena itu akan dibandingkan jumlah produksi yang dihasilkan dengan dua metode, yaitu Metode Kerja A dengan posisi kerja duduk dilantai serta Metode Kerja B dengan menggunakan meja dan kursi. Perbandingan produksi dua metode kerja dapat dilihat pada Tabel 5.43. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.43. Rata-rata Perbandingan Hasil Sortasi Tiap Metode Selama Enam Belas Kali Pengamatan No Pengamatan Ke- Metode Kerja A kghari Metode Kerja B kghari 1 Operator 1 62,5 77,5 2 Operator 2 63 76,5 3 Operator 3 61,5 78,5 Rata-rata 62,33 77,5 Dari Tabel 5.43, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah produksi dengan menggunakan Metode Kerja B dengan menambahkan meja dan kursi pada bagian penyortiran. Peningkatan terjadi sebesar 77,50-62,3362,33 x 100 = 24,34 . Peningkatan yang sangat tajam ini akan sangat membantu dalam memenuhi permintaan biji kopi. Yang artinya dengan menggunakan metode kerja B duduk dengan menggunakan meja dan kursi kerja mempunyai hasil produksi 24,34 lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan metode kerja A duduk dilantai.

5.6. Penentuan Dimensi Antropometri untuk Perancangan Fasilitas Kerja

Penentuan dimesi antropometri didasarkan pada keluhan MSDs yang didapat dari kuesioner SNQ dan penilaian postur kerja pada metode B. Keluhan yang terjadi terdapat pada bahu, punggung, paha, lengan atas, lengan bawah, dan leher. Dari keluhan-keluhan tesebut dan risiko MSDs yang didapat dari penilaian postur kerja akan menjadi dasar untuk memperbaiki fasilitas kerja operator berupa rancangan meja dan kursi. Adapun dimensi-dimensi yang digunakan berdasarkan Universitas Sumatera Utara keluhan-keluhan tersebut antara lain: Tinggi Duduk Tegak TDT, Tinggi Bahu Duduk TBD, Tinggi Siku Duduk TSD, Tebal Paha TP, Tinggi Polipteal TPo, Pantat ke Lutut PKL, Pantat Polipteal PP, Lebar Pinggul LP, dan Lebar Bahu LB. Adapun dimensi TBD, TSD, TPo, PKL, PP, , LP, dan LB digunakan untuk merancang fasilitas kerja kursi. Sedangkan dimensi TDT dan TP digunakan untuk merancang fasilitas kerja meja.

5.6.1. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Nilai Maksimum dan Minimum

Berdasarkan data antropometri yang diperoleh dari hasil pengukuran dimensi tubuh operator, maka dilakukan penentuan terhadap nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum untuk masing-masing dimensi tubuh yang digunakan untuk perancangan fasilitas kerja meja dan kursi. Perhitungan nilai rata-rata, standard deviasi, nilai minimum dan maksimum pada masing-masing pengukuran adalah sebagai berikut : Sebagai contoh untuk perhitungan digunakan dimensi Tinggi Duduk Tegak TDT 1. Nilai rata-rata Dimana : n = banyaknya pengamatan ΣX n = jumlah pengamatan ke - n = X rata-rata Universitas Sumatera Utara 56 , 78 15 83 80 .... 6 , 77 5 , 77 = + + + + = X 2. Nilai standar deviasi σ 1 2 − − = ∑ n x x i σ 847 , 1 1 15 56 , 78 83 56 , 78 80 .... 56 , 78 6 , 77 56 , 78 5 , 77 2 2 2 2 = − − + − + + − + − = σ 3. Nilai maksimum dan minimum Nilai maksimum dan minimum adalah nilai terbesar dan terkecil pada data hasil pengukuran setelah dilakukan pengurutan data. Nilai maksimum Tinggi Bahu Duduk TDT = 83 Nilai minimum Tinggi Bahu Duduk TDT = 76 Hasil perhitungan rata-rata, nilai standar deviasi, nilai minimum dan maksimum hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.44. Tabel 5.44. Hasil Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, Nilai Maksimum dan Minimum Dimensi Tubuh No. Dimensi X σ X max X min 1 TDT 78,56 1,847 83 76 2 TBD 53,453 2,233 57,5 50,2 3 TSD 19,467 2,827 24 14,3 4 TP 11,673 1,036 13,2 10 5 TPo 41,36 2,675 46,3 36,2 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.44. Hasil Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, Nilai Maksimum dan Minimum Dimensi Tubuh Lanjutan No. Dimensi X max X min 6 PKL 51,553 2,553 55,7 47 7 PP 43,96 2,007 47,5 41,4 8 LP 30,78 1,39 32,8 228 9 LB 35,64 1,337 38 33,5

5.6.2. Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian terhadap data yang tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi. Apabila dalam satu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data yang tidak seragam maka data tersebut tidak dapat digunakan dan dilakukan revisi data tidak seragam dengan cara membuang data yang out of control tersebut dan melakukan perhitungan kembali. Pada penelitian ini digunakan tingkat keyakinan 95 dan tingkat ketelitian 5. Untuk menguji keseragaman data digunakan peta kontrol dengan persamaan berikut: σ k X BKA + = σ k X BKB − = Untuk Persentil 99, nilai k = 3 Untuk Persentil 95, nilai k = 2 Untuk Persentil 50, nilai k = 1 Jika X min BKB dan X maks BKA, maka data seragam Jika X min BKB dan X maks BKA, maka data tidak seragam X σ Universitas Sumatera Utara Hasil uji keseragaman data pada Tinggi Duduk Tegak TDT adalah: 254 , 82 847 , 1 2 56 , 78 = + = + = σ k X BKA 866 , 74 847 , 1 2 56 , 78 = − = − = σ k X BKB Gambar 5.21. Peta Kontrol Dimensi Tinggi Duduk Tegak TDT Tabel 5.45. Uji Keseragaman Data No Pengukuran N X σ BKA BKB Ket 1 TDT 15 78,56 1,847 82,254 74,866 TS 2 TBD 15 53,453 2,233 57,919 48,987 S 3 TSD 15 19,467 2,827 25,121 13,813 S 4 TP 15 11,673 1,036 13,745 9,601 S 5 TPo 15 41,36 2,675 46,71 36,01 S 74,5 75 75,5 76 76,5 77 77,5 78 78,5 79 79,5 80 80,5 81 81,5 82 82,5 83 TDT X-rata-rata BKA BKB Universitas Sumatera Utara Tabel 5.45. Uji Keseragaman Data Lanjutan No Pengukuran N BKA BKB Ket 6 PKL 15 51,553 2,553 56,659 46,447 S 7 PP 15 43,96 2,007 47,974 39,946 S 8 LP 15 30,78 1,39 33,56 28 S 9 LB 15 35,64 1,337 38,314 32,966 S Pada data tersebut terdapat data yang out of control, yaitu dimensi TDT dengan nilai data yang out of control akan direvisi ulang revisi I untuk mendapatkan keseragaman data. Pada data antropometri yang telah direvisi ulang revisi I dilakukan lagi perhitungan nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. Cara ini juga digunakan untuk dimensi tubuh lainnya terhadap data yang out of control. Hasil uji keseragaman data pada Tinggi Duduk Tegak TDT revisi I adalah: Pengukuran N X σ TDT 14 78,243 1,431 105 , 81 431 , 1 2 243 , 78 = + = + = σ k X BKA 381 , 75 431 , 1 2 243 , 78 = − = − = σ k X BKB X σ Universitas Sumatera Utara Gambar 5.22. Peta Kontrol Dimensi Tinggi Duduk Tegak TDT Revisi 1 Dari grafik di atas terlihat bahwa data telah berada di dalam BKA dan BKB sehingga data dapat dikatakan seragam.

5.6.3. Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data digunakan untuk menganalisis jumlah pengukuran apakah sudah representatif, dimana tujuannya untuk membuktikan bahwa data sampel yang diambil sudah mewakili populasi. Untuk melakukan uji kecukupan data digunakan persamaan berikut: 2 2 2           − = ∑ ∑ ∑ X X X N s k N 75 75,5 76 76,5 77 77,5 78 78,5 79 79,5 80 80,5 81 81,5 82 TDT BKA BKB X-rata-rata Universitas Sumatera Utara Dimana: N = Jumlah pengamatan yang dilakukan N’ = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan k = Tingkat kepercayaan 95 s = Tingkat ketelitian 5 Dengan ketentuan : Jika N’ N, maka jumlah data pengamatan sudah mencukupi. Jika N’ N, maka jumlah data pengamatan belum mencukupi. Uji kecukupan untuk dimensi Tinggi Duduk Tegak TDT adalah sebagai berikut : N = 14 k = 2 s = 0,05 ∑ = + + + + = 4 , 1095 80 5 , 80 ..... 6 , 77 5 , 77 xi ∑ = + + + + = 84 , 85733 6400 25 , 6480 ..... 76 , 6021 25 , 6006 2 2 2 2 2 xi maka : 497 , 1095,4 1095,4 84 , 85733 14 05 , 2 2 2 =         − = N Dari perhitungan terlihat bahwa nilai N’=0,497 14. Sehingga jumlah data pengamatan telah mencukupi. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.46. Perhitungan Uji Kecukupan Data No. Pengukuran N N’ KET 1 TDT 1095,4 85733,84 14 0,497 Cukup 2 TBD 801,8 42928,72 15 2,607 Cukup 3 TSD 292 5796,12 15 31,484 Tidak Cukup 4 TP 175,1 2059,03 15 11,765 Cukup 5 TPo 620,4 25759,96 15 6,249 Cukup 6 PKL 773,3 39957,47 15 3,663 Cukup 7 PP 659,4 29043,6 15 3,112 Cukup 8 LP 461,7 14238,17 15 3,045 Cukup 9 LB 534,6 19078,18 15 2,102 Cukup Apablila dari hasil perhitungan uji kecukupan data diperoleh data yang tidak cukup, maka data tersebut telah dianggap cukup karena keterbatasan waktu dan tenaga.

5.6.4. Uji Distribusi Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Test

Uji Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Test digunakan untuk Uji Goodness of Fit kesesuaian antara frekuensi hasil pengamatan dengan frekuensi yang diharapkan yang tidak memerlukan anggapan tertentu tentang bentuk distribusi populasi dari mana sampel diambil. Universitas Sumatera Utara Pengujian distribusi normal dengan Kolmogorov-Smirnov Test dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19.0. Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 5.47. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.47. Uji Distribusi Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Test Menggunakan Software SPSS 19.0 Descriptive Statistics Dimensi N Mean Std. Deviation Minimum Maximum TDT 15 78,5600 1,84654 76,00 83,00 TBD 15 53,4533 2,23347 50,20 57,50 TSD 15 19,4667 2,82657 14,30 24,00 TP 15 11,6733 1,03611 10,00 13,20 TPo 15 41,3600 2,67550 36,20 46,30 PKL 15 51,5533 2,55339 47,00 55,70 PP 15 43,9600 2,00670 41,40 47,50 LP 15 30,7800 1,38986 28,00 32,80 LB 15 35,6400 1,33727 33,50 38,00 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 Normal Parameters a,b Mean 78,5600 53,4533 19,4667 11,6733 41,3600 51,5533 43,9600 30,7800 35,6400 Std. Deviation 1,84654 2,23347 2,82657 1,03611 2,67550 2,55339 2,00670 1,38986 1,33727 Most Extreme Differences Absolute ,158 ,131 ,148 ,107 ,128 ,118 ,181 ,087 ,085 Positive ,158 ,131 ,112 ,107 ,095 ,118 ,181 ,073 ,085 Negative -,116 -,091 -,148 -,100 -,128 -,117 -,101 -,087 -,078 Kolmogorov-Smirnov Z ,612 ,506 ,574 ,416 ,495 ,458 ,701 ,338 ,329 Asymp. Sig. 2-tailed ,848 ,960 ,896 ,995 ,967 ,985 ,709 1,000 1,000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Universitas Sumatera Utara Dari hasil yang diperoleh, dapat dilihat bahwa data untuk semua dimensi tubuh dalam perancangan fasilitas kerja telah berdistribusi normal.

5.7. Penetapan Data Antropometri